Kebijakan Demografi
Artinya : “Kemudian dari air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu Kami
jadikan sesuatu yang melekat itu menjadi segumpal daging, dan segumpalan itu
Kami jadikan tulang belulang yang terbungkus dengan daging. Kemudian, Kami
jadikan makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Sang Pencipta yang
paling baik.” (Qs. Al-Mu’minun 23:14)
1
dari pernikahan tersebut akan terjadi perkawinan yang bertujuan agar manusia
dapat memelihara hubungan biologis antara laki-laki dan wanita yang
dimaksudkan untuk meneruskan keturunan. Allah SWT memberikan petunjuk
tentang hal tersebut dengan berfirman dalam Qs. Al-Baqarah ayat 187. Berikut
firman Allah dalam Al-Qur’an :
Artinya : Dihalalkan bagi kamu saat bulan puasa di malam hari bercampur dengan
istri-istri kamu, mereka adalah pakaian bagimu dan kamu pun pakaian bagi
mereka. Allah mengetahui kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena Allah akan
mengampuni dan memberi maaf kepadamu. Maka campurilah mereka dan ikuti
apa yang Allah tetapkan untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu
benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Lalu sempurnakan puasa itu hingga
datang malam, tetapi jangan kamu campuri mereka saat itu, sedang kamu
beri’tikaf di dalam masjid. Itu larangan Allah dan kamu jangan mendekatinya.
Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya bertaqwa
(Qs. Al-Baqarah, 2:187)
2
berakal dan beradab, dan meningkatkan martabat manusia. Allah SWT
menganjurkan suatu keluarga untuk memperbanyak keturunan, yang mana
perbuatan tersebut merupakan perbuatan mandub atau dianjurkan bukan hanya
mubah (diperbolehkan). Tetapi jika tidak menjalankan anjuran tersebut tidak
berdosa sebab hal ini bukan lah kewajiban umat Islam. Dalam Islam juga diberikan
kemudahan untuk setiap muslim mengatur keturunannya dengan alasan yang
kuat. Program Keluarga Berencana (KB) dapat membantu kelangsungan hidup
keluarga dengan menyediakan informasi dan layanan terkait perencanaan
keluarga sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Dengan demikian,
implementasi program KB dapat membantu pasangan suami-istri membuat
keputusan yang bijak tentang jumlah anak dan jarak anak mereka, sejalan dengan
nilai-nilai agama Islam yang menghargai kehidupan keluarga.
Dalam bahasa Arab kontrasepsi bermakna dua yaitu tahdidun nasli dan
tandzimun nasli. Tahnidun nasli berarti membatasi kehamilan atau keturunan.
Sementara tandzimun nasli artinya menunda memiliki keturunan atau kehamilan.
Membatasi kehamilan (tahnidun nasli) berarti tidak akan memiliki keturunan
selama-lamanya atau bisa disebut dengan vasektomi/tobektomi. Membatasi
kehamilan dilakukan dengan melakukan sterilisasi rahim, pengangkatan rahim,
memotong saluran sperma, dan sebagainya tanpa sebuah alasan yang
dibenarkan syari’at. Menurut sunnah nabi hal tersebut diharamkan dan
diharamkan juga oleh para ulama, karena dapat dianggap mendahului takdir Allah
SWT.
Contoh alasan yang tidak dibenarkan oleh syari’at adalah ketika sepasang
pasangan suami istri memakai alat kontrasepsi karena takut miskin, takut tidak
dapat membiayai keluarga jika anggota keluarga terlalu banyak dan sebagainya.
Maka perbuatan tersebut dihukumi haram secara mutlak, sebab dianggap
berprasangka buruk terhadap Allah SWT dan tidak meyakini bahwa Allah maha
pemberi rezeki dan maha kaya. Hal ini disebutkan dalam Qs. Al-Isra’ ayat 31 :
ْ َِو َل تَ ْقتل ْٓوا ا َ ْو َلدَك ْم َخ ْش َيةَ اِ ْم َلق نَحْ ن ن َْرزقه ْم َواِياك ْم اِن قَ ْتلَه ْم كَانَ خ
طـًٔا َك ِبي ًْرا
3
Artinya : Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut akan
kemiskinan. Kami lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga
kepada kamu. Sesungguhnya membunuh mereka merupakan dosa besar.
Jika sepasang suami istri tidak mau menjalankan program tersebut maka
dikhawatirkan anak yang dilahirkan dapat kekurangan ASI. Sebab ketika seorang
wanita hamil, produksi ASI berkurang dan kondisinya masih belum pulih
sepenuhnya. Sehingga seorang ibu perlu memberi jarak kehamilan agar setiap
anak dapat diberi ASI selama dua tahun penuh. Anjuran memberi ASI selama dua
tahun penuh tertulis dalam Qs. Al-Baqarah ayat 233 :
۞ علَى ٱ ْل َم ْولو ِد لَهۥ ِر ْزقهن َ عةَ ۚ َو َ ضا ِ َوٱ ْل ٰ َو ِل ٰ َدت ي ْر
َ ض ْعنَ أ َ ْولَ ٰـدَهن َح ْولَي ِْن َكامِ لَي ِْن ۖ ِل َم ْن أ َ َرا َد أَن يتِم ٱلر
ث مِ ْثل ِ علَى ٱ ْل َو
ِ ار َ ضآر ٰ َو ِلدَة ِب َولَ ِدهَا َو َل َم ْولود لهۥ ِب َولَ ِد ِهۦ ۚ َو َ َو ِكس َْوتهن ِبٱ ْل َم ْعروفِ ۚ َل تكَلف َن ْفس إِل و ْسعَ َها ۚ َل ت
ضع ٓوا أ َ ْو َل ٰـدَك ْم فَ َل جنَا َح
ِ ع َل ْي ِه َما َو ِإ ْن أ َ َردتُّ ْم أَن تَ ْست َْر
َ عن ت ََراض ِم ْنه َما َوتَشَاور فَ َل جنَا َح َ ال ً ص َ ِٰ َذلِكَ فَإِ ْن أ َ َرادَا ف
ِ ّلل ِب َما تَ ْع َملونَ َب
٢٣٣ صير َ سل ْمتم ما ٓ َءاتَيْتم ِبٱ ْل َم ْعروفِ َوٱتقوا ٱ
َ ّلل َوٱ ْعلَم ٓوا أَن ٱ َ علَيْك ْم ِإذَا
َ
Artinya : Hendaklah para ibu menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh
untuk yang ingin menyempurnakan penyusuan. Serta kewajiban bagi ayah
memberi makan dan pakaian dengan cara yang ma’ruf kepada para ibu.
Seseorang tidak akan dibebani kecuali ia dianggap mampu. Janganlah seorang
ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah menderita karena
anaknya, dan ahli warispun berkewajiban. Jika keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan musyawarah maka tidak ada dosa
4
untuk keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusui orang lain, maka tidak ada
dosa untukmu apabila kamu memberi pembayaran yang pantas. Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah Allah Maha Melihat yang kamu kerjakan.
Perlu diketahui bahwasanya sejak dari zaman Rasulullah hingga saat ini
banyak sekali jenis alat kontrasepsi bagi laki-laki maupun perempuan. Ditinjau dari
cara kerjanya, kontrasepsi dibagi menjadi dua macam yaitu kontrasepsi tradisional
dan kontrasepsi modern.
5
telah hamil. Nabi Muhammad SAW pun bersabda,”Sesungguhnya aku
sudah memberitahukan kepadamu terhadap apa saja yang sudah menjadi
ketentuan atau takdir Allah pasti akan terjadi dan tidak akan ada yang
mampu menolaknya”.
Dalam menetapkan hukum ‘azl sebagai takhrijul manath, para ulama
empat mazhab memiliki pandangan yang berbeda-beda saat
mengungkapkan hukum ‘azl. Berikut pandangan menurut empat mazhab :
a. Menurut dari Mazhab Hanafiyah : Imam Abu Hanifah memandang
hukum melakukan ‘azl itu boleh tapi atas persetujuan itri. Jika suami
melakukan tanpa persetujuan istri maka hukumnya makruh. Namun
berbeda apabila suami harus melakukan perjalanan untuk berperang
atau bepergian jarak jauh dalam waktu yang lama, hukum ‘azl sendiri
berubah menjadi diperbolehkan tanpa persetujuan sang istri.
b. Menurut Mazhab Malikiyah : Imam Malik mengungkapkan bahwa
hukum penggunaan alat kontrasepsi diperbolehkan dalam Islam tetapi
harus dengan alasan yang dapat diterima syari’at. Acuan dalil yang
digunakan yaitu perbuatan sahabat Nabi SAW. Sebab Imam Malik
berkeyakinan jika sahabat Nabi melakukan suatu perbuatan, maka
perbuatan tersebut pasti memiliki konsekuensi hukum. Alasan
kedaruratan dan kemashalatan termasuk diperbolehkan dalam
penggunaan ‘azl.
c. Menurut Mazhab Syafi’i : hukum menggunakan alat kontrasepsi (‘azl)
diperbolehkan asal berdasar rida sang istri. Tetapi pandangan ini
banyak ditentang ulama lain bahwa rida bukan termasuk syarat. Dalam
hubungan intim setiap individu memiliki hak yang sama meskipun
mengenai hal klimaks tidak harus istri mendapatkannya jika suami
terlebih dulu ejakulasinya.
2. Menurut Mazhab Hambali : Imam Ahmad bin Hambal mengungkapkan
bahwa ‘azl boleh dilakukan atas dasar rida sang istri. Hukum yang dipakai
Imam Ahmad bin Hambal kebanyakan dipengaruhi sang guru, yaitu Imam
Syafi’i. Sehingga dalam hukum ‘azl beliau sependapat dengan Imam
Syafi’i.
6
B. Suhu Basal Tubuh
Metode kontrasepsi mengukur suhu basal tubuh ini dengan menghitung
peningkatan suhu tubuh sebelum melakukan hubungan seksual. Suhu basal
tubuh merupakan suhu tubuh saat istirahat. Normalnya suhu tubuh sekitar
35,5 − 36𝑜 𝐶. Suhu basal tubuh dapat diukur dengan termometer yang
diletakkan selama 5 menit pada mulut, vagina, atau melalui dubur.
C. Lendir Serviks
Setelah haid akan ada masa munculnya lendir yang berkelanjutan hingga hari
ke-4 setelah peak sympotom. Kegagalan yang menggunakan kontrasepsi ini
mencapai 0.4 – 39.7 kehamilan per tahunnya.
D. Sympto-Termal
Metode sympto-termal dilakukan dengan mengkombinasi berbagai metode KB
alamiah supaya mengetahui masa subur wanita. Tingkat kegagalan metode ini
mencapai 4.9 – 34.4 kehamilan wanita per tahunnya.
B. Kontrasepsi Modern
1. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan metode memanipulasi tingkat hormon
alami dalam tubuh, seperti estrogen dan progesteron. Manipulasi ini
dilakukan untuk mempengaruhi sistem endokrin sehingga dapat mencegah
terjadinya kehamilan. Dampak negatif dari penggunaan kontrasepsi ini
adalah :
a. Mual yang sering terjadi pada 50-70% wanita
b. Rasa nyeri pada payudara
c. Pusing
d. Nyeri pada abdomen
e. Gangguan siklus menstruasi yang disertai pendarahan abnormal
7
dihindari, seperti menghindari penurunan penyakit dari kedua orang
tuanya terutama ibu terhadap anak yang dilahirkan atau terancamnya
jiwa sang ibu yang akan mengandung atau melahirkan bayi. Maka
hukum penggunaan kontrasepsi suntikan ini boleh sesuai dengan
kaidah hukum Islam yang menyatakan :
c. Pil KB
Pil KB merupakan tablet berisi hormon estrogen atau progesteron yang
secara teratur diminum wanita untuk mencegah kehamilan. Cara kerja
pil KB ini adalah mencegah proses pematangan telur sehingga tidak
8
dapat dibuahi oleh sperma. Namun pil KB masih kurang efektif dalam
mencegah kehamilan.
2. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD)
3. Sterilisasi
9
4. Kondom
Kondom atau jaswadi merupakan alat kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan sekaligus mencegah menularnya penyakit kelamin saat
berhubungan badan. Kondom biasanya terbuat dari bahan karet latex dan
digunakan pada alat kelamin pria atau wanita saat dalam keadaan ereksi
Sebelum bersenggama atau bersetubuh agar sperma tidak dapat masuk
ke dalam rahim.
a. Syekh Sulaiman bin Manshur al-Ijaili al-Jamal dalam Hasyiyah al-Jamal ‘Ala
Manhaj, menjelaskan haram jika (kontrasepsi) memutus kehamilan dari
asalnya (indung telur), adapun jika memperlambat/menunda kehamilan
sebentar, maka tidak haram sebagaimana pendapat yang jelas. Jika karena
udzur seperti untuk tabiyah anak maka tidak makruh juga jika tidak ada udzur
maka makruh. (4/447)
b. Syekh al-Bajuri dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri Syarah Fath al-Qarib
menjelaskan demikian halnya perempuan yang menggunakan sesuatu (seperti
obat atau alat kontrasepsi) yang dapat memperlambat kehamilan, hal ini
hukumnya makruh, sedangkan apabila sampai memutus keturunan maka
hukumnya haram, dan ketika darurat maka sesuai dengan qaidah fiqhiyah
“Ketika terjadi dua mafsadat (bahaya) maka hindari mafsadat yang lebih besar
dengan melakukan mafsadat yang paling ringan”. [2/93]
10
pemahaman masyarakat terhadap berbagai metode kontrasepsi. Kebijakan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, mengurangi tekanan pada
sumber daya, dan mempromosikan kesehatan reproduksi.
11
tanpa menggunakan alat kontrasepsi maka tetap ada kemungkinan terjadi
kehamilan. Seorang perempuan yang berusia 35 tahun, jika melahirkan akan
berisiko tinggi hingga dapat menyebabkan kematian.
Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dengan menyediakan pendidikan
dan layanan yang diperlukan. Di antara tindakan yang diambil dalam upaya ini
adalah penyediaan klinik kesehatan reproduksi, kampanye penyuluhan, dan
penyebaran alat kontrasepsi. Selain itu, untuk memastikan bahwa masyarakat
dapat mengakses layanan ini tanpa kesulitan keuangan, seringkali ada dukungan
keuangan atau subsidi.
12
ditinggalkannya program keluarga berencana ini adalah informasi yang diterima
masyarakat terlalu banyak sehingga informasi mengenai keluarga berencana
mulai tersingkirkan akibat kurang menarik bagi masyarakat.
Permasalahan ini lah yang menjadi titik fokus pemerintah karena apabila
tidak diperhatikan dapat menyebabkan populasi penduduk tidak terkontrol.
Dengan tidak mengikuti program keluarga berencana tentunya sangat merugikan
masyarakat, antara lain berdampak pada ketidaksejahteraan keluarga dan
menyebabkan permasalahan ekonomi keluarga yang memiliki banyak anak.
Sangat jelas bagi masyarakat bahwa jika tidak mengikuti program keluarga
berencana akan berdampak negatif. Banyak orang berpendapat bahwa mengikuti
program keluarga berencana tergantung pada pasangan atau keluarga itu sendiri.
Dengan demikian, keluarga sekarang memiliki banyak pekerjaan untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Di antara berbagai alasan tersebut, ada hal yang membuat sulit program
KB terlaksana dengan baik. Yaitu tidak mudah bagi masyarakat menerima laki-laki
yang ikut serta dan berperan aktif dalam program keluarga berencana (KB),
pemakaian alat kontrasepsi pada laki-laki menjadi salah satu hambatan budaya
13
yang masih dominan terhadap penerimaan masyarakat terhadap laki-laki sebagai
anggota keluarga berencana. Hal ini mendukung klaim BKKBN bahwa tingkat
partisipasi laki-laki dalam penggunaan alat kontrasepsi masih sangat rendah. Hal
ini dikarenakan faktor sosial budaya di masyarakat yang mempercayai bahwa
porgram pemerintah tersebut merupakan urusan wanita, sehingga laki-laki tidak
perlu berpartisipasi secara aktif.
Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, S., Mustakim, Lestari, E. D., & Safira, D. (2020). Implementasi Metode
Analytic Hierarchy Process Untuk Pemilihan Alat Kontrasepsi. Seminar
Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri.
Aurora, N. F., Multazam, M. A., & Fachrin, S. A. (2019). PENERIMAAN
TUBEKTOMI SEBAGAI METODE KONTRASEPSI DI KABUPATEN
PANGKEP. Jurnal Kesehatan, 1.
Junaidi, M. (2022). TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAUR DALAM PENGENDALIAN
PERTUMBUHAN PENDUDUK. (Skripsi, Fakultas Syariah, Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung : Bandar Lampung).
Khoirunnisa, I. (2021). Bincang Muslimah. Retrieved from Hukum Menggunakan
Alat Kontrasepsi untuk Menunda Kehamilan dalam Pandangan Ulama.
Mustofa, Z., & Nafiah. (2020). HUKUM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
DALAM PERSPEKTIF AGAMA. MA'ALIM : Jurnal Pendidikan Islam, 1(2).
Nasution, M., & Putra, D. (2021). PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM
PANDANGAN FIKIH EMPAT MAZHAB. Jurnal Hukum Keluarga Islam dan
Kemanusiaan, 3(2).
Pragita, R., Boham, A., & Rembang, M. (2021). PERSEPSI MASYARAKAT
TENTANG PENTINGNYA KELUARGA BERENCANA DI DESA
DOLODUO KECAMATAN DUMOGA BARAT. E-Journal Universitas Sam
Ratulangi.
Soegondo, T. E., Thelman, J. A., & Santano, R. M. (2023). Penggunaan Alat
Kontrasepsi dalam Multi-Perspektif. PATRIOT : Jurnal Kajian Pancasila &
Kewarganegaraan, 1(1), 1-15.
15