Anda di halaman 1dari 6

Rekavasa Sioil fonme I. Nomor 2 .

Aoril2006 LISM: lR5R36qj

OPTIMALISASI BEDA TINGGI PEREDAIUI ENERGI GANDA


PADA MODEL SKALA BENDUNG

Oleh.

Chairul Muharis
Aguskamar
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
Kampus Limau Manis Padang
Tel. (0751) 7295A E+nail : www.polinpdg.ac.id/reksipil

ABSTRAK
Peredam energi ganda merupakan kelengkapan sualu bendung )rang berfungsi meredam energi di hilir bendung,
agar gerusan lokal (loal scouring) dapat diminimalisir. Struklur dari peredam energi ganda terdiri dari pelimpah
yang digandakan mercu (cresf) dan kolam olakannya. Beda tinggi kedua mercu berserta kolam olak belum ada
nilai optimalnya, oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk mendapatkan nilai tersehrt, sehingga peredaman
energi dapat dilakukan seoara optimal. @imalisasi yang dilakukan adalah dengan cara memvariasikan beda
tinggi merar dan kolam olakkan untuk beberapa debit tertentu dalam beberapa running dengan memperhatikan
besamya bilangan Froude dan besamya gerusan yang terjadi di hilir bendung sebagai indikator. Hasil penelitian
di peroleh maka peredaman energi akan berlangsung lebih baik dari elevasi yang lebih tinggi ke elevasi yang
lebih rendah dengan aspect ratio 3,6<WB<4

PENDAHULUAN pengamanan bendung. Jika peredam energi


Latar Belakang Penelitian yang asli sudah tidak berfungsi akibat
Bendung adalah bangunan melintang terjadinya penggerusan setempat, maka
sungai atau saluran yang berfungsi untuk peredam energi yang kedua merupakan
meninggikan muka air, sehingga dapat peredam energi tunggal.
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti Optimalisasi peredam energi berganda
mengairi areal irigasi, memperoleh tenaga listrik yang dimaksud pada penelitian ini adalah
dan keperluan lainnya. Dari semua bendung mencari nilai yang optimum dari suatu beda
yang ada, sebagian besar kerusakan yang tinggi peredam energi irerganda, dari beberapa
terjadi disebabkan oleh penggerusan setempat. nilai beda tinggi yang diteliti. Untuk
Penggerusan tersebut terjadi karena energi air mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan
yang rirengalir melalui kolam olakan masih percobaan beberapa nilai beda tinggi dengan
besar. bilangan Froude dan kedalaman gerusan pasir
Peredam energi berganda adalah struktur yang berada di hilir bendung sebagai
di bagian hilir bendung yang memgrnyai kolam indikatomya.
olakan'berganda, ydngemm;nt-masing kolam
ola&an dilengkapi dengan lantai datar dan Tujuan Penelitian
ambang akhir serta di bagian kiri kanannya Penelitian ini bertujuan untuk
dibetasi tembok pangkal bendung. Bendung rnendapatkan beda tinggi peredam erergi
dengan peredsm energi berganda sangat berganda optimum berdasarkan ketinggian
casok dibangun di sudetan sungai dengan model skala bendung di laboratorium.
ketinggian lebih dari 10 meter dengan aspect
ratio 3,6<H/B<4, karena akan dapat Rumusan Masalah
rnengurangi jumlah galian sudetan dan Peredam energi berganda merupakan
peredaman €nergi yang besar. Peredam energi salah satu altematif unfuk meredam energi,
berganda sering juga digunakan untuk tetapi dalam perierapan di lapangan haruslah

44
efektif- Berdasarkan pemikiran di atas, maka Kolam Olakan
dapat dirumuskan permasalahan: berapa beda Dalam penelitian ini kolam olakan yang
tinggi antar peredam yang paling optimal. berfungsi sebagai peredam energi
Sedemikian sehingga penggerusan setempat menggunakan tipe lengkung yang memerruhi
pada hilir bendung dapat dihindari. standar perencanaan lrigasi KP42tahun 1986.

q'
TINJAUAN PUSTAKA ll" = (2)
g
Loncatan Hidraulik
Dimana:
Loncatan Hidraulik merupakan salah satu
cara untuk memusnahkan kelebihan h" = kedalaman kritis (m)
energi
pada aliran super kritis. Loncatan hidraulik ini g = debit persatuan lebar (m2ldt)
terjadi pada peralihan aliran dari super kritis ke
sub kritis. Panjang loncatan hidraulik biasanya Tinggi muka air kritis
dibatasi oleh panjang lantai suatu peredam R.
j''in t
=,l.55 untuk -!t 32 (3)
energi. Kedalaman air konjugasi pada kejadian 1,, h"
atau peristiwa loncatan hidraulik dapat Kedalaman muka atr mrntmum
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut
z r 0215
r-in
88[A I
h, -1 \h. )
(4)
?:r.t(lt+srr'-r)
tr, \ (1)

Dimana:
Persamaan (2 0, sampai (4 0) merupakan
persamaan yang diperlukan untuk perencanaan
hr= Kedalaman super kritis (m)
peredam energi tunggal pada bendung yang
hz= Kedalarn sub kritis (m)
juga merupakan persamaan untuk
Fr= Bilangan Froude
perencanaan peredam energi ganda pada
g = Pereepatan grafitasi lmlOf)
bendung

METODE PENELITIAN
Beberapa permasalahan teknik yang
Dimana: berhubungan dengan penelitian aliran fluida
V= kecepatg!aliran (m/dt) dan hidraulika kadang-kadang sulit atau tidak
bisa diselesaikan secara analitis. Tetapi untuk
Bilangan Froude Fr selain digunakan untuk permasalahan yang demikian suatu percobaan
menentukan ketinggian di hilir bendung fi2, dapat didekati dengan pengamatan
dapat juga sebagai indikator jenis aliran yaitu menggunakan model . yaitu dengan
btla Fr < 1 jenis aliran termasuk sub kritis atau menggunakan model matematika dan model
aliran lambat, tetapi bila Fr >1 maka jenis fisik. Sedangkan pada penelitian ini model yang
aliran adalah super kritis aliran deras yang akan digunbkan adalah model fisik yaitu membentuk
dapat memberikan dampak gerusan yang miniatur fisik dari permasalahan di lapangan ke
besar. laboratorium. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat sebuah model

45
Rekayasa Sipil votume I. Nomor 2 .April2006 ISSN: 1858-3695

yaitu faktor kesebangunan antara model tetap sebagai aqlan ketinggian. Model teJrt
dengan prototipenya. Pemodelan fisik ini dapat sepertiterlihat pada gambar 1. ::

dibedakan dua jenis, model terdistorsi


(Disforfed Mode\ dan model tak distorsi
(Undistofted Model).
Pada penelitian ini digunakan-model tak
Gambar 1 ModelMercu Bendung
distorsi (Undistorted Mode[], yaitu bentuk
geometrik antara model dan prototipe adalah
Perlakuan yang akan diberikan adalah 5 (lima)
sama yang membedakan hanya ukurannya
variasi debit untuk setiap model peredam
memekai skala tertentu. Sedangkan pasir yang
energi termasuk peredam energi tunggal
berada di hilir bendung tidak dimodelkan
karena hanya digunakan sebagai indikator Selanjutnya mempersiapkan flume sebagai
penggerusan yang terjadi di hilir bendung model sungai lengkap dengan peralatan
penunjangnya seperti alat ukur debit, pengukur
dengan mengukur besarnya gerusan yang
ketinggian muka air dengan ukuran skala yang
terjadi, antara lain kedalaman, luas dan bentuk
profil gerusan. Hubungan model dan prototipe telah ditetapkan. Sebagai indikator dari

pada model tak distorsi dimuat dalam tabel 1 besamya gerusan lokal yang terjadi, maka di
hilir bendung diberi pasir.
sebagai berikut:
Tabel 1 Hubungan Modeldan Prototipe
Kegiatan percobaan
No Tiniauan Simbol Skala
Percobaan dilakukan beberapa tahap
1 Kecepatan Nv=vm/vp
antara lain:
2 Debit NQ= Qm/Qp
? Waktu
Tahap pertama : Model bendung dengan
NT= Tm/Tp
peredam energi berganda dipasang pada flume
4 Gaya NF= Fm/Fp
kemudian dialirkan debit dengan lima variasi
Catatan.
Q1, Q2, Q3, Q4, dan Q5
lndikator pada simbol skala berarti sebagai
Tahap kedua : Setiap perlakuan dengan debit,
berikut m= modeldan p= prototipe-
model bendung dengan peredam energi
berganda diganti dengan variasi beda tinggi
Penelitian ini dilakukan
dilaboratorium
1/4H=model M.3 , 2/4H=model M2, dan
Jurusah Teknik Sipil P6{iteknik Negeri padang.
Metode penelitian yang dilaksanakan adalah
3/4H=model Ml, serta model M.0 untuk
bendung tunggal. Untuk seluruh tahap
sebagaiberikut:
perlakuan, karakteristik aliran dan segala
bentuk perubahannya diamati dan diukur
Pembuatan model
sebagai masukan data.
Karena penelitian ini menggunakan uji
model, maka tahap pertama adalah pembuatan
5 (lima) model peredam energi berganda
dengan perbedaan tinggi 1/4H, Z4H, dan3t4H,
sedangkafi H adalah tinggi elevasi terjunan.
Dengan catatdn salah satu mercu posisinya

46
Gambar 2 Sketsa Pelaksanaan Percobaan dengan Flume
Pengolahan data Dari hasil perbandingan didapat nilai yang
Seluruh data hasil penelitian yang optimal sebagai hasil optimal isasi percobaan.
diperoleh dikumpulkan kemudian dihitung, HASIL DAN PEMBAHASAN
selanjutnya didiskripsikan dalam bentuk tabel Parameter Utama
sebagai bahan kajian. Optimalisasi didapat dari Eerdasarkan variasi debit aliran yang
hasil perbandingan data hubungan ketinggian digunakan, maka keseluruhan data running
peredam energi dengan bila/rgan Froude, dan dikelompokkan berdasarkan modelnya
hubungan ketinggian peredam energi dengan sebagaimana didiskripsikan pada Tabel 2
kedalaman gerusan di hilir bendung. berikut ini :

Tabel2 Parameter Utama

a i{t H2
v A
Model No (cm dt- D L
(rudt) F
{cm} (cm) tl (cm2l {cm) (cm)

1 024 16.32 o.62 0.M7 5.02. 1_91 1 3.1 10


2 026 16.36 0.57 0.057 4.617 2.409 3.41 11.1
it-0 3 4.29 16.28 0.42 0.086 3.402 4.218 3.5 12
4 0-31 ,6.42 0.31 0.125 2.511 7j53 4.65 122
5 0.34 16.45 0.38 0.111 3.078 5.741 4.32 15
1 0.24 16.37 1.41 0.0121 11.121 0.557 2.4 I
2 o.x 16.38 1.42 0.o23 11.502 0.613 2.6 8.1
M.1 3 0.29 16.43 1.43 0.025 11.583 0.671 2.5 9.3
4 0.31 16.45 1.43 o.027 11.583 0.72 3.35 10. t
5 0-34 16.48 1.43 0.029 11.583 0.786 1.1 10.4
1 o24 16.28 1.6 0.o20 11.8% 0.529 2.14 5.6
2 ofr 16-33 1.,18 0.t2. 't1.988 0.576 2.1 72
M2 3 029 16.42 1.47 0.024 11.907 0.644 2.53 7.8
4 0.31 16..+5 1.45 0.o27 't,1.715 o.707 2.85 8.5
5 0.34 16.45 1.46 0.029 11-826 o.t6,2 3.8 9.8
1 024 16.38 1.51 0.019 12.231 0.503 1.56 1.17
2 0.26 16-34 1.5't o.o2. 122?1 0.559 1.3 5-4
M3 3 0a 16.57 1.17 o.t21 11.907 o.w 1.18 6.2
1 0.31 16.46 1.46 o-06 11-826 0.700 221 6.72
5 o.v 16.54 1.,18 o.gz8 11.988 o.717 3.2 8.51

47
Rekayasa Sipil Volume I. Nomor 2 .Aorit 2006 1,SS//; IBSB-36gs

Keterangan:

Q: debit F: bilangan Froude fi'

Hl : tinggi muka air di hulu D: kedalaman gerusan


W:tinqgn muka air di hilir L: panjang gerusan
V: kecepatan aliran A: luas penampang saluran

Grafik hubungan Debit vs Bilangan Froude

0.85
0.80
€ 0.75

!
ll
o.zo
0.65
cl
g 0.60 J
F 0.55 .1

iE o.5o
0.45
0.40
0.20
Debit (lt dt-1)

Gambar 3 Hubungan Debit dengan bilangan Froude

Berdasarkan daflar tabel parameter utama di Pada modelM.'t dan M.2 nilaibilangan Froude-
atas dapat terlihat bilangan Froude semakin nya lebih besar dari bilangan Froude pada
besar seiring dengan besarnya debit. Bilangan model M.3, demikian juga pada kedalaman dan
Froude pada model M.0 nilainya paling besar panjang gerusannya. Hal ini disebabkan oleh
dan pada model M.3 nilainya paling kecil. tinggi energi yang ada masih besai karena
Demikian juga bila kita tinjau kedalaman pada model M.1 dan M.2 lebih tinggi atau
gerusan dan panjang gerusan terlihat pada masih mendekati nilai energi awal sebelum
model M.0 nilainya besar dan pada model M.3 aliran memasuki bendung.
kedalaman gerusan paling kecil.
Dari berbagai macam perlakuan terhadap
fada model M.0 bilangan Froude hitainya model, dapat disimpulkan bahwa apabila
besar disebabkan oleh kecepatan aliran yang elevasi peredam energi ganda mendekati
sangat besar melebihi kecepatan kritis atau kolam olakan, maka semakin besar energiyang
bilangan Fnrude t1. H;iini karena model M.O dapat diredam dan semakin menjauhi kolam
tidak dilengkapi peredam energi ganda olakan maka semakin sedikit energi yang bisa
sedangkan rx{uk $etiap model yang dilengkapi diredam, Hal ini disebabkan jarak kolarn olakan
dengan peredam energi ganda bilangan menjadi kecil sehingga energi yang diredam
Froude-nya <1. Artinya darikeseluruhan model pada kolam olakan sudah terlebih dahulu
yang dilengkapi dengan peredam energi ganda,
diredam oleh kolam olakan sebelumnya
nilai yang paling optimum terdapat pada model sehingga energi yang bisa teredam menjadi
peredam energi ganda M.3. Demikian juga
berlipat dua kalinya. Perlu diingat dal,qm
halnya apabila kita tinjau dari dalam gerusan pembuatan peredam energi ganda ini selain
dan panjang g@rusan. Model M.3 juga merniliki elevasi mendekati kolam olakan juga sangat
nilaiyang kecil.

48
perlu mempertimbangkan aspek rasio antara DAFTAR PUSTAKA
lebar dan ketinggian saluran. Aspek rasio
tersebut berkisar antara 3.6 sampai dengan 4. Ditjen Pengairan,1986, Standar perencanaan
Apabila kurang atau iebih dari nilai yang Bangunan lrigasi, G. Persada, Bandung.
disarankan, ditenggarai proses peredaman Maward.E & Memet. S,2AO2, Desain Hidraulik
energi tidak bekerja sec€tra efektif karena fungsi Bendung Tetap, Alfabeta, Bandung
kolam olakan peredam energi ganda hanya Raju.KG. Rangga, 1986, Aliran Melatu Saturan
sebagai resisten atau rintangan aliran saja. Te rb u ka,Erlangga, Jakarta.
Pada penelitian ini elevasi yang mendekati Triatmodjo Bambang, 1995, Hidrautika lt, Beta
kolam olakan diwakili oleh model M.3. Offsei, Yogyakarta

PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan
didapat kesimpulan sebagai berikut:
Untuk kasus penelitian yang telah dilakukan
peredam energi ganda lebih baik dalam
mered"am energi dibandingkan dengan
peredam energi tunggal.
Dari ketiga model peredam energi ganda
yang sesuai dengan elevasi peredam energinya
serta beberapa variasi debit, maka peredamen
energi akan berlangsung lebih baik dari elevasi
yang lebih tinggi ke elevasi yang lebih rendah,
atau dengan kata lain peredam energi ganda
yang diwakili model M.3 dapat meredam energi
lebih besar dari model yang lain

Daran
Aspek rasio peilu dipethatikan pada penelitian
ini adalah aspek rasio yang perlu
dipertimbangkan antara 3.6 sampai dengan 4
sehingga peredam energi ganda tidak berlaku
optimal dan efektif lagi.
Perlu dilakukan penelitian selanjutnya
mengenai peredam energi dengan
memperhitungkan gerusan lokal dengan cara
model tidak terdistorsi.

49

Anda mungkin juga menyukai