Anda di halaman 1dari 5

Takwa Solusi Semua Masalah

Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.

Khutbah Pertama
ََ ُ َ � َ‫ْ َ ﱢ‬ َ ُ ْ � ُ ُ‫ْ ش‬ ُ � ُ ََُ ُ َْ ََ ُ ُ َ ََ ُ ُ ْ َ � َ ْ َ � ‫ﱠ‬
‫ﷲ ﻓ� ُﻣ ِﻀ ﱠﻞ‬ ‫ َﻣ ْﻦ َﻳ ْﻬ ِﺪ ِە‬،‫ﺎت أ ْﻋ َﻤ ِﺎﻟﻨﺎ‬ ِ ‫وﻣﻦ ﺳيﺌ‬ ِ ،‫ور أﻧﻔ ِﺴﻨﺎ‬
� � ‫بﺎ� ِﻣﻦ‬ ِ ‫ وﻧﻌﻮذ‬،‫ ﻧﺤ َﻤﺪە و� ْﺴﺘ ِﻌﻴﻨﻪ و� ْﺴﺘﻐ ِﻔ ُﺮە و�ﻧﺘﻮب � ِإﻟ ْ� ِﻪ‬،�
ِ ِ ‫ِإن اﻟﺤﻤﺪ‬
� �
‫ َ� َﻧ ب ﱠ‬،‫ﻮﻟ ُﻪ‬
ُ‫ي َب ْﻌ َﺪە‬ � ُ َ َ ُ ُ ْ َ � ‫ُ َ ْ َ ُ َ شَ َ � ُ َ ْ َ ُ ﱠ ُ َ ﱠ‬
‫ وأﺷﻬﺪ أن ﻣﺤﻤﺪا ﻋبﺪە ورﺳ‬،‫��ﻚ ﻟﻪ‬
‫�ُ َ َ ْ ُ ْ ْ ََ َ َ �ُ َ ْ َ ُ ْ َ �َ ﱠ‬
‫ِي‬ � � ‫ وأﺷﻬﺪ أن � ِإﻟﻪ ِإ� ﷲ وﺣﺪە‬،‫ وﻣﻦ �ﻀ ِﻠﻞ ﻓ� ﻫ ِﺎدي ﻟﻪ‬،‫ﻟﻪ‬
َ ُ ْ � ‫ﱠ‬ ُ َ َ َ ُ ‫ﱠ‬
َ � ‫آﻣ ُﻨﻮا اﺗ ُﻘﻮا‬ َ ‫َ�ﺎ �أ ﱡﻳ َﻬﺎ �اﻟﺬ‬
‫ا� َﺣ ﱠﻖ ﺗﻘﺎ ِﺗ ِﻪ َو� ﺗ ُﻤﻮﺗ ﱠﻦ ِإ� َوأﻧﺘ ْﻢ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ُﻤﻮن‬ َ ‫ﻳﻦ‬
ِ
�‫َ � َ شَ ﱠ ُ ُ ُ ْ َ َ ُ َ َ � ﱠ ُ ْ َ َ ْ َ ٌ َ ﱠ‬
‫ و�ﻞ‬،‫ و�ﻞ ﻣﺤﺪﺛ ٍﺔ ِبﺪﻋﺔ‬،‫ﻮر ﻣﺤﺪﺛﺎﺗﻬﺎ‬ ‫ و� اﻷﻣ‬،‫ﻋﻠ�ﻪ وﺳﻠﻢ‬
� َ � َ
‫ َوﺧ يْ َ� اﻟ ُﻬﺪى ﻫﺪى ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﺻ� ﷲ‬،‫ﷲ‬ ُ َ ْ َ � َ َ ْ � ‫َ ﱠ‬
� ِ ِ ‫ﻓ ِﺈن أﺻﺪق اﻟﺤ ِﺪ� ِﺚ ِﻛﺘﺎب‬
‫ﱠ‬ � َ َ � ٌ َ َ ْ
‫ َو� ﱠﻞ ﺿ�ﻟ ٍﺔ ِ ف ي� اﻟﻨ �ﺎر‬،‫ِبﺪ َﻋ ٍﺔ ﺿ�ﻟﺔ‬

Hadirin yang dirahma� oleh Allah ‫ﷻ‬.

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah ‫ﷻ‬, yang terus mencurahkan nikmat dan
karunia-Nya kepada kita tanpa hen�-hen�nya. Selawat dan salam semoga senan�asa tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, juga kepada keluarganya, dan kepada seluruh sahabat
beliau tanpa terkecuali.

Sesungguhnya, kehidupan ini adalah ujian. Allah ‫ ﷻ‬berfirman,


ُ ‫﴾ �اﻟﺬي َﺧ �ﻠ َﻖ �اﻟ َﻤ ْﻮ َت َو �اﻟ َﺤ َ� َﺎة ﻟ َﻴ ْب �ﻠ َﻮ �� ْﻢ �أ ﱡ� �� ْﻢ �أ ْﺣ َﺴ ُﻦ َﻋ َﻤ ً� َو ُﻫ َﻮ �اﻟ َﻌ� ُ�ﺰ �اﻟ َﻐ ُﻔ‬
﴿‫ﻮر‬ � ِ ِ
“(Dialah Allah) Yang menjadikan ma� dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)

Siapa pun yang masuk dalam kehidupan ini maka dia pas� akan diuji. Bukan hanya orang-orang yang
beriman, orang-orang kafir pun juga diuji oleh Allah ‫ﷻ‬.

Allah ‫ ﷻ‬bahkan berjanji untuk menguji orang-orang beriman dengan menyebutkannya secara
khusus. Allah ‫ ﷻ‬berfirman,
َ ُ َ ْ َ ُ ‫� َ َ ﱠ ُ � ُ ْت َ � � َ ُ � َ ﱠ‬
﴿‫آﻣﻨﺎ َوﻫ ْﻢ � ُ�ﻔﺘﻨﻮن‬ ‫﴾أﺣ ِﺴﺐ اﻟﻨﺎس أن ﻳ��ﻮا أن �ﻘﻮﻟﻮا‬

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman’,
sedang mereka �dak diuji?” (QS. Al-‘Ankabut: 2)

Ada banyak ayat-ayat yang lain yang menyebutkan bahwasanya Allah ‫ ﷻ‬akan memberikan ujian bagi
orang-orang yang beriman.

Lebih daripada itu, semakin �nggi iman seseorang maka akan semakin besar pula ujian yang Allah ‫ﷻ‬
akan berikan kepadanya. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,
َ ٌَ َ َ � ْ َ � ‫َ ً ْ َْ َ ُ ُ ﱠ ﱠ ُ َ ُ ﱠ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ ﱠ‬
‫ ُﻳ ْب َﺘ �� ﱠ‬،‫اﻟﻨﺎس‬ ‫�َ ﱡ ﱠ‬
‫ﻼبﺔ �ز�ﺪ‬ ‫ ﻓ ِﺈن كﺎن ِ ف ي� ِدﻳ ِﻨ ِﻪ ﺻ‬،‫اﻟﺮ ُﺟ ُﻞ َﻋ� َﺣ َﺴ ِﺐ ِدﻳ ِﻨ ِﻪ‬ � ‫ ﻓﺎﻷﻣﺜﻞ ِﻣﻦ‬،‫ ﺛﻢ اﻷﻣﺜﻞ‬،‫ ﺛﻢ اﻟﺼ ِﺎﻟﺤﻮن‬،‫ﺎس بﻼء اﻷﻧ ِب�ﺎء‬
� ‫أﺷﺪ اﻟﻨ‬
ٌَ َ � َ ْ�
‫ﺲ َﻋﻠ ْ� ِﻪ ﺧ ِﻄﻴﺌﺔ‬ ْ َ ْ ْ � � َ َ ‫ﻼء ب �ﺎﻟ َﻌ ْبﺪ َﺣ تﱠى َ� ْﻤ ش‬
ُ � ُ ََ َ َ ُ َْ َ ‫ﱠٌ ُ ﱢ‬ ‫َ ْ � َ ف‬ َ ‫ف‬
�‫ض ﻟ‬ � ‫� ﻋ� ﻇﻬ �ﺮ اﻷر‬ ‫ِ ي‬ ِ ِ ‫ وﻣﺎ ﻳﺰال اﻟ َب‬،‫ و ِ�ن كﺎن ِ ي� ِدﻳ ِﻨ ِﻪ �رﻗﺔ ﺧﻔﻒ ﻋﻨﻪ‬،‫ِ ي� بﻼ ِﺋ ِﻪ‬
“Yang paling berat cobaannya adalah para nabi, lalu orang-orang saleh, kemudian orang yang paling
mulia semisalnya, lalu yang paling mulia semisalnya dari manusia. Seseorang akan diuji sesuai
dengan kadar agamanya (imannya).”([1])
Meskipun Allah ‫ ﷻ‬telah berjanji untuk menguji orang-orang beriman, di sisi lain Allah ‫ ﷻ‬juga
mengabarkan kabar gembira kepada orang-orang beriman bahwasanya sebesar apa pun ujian
tersebut pas� ada jalan keluarnya. Namun, Allah ‫ ﷻ‬mengingatkan bahwa jalan keluar tersebut hanya
bagi orang-orang yang bertakwa. Allah ‫ ﷻ‬berfirman,
ْ ُ� َ � ‫﴾ َو َﻣﻦ َﻳ ﱠﺘﻖ‬
﴿‫ا� َ� ْﺠ َﻌﻞ ﻟﻪ َﻣﺨ َﺮ �ﺟﺎ‬ ِ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-
Thalaq: 2)

Allah ‫ ﷻ‬juga berfirman,


� َ ُ �� َ � ‫آﻣ ُﻨﻮا إن َﺗ ﱠﺘ ُﻘﻮا‬
﴿‫ا� َ� ْﺠ َﻌﻞ ﻟ� ْﻢ ﻓ ْﺮﻗﺎﻧﺎ‬ َ ‫﴾ َ� �ﺎأ ﱡﻳ َﻬﺎ �اﻟﺬ‬
َ ‫ﻳﻦ‬
ِ ِ
“Wahai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu
Furqan.” (QS. Al-Anfal: 29)
� َ ُ ْ �
Di antara tafsiran para ulama tentang ‫ ﻓ ْﺮﻗﺎﻧﺎ‬dalam ayat ini adalah ‫اﻟ َﻤﺨ َ�ج‬, yaitu jalan keluar.([2])

Jika seseorang menghadapi suatu permasalahan dalam kehidupannya, lantas dia �dak mendapatkan
solusi dalam menghadapi permasalahannya, yakinlah bahwasanya ada yang salah dengan
ketakwaannya. Oleh karenanya, hendaknya dia introspeksi diri, karena Allah ‫ ﷻ‬telah berjanji akan
memberikan jalan keluar bagi orang yang bertakwa.

Firman Allah ‫ ﷻ‬yang telah kita sebutkan,


ْ ُ� َ � ‫﴾ َو َﻣﻦ َﻳ ﱠﺘﻖ‬
﴿‫ا� َ� ْﺠ َﻌﻞ ﻟﻪ َﻣﺨ َﺮ �ﺟﺎ‬ ِ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-
Thalaq: 2)

Kata ‫ َﻣ ْﻦ‬dalam ayat ini bersifat umum. Apakah dia laki-laki atau perempuan, apakah dia seorang
pemuda atau orang tua, apakah dia orang kaya ataupun orang miskin, apakah dia pejabat maupun
rakyat biasa, siapa pun di antara mereka yang bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬, pas� akan ada jalan keluar
baginya. Pada ayat tersebut juga �dak disebutkan secara khusus jenis permasalahan, sehingga
memberikan kesimpulan bahwa seluruh jenis permasalahan akan ada solusinya, jika dia adalah orang
yang bertakwa.

Ayat ini telah kita sering dengar bersama. Namun ternyata, ayat ini Allah ‫ ﷻ‬turunkan berkaitan
dengan permasalahan yang sangat pelik bagi seorang suami maupun istri, yaitu permasalahan cerai.
Allah ‫ ﷻ‬menurunkan firman-Nya tersebut dalam surah Ath-Thalaq karena banyaknya orang �dak
bertakwa dalam masalah perceraian, baik dari sisi laki-laki yang menceraikan dengan cara yang ba�l,
dan juga dari sisi wanita yang �dak bertakwa tatkala telah jatuh talak baginya.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman di awal surah,


� ‫ﱠ‬ ْ َ ُ ْ ُ َ � َ� ُ‫� ﱠ َ ﱠ‬ � ‫ﱠ‬ ُ ُ� َ َ ‫َ �ﱡَ ﱠ ﱡ َ َ � ْ ُ ﱢ‬
﴿‫ﻮﺗ ِﻬ ﱠﻦ َو� َ�ﺨ ُﺮ ْﺟ َﻦ ِإ� أن‬ ِ ‫ا� َرﱠ�� ْﻢ � ﺗﺨ �ﺮ ُﺟﻮﻫ ﱠﻦ ِﻣﻦ ُﺑ ُﻴ‬ ‫ي � ِإذا ﻃﻠﻘﺘ ُﻢ اﻟن َﺴ َﺎء ﻓﻄﻠﻘﻮﻫ ﱠﻦ ِﻟ ِﻌﺪ ِﺗ ِﻬ ﱠﻦ َوأ ْﺣ ُﺼﻮا اﻟ ِﻌﺪة َواﺗﻘﻮا‬ ‫�ﺎأﻳﻬﺎ اﻟﻨ ب‬
� َ � ‫ا� َﻓ َﻘ ْﺪ �ﻇ �ﻠ َﻢ َﻧ ْﻔ َﺴ ُﻪ َ� َﺗ ْﺪري �ﻟ َﻌ ﱠﻞ‬
�‫ا� ُ� ْﺤ ِﺪ ُث َب ْﻌ َﺪ َذ ِﻟ َﻚ أ ْﻣﺮا‬ � َ ُ ُ ‫ِ ي َ نَ َ َ ﱡ َ ﱢ َ َ � َ ُ ُ ُ � َ َ َ َ َ ﱠ‬
� ِ ‫ا� وﻣﻦ ﻳﺘﻌﺪ ﺣﺪود‬ ِ ‫ﺎﺣﺸ ٍﺔ ﻣﺒيﻨ ٍﺔ و ِﺗﻠﻚ ﺣﺪود‬ ِ ‫﴾�ﺄ ِﺗ ين ِبﻔ‬
“Wahai Nabi! Apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada
waktu mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar), dan hitunglah waktu idah itu, serta
bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah
(diizinkan) keluar kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas. Itulah hukum-hukum
Allah, dan barang siapa melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh, dia telah berbuat zalim
terhadap dirinya sendiri. Kamu �dak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu
ketentuan yang baru.” (QS. Ath-Thalaq: 1)

Sederhananya, ayat ini menuntut agar seseorang lelaki ke�ka hendak menceraikan istrinya, harus
dilakukan sesuai dengan aturan syariat Islam. Dia harus menceraikan istrinya dengan sunah Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬, yaitu hendaknya dia menceraikan istrinya �dak dalam keadaan istrinya sedang haid,
harus dalam keadaan suci dan belum digauli. Ke�ka seorang menceraikan istrinya di luar daripada
kondisi ini, maka itu adalah perceraian yang keliru.

Kemudian, Allah ‫ ﷻ‬memerintahkan untuk �dak mengeluarkan istrinya dari rumahnya tatkala talak
telah dijatuhkan. Sayangnya, sebagian suami tatkala emosi lalu menalak istrinya, dia mengusir
istrinya dari rumahnya, padahal Allah ‫ ﷻ‬telah melarang hal tersebut. Di samping itu, Allah ‫ ﷻ‬juga
memerintahkan seorang istri untuk bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬, yaitu dengan �dak keluar dari rumah
suaminya tersebut. Ke�ka yang mencerai maupun yang dicerai sama-sama bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬,
niscaya Allah ‫ ﷻ‬akan memberikan jalan keluar dan solusi dalam permasalahan mereka.

Namun ketahuilah, bahwa ayat ini berlaku pada seluruh jenis permasalahan. Ayat ini �dak sekadar
berbicara tentang permasalahan cerai saja, akan tetapi seluruh permasalahan, ke�ka seseorang
bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬, niscaya akan selalu ada jalan keluar baginya atas permasalahan yang dia
hadapi.
ُ ‫اﻟﺮﺣ‬ ُ ُ َ � َ ُ ُ ‫ﷲ � َو �ﻟ �� ْﻢ َوﻟ َﺴﺎﺋﺮ �اﻟ ُﻤ ْﺴﻠﻤ ْ نَ ْ � ﱢ َ ْ َ َ َ َ � ْ َ ْ ُ ﱠ‬ ُ ‫�أ ٌﻗ‬
َ ‫ﻮل َﻗ ْﻮ� َﻫ َﺬا َو �ا ْﺳ َﺘ ْﻐﻔ ُﺮ‬
‫�ﻢ‬ ِ ‫ن ِﻣﻦ كﻞ ذﻧ ٍﺐ وﺧ ِﻄﻴﺌ ٍﺔ ﻓﺄﺳﺘﻐ ِﻔ ُﺮە ِإﻧﻪ ﻫﻮ اﻟﻐﻔﻮر ﱠ‬‫ِِي‬ ِ� ِ ِ‫ي‬ ِ ِ‫ي‬
Khutbah kedua
‫�ْ ُ �ﱠ‬ � َ � ْ َ ُ � َ َ‫َ ْ َ ُ َ ش‬ ‫�ْ ُ � َ �َ ﱠ‬ َ َ � ُ� � ‫ﱡ‬ �َ � ُ ْ َ �
‫ َوأﺷ َﻬﺪ أن‬،‫�ﻤﺎ ِﻟﺸﺄ ِﻧ ِﻪ‬ ‫��ﻚ ﻟﻪ ﺗﻌ ِﻈ‬ � � ‫ َوأﺷ َﻬﺪ أن � ِإﻟﻪ ِإ� ﷲ وﺣﺪە‬،‫ َواﻟﺸﻜ ُﺮ ﻟﻪ َﻋ� ﺗ ْﻮ ِﻓ ِ�ﻘ ِﻪ َو ْاﻣ ِﺘﻨﺎ ِﻧﻪ‬،‫� ﻋ� ِإ ْﺣ َﺴﺎ ِﻧ ِﻪ‬ِ ِ ‫اﻟﺤﻤﺪ‬
َ ْ َ َ ْ � َ � َ َ �َ َ ‫ﱠ‬ ُ � � َ ْ � ‫ُ َ ﱠ � َُْ ُ ََ ُ �ُ ﱠ‬
‫�ﻪ وﻋﻞ أ ِﻟ ِﻪ وأﺻﺤ ِﺎب ِﻪ و ِ�ﺧﻮا ِﻧ ِﻪ‬ ِ ‫ أﻟﻠﻬﻢ ﺻ ِ� ﻋﻠ‬،‫ا� ِإ� �رﺿﻮا ِﻧ ِﻪ‬
‫ﻣﺤﻤﺪا ﻋبﺪە ورﺳﻮﻟﻪ اﻟﺪ ِ ي‬
Hadirin sidang salat Jumat yang dirahma� oleh Allah ‫ﷻ‬.

Sesungguhnya, bertakwa kepada Allah adalah solusi dari segala permasalahan. Tidak sedikit di antara
kita yang sering menghadapi permasalahan ekonomi, maka di antara jalan keluar untuk seseorang
bisa meraih rezeki adalah dengan bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬.

Syariat menganjurkan agar seseorang mengambil dua sebab untuk keluar dari permasalahan
ekonomi ini, yaitu mengambil sebab dengan bekerja, dan bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬. Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,
َ َ ْ َ ْ َ َ ََْ �َ ْ ْ
‫ﺎ� َو� ﺗ ْﻌ َﺠ ْﺰ‬
ِ ‫ واﺳﺘ ِﻌﻦ ِب‬،‫ص ﻋ� َﻣﺎ ﻳﻨﻔ ُﻌﻚ‬ ‫اﺣ �ﺮ‬

“Bersungguh-sungguhlah pada apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada
Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah.”([3])

Sebagian orang, tatkala berusaha mencari rezeki, mereka hanya mengandalkan sebab-sebab duniawi,
dan dia lupa bahwa ada sebab yang lain untuk menambah dan memudahkan rezekinya, yaitu takwa
kepada Allah ‫ﷻ‬, padahal Allah ‫ ﷻ‬telah berfirman,

﴿‫ﺐ‬ُ ‫ﺚ َ� َ� ْﺤ َتﺴ‬
ُ ْ َ ْ ُ ََُْْ � َ ْ َ ُ � َ ْ َ َ� ‫ﱠ‬
�‫ و�ﺮزﻗﻪ ِﻣﻦ ﺣ‬،‫﴾ َو َﻣﻦ َﻳﺘ ِﻖ ا� �ﺠﻌﻞ ﻟﻪ ﻣﺨﺮﺟﺎ‬
ِ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan
memberinya rezeki dari arah yang �ada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Ke�ka seseorang telah mendapatkan rezeki dari arah yang dia �dak sangka-sangka, maka itu adalah
tanda dia bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬.

Para hadirin yang dirahma� oleh Allah ‫ﷻ‬.

Yakinlah bahwasanya jika Anda bertakwa maka rezeki akan datang kepada Anda. Allah ‫ ﷻ‬berfirman,
ْ‫ُ ﱠ‬ � َ ُُ َ ‫� َ َ �� َ ْ � ﱠ‬ َ ْ َ َ ‫ﱠ‬ َ �ْ� �
﴿‫اﺻﻄ ِب ْ� َﻋﻠ ْﻴ َﻬﺎ � � ْﺴﺄﻟﻚ �رزﻗﺎ ﻧ ْﺤ ُﻦ ﻧ ْﺮزﻗﻚ َواﻟ َﻌ ِﺎﻗ َبﺔ ِﻟﻠﺘﻘ َﻮى‬ ‫﴾ َوأ ُﻣ ْﺮ أﻫﻠﻚ ِبﺎﻟﺼ� ِة و‬

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami �dak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu.
Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)

Wahai para suami, perintahkan keluargamu untuk salat. Perintahkan kepada istri dan anak-anak
kalian untuk salat, bangunkan mereka untuk salat apabila mereka ter�dur, karena sesungguhnya
Allah ‫ﷻ‬-lah yang memberikan rezeki kepada kalian, maka jangan sampai �dak salat dengan dalih
mencari rezeki. Ketahuilah bahwa Ibnu Katsir ‫ ﷺ‬berkata tentang ayat ini bahwa salat itu merupakan
di antara sebab untuk mendatangkan rezeki dari Allah ‫ﷻ‬.([4])

Allah ‫ ﷻ‬juga telah berfirman,


� ْ �ُ ‫ا� َ� ْﺠ َﻌﻞ �ﻟ ُﻪ ِﻣ ْﻦ �أ ْﻣﺮە‬
﴿‫�ا‬ َ � ‫﴾ َو َﻣﻦ َﻳ ﱠﺘﻖ‬
ِ� ِ
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya.” (QS. Ath-Thalaq: 4)

Allah ‫ ﷻ‬akan mudahkan segala yang menjadi urusan dari orang yang bertakwa, termasuk urusan
dalam mencari rezeki.

Lebih daripada itu, bahkan Allah ‫ ﷻ‬berbicara tentang cakupan yang lebih luas seper� negara. Allah
‫ ﷻ‬berfirman,

﴿‫ض‬ َ ‫﴾ َو �ﻟ ْﻮ �أ ﱠن �أ ْﻫ َﻞ �اﻟ ُﻘ َﺮى‬


ْ َ ْ َ َ ‫آﻣ ُﻨﻮا َو ﱠاﺗ َﻘ ْﻮا �ﻟ َﻔ َﺘ ْﺤ َﻨﺎ َﻋ �ﻠ ْﻴﻬﻢ َﺑ َﺮ �� ﱢ َ ﱠ‬
� ‫ﺎت ﻣﻦ اﻟﺴﻤ ِﺎء واﻷر‬
ٍ ِ
“Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pas�lah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96)

Yaitu maksudnya adalah rezeki dari langit dan dari bumi. Bisa jadi ada sebuah negara yang hasil
buminya sedikit jika dibandingkan dengan negara-negara lain, tapi ternyata mereka jauh lebih aman,
lebih makmur, lebih tenteram, karena mungkin penduduknya lebih bertakwa Allah ‫ ﷻ‬daripada
penduduk di negara-negara lain. Sebaliknya, bisa jadi hasil bumi suatu negara sangat banyak, namun
kebohongan dan korupsi di mana-mana, �dak ada kemakmuran, �dak ada rasa aman, karena
kurangnya ketakwaan penduduk negara tersebut.

Oleh karena itu, hendaknya kita bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬, dimulai dari diri kita sendiri, kemudian
mengajak keluarga kita, lalu disebarkan kepada tetangga dan masyarakat sekitar kita, agar Allah ‫ﷻ‬
memberikan rezeki yang melimpah kepada kita. Ingatlah, jangankan menjamin rezeki manusia, para
jin pun Allah ‫ ﷻ‬jamin rezeki mereka jika mereka bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬, sebagaimana firman
Allah ‫ﷻ‬,
� ََ ُ َ َ ََ َ ‫ﱠ‬ � ََ � �
﴿‫﴾ َوأن ﻟ �ﻮ ْاﺳﺘﻘ ُﺎﻣﻮا َﻋ� اﻟﻄ ���ﻘ ِﺔ ﻷ ْﺳﻘ ْﻴﻨﺎﻫﻢ ﱠﻣ ًﺎء ﻏﺪﻗﺎ‬
“Dan bahwasanya, jikalau mereka (para jin) tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),
benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” (QS. Al-
Jinn: 16)

Kalau jin bertakwa dan is�kamah kepada Allah ‫ ﷻ‬dijamin rezekinya, maka bagaimana lagi dengan
manusia yang bertakwa kepada Allah ‫?ﷻ‬

Ingatlah, apabila seorang hamba berusaha mencari rezeki dengan disertai ketakwaan yang benar,
maka pas� akan mendatangkan rezeki yang banyak. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬telah bersabda,
� َ ُ ََُ � َ ُ َْ ‫ُ ُ ﱠ‬ � � ََ � � َ ‫ﱠ‬ � َ َ �� َ َ � ‫� �ﱠ‬
‫وح ِبﻄﺎﻧﺎ‬‫ ﺗﻐﺪو ِﺧﻤﺎﺻﺎ وﺗﺮ‬،�َ ْ‫ ﻟ َﺮزﻗ� ْﻢ ك َﻤﺎ َﻳ ْﺮزق اﻟﻄ ي‬،‫ﷲ َﺣﻖ ﺗ َﻮ� ِﻠ ِﻪ‬
ِ �‫ﻟ ْﻮ أﻧ� ْﻢ ﺗﺘ َﻮ�ﻠﻮن ﻋ‬
“Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan
memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia telah memberikan rezeki kepada burung yang
berangkat di pagi hari dalam keadaan kosong dan kembali dalam keadaan kenyang.”([5])

Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan bahwa hendaknya seseorang berusaha meskipun usahanya �dak
besar, namun jika disertai dengan ketakwaan dan tawakal yang �nggi maka akan didatangkan rezeki
kepadanya dari arah yang �dak dia sangka-sangka.

‫�ﻤﺎ‬ � ‫آﻣ ُﻨﻮا َﺻ �ﻠﻮا َﻋ �ﻠ ْ�ﻪ َو َﺳ �ﻠ ُﻤﻮا َ� ْﺴﻠ‬


َ ‫ﻳﻦ‬ َ ‫ي َ�ﺎ �أ ﱡﻳ َﻬﺎ �اﻟﺬ‬ ‫ﱠ �َ َ ََ �َُ ُ َ � َ َ� ﱠ‬
‫اﻟﻨ ب ﱢ‬
ِ ِ ِ ‫ِإن ا� وﻣ� ِﺋﻜﺘﻪ �ﺼﻠﻮن ﻋ� ِ ي‬
� � ْ ٌ ٌ َ ‫َْ َ ﱠ‬ � َ ‫ﺖ َﻋ �� إ ْﺑ َﺮاﻫ‬َ ْ� َ َ � ‫ُ َ ﱠ‬ �َ َ ‫�ُ ﱠ َ ﱢ َ� ُ َ ﱠ‬
�‫ َو َﻋ‬،‫ َو َ� �ﺎرك َﻋ� ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ‬،‫ ِإﻧﻚ َﺣ ِﻤ�ﺪ َﻣ ِﺠ�ﺪ‬،‫�ﻢ‬ ‫ َو َﻋ� آل إﺑﺮ ِاﻫ‬،‫�ﻢ‬ ِ �‫ كﻤﺎ ﺻﻠ‬،‫آل ﻣﺤﻤ ٍﺪ‬ ِ �‫ وﻋ‬،‫اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋ� ﻣﺤﻤ ٍﺪ‬
ٌ َ ٌ َ َ ‫َْ َ ﱠ‬ � َ َ َ َ ْ � َ َ ِ � َِ َ َ � ‫ِ ُ َ ﱠ‬
‫ ِإﻧﻚ ﺣ ِﻤ�ﺪ ﻣ ِﺠ�ﺪ‬،‫آل ِإﺑﺮ ِاﻫ�ﻢ‬ ِ �‫ وﻋ‬،‫ كﻤﺎ بﺎر�ﺖ ﻋ� ِإﺑﺮ ِاﻫ�ﻢ‬،‫آل ﻣﺤﻤ ٍﺪ‬ ِ
َ
َ ‫ات و�ﺎ ﻗ ِض‬ َ َ َ َ ‫ﱠ‬ ُ ْ ُ ٌ ْ َ ٌ ْ َ َ ‫ﱠ‬ َ ْ َ � َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ُ � َ َ‫َ � ُ ْ ْ ن‬ َ ْ ُ � َ َ‫اﻏﻔ ْﺮ ﻟ �ﻠ ُﻤ ْﺴﻠﻤ ْي ن‬
ْ ‫� �ُ ﱠ‬
�‫ﺎ‬ ‫ْي‬ ِ ‫ات ِإﻧﻚ ﺳ ِﻤﻴﻊ ﻗ ���ﺐ ﻣ ِﺠ�ﺐ اﻟﺪﻋﻮ‬ ِ ‫ﺎت اﻷﺣ� ِﺎء ِﻣﻨﻬﻢ واﻷﻣﻮ‬ ِ ‫ن واﻟﻤﺆ ِﻣﻨ‬ ِ ‫ن واﻟﻤﺴ ِﻠﻤ‬
‫ﺎت واﻟﻤﺆ ِﻣ ِﻨ ي‬ ِِ ِ ِ ‫اﻟﻠﻬﻢ‬
َ ‫اﻟ َﺤ‬�
‫ﺎﺟﺎت‬
َ َ َ ْ� َ � َ َ َ ْ� � َ َ ْ َ َ ُ ُ ‫�ُ ﱠ‬
‫آت ﻧﻔ ْﻮ َﺳﻨﺎ ﺗﻘ َﻮاﻫﺎ َوز� َﻬﺎ أﻧﺖ ﺧ يْ ُ� َﻣ ْﻦ ز�ﺎﻫﺎ أﻧﺖ َو ِﻟ ﱡﻴ َﻬﺎ َو َﻣ ْﻮ�ﻫﺎ‬
ِ ‫اﻟﻠﻬﻢ‬
َ �‫ﻮﻧ ﱠﻦ ﻣ َﻦ �اﻟ َﺨﺎ‬ َ � َ� َ ْ َ ََْ َ� ْ َْ ْ� َ َ َ ُ � َ ْ � � َ‫َﱠ‬
‫�ﻦ‬ � ِ ِ �‫ر�ﻨﺎ ﻇﻠﻤﻨﺎ أﻧﻔﺴﻨﺎ و ِ�ن ﻟﻢ ﺗﻐ ِﻔﺮ ﻟﻨﺎ وﺗﺮﺣﻤﻨﺎ ﻟﻨ‬
َ ‫ﱠ‬ ْ ‫ْ َ � َ ﱢ‬ ‫ﱠ ْ َ � َ ﱢ‬ � � َ ْ� ‫� �ﱠ‬ َ َ ْ � َ َ َْ ‫�ُ ﱠ ْ ْ �َ َ َ ﱠ ْ َ َ � ﱠ‬
‫ َوأﻧﺖ اﻟ ُﻤﺆﺧ ُﺮ ﻻ إﻟﻪ إ� أﻧﺖ‬،‫ أﻧﺖ اﻟ ُﻤﻘﺪ ُم‬،‫� ْرﻧﺎ َو َﻣﺎ أ ْﻋﻠﻨﺎ َو َﻣﺎ أﻧﺖ أ ْﻋﻠ ُﻢ ِب ِﻪ ِﻣﻨﺎ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ اﻏ ِﻔﺮ ﻟﻨﺎ ﻣﺎ ﻗﺪﻣﻨﺎ وﻣﺎ أﺧﺮﻧﺎ وﻣﺎ أ‬
‫َﱠَ َ ف ﱡ َْ َ َ ًَ َ ف ْ َ َ َ ًَ َ َ َ َ َ ﱠ‬
‫اب اﻟﻨ �ﺎر‬ ‫ر�ﻨﺎ آ ِﺗﻨﺎ ِ ي� اﻟﺪﻧ�ﺎ ﺣﺴﻨﺔ و ِ ي� اﻵ ِﺧﺮِة ﺣﺴﻨﺔ و ِﻗﻨﺎ ﻋﺬ‬

Footnote:

([1]) HR. Ahmad No. 1481, Syu’aib al-Arnauth mengatakan sanad hadis ini hasan.

([2]) Lihat: Tafsir ath-Thabari (13/488).

([3]) HR. Muslim No. 2664.

([4]) Lihat: Tafsir Ibnu Katsir (5/327).

([5]) HR. Ahmad No. 205.

Via HijrahApp

Anda mungkin juga menyukai