Anda di halaman 1dari 13

INFOMATEK

Volume 5 Nomor 1 Maret 2003

PENELUSURAN SOLUSI NUMERIK MODEL PERGERAKAN ARUS


DI PERAIRAN MUARA SUNGAI CISADANE

Hary Pradiko

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik - Universitas Pasundan

Abstrak : Salah satu Pencemar pantai Jakarta adalah pesisir Muara Sungai Cisadane, sebelah barat Teluk
Jakarta. Penggambaran pergerakan cemaran air menggunakan pendekatan model dengan persamaan
hidrodinamik (persamaan momentum dan persamaan kontinuitas) dalam simulasi model numerik yaitu
pendekatan beda hingga eksplisit (explicit finite difference). Hasil simulasinya diambil pada jam ke-286 waktu
iterasi dengan grid 500 meter saat kondisi pasang. Gerak elevasi model sudah mengikuti gerak elevasi data
lapangan di Tanjung Priok dengan perbedaan maksimum sebesar 0,2 meter.

Kata kunci : explicit finite difference, hidrodinamik, kontinuitas, momentum

I. PENDAHULUAN Muara Sungai Cisadane. Oleh karena


pentingnya perairan pantai tersebut, karena di
Besarnya konsentrasi1 pencemar yang terdapat
sana terdapat banyak ikan dan kehidupan laut
dalam perairan pantai ditentukan salah satunya
lainnya yang penting bagi nelayan, maka
berdasarkan pergerakan air. Pergerakan air di
dibutuhkan suatu pengelolaan terhadap daerah
perairan pantai yang dominan dipengaruhi oleh
itu.
pasang surut menyebabkan konsentrasi
pencemar di suatu tempat berbeda dengan
Perairan Muara Sungai Cisadane, karena
konsentrasinya di tempat yang lain. Salah satu
berada di sebelah Barat teluk Jakarta, mungkin
perairan yang mempunyai kemungkinan
juga dapat mempengaruhi perairan pantai
terjadinya pencemaran adalah perairan di
Jakarta. Untuk mengetahui pengaruhnya
1
Dosen TL Fakultas Teknik Unpas, Tlp. 022 2001985 dibutuhkan analisis pergerakan air di perairan
Infomatek Volume 5 Nomor 1 Maret 2003 : 36 - 46

Muara Pantai Sungai Cisadane. Untuk lebih sehingga diharapkan akan diperoleh gambaran
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. gerak arus yang mewakili kondisi sebenarnya.

Salah satu cara penggambaran gerak arus di


II. METODOLOGI
laut adalah dengan pemodelan terhadap
Data yang akan digunakan diambil dari hasil
pergerakan arus yang membawa pencemar
peramalan pasang surut yang dilakukan di
dengan menghubungkan variabel – variabel
Laboratorium Oseanografi Jurusan Geofisika
seperti kondisi pasang surut, tinggi elevasi muka
dan Meteorologi ITB dengan Program ORI
air laut, kedalaman laut, dan kecepatan arus,
buatan Jepang.

P. R am bu t P . U n tu n g J a w a

0
L aut Jaw a
K a ra n g N irw a n a
P . B id a d a ri

S . C isa d a n e

06 04’ LS
T a n ju n g P rio k
T e lu k J a k a r ta

0
K a b . T an g era n g
U
0
1 0 6 3 6 ’ B T 1 0 6 05 3 ’ B T

Gambar 1
Daerah studi di Muara Sungai Cisadane dan Teluk Jakarta

Sedangkan stasiun pengamatan kelautan Tanjung Priok. Hasilnya akan digunakan untuk
Angkatan Laut (Dishidros) di daerah Tanjung membuat model detailnya di daerah studi.
Priok digunakan sebagai data verifikasi. Oleh
karena letaknya yang cukup jauh dari lokasi Model besar dalam penelitian ini menggunakan
penelitian maka permodelan dilakukan dengan ukuran grid  x=  y=500 m dan 1000 m untuk
membuat model yang menghubungkan lokasi mendapatkan ukuran grid yang tepat dan
studi dengan stasiun pengamatan kelautan mendekati kenyataan yang sebenarnya. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.

37
Penelusuran Solusi numerik Model Pergerakan Arus
Di Perairan Muara Sungai Cisadane [Hary Pradiko]

Nilai awal dalam model ini adalah nol untuk


kecepatan dan elevasi di semua grid. Syarat Persamaan-persamaan yang digunakan untuk
batas yang diterapkan di batas terbuka (laut) membuat model adalah persamaan momentum
adalah elevasi hasil interpolasi data peramalan hidrodinamika yang dibagi menjadi momentum
ORI kesetiap titik syarat batas (  =  (t) ) dan arah-x dan arah y dan persamaan kontinuitas.
u/n = 0. Sedang pada syarat batas tertutup Selanjutnya kedua persamaan ini diubah
(darat) diterapkan kecepatan arah normalnya menjadi persamaan numerik yang merupakan

sama dengan nol (Vn = 0) dan  / n = 0. pendekatan dari persamaan asalnya, sehingga
diharapkan penyelesaian persamaan tersebut

Data input yang digunakan dalam model bisa didekati dengan menyelesaikan persamaan

diperoleh dari data lapangan atau data numeriknya.

sekunder, yang berupa elevasi hasil peramalan


pasang surut dan juga data batimetri.

P. R am b u t P . U n tu n g J a w a

0 5 05 8 ’ 3 0 ” L S
L aut Jaw a

K a r a n g N ir w a n a
P . B id a d a ri

S . C isa d a n e

T e lu k J a k a r ta T a n ju n g P rio k
06 04’ LS
0

K ab . Ta n g era n g
Y U
X
0
106 36’ B T 1 0 6 05 3 ’ B T

Gambar 2
Gambaran grid yang digunakan di daerah studi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyusunan Model Hidrodinamika

38
Infomatek Volume 5 Nomor 1 Maret 2003 : 36 - 46

Penyebaran polutan di perairan laut dipengaruhi dalam hal kasus ini adalah massa air dalam
oleh gerak air atau arus laut. Gaya - gaya volume kontrol. Adapun gaya-gaya per satuan
pembangkit arus di daerah muara sungai dan massa tersebut antara lain adalah:
estuari antara lain adalah pasang surut, angin, 1. Gaya Tekan Hidrostatik
gelombang, debit sungai dan gradien densitas, 
Fh   g .H . (2)
Trismadi [4]. Dari kelima gaya pembangkit arus x
tersebut, maka tidak semua gaya tersebut
2. Gaya Gesekan Terhadap Dasar
dilibatkan dalam pembangunan model
hidrodinamika, akan tetapi disesuaikan dengan r.U
Fg   2
U 2 V 2 (3)
kondisi lapangan. Asumsi – asumsi yang H
digunakan dalam penyusunan model adalah :
3. Gaya Difusi Turbulen
1. Terjadi pencampuran sempurna,
  2U  2U 
sehingga densitas konstan terhadap ruang Fd  AH  2   (4)
dan waktu  x y 2 
2. Untuk penyederhanaan gelombang dan
Dengan memasukkan gaya-gaya persatuan
angin tidak ditinjau sebagai gaya
massanya yang telah disebutkan di atas, maka
pembangkit
persamaan (1) diubah menjadi:
3. Debit sungai di muara diperlakukan sebagai
U U U  r.U
sumber yang konstan pada suatu musim U V   g .H .  U 2  V 2  AH
t x y x H 2
(5)
Dengan asumsi di atas, maka konstribusi Persamaan (5) di atas merupakan persamaan

terhadap model adalah pasut, dan debit sungai. momentum untuk arah-x. Sedangkan untuk
arah-y, penurunan persamaannya dilakukan

Persamaan momentum dengan cara yang sama, dan didapat

Persamaan momentum diturunkan dari Hukum


V V V  r.V
Newton II. (Kowalik & Mury, 1993) U V   g .H .  U 2  V 2  AH
t x y y H 2

 U U U  (6)
Fx  m.
t
U
x
V 
y 
(1)

Dimana :
U, V : transpor kecepatan arah-x, arah-y
Hukum Newton II digunakan untuk menentukan
(m/det)
percepatan yang dihasilkan dari gaya-gaya luar
H : kedalaman aktual laut (m)
yang berpengaruh terhadap suatu massa;

39
Penelusuran Solusi numerik Model Pergerakan Arus
Di Perairan Muara Sungai Cisadane [Hary Pradiko]

g : percepatan gravitasi = 9,8 (m/det2) Uh = kecepatan rata-rata kedalaman aliran


r : parameter gesekan dasar = 0,06 dalam arah sumbu x di tengah ruas
AH : koefisien difusi turbulen horisontal (m/det)
dt : selang waktu ( det )  = elevasi air (m)
dx,dy : selang arah jarak –x, arah –y (m)  = rapat massa air di tengah ruas (kg/m3)
 : elevasi air (m) q = aliran input masuk persatuan lebar
sepanjang ruas Δx dengan rapat massa
Persamaan kontinuitas
dianggap sama dengan rapat massa
Hukum kontinuitas untuk air tak langgeng dapat
air (m2/det)
diturunkan berdasarkan hukum kekekalan
Q = debit di Muara Sungai Cisadane (m3/detik)
massa di dalam suatu ruang di antara dua
A = luas penampang (m2)
penampang yang berjarak sangat kecil sebagai
volume kontrol. Hukum kekekalan massa air Jika terdapat kondisi di mana tidak ada aliran
pada ruang volume kontrol adalah: masuk ke ruang kontrol, maka besar harga Q =
“Laju massa air yang masuk ke volume kontrol – 0. Sehingga persamaannya menjadi:
laju massa air yang keluar volume kontrol = laju
kenaikan volume di dalam ruang volume kontrol”
  (Uh)  (Vh)
  0
t x y (9)
   Uh  x     Uh  x    
 Uh  x  2    Uh  x  2   q x x  t  x
   

atau B. SOLUSI NUMERIK


Cara numerik adalah cara pendekatan.
    Uh 
  qx (7) sehingga kita hanya mendapatkan jawaban
t x
pendekatan persamaan differensial. Metode
yang paling sering digunakan dalam model
Karena air dianggap tidak mampu mampat numerik untuk menyelesaikan masalah aliran
(incompresible), maka  konstan. Jika arah-y dan angkutan sungai, muara, dan pantai adalah
juga dimasukkan ke persamaan, sedang harga metode beda hingga karena perumusannya
q=Q/A maka persamaan (7) dapat ditulis: relatif mudah dan efisien, dan memberikan hasil
yang memuaskan. Metode ini mengganti
  (Uh)  (Vh) Q turunan-turunan dalam persamaan pembangun
  
t x y A
(8) dengan pendekatan hingga. Untuk masalah 2
dimensi, daerah solusi didiskretisasi dalam grid
Dimana:

40
Infomatek Volume 5 Nomor 1 Maret 2003 : 36 - 46

empat persegi dengan ukuran konstan yang c. Pendekatan Beda Tengah


bertujuan untuk mengubah persamaan
f
differensial kontinu ke dalam bentuk diskrit pada f IJ1  f IJ1  2h 
h
sejumlah titik pada bidang aliran. Untuk
perairan laut dangkal, model hidrodinamika
yang digunakan harus memenuhi kriteria f I J1  f IJ1 f
atau  
stabilitas Courant-Friedrich-Lewy, dan solusi 2h h
model akan didapat dengan memasukkan
(12)
syarat batas dan syarat awal.

Sedangkan untuk mencari pendekatan solusi


Metode beda hingga dapat diselesaikan dengan
numerik turunan dengan orde 2 didapat dengan
berbagai langkah pendekatan yang
menggunakan dua buah deret Taylor yang
dikembangkan berdasarkan deret Taylor, yakni
dijumlahkan sehingga didapat :
pendekatan beda maju, pendekatan beda pusat
2 f
(tengah), dan pendekatan beda mundur. f I J1  f IJ1  2 f i J  h 2  atau
h 2
a. Pendekatan Beda Maju

f
f IJ1  f IJ  h  atau
h f IJ1  2 f IJ  f IJ1  2 f
 2  (13)
h 2 h

f IJ1  f IJ f
  (10)
h h Berdasarkan bentuk pendekatan untuk
pengepingan turunan fungsi pada persamaan
b. Pendekatan Beda Mundur differensial, maka metode beda hingga dapat

f dibagi 2 kelompok, yakni cara eksplisit dan cara


f I J1  f IJ  h  atau
h implisit. Model hidrodinamika yang digunakan
dibangun atas metoda eksplisit dua dimensi
yang dirata–ratakan terhadap kedalaman,
fI  f
J J
f Trismadi [4]. Penurunannya adalah:
I 1
  (11)
h h
Persamaan Momentum Arah –x :
Dari persamaan (5):

41
Penelusuran Solusi numerik Model Pergerakan Arus
Di Perairan Muara Sungai Cisadane [Hary Pradiko]

U U U  rU   2U  2U 
U V  gH  2 U 2  V 2  AH  2  2 
t x y y H  x y 

V *  Vi ,nj 1  Vi ,nj  Vi n1, j 1  Vi n1, j / 4 
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Solusi numerik :
n 1
Px  Ax  B x
U U i , j  U i , j
n
Suku (1) : 
t t
H *  (hi , j   in, j  hi 1, j   in1, j ) / x
Suku (2) :
U
U
x
 
 Ax  U * U in1, j  U in1, j / 2x  
Sehingga solusi numerik dari persamaan
Suku (3) :
V
U
y
 
momentum arah-x adalah :
 Bx  V * U in, j 1  U in, j 1 / 2y

U in, j 1  (U in, j  t.Px  t.Sk1  t.C x ) Rx


Suku (4) :  (14)
gH
x

 Sk1  gH *  in, j   in1, j / x 
Persamaan Momentum Arah –y :

Suku (5) : rU Dari persamaan (6) :


n 1
U 2
 V 2
 RR x  ( RR )U i, j
H2
V V V  rV   2V  2V 
U V  gH  2 U 2  V 2  AH  2  2 
Di mana : t x y y H  x y 
2 2
RR  (r /( H *)2 ( [U in, j  Vi ,nj ] )
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

  2U  2U  Solusi numerik :
Suku (6) : AH  2    C x
 x y 2  n 1
V Vi , j  Vi , j
n


Suku (1) : t t
Di mana :

C x  AH ([U in1, j  2U in, j  U in1, j ] / x 2  [U in, j 1  2U in, j  U in, j 1 ] / y 2 )


Suku (2) : U
V 
 U * Vi ,nj1  Vi ,nj
 Ay  
 
x 2x 
 
Gabungkan suku (1) sampai (6)

U in, j 1 (1  RR )  U in, j  t.Px  t.Sk1  t.C x Suku (3) :

V
V
 By  

 V * Vi ,nj1  Vi ,nj  
y  2y 
Di mana : 1
 
Rx 
(1  RR)

42
Infomatek Volume 5 Nomor 1 Maret 2003 : 36 - 46

Py = Ay + By Sehingga solusi numerik dari persamaan


momentum arah-y adalah :

gH  Sk1  gH * ( i , j 1   i , j ) / y
n n

Suku (4) : y Vi ,nj1  (Vi ,nj  t.Py  t.Sk1  t.C y ) R y


(15)
rU
U 2  V 2  RR y  ( RR)U in, j 1
Suku (5) : H 2
Persamaan Kontinuitas dengan Memasukkan
Nilai Debit :
Di mana :
2 2
RR  (r /( H *)2 ( [Vi ,nj  U in, j ] ) Dari persamaan (8) :

  ( Hu )  ( Hv) Q
  
t x y A
  2U  2U 
AH  2    Cy
Suku (6) : (1) (2) (3) (4)
 x y 2 

Solusi numerik :
Di mana:
  i2, j   i , j
n 1 n

Cy  AH ([V n
 2V n
V n
] / x  [V
2 n
 2V  V
n n 
] / y
i 1, j i, j i 1, j i , j 1
Suku (1) : t
i, j i , j 1 t

Gabungan suku (1) sampai (6)


Suku (2) : Hu = U
n 1
V i, j (1  RR)  V n
i, j  t.Py  t.Sk1  t.C y
 ( Hu ) U
  S1  (U in1, j  U in, j ) / x
x x
Di mana :

Suku (3) : Hv = V
U *  (U in1, j  U in, j  U in1, j 1  U in, j 1 ) / 4
 ( Hv) V
  S 2  (Vi ,nj  Vi ,nj 1 ) / y
y y
H *  (hi , j   in, j  hi , j 1   in, j 1 ) / y

Suku (4) :
Q Qi,n j
 S4 
R y  1 /(1  RR ) A A

Gabungan suku (1) sampai (4)

43
Penelusuran Solusi numerik Model Pergerakan Arus
Di Perairan Muara Sungai Cisadane [Hary Pradiko]

 in, j 1   in, j
 S1  S 2  S 4 Dari Gambar 3 dan 4 terlihat bahwa model yang
t
dibuat dengan pendekatan numerik sudah bisa
menggambarkan kondisi perairan pantai. Pada
Sehingga solusi numerik dari persamaan
kondisi pasang terlihat air di Perairan Muara
kontinuitas adalah :
Sungai Cisadane bergerak ke arah timur yang
 n 1
i, j  n
i, j  t ( S1  S 2 )  S 4 kemudian berbelok ke arah perairan pantai
(16) Jakarta atau masuk ke dalam teluk Jakarta.

Dengan menggunakan solusi numerik yang ada, Kemudian air di Teluk Jakarta kembali bergerak

dibuat program komputer dengan bahasa ke timur. Untuk elevasi air laut terlihat bahwa

Fortran dan hasilnya disajikan dalam bentuk pada saat pasang tinggi muka air lebih tinggii

gambar menggunakan Excel, Transform, dan dari pada daratan.

Surfer. Sebagai contoh dilakukan perhitungan


dengan iterasi selama 286 jam dengan waktu
iterasi (dt) 3 detik dan jarak grid 500 m.
Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4
berikut.

44
Infomatek Volume 5 Nomor 1 Maret 2003 : 36 - 46

15000

0 .3 2

0 .2 4
B a g ia n B a ra t (m e te r)
10000

0 .1 6
S .C is a d a n e

0 .0 8
U
5000

K a b .T a n g e r a n g 0 .0 0
0

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000


B a g ia n S e la ta n (m e te r)
G a m b a r 3 S k e ts a e le v a s i a ir s a a t p a s a n g p u r n a m a tg l. 2 0 /7 /0 1 ja m 2 2 .0 0 (ja ra k g rid 5 0 0 m )

S.cisadane

U
Kab.Tangerang
Jakart
a

0,09800

45
Penelusuran Solusi numerik Model Pergerakan Arus
Di Perairan Muara Sungai Cisadane [Hary Pradiko]

Gambar 4
Sketsa arah arus pada saat pasang purnama tgl. 20/07/01 jam 22.00 (grid 500 m)

0.3

Ramalan ORI
0.2
Model grid 500 m

0.1
Elevasi (m)

-0.1

-0.2

-0.3
16.00 18.00 20.00 22.00 00.00 02.00 04.00 06.00 08.00 10.00
15/7/01
Waktu Simulasi (jam )
Gam bar 5 Verifikasi tinggi muka air di Perairan Muara Cisadane
(grid 500 m )

Gambar 5 memperlihatkan gerak naik turun air


dari jam 16.00 tanggal 14 Juli sampai tanggal IV. KESIMPULAN
jam 10.00 tanggal 15 Juli 2001 (1 periode pasut) Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil,
pada titik tertentu, yaitu titik di Perairan Muara yaitu:
Sungai Cisadane (data ramalan ORI untuk 1. Gambaran kondisi lapangan dapat
verifikasi dan hasil simulasi). Terlihat dari kedua diperkirakan dengan memodelkan kondisi
data tersebut air laut bergerak naik turun secara tersebut.
bersamaan dari waktu ke waktu, yang berarti 2. Untuk memodelkan diperlukan
gerak naik turun elevasi air laut hasil model persamaan yang dapat mewakili kondisi
sejalan dengan naik turun elevasi air ramalan sebenarnya.
ORI (Tanjung Priok). Dari gambar 5 terlihat 3. Penyelesaian persamaan tersebut
bahwa tidak terlihat adanya perbedaan antara dapat diperoleh dengan pendekatan
hasil model dengan data ramalan ORI. numerik

46
Infomatek Volume 5 Nomor 1 Maret 2003 : 36 - 46

berupa pendekatan beda hingga


menggunakan metoda eksplisit dengan
selisih beda maju untuk waktu dan beda
tengah untuk ruang.
4. Tidak terlihat adanya perbedaan antara
hasil model dengan data ramalan ORI.

V. DAFTAR PUSAKA
[1] Fitriyanto, M.S., (1990), Penerapan “Model
Sarang” (Nested Model) dalam Studi
Hidrodinamika Perairan Pantai Suryalaya,
Serang, Jawa Barat, Thesis Magister,
Jurusan Fisika, ITB, Bandung.
[2] Kowalik, Z, & Mury, T.S., (1993), Numerical
Modeling of Ocean Dynamics, World
Scientific, Singapore.
[3] Setiadi, H., (1998), Analisis Sebaran Logam
Berat di Perairan Pantai Semarang, Thesis
Magister, Bidang Khusus Oseanografi, ITB,
Bandung.
[4] Trismadi, (1998), Kajian Pola Sirkulasi Arus
Perairan Pantai Semarang, Thesis Magister,
Bidang Khusus Oseanografi, ITB, Bandung

47
Penelusuran Solusi numerik Model Pergerakan Arus
Di Perairan Muara Sungai Cisadane [Hary Pradiko]

48

Anda mungkin juga menyukai