TERAPI KELUARGA
Disusun oleh :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep Terapi Keluarga
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian Terapi Keluarga
2. Mahasiswa mampu mengetahui Tujuan Terapi Keluarga
3. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat Terapi Keluarga
4. Mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan Terapi Keluarga
5. Mahasiswa mampu mengetahui Teori Komunikasi dalam Terapi Keluarga
6. Mahasiswa mampu mengetahui Teori Konsep Harga Diri Rendah
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Rentang Respon Harga Diri Rendah Kronis Adapun tentang respon konsep diri dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Manifestasi yang bisa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri rendah
menurut Fitria (2009) adalah:
1) Mengkritik diri sendiri.
2) Perasaan tidak mampu.
3) Pandangan hidup yang pesimistis.
4) Tidak menerima pujian.
5) Penurunan produktivitas.
6) Penolakan terhadap kemampuan diri.
7) Kurang memperhatikan perawatan diri.
8) Berpakaian tidak rapi.
9) selera makan kurang.
10) Tidak berani menatap lawan bicara.
11) Lebih banyak menunduk.
12) Bicara lambat dengan nada suara lemah.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Inisial : Nn. N
Umur : 12 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Suku/Bahasa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Nama : Ny. R
Umur : 42 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/bahasa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
TB : 150 cm
BB : 70 kg
c. Keluhan fisik
Klien mengatakan selalu merasa lemas
6. Psikososial
1. Genogram
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : Meninggal
: Garis Perkawinan
Penjelasan:
Klien dirunah tinggal bersama ibunya. Klien merupakan anak ke 1 dari 2
bersaudara. Klien belum menikah. Pengambilan keputusan dilakukan oleh
ibunya. Klien mengatakan adiknya yaitu perempuan dan sekarang berpisah
karena adiknya tinggal Bersama ayahnya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan tidak menyukai bentuk tubuh nya karena gemuk
b. Identitas diri
Pasien adalah seorang anak SMP , pasien merasa rendah diri karena sering di
acuhkan dilingkungan nya
c. Peran
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, pasien memiliki adik
perempuan tetapi berpisah semenjak orang tua nya bercerai, pasien kesulitan
berkonsentrasi saat belajar karena selalu memikirkan nasib keluarganya
d. Harga diri
Pasien merasa tidak diterima oleh keluarga dan lingkungan sekolah nya, dia
selalu diejek oleh teman-teman nya karena memiliki fisik yang gemuk
sehingga pasien menarik diri dari lingkungan social nya.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
Klien mengatakan tidak dekat dengan ibunya karena sibuk bekerja, dengan
ayah dan adik nya sangat jarang bertemu karena dilarang oleh ibunya, klien
mengatakan jarang mengikuti kegiatan dimasyarakat saat dirumah, selama di
rumah sakit jiwa klien mengikuti kegiatan yang ada diruangan seperti senam.
Klien mengatakan jarang mengobrol dengan temannya, klien sering
menyendiri dikamar, klien mengatakan lebih nyaman sendiri, klien
mengatakan kurang nyaman jika berkumpul dengan temannya.
(masalah keperawatan: isolasi social)
4. Spiritual
Klien beragama islam dan klien yakin dengan adanya Allah SWT dan sakit
yang dialaminya adalah ujian dari Allah SWT. Klien mengatakan jarang
beribadah.
7. Status Mental
1. Penampilan.
Penampilan pasien kurang rapih, rambut berantakan, terdapat luka sayat ditangan
sebelah kiri, kuku terlihat panjang
2. Pembicaraan
Saat berbicara pasien tampak ketakutan, tidak merasa percaya diri dan cenderung
melihat kebawah
3. Aktivitas motoric
Lesu, tegang, gelisah, jari- jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan
dan merentangkan jari-jari.
4. Alam perasaan.
Sedih, putus asa, pasien merasa ketakutan berlebihan pada orang asing
5. Afek
Pasien terlihat bahwa emosi nya cepat berubah-ubah. Ketika bercerita keluarga nya dia
merasa sedih, tetapi ketika dia bercerita tentang teman-teman nya dia sangat marah
7. Persepsi
Pasien mengatakan sering mendengar ada orang yang menyuruhnya untuk menyayat
tangan nya supaya hidup nya tenang, pasien mendengar hal itu setiap malam dan
frekuensi nya cukup sering.
8. Proses piker
Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan.
9. lsi pikir.
Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan.
11. Memori.
Data diperoleh melalui wawancara
2. BAB/BAK,
Pasien BAB sehari 1x, dan BAK 5x sehari
3. Mandi
Pasien mandi sehari 2x, gosok gigi dan keramas
4. Berpakaian
Pasien senang memakai pakaian berwarna biru muda
Pasien tidur malam selama 6 jam, dan siang 1 jam, sebelum tidur pasien cuci tangan
kaki dan gigi
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan kesehatan
Do:
4. Ds: Koping keluarga
- Klien mengatakan belum pernah tidak efektif
dijenguk oleh orang tuanya
- Klien mengatakan merasa
ditelantarkan oleh orang tuanya
- Klien mengatakan orang tua nya
berpisah sejak klien berusia 6 tahun
- Klien terlihat sedih saat bercerita
tentang keluarganya
Do:
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. Koping individu tidak efektif
4. Koping keluarga tidak efektif
Pohon Masalah
Isolasi sosial
Diagnosa
Tindakan: Keperawatan:
Haraga diri Rendah kegiatan sehari-hari
SP1 mengajarkan
Tindakan:
yaitu menyapu
SP2
RTL:
mengajarkan
Latih SP2kegiatan
yaitu membereskan
sehari-hari Perawat
yaitu
tempat
membereskan
tidur tempat tidur
RTL:
Evaluasi SP1 dan SP2 yaitu menyapu
dan membereskan tempat tidur
Perawat
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan yang terjadi antara teori
dan kasus pada Nn. N dengan masalah gangguan konsep diri harga diri rendah
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
kesehatan jiwa.
perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri, dan konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu kecil tatapi
dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam diri sendiri
dengan orang terdekat,dan dengan realistas dunia. Maka peran terapi keluarga
sangat penting supaya memunculkan rasa percaya diri pada klien, sehingga
2. Landasan teori Harga diri (self esterem) merupakan salah satu komponen dari
konsep diri. Harga diri merupakan penilain pribadi berdasarkan seberapa baik
3. Faktor yang mempengaruhi harga diri yang berasal dari diri sendiri seperti
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan
yang berasal dari orang lain adalah penolakan orang tua, harapan orang tua
4. Faktor yang perlu dikaji pada klien dengan harga diri rendah antra lain adalah
terjadi kerusakan struktur pada sistem limbik dan lobus frontal serta lobus
hambatan emosi yang kadang berubah seperti sedih dan terus tidak berguna
atau gagal terus menerus akan membuat klien mengalami harga diri rendah.
mampu mengontrol emosi sehinga kognitif negative tentang diri, orang lain
dan lingkungan.
pada klien.
c. Lalu faktor Psikologis, pada faktor ini yang mempengaruhi harga diri
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak
setruktur social. dari data penunjang yang dilihat dari klien yaitu
yang lain sehinga lebih suka sendiri dan berdiam diri sebagai cara untuk
memecahkan masalah.
sesuai kebudayaan juga meningkatkan harga diri rendah kronis antara lain :
Klien anak sekolah SMP yang tinggal hanya Bersama ibunya, lama
berpisah dengan ayah dan adiknya sehingga dia merasa kesepian sendiri,
dan merasa tidak ada yang peduli, selain itu lingkungan sekolah yang
5. Selanjutnya faktor yang perlu dikaji pada klien dengan harga diri rendah
antra lain adalah faktor presipitasi / pencetus yang terdiri dari faktor trauma
dan kerengangan.
mengancam hidupnya.
6. Sumber koping
untuk secara konsisten dapat diandalakan dan dapat dilibatkan dalam kegiatan
tujuan presicosis. Dan sumber koping pada klien adalah dirinya sendiri dan
7. Mekanisme koping
diri dalam upaya untuk melindungi diri dari pengalaman yang menakutkan
Tanda dan gejala pasien dengan harga diri rendah yaitu ungkapan negatif
tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus menerus. Perilaku yang
ditampilkan berupa sikap malu, minder, rasa bersalah, kontak mata kurang
atau tidak ada, selalu mengatakan ketidak mampuan atau kesulitan untuk
mencoba sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan
hipoaktif.
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan konsep diri
harga diri rendah yang secara teori NANDA (dalam stuart,2009) yang
1. Gangguan penyesuaian
2. Ansietas
6. Keputusasaaan
7. Gangguan identitas
8. Resiko kesepian
9. Ketidak bedayaan
peran
situasional
seksualitas
2. Isolasi sosial
klien mengatakan lebih nyaman sendiri, klien mengatakan lebih suka dikamar,
temannya. Dan data objektif yang didapatkan adalah klien terlihat jarang
menyendiri, cara bicara klien lambat dan nada bicara klien pelan, kontak mata
klien kurang. Sesuai data yang diperoleh klien mengalami isolasi sosial
2. Koping individu tidak efektif ditemukan data yang mengarah ke koping
individu tidak efektif seperti klien lebih memilih jika ada masalah selalu
dipendam sendiri dan kalien mengatakan jika ada masalah lebih baik diam.
keluarga tidak efektif seperti klien belum pernah dijenguk oleh keluarganya,
klien merasa ditelantarkan oleh keluarganya karena orang tua klien berpisah
sejak klien berusia 6 tahun dank lien hanya tinggal bersama neneknya.
C. Intervensi
Dalam menentukan intervensi yang terdapat pada laporan kasus ini terhadap Nn. N
sesuai dengan intervensi yang terdapat pada teori. Penulis dalam melakukan hanya
berfokus pada satu diagnose saja yaitu gangguan harga diri rendah, Hal ini
juga berdasarkan pada tujuan yang ada dalam pembuatan tujuan penulis membuat
batasan waktu dalam perawatan klien yaitu selama 2 hari, ini disebabkan juga
karena keterbatasan waktu sehingga penulis menetapkan tujuan dan kriteria hasil
diupayakan agar sesuai dengan kondisi klien. Pada intervensi ini penulis sudah
berlandaskan pada teori yang ada yaitu rencana keperawatan sesuai matrix.
pasien:
c. Susun jadual kegiatan kapan dan mau mencoba kemapuan yang lain
pasien
masukan jadual
d. Susun jadual kegiatan harian untuk melatih kegiatan yang lain dan
masukan ke jadual
telah disusun oleh penulis mengacu pada rencana tindakan yang telah dibuat dan
disesuaikan dengan kondisi klien, dalam hal ini penulis semaksimal mungkin
berbagai tujuan dan perawat juga melibatkan peran serta klien, karena klien
konsep diri : harga diri rendah sesuai dengan landasan teori keperawatan mengacu
tidak dilakukan karena pada saat implementasi tidak ada keluarga yang
berkunjung.
E. Evaluasi
kegiatan yang dipilih klien yaitu menyapu (alat & cara). SP 2 evaluasi
membereskan tempat tidur (cara), pada pukul 14.00 wib Evaluasi yang
waktu klien.
yang berkunjung dan juga karena keterbatasan waktu yaitu hanya 2 hari.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dalam masyarakat yang
memberikan respon terhadap suatu peristiwa baik didalam maupun diluar
keluarga. Kehidupan dalam keluarga tidak dapat dihindarkan dari suatu
stressor, baik stressor itu positif atau stressor negatif. Keluarga sebagai
suatu unit yang mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi dapat
bereaksi terhadap kejadian yang penuh stress dan menjelaskan faktorfaktor
yang meningkatkan adaptasi keluarga terhadap peristiwa tersebut.
Psikoedukasi keluarga adalah salah satu elemen program perawatan
kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi
melalui komunikasi yang terapeutik.
Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang bersifat
edukasi dan pragmatik (Stuart & Laraia, 2005). Carson (2000),
psikoedukasi merupakan alat terapi keluarga yang makin popular sebagai
suatu strategi untuk menurunkan faktor-faktor resiko yang berhubungan
dengan perkembangan gejala-gejala perilaku. Jadi pada prinsipnya
psikoedukasi dapat membantu anggota keluarga dalam meningkatkan
pengetahuan tentang penyakit melalui pemberian informasi dan edukasi
yang dapat mendukung pengobatan dan rehabilitasi pasien dan
meningkatkan dukungan bagi anggota keluarga itu sendiri. Selain
psikoedukasi, ada juga terapi keluarga lainnya yaitu triangle terapi.
Triangle terapi merupakan salah satu terapi yang dapat mempengaruhi atau
memperbaiki respon koping keluarga dalam pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan masalah yang dirasakan oleh keluarga. Triangle adalah
suatu unit sosial yang fundamental, dan triangulasi (keterlibatan pihak
ketiga) adalah suatu proses sosial yang bisa terjadi dimana saja. Terapi
keluarga triangles adalah terapi keluarga yang dilakukan dengan
melibatkan keluarga, klien dan petugas kesehatan untuk menyelesaikan
masalah keluarga.
B. Saran
Saran Diharapkan dari makalah ini perawat dapat menerapkan terapi
keluarga dan mengaplikasikannya dilingkungan. Di institusi keperawatan
agar dapat memberikan pendidikan yang mendalam mengenai terapi
keluarga untuk mengatasi masalah-masalah yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Almasitoh, U. H. (2012). Model terapi dalam keluarga. Jurnal Magistra No. 80,
ISSN 0215, 9511.
Stuart, G.W (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (10th edition).
St Louis : Mosb
Stuart, & Sundeen. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 4. Jakarta :
Psyciatric Nurshing,
8th ed. Missouri: Mosby, Inc.