ﻟﻘﺪ َﺟ َﺎءت ُر ُﺳ ُﻞ َ ﱢر ﻨﺎ ِ ﺎﻟ َﺤﻖ َوﻧﻮدوا أن ِﺗﻠ ُﻢ اﻟ َﺠﻨﺔ. ُ اﻟﺤ ْﻤﺪ ِ ِ اﻟ ِﺬي ﻫﺪاﻧﺎ ِﻟ َﻬﺬا َو َﻣﺎ ﻛﻨﺎ ِﻟﻨ ْﻬﺘ ِﺪ َي ﻟ ْﻮ أن ﻫﺪاﻧﺎ ا
َ َ ُْ َ ُْ
أورﺛﺘ ُﻤﻮﻫﺎ ِ َﻤﺎ ﻛﻨﺘ ْﻢ ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮن
ُ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ ﱠ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ ُ ﱠ
ْ ﻚ ﻟﻪ َوأﺷ َﻬﺪ أن ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪا ﻋ ْ ﺪ ُە َو َر ُﺳ ْﻮﻟﻪ أﺷﻬﺪ أن ِإﻟﻪ ِإ ﷲ وﺣﺪە
ّ َ َ َ
اﻟﻠ ُﻬ ّﻢ َﺻ ﱢﻞ َو َﺳﻠ ْﻢ ﻋ ُﻣ َﺤ ّﻤ ٍﺪ َوﻋ ِآﻟ ِﻪ وأ ْﺻ َﺤﺎ ِ ِﻪ َو َﻣ ْﻦ ﺗ ِ َﻌ ُﻬ ْﻢ ِﺑ ِ ْﺣ َﺴ ٍﺎن ِإ َﻳ ْﻮ ِم اﻟﺪ ْﻳﻦ
ُﱠ ً ْ ﱠ َ ْ َ َ َ َْ َ َ َُ ﱡَ ﱠ ُ ﱠ
ﺎس اﺗﻘﻮا َ ﱠر ُﻢ اﻟ ِﺬي ﺧﻠﻘ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ﻧﻔﺲ َو ِاﺣﺪ ٍة َوﺧﻠﻖ ِﻣﻨ َﻬﺎ ز ْو َﺟ َﻬﺎ َو َ ﺚ ِﻣﻨ ُﻬ َﻤﺎ ر َﺟﺎ ﻛ ِﺜ ا َو ِ َﺴ ًﺎء َواﺗﻘﻮا ا َ اﻟ ِﺬي ﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﻨ
َ َ ﱠ َْ َ َ
َﺴ َﺎءﻟﻮن ِ ِﻪ َواﻷ ْر َﺣ َﺎم ِإن ا َ ﺎن ﻋﻠ ْ ْﻢ َرِﻗﻴ ﺎ
ُ َ ْ َُْ ْ َ ً َ َ َ ََ َ ُ َ ََ ََ َ ﱠ َ ّ َ ْ َُْ ﱢ َْ َ ََْ َ َ ََ َْ َ َُ ََْ َ َْ َ ُ ﱠ
اﺟ ِﺘﻨﺎ َ ﻪ ﺎﻃ وارزﻗﻨﺎ ِ ﺎﻃﻞ ِ وأرﻧﺎ اﻟ، وأرﻧﺎ اﻟﺤﻖ ﺣﻘﺎ وارزﻗﻨﺎ اﺗ ﺎﻋﻪ، وزدﻧﺎ ِﻋﻠﻤﺎ، واﻧﻔﻌﻨﺎ ِ ﻤﺎ ﻋﻠﻤﺘﻨﺎ،اﻟﻠﻬﻢ ﻋﻠﻤﻨﺎ ﻣﺎ ﻳﻨﻔﻌﻨﺎ
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa
kepada-Nya dengan sebenar benar taqwa.
Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi kita Muhammad Shallalahu
alaihi wasallam, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh yang mengiku
ajarannya hingga akhir zaman.
Ibadallah,
Diriwayatkan al-Bukhari dalam shahihnya terdapat sebuah hadits dari Ibnu Umar radhiallahu
Ta’ala ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundakku dan berkata,
َ ٌ اﻟﺪ ْﻧ ﺎ ﺄ ﱠﻧ َﻚ ﻏ
أ ْو ﻋ ِﺎﺑ ُﺮ ﺳ ﻞ،ﺐ
ﱡ
ﻛ ْﻦ
“Sikapilah dunia ini seakan engkau adalah orang asing atau hanya menyeberangi jalan.”
Hiduplah di dunia ini seolah-olah Kita orang asing atau hanya menyeberang jalan. Dua
keadaan ini dak akan terwujud pada diri seseorang yang menyiapkan dirinya untuk nggal.
Tidak menyiapkan dirinya untuk melanjutkan perjalanan. Bahkan ia bersungguh-sungguh
untuk ambisinya dan cita-citanya kemudian berusaha mengejarnya.
Kita datang ke dunia ini bukan untuk nggal selama-lamanya di dalamnya. Kita datang ke
dunia ini untuk diuji. Waktu ujian itu dak lama! Hari-harinya akan berlalu. Dan akan hilang
masa-masanya. Kemudian manusia akan merasakan apa yang difirmankan Allah Ta’ala,
ٌَ ْ َْ
ﱡﻞ ﻧﻔﺲ ِ َﻤﺎ ﻛ َﺴ َ ﺖ َر ِﻫﻴﻨﺔ
Masing-masing kita bertanggung jawab atas perbuatannya. Akan dihisab dan dibalas sesuai
dengan amalnya tersebut. Tidak akan ada yang luput sedikit pun. Semua akan ditanyai.
Sampai-sampai se ap kenikmatan yang masuk ke dalam mulutnya. Allah akan bertanya
kepada kita.
ﱠ َ ُ ُ
ﺛ ﱠﻢ ﻟ ْﺴﺄﻟ ﱠﻦ َﻳ ْﻮ َﻣ ِﺌ ٍﺬ ﻋﻦ اﻟﻨ ِﻌ ِﻢ
“kemudian kamu pas akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu).” [Quran At-Takatsur: 8]
Suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya. Ia menjumpai Abu
Bakar. Beliau bertanya,
ﻣﺎ أﺧﺮﺟﻚ؟:ﺎ أ ﺎ ﻜﺮ
اﻟﺠ ع ﺎ رﺳﻮل ﷲ
“Lapar, Rasulullah.”
Beliau menanggapi,
“Demi Allah, yang membuatku keluar juga adalah yang membuatmu keluar.”
ﻣﺎ أﺧﺮﺟﻚ؟:ﺎ ﻋﻤﺮ
Umar menjawab,
اﻟﺠ ع ﺎ رﺳﻮل ﷲ
“Lapar, Rasulullah.”
Tiga orang. Mereka ini adalah tokoh manusia dunia di zaman tersebut. Sebaik-baik orang
yang menginjakkan kaki di muka bumi. Mereka keluar dari rumah mereka masing-masing
dikarenakan lapar. Karena dak ada sesuatu yang bisa mereka makan di rumah. Karena
sedikitnya dunia mereka. Lalu ke ganya menemui seorang sahabat Anshar. Lalu ia
mendatangkan sejumlah kurma. Ke ganya memakannya. Lalu memakan makanan yang lain.
Setelah itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﱠ َ ُ
ﻟ ْﺴﺄﻟ ﱠﻦ َﻳ ْﻮ َﻣ ِﺌ ٍﺬ ﻋﻦ اﻟﻨ ِﻌ ِﻢ: ورﻃﺐ وﺗﻤﺮ ﻇﻞ ﺎرد وﻣﺎء و
“Tempat bernaung yang teduh. Ada air. Kurma muda. Kurma masak. Dan kurma kering.
‘Sungguh, pada hari itu kalian akan ditanya tentang kenikmatan’
Mereka kelaparan. Lalu mereka makan untuk menghilangkan rasa lapar tersebut. Dan juga
peranan seorang Anshar yang memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu
Bakar, dan Umar dengan makanan. Mereka semua akan ditanya tentang kenikmatan itu.
Lalu bagaimana dengan kita? Kita mereguk kenikmatan yang banyak dan silih bergan .
Hampir dak ada di antara kita yang keluar rumah karena kelaparan. Kita keluar rumah
bukan karena lapar, tapi malah untuk menambah apa yang sudah kita dapatkan dan kita
rasakan.
Tidakkah kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya kepada kita?
Tidakkah kita merenungkan, menyadari, mengingat, dan bersungguh-sungguh
memanfaatkan kenikmatan tersebut untuk meraih ridha Allah?
ُ ُ َ َ َ ْ ُ ﱠ ُ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ﱠ ْ ُ
َوأﺷ َﻬﺪ أن ﻧ ِ ﱠﻴﻨﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪا ﻋ ْ ﺪ ُە َو َر ُﺳ ْﻮﻟﻪ،ْ ﻚ ﻟﻪ َوأﺷ َﻬﺪ أن ِإﻟﻪ ِإ ﷲ وﺣﺪە، أ ْﺣ َﻤﺪ َر ﱢ َوأﺷﻜ ُﺮ ُە
ُ ﱢ َ َ َ َ َ
اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ َﺻ ﱢﻞ ﻋ ﻧ ِ ﱢﻴﻨﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َوﻋ ِآﻟ ِﻪ َو َﻣ ْﻦ ﺗ ِ َﻌ ُﻬ ْﻢ ِﺑ ِ ْﺣ َﺴ ٍﺎن ِإ َﻳ ْﻮ ِم اﻟﺪ ْﻳﻦ — ا ﱠﻣﺎ َ ْﻌﺪ
َ ُْ َ ُ ﱠ َُ ﱠ َُ َُ ﱠ
آﻣﻨﻮا اﺗﻘﻮا ا َ َﺣﻖ ﺗﻘ ِﺎﺗ ِﻪ َوﻻ ﺗ ُﻤﻮﺗ ﱠﻦ ِإ َوأﻧﺘ ْﻢ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ُﻤﻮن َ ﺎ أ ﱡﻳ َﻬﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ
Ibadallah,
Allah memerintahkan kita untuk bertakwa kepada-Nya. Dia memerintahkan agar kita dak
ma kecuali di atas keislaman kita. Berpegang teguh dengan ketakwaan akan mengantarkan
seseorang pada husnul kho mah. Dan sudah seharusnya seseorang terus melakukan apa
yang Allah perintahkan hingga ia wafat dalam keadaan keislamannya. Inilah cita-cita
ter nggi seorang muslim. Siapa yang diberi taufik untuk demikian, ia akan berbahagia di
dunia dan akhirat. Dan masuk ke dalam surga Allah.
Ibadallah,
Pertanyaannya! Apakah kita akan mendapatkan taufik di saat-saat sulit itu datang ba- ba?
Karena itu Is qomahlah mulai sekarang juga. Niscaya Allah akan memberi pertolongan dan
keteguhan di masa-masa sulit. Allah Ta’ala berfirman,
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah
mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. [Quran Fussilat: 30]
Inilah karunia Allah kepada hamba-hamba-Nya yang di masa hidupnya senan asa
melakukan ketaatan hingga kema an menjemputnya. Karena itu, bersungguh-sungguhlah
untuk melakukan amal shaleh. Penuhi waktu Kita dengan sesuatu yang Kita suka kalau Kita
diwafatkan dalam kondisi tersebut.
Sekarang, betapapun banyak harta yang kita miliki. Betapapun mulia kedudukan Kita.
Betapapun banyak anak-anak Kita dan dunia yang Kita dapatkan. Kita tetap akan keluar dari
dunia ini dengan membawa kain kafan saja. yang menemani Kita hanyalah amal shaleh. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ٌ
واﺣﺪ
َْ
اﺛﻨﺎن و ﻊﺟ َ أﻫﻠ ُﻪ وﻣﺎﻟﻪ:ﺛﻼﺛ ٌﺔ
ْ ﻓ،وﻋﻤﻠﻪ َ َ ُ ْﻳ
ﺒﻊ اﻟﻤ ﺖ
ِ ِ ِ
“Yang mengiku mayit itu ada ga: keluarganya, hartanya, dan amalnya. Yang dua akan
Kembali dan nggal bersamanya hanya satu.”
Inilah kondisi kita semua! di dunia Kita memiliki ga : keluarga, harta, dan amal. Dua hal
akan Kembali! hanya satu yang akan nggal bersama kita. Keluarga dan harta akan Kembali
dak ikut nggal di kubur bersama kita. Yang nggal hanyalah amal.
Amal dak akan berpisah dari seseorang. Se ap orang akan mempertanggung-jawabkan apa
yang mereka usahakan. Amal kita adalah tanggung jawab kita. Jika amal tersebut baik, maka
kita akan bergembira dan mendapatkan hasil yang membahagiakan kita. mendapatkan
kenikmatan di alam kubur sebelum nan mendapatkan yang lebih baik lagi di hari
kebangkitan. Namun, Jika amal tersebut buruk, ia akan membuat kita bersedih. Dan betapa
celakanya seseorang yang kondisinya seper ini. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta’ala
berfirman,
“Wahai hamba-hamba-Ku, hanyalah amal perbuatan kalian yang akan dihitung untuk kalian.
Kemudian aku beri balasan yang sepadan untuk kalian. Siapa yang mendapatkan kebaikan,
hendaknya ia memuji Allah. Dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, janganlah ia
salahkan selain dirinya sendiri.”
Hari-hari dan tahun-tahun terus berlalu, apakah kita akan terus dalam kelalaian?
Kapan kita akan sadar? Kapan kita akan berusaha memperbaiki diri kita dan ha kita?
Memeriksa bagian mana yang kurang dari amalan kita, lalu kita memperbaiki hubungan kita
dengan Allah.
Sesungguhnya memperbaiki hubungan dengan Allah dak akan terwujud kecuali dengan
ha yang tunduk dan pasrah. Kemudian is qomah untuk beramal shaleh. Karena itu,
koreksilah diri! Koreksi bagaimana kita dalam menunaikan kewajiban. Kemudian jadikan
hari-hari dan tahun-tahun kita berbeda dari yang sebelumnya.
Se ap hari berjalan, ar nya ajal kita semakin dekat. Semakin dekat pula kita ke kubur kita.
karena itu, bersungguh-sungguhlah dalam mempersiapkannya. Sadarlah! Jangan sampai
ter pu dengan kondisi kita sekarang. Baik berupa harta, kenikmatan, kedudukan, dll dari
kenikmatan dunia yang kita miliki. Semua itu fana dan sangat cepat berlalu.
—----------------------------------------------.....---------------------------------------------------------