Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jum’at – Perintah Allah Merupakan Ujian

Keimanan
Ustad M Taufik NSNovember 17, 2017
ْ
‫ َﺗ َﺒ َﺎر َك اﻠ ِﺬ ْي َﺟ َﻌ َﻞ ِﻓﻲ اﻠﺴ َﻣ ِﺎء ُﺑ ُﺮ ْو ًﺟﺎ َو َﺟ َﻌ َﻞ ِﻓ ْﻴ َﻬﺎ‬،‫َاﻠ َﺤ ْﻣ ُﺪ ِ ِ اﻠ ِﺬ ْي َﻜ َﺎن ِﺑ ِﻌ َﺒ ِﺎد ِﻩ َﺧ ِﺒ ْﻴ ًﺮا َﺑ ِﺼ ْﻴ ًﺮا‬
ُ ُ ‫ ا ْﺷ َﻬ ُﺪ َا ْن َﻻ إ َﻠ َﻪ إﻻ‬.‫ِﺳ َﺮ ًاﺟﺎ َو َﻗ َﻣ ًﺮا ُﻤ ِﻨ ْﻴ ًﺮا‬
‫ﷲ وا◌ َْﺷ َﻬ ُﺪ َان ُﻤ َﺤﻣ ًﺪا َﻋ ْﺒ ُﺪ ُﻩ ُو َر ُﺳﻮﻠ ُﻪ اﻠ ِﺬ ْي َﺑ َﻌ َﺜ ُﻪ‬ ِ ِ
َ ّ َ ْ ْ َ ْ
‫ اﻠﻟ ُﻬﻢ َﺻ ِﻞ َﻋﻟﻲ َﻧ ِﺒ ِّـﻴ َﻨﺎ ُﻤ َﺤﻣ ٍﺪ‬.‫ َو َد ِاﻋ َﻴﺎ ِإﻠﻰ اﻠ َﺤ ِ ّﻖ ِﺑ ِﺈذ ِﻧ ِﻪ َو ِﺳ َﺮ ًاﺟﺎ ُﻤ ِﻨ ْﻴ ًﺮا‬،‫ِﺑﺎﻠ َﺤ ِ ّﻖ َﺑ ِﺸ ْﻴ ًﺮا َو َﻧ ِﺬ ْﻳ ًﺮا‬
ٓ
‫ اﻤﺎ َﺑ ْﻌ ُﺪ؛‬.‫َو َﻋ َﻟﻰ ا ِﻠ ِﻪ َو َﺻ ْﺤ ِﺒ ِﻪ َو َﺳ ِّﻟ ْﻢ َﺗ ْﺴ ِﻟ ْﻴ ًﻣﺎ َﻜـ ِﺜ ْﻴ ًﺮا‬
ٓ
‫ َﻳﺎ اﻳ َﻬﺎ اﻠ ِﺬ ْﻳ َﻦ ا َﻤ ُﻨﻮا‬.‫ﷲ َﺣﻖ ُﺗ َﻘﺎ ِﺗ ِﻪ َو َﻻ َﺗ ُﻣ ْﻮ ُﺗﻦ ِإﻻ َوا ُﻧﺘ ْﻢ ﻤ ْﺴ ِﻟ ُﻣ ْﻮ َن‬ َ ‫َﻳﺎ اﻳ َﻬﺎ اﻠ ِﺬ ْﻳ َﻦ َء َاﻤ ُﻨﻮا اﺗ ُﻘﻮا‬
‫ﷲ َﺧ ِﺒ ْﻴ ٌﺮ ِﺑ َﻣﺎ َﺗ ْﻌ َﻣ ُﻟ ْﻮ َن‬
َ ‫ﷲ إن‬ َ ‫ﷲ َو ْﻠ َﺘ ْﻨ ُﻈ ْﺮ َﻧ ْﻔ ٌﺲ َﻤﺎ َﻗﺪ َﻤ ْﺖ ِﻠ َﻐ ٍﺪ َواﺗ ُﻘﻮا‬ َ ‫ َاﺗ ُﻘﻮا‬.
ِ
Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan mutu keimanan dan kualitas ketaqwaan kita.
Keimanan seseorang pastilah akan diuji oleh Allah swt, semakin tinggi tingkat
keimanan, semakin berat pula ujian yang akan Allah berikan. Allah berfirman:

َ َ َُ ُْ َ ْ ُ َ َٓ ُ َُ ْ ُ َ ُْ ْ ُ
‫ﻮن – َوﻠ َﻘ ْﺪ َﻓ َﺘﻨﺎ اﻠ ِﺬ َﻳﻦ ِﻤ ْﻦ َﻗ ْﺒ ِﻟ ِﻬ ْﻢ‬ ‫ا َﺣ ِﺴ َﺐ اﻠﻨﺎس ان ﻳﺘﺮﻜﻮا ان ﻳﻘﻮﻠﻮا اﻤﻨﺎ وﻫﻢ ﻻ ﻳﻔﺘﻨ‬
َ ‫َﻓ َﻟ َﻴ ْﻌ َﻟ َﻣﻦ ا ُ اﻠ ِﺬ َﻳﻦ َﺻ َﺪ ُﻗﻮا َو َﻠ َﻴ ْﻌ َﻟ َﻣﻦ ْاﻠ َﻛ ِﺎذﺑ‬
‫ﻴﻦ‬ ِ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah
beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-
orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-
‘Ankabut : 2 – 3)

Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

Diantara jenis ujian yang Allah berikan kepada kita adalah ujian yang berbentuk
perintah. Nabi Ibrahim a.s. diuji dengan perintah untuk meninggalkan Hajar dan
Isma’il di lembah tandus di Makkah, Hajar , istri nabi Ibrahim di uji dg ditinggalkan
suami di tempat yg tak bertuan, dalam riwayat Bukhory dinyatakan bahwa awalnya
beliau tidak rela, selalu mengikuti Ibrahim sambil berkali-kali bertanya:
َ ْ ْ
‫َﻳﺎ ِإ ْﺑ َﺮ ِاﻫ ُﻴﻢ ا ْﻳ َﻦ َﺗﺬ َﻫ ُﺐ َو َﺗ ْﺘ ُﺮ ُﻜ َﻨﺎ ِﺑ َﻬﺬا اﻠ َﻮ ِادي اﻠ ِﺬي ﻠ ْﻴ َﺲ ِﻓ ِﻴﻪ ِإ ْﻧ ٌﺲ َو َﻻ َﺷ ْﻲ ٌء‬
Wahai Ibrahim, kemana engkau akan pergi dan meninggalkan kami di lembah ini,
lembah yang tidak ada orang dan tidak ada sesuatupun?

Nabi Ibrahim diam, tidak sanggup menjawab pertanyaan istrinya, sampai akhirnya
istrinya kemudian bertanya:
‫ﷲُ اﻠ ِﺬي ا َﻤ َﺮ َك ِﺑ َﻬ َﺬا‬
Apakah Allah yang memerintahkan engkau hal ini ?
Nabi Ibrahim baru bisa menjawab, “ya”, kemudian Hajar mengatakan

‫ِإ َذ ْن َﻻ ُﻳ َﻀ ِّﻴ ُﻌ َﻨﺎ‬


Kalau demikian (perintah Allah), maka (Allah) tidak akan menelantarkan kami
Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

Sungguh Ibrohim dan istrinya telah membuktikan keimanan mereka kepada Allah
dengan menjunjung tinggi perintah Allah walaupun dalam pandangan kebanyakan
manusia, perintah tersebut sangatlah tidak manusiawi. Coba kita bayangkan
seandainya kita yang diperintahkan untuk meninggalkan istri dan anak yang sudah
lama kita nantikan kelahirannya, bukan meninggalkan di tempat yang dekat, namun
ditempat yang jauh yakni dari Palestina ke Makkah, bukan di tempat yang tersedia
kebutuhan hidup, namun di lembah tandus yang air pun susah dicari, akan tetapi
keimanan telah merasuk ke diri mereka, hingga dengan kemantapan hatinya Hajar
mengatakan: “Kalau demikian (perintah Allah), maka (Allah) tidak akan menelantarkan
kami”

Ketika mereka lulus dari ujian ini, tidak berselang lama turunlah ujian berikutnya yakni
perintah untuk menyembelih putranya yang sangat ia cintai. Bagaimana mungkin
seorang bapak harus menyembelih anaknya yang sangat dia cintai, padahal anaknya
itu tidak melakukan kesalahan apapun. Sungguh ini ujian yang sangat berat sehingga
Allah sendiri mengatakan:
ُ ‫ِإن َﻫ َﺬا َﻠ ُﻬ َﻮ ْاﻠ َﺒ َﻼ ُء ْاﻠ ُﻣﺒ‬
‫ﻴﻦ‬ ِ
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (QS. Ash-Shaffat : 106).

Dan di sini kita melihat bagaimana kualitas iman Nabi Ibrahim as. yang benar-benar
sudah tahan uji, sehingga dengan segala ketabahan dan kesabarannya, perintah yang
sangat berat itupun dijalankan, walaupun akhirnya Allah menggantikan Isma’il dengan
domba yang besar.

Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

Apa yang dilakukan oleh keluarga Nabi Ibrahim a.s merupakan cermin bening untuk
melihat sejauh mana kualitas keimanan kita kepada Allah SWT. Kualitas keimanan kita
dapat kita ukur dengan merenungi sejauh mana sikap dan ketundukan kita kepada
perintah-perintah Allah SWT.

Apakah kita melaksanakan shalat dengan rasa ringan atau berat?, apakah kita
mengeluarkan zakat harta kita dengan enteng ataukah justru kita merasa rugi
mengeluarkannya?, apakah kita berhaji karena perintah Allah ataukah karena gengsi?,
sudahkah kita berupaya menambah ilmu kita setiap hari, ataukah kita hanya
memberikan sisa-sisa waktu kita untuk ilmu, itupun kalau sempat? Sudahkah kita
berupaya menegakkan semua perintah Allah dalam setiap aspek kehidupan kita?,
dalam hal berekonomi, berinteraksi sosial, termasuk perintah-perintah Allah dalam
mengatur pemerintahan? Kalau semua itu belum kita upayakan, atau kita berupaya
namun asal-asalan, atau justru mencari-cari alasan untuk tidak menjalankannya, maka
marilah mulai saat ini, kita kuatkan tekad untuk senantiasa berupaya melaksanakan
semua perintah Allah SWT dalam aspek apapun.
Sungguh, ketaatan kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan bukan hanya
merupakan ujian keimanan, yang bila kita laksanakan dengan sempurna akan
menambah kekuatan iman kita, namun tegaknya perintah Allah, tegaknya syari’ah-
Nya juga akan menjadikan hidup ini penuh berkah. Rasulullah bersabda:
ً ‫ َﺧ ْﻴ ٌﺮ ِﻻ ْﻫ ِﻟ َﻬﺎ ِﻤ ْﻦ ا ْن ُﻳ ْﻣ َﻄ ُﺮوا ا ْر َﺑ ِﻌ ْﻴ َﻦ َﺻ َﺒ‬،‫َﻠ َﺤﺪ ُﻳ َﻘ ُﺎم ِﻓﻲ اﻻ ْرض‬
‫ﺎﺣﺎ‬ ِ
Sungguh satu hukum yang ditegakkan dibumi lebih baik bagi penduduknya daripada
mereka diberi hujan 40 pagi (HR Ahmad dan An Nasa’i dari Abu Hurairah)
ْ ‫ﺎت َو ِّاﻠﺬ ْﻜﺮ‬
‫اﻠﺢ◌َ ِﻜ ْﻴﻢ‬ ِ َ ‫ َو َﻧ َﻔ َﻌ ِﻨﻲ َواِﻳ ُﺎﻜ ْﻢ ﺑ َﻣﺎ ِﻓ ْﻴ ِﻪ ِﻤ َﻦ َاﻻ‬،‫ﷲ ِﻠﻲ َو َﻠ ُﻛ ْﻢ ِﻓﻲ ْاﻠ ُﻘ ْ َﺮان ْاﻠ َﻌ ِﻈﻴﻢ‬
‫ﻳ‬ ُ ‫َﺑ َﺎر َك‬
ِ ِ ِ
ْ َ ْ ُ َ ْ َ ‫َا ُﻗ ْﻮ ُل َﻗ ْﻮ ِﻠﻲ َﻫ َﺬا َو َا ْﺳ َﺘ ْﻐ ِﻔ ُﺮ‬
‫ﺎﺳ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮو ُﻩ اِﻧ ُﻪ‬
ْ ‫ﻴﻦ ﻓ‬ َ ‫ﷲ اﻠ َﻌ ِﻈ ْﻴﻢ◌َ – ِﻠﻲ َوﻠﻛ ْﻢ َو ِﻠ َﺴﺎ ِﺋﺮ اﻠ ُﻣ ْﺴ ِﻟﻣ‬
ِ ِ ْ
‫ُﻫ َﻮاﻠ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر اﻠﺮ ِﺣ ِﻴﻢ‬

Anda mungkin juga menyukai