Nim : 180701108
Rumah adat sunda berbentuk rumah panggung dengan filosofi manusia tidaklah hidup di
alam langit atau alam kahyangan, dunia atas. Dan juga tidak hidup di dunia bawah. Maka
dari itu manusia harus hidup dipertengahannya dan tinggal di tengah-tengah. Konsep
tersebut dituangkan dalam bentuk rumah panggung sebagai realisasi dari konsep
pemikiran tersebut secara nyata.
Bentuk rumah panggung bagi masyarakat Sunda memiliki makna yang mendalam
tentang pola keseimbangan hidup dimana harus selarasnya antara hubungan vertikal
(interaksi diri dengan Tuhan) dengan hubungan horizontal (interaksi diri dengan
lingkungan alam semesta) manifestasi ini nampak dari bangunan rumah yang tidak
langsung menyentuh tanah.
Rumah dalam bahasa sunda adalah Bumi (bahasa halus), dan bumi adalah dunia. Ini
mencerminkan bahwa rumah bukan hanya tempat untuk tinggal dan berteduh, tapi lebih
dari itu.
Terbuat dari material yang ringan, yaitu terdiri dari kayu dan bamboo yang tahan
terhadap gempa
Pembagian struktur dan konstruksi rumah Masyarakat Sunda didasarkan pada bentuk
panggung dan membaginya ke dalam dua jenis: handap dan luhur. Handap merupakan
struktur yang terletak di bawah lantai rumah terdiri dari lelemahan/lemah (tanah
dasar), dan umpak/tatapakan (pondasi). Luhur merupakan struktur yang terletak di
atas lantai rumah seperti pangadeg/adeg (dinding), lalangit/palapon (langit-langit),
dan rarangka (kuda-kuda) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
konstruksi, karena fungsinya saling mendukung sebagai kekuatan bangunan.
Menggunakan pondasi umpak. Terdapat tiga jenis umpak yaitu buleud, lisung dan
balok. Buleud adalah umpak dengan bentuk bulat, lisung berbentuk trapesium
sedangkan balok menyerupai kubus.
Kuda-kuda terdiri dari dua komponen, yaitu: nu mikul dan nu dipikul. Nu mikul
merupakan kerangka kuda-kuda utama, sedangkan nu dipikul sebagai kerangka
pendukung. Seluruh struktur suhunan menggunakan kudakuda dari kayu dan bambu
dengan bentuk kuda-kuda segi tiga.
D. Upacara Yang berlaku dalam masyarakat sunda
Upacara adat seren taun, yaitu upacara khas tradisional sunda yang mempunyai
kebiasaan mengangkut padi dari sawah ke leuit ( lumbung padi ) dengan menggunakan
pikulan khusus (rengkong) yang diiringi tabuhan musik tradisional.
Upacara Tingkeban, yaitu upacara untuk seorang ibu yang sudah mengandung selama 7
bulan. Kebiasaan ini bertujuan sebagai bentuk permohonan keselamatan bagi sang bayi
dan ibu yang melahirkan.
Sedangkan secara simbolik didasarkan pada kepercayaan Orang Sunda, bahwa dunia
terbagi tiga: buana larang, buana panca tengah, dan buana nyuncung. Buana panca tengah
merupakan pusat alam semesta dan manusia menempatkan diri sebagai pusat alam semesta,
karena itulah tempat tinggal manusia harus terletak di tengah-tengah, tidak ke buana larang
(dunia bawah/bumi) dan buana nyuncung (dunia atas/langit). Dengan demikian, rumah
tersebut harus memakai tiang yang berfungsi sebagai pemisah rumah secara keseluruhan
dengan dunia bawah dan atas. Tiang rumah juga tidak boleh terletak langsung di atas tanah,
oleh karena itu harus di beri alas yang berfungsi memisahkannya dari tanah yaitu berupa batu
yang disebut umpak.
Daftar Pustaka
https://dearchitectblog.wordpress.com/2016/12/21/arsitektur-sunda/
https://media.neliti.com/media/publications/165952-ID-konsep-arsitektur-tradisional-
sunda-masa.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/197605132
006041-NURYANTO/ars.sunda-vernakular-nur.pdf
https://dearchitectblog.wordpress.com/2016/12/21/arsitektur-sunda/
http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/download/224/pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sunda#:~:text=Suku%20Sunda%20(Urang%20Su
nda%2C%20aksara,barat%20Jawa%20Tengah%20(Banyumasan).
https://brainly.co.id/tugas/2521506