Anda di halaman 1dari 34

Family Counseling

Tri Budi Santoso, Ph.D OT


Fahira Ichlasul Shifa, Str. Kes
BUDI CENTER : 0823 1476 6686
DILARANG MENGIRIMKAN/ MENYEBARKAN MATERI INI PADA PIHAK LAIN
TANPA SEIJIN AUTHOR.
What is family counseling?

 Family
 Counceling
 Keluarga
Unit Sosial → Ayah, Ibu, Anak
Orang tua: mempersiapkan anak sampai
usia dewasa
Definisi Konseling

 Akinade (2001) mendefinisikan konseling sebagai "interaksi


dua arah yang profesional dan manusiawi antara terapis dan
satu atau lebih individu yang tidak dapat menyelesaikan
masalah mereka sendiri dalam aspek pendidikan, kejuruan,
dan sosial dalam kehidupan mereka“
 Konseling berarti bantuan yang diberikan kepada seorang
individu atau sekelompok individu yang berada dalam
kesulitan sementara oleh personel yang terlatih secara
profesional untuk mengatasi kesulitan
 Konselingkeluarga sering dilihat sebagai istilah
umum yang mencakup bidang-bidang seperti
konseling pasangan, pernikahan atau suami-istri,
konseling orang tua, konseling sistem, mediasi
perceraian, konseling pranikah, konseling
saudara kandung, dan konseling orang tua-anak.
 Beralih ke keluarga dengan cara ini, konselor melibatkan
dirinya dalam sejumlah pertanyaan mengenai hubungan
sistem keluarga klien dengan masalah yang dihadapi
 Oleh karena itu, dalam konseling keluarga, wawancara
harus dimulai terlebih dahulu dengan klien yang ditunjuk
dan kemudian diperluas ke seluruh unit keluarga
tergantung pada respon yang diperoleh
Teori Konseling Keluarga

1. Terapi Psikodinamik
 Ini adalah pendekatan konseling keluarga yang diadopsi oleh para terapis
keluarga yang pada awalnya dilatih dalam kerangka kerja psikoanalisis
Freud seperti Alder, Carl Jung, Klein, dan lain-lain
 Perhatian utama dari pendekatan ini adalah mengeksplorasi hubungan
yang ada antara gangguan keluarga yang dilaporkan dengan konflik
intrapsikis dan interpersonal para anggota keluarga dilihat dari latar
belakang masa lalu mereka
 Kepercayaan dasarnya adalah bahwa masalah emosional dalam keluarga
biasanya menular, sehingga ketika salah satu anggota mengalami masalah,
anggota yang lain juga akan terkena dampaknya
1. Terapi Psikodinamik

 Pendekatan ini juga percaya bahwa masalah keluarga dapat


muncul dari konflik interpersonal dan atau intrapsikis para
anggotanya
 Tujuan utama dari terapi keluarga adalah untuk membantu
anggota keluarga mencapai pemahaman tentang asal-usul dan
sifat dari keluhan mereka dan kemudian membantu mereka
mengembangkan strategi yang bertujuan untuk membantu
mereka menghilangkan racun dalam pengalaman intrapsikis
dan hubungan interpersonal mereka
2.Terapi Keluarga Struktural

 Keluarga dipandang sebagai organisme yang terdiri dari banyak


bagian (Minuchin, 1983). Seperti halnya tubuh yang terdiri dari
bagian-bagian yang berbeda, demikian pula keluarga. Oleh
karena itu, ketika salah satu anggota keluarga sakit, atau
menunjukkan gejala, anggota keluarga yang lain akan
terpengaruh
 Model ini percaya bahwa untuk mengubah individu, sistem di
mana mereka beroperasi harus diubah terlebih dahulu
2.Terapi Keluarga Struktural…

 Model konseling keluarga ini menyatakan bahwa manusia


adalah bagian dari keadaannya dan bahwa seorang anak
merespons stres yang mempengaruhi keluarga
 Model ini percaya bahwa individu yang hidup dalam
sebuah keluarga dikatakan sebagai anggota dari sebuah
sistem sosial yang harus beradaptasi
 Tindakannya diatur oleh karakteristik sistem tersebut dan
karakteristik tersebut termasuk efek dari tindakan masa
lalunya
3. Terapi Keluarga Gabungan (Conjoint Family Therapy)

Model ini dikembangkan oleh Dr. Virginia Satir yang percaya bahwa keluarga
yang disfungsional dapat muncul dari salah satu atau kombinasi dari beberapa
keadaan berikut ini:
 Harga diri yang rendah dan pemilihan pasangan yang tidak matang
 Kekecewaan dalam pernikahan dan pengasuhan yang berpusat pada diri
sendiri
 Metode yang tidak matang dalam menegosiasikan perbedaan dan
ketidaksepakatan pribadi
 Pengaruh model yang salah dari anggota masa lalu
 Gangguan/ kegagalan dalam komunikasi
Beberapa tujuan terapi menurut model ini antara lain adalah:

 Untuk membantu membangkitkan harga diri atau kepercayaan diri anggota keluarga
selama terapi
 Membantu anggota keluarga untuk menjadi dewasa dan membuang model-model
yang salah yang mereka ambil dari masa lalu
 Mengajarkan cara-cara yang lebih baik dalam berkomunikasi satu sama lain
 Mengajarkan cara-cara yang lebih baik untuk menegaskan diri mereka sendiri, identitas
mereka, apa yang mereka yakini, bagaimana mereka melihat sesuatu dan apa yang
mereka sukai dan tidak sukai
 Untuk membantu para anggota belajar bagaimana memberikan umpan balik kepada
satu sama lain mengenai pendapat mereka tentang apa yang terjadi dengan mereka
3. Terapi Keluarga Gabungan

 Dalam model terapi ini (Terapi Keluarga Gabungan)


konselor tidak hanya diharapkan untuk dapat
mendengarkan, mengamati, dan mengumpulkan informasi
yang diperlukan dalam menangani situasi masalah pada
suatu unit keluarga, tetapi juga diharapkan untuk menjadi
partisipan yang matang, pengamat, penilai yang adil
terhadap seseorang, guru yang baik, dan yang paling
penting adalah model komunikasi yang efektif.
4. Terapi Perilaku Untuk Keluarga (Behavioral Family Therapy)

 Model ini mengambil dasar utama tindakannya dari perspektif kerangka


teori belajar yang menekankan bahwa semua perilaku manusia
dipelajari dan oleh karena itu dapat tidak dipelajari (Pavlov, Skinner,
Thorndike, Bandura, dll)
 Terapi keluarga perilaku mengacu pada pendekatan di mana prinsip-
prinsip operan, instrumental / sosial dari pembelajaran serta konstruksi
dan prinsip-prinsip teori pertukaran sosial difokuskan dalam menafsirkan
apa yang salah dalam keluarga patologis tertentu dan dalam
mengidentifikasi aspek hubungan interpersonal keluarga di mana
perubahan diperlukan untuk mengembalikan keluarga ke kesehatan
yang tepat
4. Terapi Perilaku Untuk Keluarga (Behavioral Family Therapy)

 Dalam terapi keluarga ini, prinsip perilaku quid pro quo


(Kompensasi/ ganti rugi) ditekankan, di mana, jika imbalan atau
diperlakukan dengan cara yang positif oleh orang lain benar-benar
diharapkan, maka salah satu dari mereka harus terlebih dahulu
memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, kehangatan, dan
penghargaan karena imbalan pertama-tama harus diperantarai agar
orang lain dapat menemukan lingkungan yang kondusif untuk
berperilaku dengan cara yang positif dan diharapkan
 Dengan demikian, dalam terapi keluarga perilaku, hubungan yang
positif dan bukan timbal balik adalah persamaan yang menjadi
perhatian para anggota keluarga
Family Tree
Tujuan dan kebutuhan untuk Konseling
keluarga:

 Untuk mencapai komunikasi yang efektif,


 Untuk mencapai resolusi konflik,
 Untuk meningkatkan pembentukan karakter yang
memadai
 Untuk mencapai orientasi ulang yang positif dalam
keluarga.
 Hal ini juga membantu meningkatkan hubungan dan
pemahaman yang lebih baik di dalam keluarga
Konseling keluarga juga ditujukan untuk

 Membantu anggota keluarga yang tertekan untuk mempelajari perilaku


adaptif dan meninggalkan perilaku maladaptif
 Membantu anggota keluarga untuk menghargai pentingnya dan dampak
dari hubungan orang tua dalam keluarga
 Membantu anggota keluarga untuk memahami bahwa ketika salah satu
anggota memiliki masalah, secara langsung atau tidak langsung akan
mempengaruhi anggota lainnya
 Ketika tujuan dan sasaran konseling keluarga ini tercapai, individu akan
menjadi orang yang lebih baik yang dapat berfungsi secara efektif di
lingkungan lain selain keluarga
Apa yang dimaksud dengan Konflik?

 Menurut kamus psikologi, konflik adalah "adanya keinginan,


kebutuhan, tujuan, sasaran, sasaran, tuntutan, dan peluang
yang bersaing dan tidak sesuai atau berlawanan pada saat
yang bersamaan-interaksi antagonis di mana satu pihak
berusaha untuk menggagalkan maksud atau tujuan pihak
lain".
 Konflik juga dipandang sebagai perjuangan mental -
keadaan psikologis yang dihasilkan dari pertentangan yang
sering tidak disadari antara keinginan, kebutuhan,
dorongan, atau impuls yang simultan namun tidak sesuai.
Konflik?

 Menurut Freud, konflik muncul dari pikiran sadar seseorang


ketika satu set keyakinan berdampak buruk pada area
keyakinan lain yang menyebabkan penderitaan emosional yang
dirasakan sebagai kekecewaan, kemarahan, atau frustrasi
 Konflik melibatkan ketidaksepakatan yang serius tentang
argumen atau pendapat dan prinsip. Konflik di rumah/keluarga
atau konflik domestik adalah kesalahpahaman atau
ketidaksepakatan yang secara alami terjadi di rumah di antara
anggota keluarga selama interaksi normal mereka
Konflik?

 Kesalahpahaman ini terjadi karena adanya perbedaan


yang melekat di antara orang-orang
 Keharmonisan keluarga memberikan rasa saling
memiliki dan perasaan aman yang tidak dimiliki oleh
hubungan lainnya.
 Ketika konflik muncul, hal ini mengancam keamanan
tersebut, baik ketidakharmonisan ini berasal dari
dalam unit keluarga maupun dari kekuatan eksternal
Konflik?

 Konflik dalam rumah tangga atau keluarga adalah masalah yang terjadi di
seluruh dunia tanpa memandang status, agama, jenis kelamin, budaya, atau ras.
Konflik tersebut dapat berupa konflik ide, tindakan, dan bahkan keyakinan.
 Konflik semacam itu adalah bagian yang tak terhindarkan dari semua hubungan
manusia tetapi tidak perlu mengarah pada pelecehan atau kekerasan.
 Konflik di rumah tangga kita saat ini berubah menjadi kekerasan dan menjadi
masalah sosial dan emosional di masyarakat. Menurut Gyuse dan Gyuse (2003),
jika anggota keluarga berkomitmen untuk saling terbuka satu sama lain, konflik
dapat diselesaikan dengan baik sebelum berubah menjadi kekerasan.
Penyebab Konflik

1. Problem Finansial – Beban rumah tangga & Biaya


Terapi
2. Persaingan Antar Saudara
 Anak-anak biasanya mencari perhatian
 Rasa cemburu, saudaranya bersaing dengannya tanpa
henti, hal ini pasti akan menimbulkan konflik.
 Orang tua harus adil
Penyebab konflik

 Kesepakatan ayah dan ibu tentang aturan dirumah. Kesepakatan


aturan yang berbeda antara ibu dan ayah akan membuat masalah
di rumah
 “Kata ayah versus kata Ibu” – anak akan manipulatif
 Orang tua bersikap kasar terhadap anak dengan kedok “disiplin”
 Anak menginjak remaja menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih
konfrontatif, mereka mungkin akan melakukan kekerasan terhadap
orang tua atau adiknya.
Penyebab Konflik

 Tinggal di keluarga besar (ortu- nenek-kakek, dll), pola


asuh/ penerapan peraturan yang tidak sama
 Anak harus hormat/ taat pada orang tua, sementara
orang tua/ nenek-kakek atau keluarga besar yang lain
sering ikut campur dengan urusan keluarga/ ABK
 Gaya/ pola/ kebiasaan hidup dapat menimbulkan
konflik: pola tidur, anggota keluarga ada yang
perfeksionis, selera makan tidak sama, diet, dll
Empat komponen dalam situasi keluarga dapat
berubah dan diperbaiki:

 Perasaan harga diri anggota keluarga


 Kemampuan komunikasi keluarga
 Sistemyang dianut keluarga: pengambilan
keputusan/ komunikasi/ value
 Aturan keluarga
Komunikasi

 Komunikasi = faktor terpenting,


penentu utama dari jenis
hubungan yang dimiliki orang satu
sama lain dan bagaimana orang
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, serta menjadi
ikatan yang mengikat keluarga
bersama
Satir’s Characteristics of Nurturing Families

 Orang-orang mendengarkan dan mendengarkan orang lain


 Anggota merasa bebas untuk memberitahu satu sama lain
bagaimana mereka berpikir / merasa
 Kehidupan dan perasaan manusia adalah yang paling penting
 Orang tua adalah pemimpin, bukan bos
 Orang-orang melihat satu sama lain, bukan melalui satu sama
lain
Gaya Komunikasi

 Distracter - membuat pernyataan yang tidak


relevan, menghindari masalah, menarik diri
dari situasi
 Menyamaratakan - berkomunikasi dengan
cara yang lugas, pikiran jujur, komunikasi
verbal dan nonverbal kongruen
Gaya Komunikasi

 Placator
- kedamaian dengan harga berapa pun,
mencoba untuk menyenangkan orang lain atau
meminta maaf
 Menyalahkan - pencari kesalahan, mengimbangi
perasaan kesepian dengan memerintah orang lain
 Komputer - tenang dan benar, tanpa perasaan, berpura-
pura tidak ada konflik
Prosedur Penyelesaian Konflik Menggunakan Konseling
Keluarga

 Prosedur atau langkah-langkah berikut ini diikuti dalam


konseling keluarga: pertama, konselor menentukan struktur
konseling yang ingin dilakukan.
 Struktur konseling keluarga terbuka untuk empat
kemungkinan, yaitu sebagai berikut,
 Bertemu dengan orang tua saja – umumnya ibu
 Bertemu dengan anak saja
 Bertemu dengan kedua orang tua –ayah dan ibu
 Bertemu dengan seluruh anggota keluarga
Penyelesaian Konflik Keluarga

 Terapis melakukan pengumpulan data dengan bertemu pada semua


anggota secara individual → untuk melihat semua aspek problem
dari semua anggota keluarga →
 Mana isu/ perilaku yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima
 Data dikumpulkan semuanya untuk melihat benang merah persoalan yang
terjadi di keluarga
 Terapis bertemu semua anggota keluarga untuk berdiskusi mencairkan
sehingga terjalin komunikasi efektif → problem solving
Wawancara Perilaku (Gottman)

 Terapis = pendidik
 Komunikasi
yang akurat adalah kunci untuk
pemecahan masalah
 Berkomunikasi secara terbuka dan jujur
 Mencocokkan maksud dan dampak dalam
komunikasi
Gottman’s Interview

 Tahap I - Keputusan Untuk Datang Ke Terapi.


 Tahap II - Tujuan Untuk Terapi
 Tahap III - Diskusikan Masalah
 Tahap IV - Pilih Satu Masalah Untuk Didiskusikan
 Tahap V - Analisis Interaksi (Permainan Miskomunikasi)
 Tahap VI - Menegosiasikan Kontrak
Reference

 Scholastica (2020). Conflict Resolution in the Home Through Family


Counselling. Researchgate.net
 King et al., (2011). Family Counseling. Amberton University.

Anda mungkin juga menyukai