Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN MANAJEMEN

PROPOSAL SUPERVISI KEPERAWATAN


DI RUANG RAWAT INAP I RSPTN UNIVERSITAS UDAYANA

OLEH:
KELOMPOK 2

Ni Kadek Diah Widiastisi Kusumayanti (1902621006)


Ni Made Sinta Febrina (1902621009)
Luh Dea Pratiwi (1902621019)
I Dewa Ayu Alit Maharani Laras (1902621022)
Ni Made Sri Ardhia Padmasari (1902621031)
Ayu Indri Agustin (1902621033)
Anak Agung Gede Candra Dwipa (1902621045)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
1. Pendahuluan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional
(Nursalam, 2014). Memberikan asuhan keperawatan secara professional perlu
didukung dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, standar
pelayanan, termasuk pelayanan yang berkualitas, di samping fasilitas yang
sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan sesuai dengan
harapan konsumen dan memenuhi standar yang berlaku maka perlu dilakukan
pengawasan atau supervise terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.
Supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari
dan memperbaiki secara bersama-sama dan merupakan ujung tombak
tercapainya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Supervisi
keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan
secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan, dan peralatan, agar klien mendapat
pelayanan yang bermutu setiap saat (Nursalam, 2014).
Supervisi merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Seorang manajer
hendaknya mampu menjalankan fungsi manajemen agar dapat mencapai
tujuan secara berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu kegiatan yang
dilakukan seorang supervisor salah satunya adalah melakukan supervisi pada
perawat pelaksana ketika melakukan pemberian obat injeksi pada pasien
(Rumampuk, 2016).
Perawat dalam memberikan obat kepada pasien mempunyai prinsip yang
sering disebut dengan Prinsip 6 Benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
dosis, benar rute, benar waktu dan benar pendokumentasian. Jika seorang
perawat kurang mempunyai pengetahuan tentang respon obat tersebut pada
pasien dan cara pemberiannya serta aspek hukum atas tindakannya, maka
tidak menutup kemungkinan kesalahan dalam pemberian obat dapat terjadi
(Rumampuk, 2016).
Melalui pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat
melaksanakan pemberian obat injeksi yang berkualitas, tepat dan aman bagi
pasien dan telah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang
berlaku. Supervisi tindakan pemberian obat injeksi yang dilakukan di Rawat
Inap I RS Universitas Udayana ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dari
pemantauan dan evaluasi dari sistem manajemen, sehingga dalam pelayanan
perawat harus dapat memberikan pelayanan yang optimal sehingga dapat
mengoptimalkan patient safety.

2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran supervisor sebagai supervisor untuk
menilai peran PP dan PA dalam melakukan pelaksanaan pemberian obat
injeksi pada pasien.
2) Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan tujuan supervisi terhadap PA yang melakukan
pelaksanaan pemberian obat injeksi pada pasien
b. Mampu menilai PA yang melakukan pemberian obat injeksi pada
pasien
c. Mampu memberikan feed back (umpan balik/masukan) dalam
pelaksanaan pemberian obat injeksi pada pasien kepada PA yang
bertugas
d. Mampu memberikan follow up (perbaikan) dalam pelaksanaan
pemberian obat injeksi pada pasien
3. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi pemberian obat injeksi pada pasien akan dilaksanakan
pada :
Hari/ tanggal : November 2019
Waktu : 08.00 WITA - Selesai
Lama kegiatan : 30 menit
Tempat : Rawat Inap I RS Universitas Udayana
Aspek : pemberian obat injeksi pada pasien
Supervisor : Kepala Ruangan
Yang disupervisi : Tim Perawat
1. Cara Mengumpulkan Fakta Supervisi
a. Personal inspection
b. Pelaksanaan pemberian obat injeksi pada pasien
c. Diskusi/tanya jawab
d. Pemecahan masalah (problem solving)

5. Instrumen
a. Format laporan supervisi keperawatan dan form penilaian kegiatan
supervisi
b. SOP pemberian obat injeksi pada pasien secara IV melalui threeway

6. Struktur Pengorganisasian
1) Kepala Ruangan : Ni Made Sekar Sari
2) PP : Luh Dea Pratiwi
3) Anggota : Anak Agung Gede Candra Dwipa
I Dewa Ayu Alit Maharani Laras
Ayu Indri Agustin
Ni Kadek Diah Widiasiti K.
Ni Made Sinta Febrina
Ni Made Sri Ardhia Padmasari

7. Mekanisme Pelaksanaan :
Tahap Kepala ruangan Tim Perawat
Tempat
kegiatan (Supervisor) (yang disupervisi)
Persiapan 1. Salam pembukaan 1. Menyetujui dilakukan Nurse Station
Supervisi 2. Menyampaikan tujuan supervisi
5 menit 3. Menyampaikan instrumen 2. Menyiapkan
supervisi. kelengkapan pelaksanaan
form penilaian supervisi dan
SOP pemberian obat injeksi
pada pasien secara IV
melalui threeway
Pelaksanaan 1. Melakukan pengawasan dan 1. Melakukan cross check Nurse Station
Supervisi 15 koordinasi. kelengkapan untuk
menit 2. Menilai kemampuan perawat pelaksanaan pemberian obat
dalam pelaksanaan pemberian injeksi pada pasien secara IV
obat injeksi pada pasien secara melalui threeway
IV melalui threeway 2. Melakukan supervisi
mengenai kemampuan dan
komunikasi perawat dalam
pemberian obat injeksi pada
pasien secara IV melalui
threeway yang disesuaikan
dengan SOP yang berlaku.
Evaluasi 1. Mengisi format/instrumen 1. Perawat mendengarkan Nurse station
Supervisi penilaian supervisi 2. Perawat memberi
10 menit 2. Supervisor menyampaikan hasil tanggapan tentang hasil
penilaian supervisi. penilaian.
3. Supervisor memberi kesempatan 3. Perawat mendengarkan
kepada perawat untuk klarifikasi
hasil penilaian.
4. Supervisor memberikan
feedback, reward, follow up.
5. Menandatangani instrument
supervisi.
6. Salam penutup

8. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur :
a. Persiapan SOP pemberian obat injeksi pada pasien secara IV
melalui threeway
b. Persiapan lembar penilaian supervisi
2) Evaluasi Proses :
a. Karu melaksanakan supervisi terhadap perawat yang melakukan
pemberian obat injeksi pada pasien secara IV melalui threeway
b. Karu mencatat di lembar penilaian hasil supervisi
c. Karu menyampaikan hasil supervisi
3) Evaluasi Hasil :
a. Perawat mampu melakukan pemberian
obat injeksi pada pasien secara IV melalui threeway sesuai dengan
standar prosedur operasional (SOP) yang telah berlaku dengan baik,
sehingga keamanan pasien tercapai.
MATERI SUPERVISI

1. Pengertian
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (Nursalam, 2014).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan.

2. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien
dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan
perawat dalam melaksanakan tugas.

3. Prinsip Supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,
keterampilan hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan
prinsip manajemen dan kepemimpinan.
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir
dan dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar.
d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang
demokrasi antara supervisor dan perawat pelaksana.
e. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan
rencana yang spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,
komunikasi efektif, kreatifitas dan motifasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan
berdaya guna dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan
klien, perawat dan manajer.
4. Pelaksana Supervisi
1) Kepala ruangan :
a) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan
keperawatan pada klien diruang perawatan.
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau
tidaknya tujuan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan
praktek keperawatan diruang perawatan.
2) Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan:
Bertanggung tawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala ruangan
yang ada di instalasinya. Mengawasi kepala ruangan dalam melaksanakan
tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
3) Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan :
Bertanggung jawab untuk mensupervisi kepala seksi perawatan secara
langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
5. Alur Supervisi

Kepala Bidang Pelayanan Medik dan


Keperawatan

Pre Supervisi Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan

Menetapkan kegiatan dan tujuan


serta instrument / alat ukur Kepala Ruangan

Supervisi

Menilai kinerja PP 1 PP 2
Perawat
Supervisi
Pasca Supervisi PA 1 PA 2

Pembinaan (3-F)
 Penyampaian penilaian
(Fair)
 Feed Back

Kinerja perawat &


Kualitas Pelayanan
Meningkat

Keterangan : Kegiatan supervisi


6. Langkah-langkah Supervisi
1) Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan
2) Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan
instrument / alat ukur yang telah disepakati
b. Supervisor mendapatkan beberapa hal yang memerlukan
pembinaan.
c. Supervisor memanggil perawat untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan
d. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
e. Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
f. Supervisor memberikan masukan / solusi pada perawat

7. Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi


Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan
keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen sumber
daya yang tersedia.
1) Manajemen pelayanan keperawatan
Tanggung jawab supervisor adalah :
a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek
keperawatan
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang
diberikan
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur
pelayanan keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
yang terkait.
d. Memastikan praktek keperawatan professional
dilaksanakan.
2) Manajemen anggaran
Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan
pengembangan.
Supervisor berperan dalam :
a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan
dana tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat
dicapai sesuai tujuan RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistic untuk
merencanakan anggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjai begitu
saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat
dijalankan dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat menimbulkan
kesenjangan dalam pelayanan keperawatan.

8. Teknik Supervisi
Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu :
1) Mengacu pada standar asuhan keperawatan
2) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
3) Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas
asuhan.
Area yang disupervisi adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
diberikan oleh kepala ruangan kepada perawat associate berdasarkan standar
asuhan yang telah ditetapkan.

Supervise dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:


1) Supervisi langsung :
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back
dan perbaikan. Adapun prosesnya adalah :
a. Perawat melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan,
reinforcement dan petunjuk
c. Setelah selesai, supervisor dan perawat melakukan diskusi
yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki
yang masih kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat
penting dilakukan oleh supervisor.
2) Supervisi secara tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor
tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

9. Peran Kepala Ruangan, Ketua Tim dan


Anggota Tim dalam MPKP model Primery Nursing :
1) Peran Kepala Ruangan
a. Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
d. Evaluasi kerja.
e. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf
2) Peran Ketua Tim
a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan pelayanan
yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
3) Peran Anggota Tim
Peran anggota tim adalah melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana yang telah disusun oleh KetuaTim
DAFTAR PUSTAKA

Arwani. 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Jakarta.
Gillies. 1989. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi
Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta.
PSIK. 2003. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan
Ners. Surabaya
Rumampuk, M. V. H. (2016). Peran Kepala Ruangan Melakukan Supervisi
Perawat Dengan Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit. diakses dari:
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/431a3514154eda94b7355c754110b
bc3.pdf (24 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai