Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi setiap individu.
Untuk itu, salah satu tujuan dari pelayanan kesehatan adalah untuk mencapai
keadilan sosial yang adil dan merata (Suni, 2018). Pelayanan kesehatan akan
diapresiasikan oleh masyarakat luas selaku pengguna layanan jika institusi
pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit (RS) maupun Puskesmas yang memiliki
mutu (Muninjaya, 2013).
Pelayanan kesehatan yang bermutu pasti menggunakan pendekatan
manajemen sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan
produktif.Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan/suatu untuk
mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain. Tenaga
kesehatan seperti perawat merupakan salah satu komponen pengelolaan rumah
sakit yang mampu meningkatkan derajat kesehatan dalam masyarakat (Suarli &
Bahtiar, 2012).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan dirumah sakit. Rumah sakit memiliki kepentingan untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang optimal melalui tenaga keperawatan
yang bertanggung jawab dalam meningkatkan dan mempertahankan suatu mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan selama 24 jam, secara berkesinambungan
dibawah tanggung jawab seorang pemimpin keperawatan (Asriani, Mattalatta &
Betan, 2016).
Pelayanan asuhan keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan
profesional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Disisi lain yakni sebagai salah satu faktor
penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas
pelayanan asuhan keperawatan perlu dipertahankan serta ditingkatkan seoptimal
mungkin (Depkes, 2011).

1
2

Hal ini menunjukkan bahwa setiap rumah sakit memiliki potensi yang
sangat besar dan kuat dalam pengembangan manajemen keperawatan, sebagai
upaya perwujudan terhadap tuntutan masyarakat demi meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Manajemen keperawatan merupakan suatu
proses penyelesaian pekerjaan melalui anggota staff perawat dibawah tanggung
jawabnya sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan profesional kepada
pasien dan keluarganya (Suni, 2018).
Menurut Suni (2018) tugas dan tingkatan manajemen keperawatan adalah
bagaimana peran manajer keperawatan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, untuk mengarahkan staff perawat dalam penerapan asuhan keperawatan
yang berkualitas pada Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Tingkatan
manajemen keperawatan adalah manajer keperawatan pada tingkat manajer unit
yang terdiri dari kepala ruangan (karu), ketua tim (katim) dan perawat primer (pp),
sedangkan staff perawat adalah perawat pelaksana atau perawat associate (pa).
Peningkatan mutu pelayanan keperawatan profesional telah dilakukan
melalui pengembangan model keperawatan profesional dalam bentuk MPKP
(Model Praktik Keperawatan Profesional). MPKP merupakan salah satu upaya
meningkatkan praktek pelayanan keperawatan dirumah sakit dalam pelaksanaannya
dibutuhkan peran kepala ruangan dan ketua tim sebagai pengelola ruang rawat
namun juga berhubungan langsung dengan pasien (Rohmiyati, 2015).
Pada dasarnya, MPKP bermanfaat untuk memperbaiki mutu pelayanan
keperawatan sehingga tidak terlepas dari nilai etika estetika dan moral praktisi
keperawatan dalam memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi,
serta hal-hal yang akan terjadi bila pengaturan dan keteraturan pelayanan
keperawatan tidak diperbaiki dan dikembangkan. Dari hasil penelitian “Pengaruh
penerapan model praktek keperawatan profesional (MPKP) terhadap standar
asuhan keperawatan dan kepuasan kerja perawat diruang Rumah Inap
Bhayangkara Makassar” menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
kepuasan kerja perawat dan kualitas pelaksanaan standar asuhan keperawatan
sebelum dan sesudah terhadap penerapan MPKP diruang rawat inap Rumah Sakit
Bhayangkara, implementasi MPKP dapat digunakan sebagai dasar penetapan
kebijakan dalam upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan disemua ruang rawat
3

inap rumah sakit Bhayangkara dan dapat dijadikan contoh untuk dirumah sakit
yang lain. Dengan begitu, proses manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin
untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada klien atau keluarga secara
profesional. Menurut Marquis dan Huston (2010) dalam buku Suni (2018) bentuk
proses manajemen terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(Organizing), pengarahan (Directing), dan pengendalian (Controlling).
MPKP jiwa yang diterapkan di rumah sakit jiwa (RSJ) merupakan suatu
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan asuhan
keperawatan yang memiliki empat pilar nilai profesional yaitu pendekatan
manajemen (Management Approach), kompensasi penghargaan (Compensatory
Reward), hubungan profesional (Profesional Relationship), dan pilar keempatnya
adalah sistem pemberian asuhan keperawatan (Patient Care Delivery).Diharapkan
hasil penerapan MPKP jiwa menunjukkan hasil BOR meningkat ALOS menurun,
dan angka lari pasien menurun sehingga MPKP pelayanan kesehatan jiwa yang
diberikan bermutu baik. Untuk itu, asuhan keperawatan diberikan kepada pasien
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan menyelesaikan masalah
pasien (Rahayu, 2017).
Menurut Keliat & Akemat (2009) seorang perawat pemimpin harus menjadi
agen perubahan, mampu mengenali kebutuhan akan perubahan, mampu meciptakan
lingkungan kerja yang positif dan menjadi peserta aktif dalam perubahan dan
pelaksanaan perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
profesional.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi adalah salah satu Rumah Sakit
tipe B dan merupakan rumah sakit jiwa satu-satunya yang berada di provinsi Jambi.
Oleh karena itu perlunya menampilkan aspek manajemen dalam pemberian asuhan
keperawatan yang tepat sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang
berkualitas dan bermutu khusunya diruang perawatan Delta.
Berdasarkan observasi kelompok diruangan perawatan Delta pada tanggal
23 nov -25 nov 2020, didapatkan bahwa perawat diruang Delta sudah melakukan
operan tapi belum optimal, pelaksanaan pre dan post conference hanya diadakan
dimeja tidak langsung kepasien, tidak ada rencana kegiatan harian, bulanan,
tahunan, tidak ada penilaian yang dilakukan untuk menilai kinerja perawat
4

pelaksana, kegiatan TAK dan penyuluhan kesehatan belum dilaksanakan secara


terjadwal.
Untuk itu kelompok menganalisa, menentukan masalah, dan mendiskusikan
bersama perawat ruangan untuk meningkatkan manajemen tersebut yang akan
melakukan pertemuan lokakarya mini I (LOKMIN I) mengenai pengumpulan data,
penyebaran kuesioner, serta diskusi tentang manajemen keperawatan sehingga
dapat dilakukan implementasi MPKP yang dapat digunakan sebagai dasar
penetapan kebijakan dalam upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan diruang
perawatan Delta RSJD Provinsi Jambi.

 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran metode manajemen keperawatan 4 pilar MPKP
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran metode manajemen keperawatan 4 pilar MPKP
diruang Delta RSJD Provinsi Jambi yang meliputi:
1) Manajemen Approach
2) Compensatory Reward
3) Professional Relationship
4) Patient Care Delivery
b. Aplikasi nilai-nilai profesional dalam praktek keperawatan diruang perawatan
Delta.
c. Manajemen dan pemberian asuhan keperawatan di unit ruang rawat rumah sakit
di ruang perawatan Delta.
d. Mengidentifikasi MBI (Maslach bornout infentory) pada perawat di ruang
Delta.
 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan bagaimanakah gambaran


pelaksaanaan MPKP di ruang delta.
5

 Praktikan
1. Pembimbing Akademik:
a. Ns. Mila Triana Sari, S.Kep., M.Kep
b. Ns. Fithriyani, S.Kep., M.Kep
c. Ns. Miko Eka Putri, S.Kep., M.Kep

2. Anggota Kelompok A1 Gordon


NO NAMA NPM
1. Elin Hikmah 201991091
2. Lukman Hakim 201991084
3. Elvine Sianturi 201991057
4. Sri Hartati 201991071
5. Erni Sabela 201991079
6. Indra Nila 201991097
7. Cossy Lesmana 201991102
6

BAB II

HASIL KAJIAN

A. Profil/Gambaran Umum
1. Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Provinsi Jambi
a. Gambaran Rumah Sakit
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi adalah Rumah Sakit Daerah
yang dimiliki Oleh Provinsi Jambi yang berdiri pada tahun 15 Februari 1983
sebagai rumah sakit jiwa milik Departemen Kesehatan.
Peresmian operasionalnya oleh Mentri Kesehatan RI Dr. Soewarjono
Surya ningrat pada tanggal 15 Februari 1983 dengan kapasitas tempat tidur
sebanyak 60 tempat tidur. Pada tanggal 15 Februari 1984, oleh mentri
kesehatan RI, Rumah Sakit Jiwa ini ditetapkan Rumah Sakit Jiwa Kelas A
dengan surat keputusan No. 350/Menkes/SK/V11/1984. Lulus akreditasi KARS
5 pelayanan pada tahun 2001 dengan SK mentri kesehatan RI No YM.
00.032.2.5272 tanggal 15 November 2001. Pada tanggal 22 Desember 2011
Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Jambi telah lulus lagi akreditasi KARS 5
pelayanan dengan SK komisi akreditasi rumah sakit nomor: KARS –
SERT/222/X11/2011.
Sejak otonomi daerah, berdasarkan peraturan daerah nomor 14 tahun
2002 tentang organisasi dan tata kerja rumah sakit jiwa daerah Provinsi Jambi,
maka Rumah Sakit Jiwa Jambi yang semula disebut Rumah Sakit Jiwa Pusat
Jambi berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dan pada
tahun 2008 mengalami reorganisasi sesuai dengan peraturan daerah nomor. 15
tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga
Teknis daerah Provinsi Jambi.
Sesuai perkembangannya pada tahun 2006 dengan surat keputusan
direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi nomor: 188.46/05/TU/RSJ
tanggal 2 Januari 2006 tentang penetapan perubahan jumlah tempat tidur rawat
inap pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi, jumlah tempat tidur
ditetapkan menjadi 150 tempat tidur. Selanjutnya pada tahun 2008 surat
7

keputusan direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi nomor:


188.46/18/TU/RSJ tanggal 3 Januari 2008, jumlah tempat tidur yang tersedia
telah ditetapkan menjadi 200 tempat tidur, pada tahun 2017 tempat tidur pasien
ditetapkan menjadi 260 dari 15 ruangan. Pada tanggal 1 November 2012
berdasarkan surat keputusan direktur utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi nomor: SK-331/RSJ 1.1.3/X11/2012, jumlah tempat tidur ditetapkan
menjadi 270 tempat tidur. Adapun izin operasional rumah sakit telah
diperbaharui oleh badan penanaman modal daerah dan pelayanan perizinan
terpadu Jambi nomor: 16/1500/IO/1/2012.

b. Visi Misi Rumah Sakit


1) Visi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Menjadi Rumah Sakit Jiwa Hebat dengan pelayanan Prima.
2) Misi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
a) Memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan penanggulangan narkoba
yang bermutu
b) Meningkatkan pemahaman masyarakat tetang kesehatan jiwa dan
penanggulangan narkoba
c) Meniungkatkan kuantitas dan kualitas sarana, prasarana, peralatan
medik dan penunjang medik rumah sakit
d) Meningkatkan Tata Kelola Rumah Sakit yang baik dan kualitas serta
kesejahteraan SDM rumah sakit
e) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai sarana pendidikan dan latihan
serta penelitian.
3) Pelayanan Berbasis Prima
a) Profesional adalah Pelayanan berdasarkan pada kompetensi dan
standar pelayanan yang ditentukan.
b) Ramah adalah Pelayanan dengan senyum, sapa, santun dan sabar
dengan sentuhan insani
c) Innovatif adalah Pelayanan dengan kreatifitas yang tinggi untuk
meningkatkan mutu, efektifitas dan efisiensi.
8

d) Memuaskan adalah Pelayanan dapat memenuhi keinginan konsumen


dengan biaya terjangkau serta menjadi pilihan berobat.
e) Akuntabel adalah Pelayanan dengan biaya transparan dan dapat
dipertanggung jawabkan dengan ketentuan yang berlaku.

4) Moto dan Budaya Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Melayani secara profesional dengan sentuhan insani.

2. Gambaran Umum Ruang Delta


a. Karakteristik Unit
1) Visi Ruang Delta
Menjadi ruang rawat inap yang hebat bagi pasien dari dinas sosial dengan
pelayanan prima.
2) Misi Ruang Delta
a) Meningkatkan Layanan Asuhan Keperawatan Jiwa kepada klien secara
Therapeutik.
b) Menyelenggarakan pendidikan kesehatan jiwa dalam rangka
meningkatkan pemahaman klien tentang penyakitnya.
c) Meningkatkan kuantitas dan kualitas Asuhan Keperawatan secara
berkesinambungan.
d) Meningkatkan Tata Kelola dalam bidang Manajemen Keperawatan yang
baik dan berkualitas.
e) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM keperawatan.
3) Motto dan Budaya Kerja Ruang Delta
Melayani secara professional dengan sentuhan insani.
9

b. Struktur Organisasi
Struktur ruang Delta terdiri dari 1 orang Kepala Ruangan (Karu), 2 orang
Ketua Tim (Katim), 9 orang Perawat Pelaksana (PP) dan 1 orang petugas
administrasi

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP


1.
SUTIYANIK,AMK
2.

KEPALA RUANGAN

SITI MAKHRUZAH S.Kep

KETUA TIM I KETUA TIM II

HARYANI CDS, Am.Kep ASTUTI ANDRIANI, Am.Kep

PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
EDI JUNARTO, AM.Kep
NETTY SURYANI, Am.Kep
NS. MARIYA ULFA, S.KEP
Ns. SUWARNI, S.Kep
REKA NOFRIZA, AM.Kep
Ns. YUNISTERA, S.Kep
SULAIMAN
MONICA JUNITA, Am.Kep
MIMI HARFIAH, S.Kep

ADMINISTRASI

HANDI HANIF,AM.KG
10

c. Letak Ruang Delta Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi


1) Lokasi Ruang Delta
Lokasi ruang Delta penerapan proses manejerial keperawatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa
Profesi Ners Stikba Jambi adalah sebagai berikut :
Timur : Ruang PEGA
Selatan : Taman Rumah Sakit Jiwa
Utara : Ruang Beta
Barat : Kolam Rumah Sakit Jiwa
2) Kapasitas Unit Ruang
a) Ruang Rawat inap
Ruang rawat inap Delta terdiri dari 2 ruangan yaitu Ruang I terdiri dari 15
tempat tidur dan 3 kamar mandi dan Ruang II terdiri dari 19 tempat tidur
dan 3 kamar mandi.
b) Ruang Kepala Ruangan (Karu)
Terdapat 1 ruang Karu dan 1 kamar mandi
c) Ruang Perawat
Terdapat 1 meja nurse station
d) Ruang Administrasi
Terdapat 1 ruang administrasi
e) Dapur dan Ruang Makan
Terdapat 1 ruang dapur dan ruang makan pasien
11

3) Denah Ruang Delta


Gambar 2.1
Denah Ruang Delta

R. WC RUANG II
R. ADMIN
KEPRU

RUANG 1

NURSE
STATIO
N

RUANG DAPUR
W W W PERAWAT W W W
C C C C C C

R. MAKAN
12

B. Unsur Input/Masukan
1. Analisis Terhadap Pasien
a. Karakteristik
Gambaran karakteristik dari Pasien yang dirawat di Ruangan Delta yaitu pasien
inventaris dari Dinas Sosial (Dinsos) dan merupakan pasien tenang. Diagnosa
penyakit jiwa terbanyak diruang perawatan Delta adalah halusinasi.
b. Tingkat ketergantungan
Pasien yang dirawat di Ruang Delta adalah pasien yang mandiri.
c. Karakteristik Diagnosa Keperawatan di Ruang Delta
Tabel 2.1
Diagnosa Keperawatan Pada Klien Diruang Delta

No Diagnosa Keperawatan Jumlah


1 Halusinasi 10
2 Resiko Prilaku Kekerasan 1
3 Waham 0
4 Defisit Perawatan Diri 8
5 Isolasi Sosial 5
6 Resiko Bunuh Diri 0
7 Harga Diri Rendah 0
Sumber data rekam medik ruang delta bln okt 20

Jadi, jumlah diagnosa keperawatan klien diruang delta terbanyak adalah halusinasi
sebanyak 10 orang klien.

2. Mahasiswa Praktik
Mahasiswa yang praktik di ruang Delta selama bulan November 2020 yaitu
mahasiswa Profesi Ners STIKes Baiturrahim.
Pembimbing mahasiswa selama di ruang Delta berasal dari pembimbing
akademik dari institusi.
13

3. Ketenagaan
a. Distribusi Perawat Ruang Delta Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

25%
Laki-laki
Perempuan

75%

Berdasarkan grafik di atas menyebutkan bahwa dari 12 orang perawat yang


bekerja di Ruang Delta, 9 orang (75%) berjenis kelamin perempuan dan 3 orang
(25%) berjenis kelamin laki-laki.

b. Distribusi Perawat di Ruang Delta Berdasarkan Umur Per Nov 2020


Distribusi Umur

Umur

8% 21-30 tahun
25%
31-40 tahum
41-50 tahun
33% Lebih dari 50 tahun

33%
14

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data dari 12 orang perawat yang bekerja
di Ruang delta, yang berumur 21-30 tahun ada 3 perawat (25%), umur 31-40 4
orang perawat (34%), 41-50 tahun 4 orang perawat (33%) dan >50 tahun 1 orang
perawat (8%).

c. Distribusi Perawat di Ruang Delta Berdasarkan Pendidikan


Distribusi Pendidikan

Pendidikan

25%
D III
S1+Ners

75%

Berdasarkan tabel di atas, menjelaskan bahwa dari 12 orang perawat yang


bekerja di Ruang Delta, yang terbanyak dengan pendidikan DIII sebanyak 9 orang
(75%) dan S1+Ners 2 orang (25%).
d. Distribusi Perawat di Ruang Delta Berdasarkan Status Pekerjaan

STATUS PEKERJAAN

PNS
NON PNS
50% 50%

Distrib
usi Status Pekerjaan
15

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data dari 12 orang perawat yang bekerja
di Delta 6 orang PNS (50%) dan 6 orang non PNS (50%).

e. Distribusi Perawat di Ruang Delta Berdasarkan Lama Kerja


Distribusi Lama Kerja

Lama Kerja

17%
25% 0-5 TAHUN
5-10 TAHUN
LEBIH DARI 10 TAHUN

58%

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data dari 12 perawat yang bekerja di


Ruangan Delta, lama kerja 0-5 tahun 2 orang (17%), 5-10 tahun 7 orang (58%), >10
tahun 3 orang (25%).

f. Daftar Tenaga Perawat di Ruang Delta


Tabel 2.2

Daftar Tenaga Keperawatan Ruang Delta

Lama
No Nama Jabatan Pendidikan Kerja di Riwayat Pekerjaan Pelatihan
RS

1. SM KARU DIII 22 tahun  R. Alfa (1998-  MPKP


Keperawatan 2009)  BTCLS
 IGD (2009-  Manajemen Nyeri
2014)  BHD
 R. Alfa (2014-  Komunikasi
2019)
16

 R. Delta (Mei Efektif


2019-sekarang)  Kegawatdaruratan
Psikiatrik
 R. Epsilon  MPKP
(1989-1995)  BHD
 R. Arjuna  K3RS
KATIM DIII
2. H 30 tahun (1996-2000)  Manajemen
I Keperawatan  Poli Jiwa Nyeri
(2000-2010)  Pelatihan TAK
 R. Delta (2010-
2019)
 Alfa (2009-  BHD
2010)  BTCLS
 IGD (2011-  Manajemen
KATIM DIII 2014) Nyeri
3. AA 10 tahun
II Keperawatan  Beta (2014-  Kegawatdarurata
2019) n Psikiatrik
 Delta (Mei  EKG
2019-Sekarang)  Pelatihan TAK
 Pega  BHD

DIII  Beta  Manajemen


4. MJA PP 9 tahun  Delta Nyeri
keperawatan
 Kegawatdarurata
n Psikiatrik
5. SLM PP DIII 28 tahun  R. Alfa (1991-  Kesehatan Ibu
1993) dan Anak
 R. Gamma  MPKP
(1993-2005)  Psiko Psikiatrik
 R. Delta (2005-  Gugus kendali
2014) mutu (GKM)
 R. Teta (2014-
2019)
17

 R. Delta (2019-
sekarang)
 R. Delta (2013-  BTCLS
6. Y PP S1+Ners 6 tahun
sekarang)  PPGDM

 R. Teta (2014-  BTCLS


2015)  BHD
 R. Delta (2015-  Manajemen
2016) Nyeri

7. MH PP S1+Ners 5 tahun  R. Arimbi  Pelatihan TAK


(2016-2017) 
 R. Arjuna (2017-
2018)
 R. Delta (2019-
sekarang)
EJ  RSJ (1998-  MPKP
8. PP DIII Kep 21 tahun sekarang)  Pelatihan TAK

 R. Epsilon

9. SS PP DIII Kep 35 tahun  R. PICU


 R. Beta
 R. Delta
 R. Beta
10. M PP DIII.Kep 9 tahun  R. Arimbi
 R. Delta
 R.Pega BHD
11 S PP S1 Ners 4 tahun  R.Sigma
 R.Delta

12 RK PP DIII.Kep 6 tahun  R.Arjuna BHD


 R.Delta
18

Tabel 2.4
Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Delta
Jumlah
Klasifikasi Pagi Sore Malam
Pasien
Minimal 24 24x0,17= 4,0 24x0,14= 3,3 24x0,07= 1,6
Parsial 0 0 0 0
Total 0 0 0 0
Jumlah 24 4,0 3,3 1,6
Total kebutuhan tenaga perawat perhari:
1. Pagi :4
2. Sore :3
3. Malam :2
4. Total : 9 perawat
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 9 orang per hari
Jumlah shift dalam seminggu adalah 9x7 = 63 shift
Bila jumlah perawat setiap hari dengan 6 hari kerja/minggu dan 7 jam/hari maka =
63 shift/6hari = 10,5 dibulatkan menjadi 10 orang.

4. Sarana dan Prasarana


Adapun sarana dan prasarana yang tersedia diruang delta.
Tabel 2.3
Daftar jumlah Pengelolaan Logistik di ruang Delta

No. Nama barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan

1 Kamar mandi 8 Baik

2 Bed dengan tempat tidur 34 Baik

3 Lemari loker perawat 1 Baik

4 Lemari loker arsip 1 Baik

4 Lemari obat 1 Baik


19

5 Lemari makan 2 Baik

6 Dispenser 4 Baik

7 Kipas angin 4 Baik

9 Nurse station 1 Baik

10 Meja makan 2 Baik

11 TV 1 Baik

12 Kursi plastic 30 Baik

13 Jam dinding 1 Baik

14 Tensimeter 1 Baik

15 Stetoskop 1 Baik

16 Thermometer raksa 1 Baik

17 Timbangan 1 Baik

18 Bengkok 2 Baik

z Tabung Oksigen 1 Baik

20 Keranjang baju 1 Baik

21 Ember 2 Baik

25 Baskom 2 Baik

26 Teko 5 Baik

27 Safety Box 1 Baik

28 Jemuran 1 Baik

29 Tong sampah medis 1 Baik


20

30 Tong sampah non medis 3 Baik

31 Laken/ Sarung bantal 90 Baik

32 Baju/celana pasien 90 Baik

33 Handuk 90 Baik

C. Unsur Proses
1. Proses Asuhan Keperawatan
a. Kajian Teori
1) Definisi Manajemen
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefesien mungkin (H.
Weihrich & H. Koontz dalam Suarli & Bahtiar, 2012).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses menyelesaikan
pekerjaan melalui anggota staf perawat dibawah tanggung jawabnya
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan professional kepada pasien
dan keluarganya (Sitorus & Panjaitan, 2011).

2) Fungsi
Dalam manajemen, diperlukan peran tiap orang yang terlibat di
dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh sebab itu,
diperlukan adanya fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen. Menurut
Suni (2018) fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
a) Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan
datang, artinya apa, siapa, kapan, dimana, berapa dan bagaimana yang
akan dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli &
Bahtiar, 2011).
b) Fungsi Pengorganisasian
21

Pengorganisasian merupakan langkah untuk menetapkan,


menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan serrta
menetapkan berbagai tugas pokok, wewenang, dan pendelegasian
wewenang dari pimpinan kepada staf melalui fungsi pengorganisasian,
hal tersebut bertujuan agar tujuan organisasi dapat tercapai.
c) Fungsi Aktuasi
Fungsi manajemen ini menekankan pada bagaimana manajer
mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada, baik
manusia maupun bukan manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
d) Fungsi Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal)
Pengawasan dan pengendalian merupakan dua tugas dalam satu
fungsi. Artinya pengawasan sesungguhnya dilakukan untuk
mengendalikan harapan agar tujuannya tercapai, sedangkan
pengendalian merupakan cara untuk mengontrol jalannya suatu
kegiatan atau program organisasi yang juga dilakukan melalui
pengawasan. Dengan demikian, fungsi pengawasan dan pengendalian
lebih dikenal dengan sebutan controlling sebagai fungsi terakhir dari
proses manajemen.

b. Kajian Data
1) Proses Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
Dari 15 dokumen yang di observasi dari tanggal 23-25 Nov 2020
didapatkan data sebagai berikut:
i. Format pengkajian yang baku dan sistematis sudah tersedia pada
setiap status pasien.
ii. Dari hasil studi dokumentasi format pengkajian terisi lengkap.
b) Diagnosa
Dari 15 dokumen yang di observasi didapatkan data sebagai berikut:
22

i. Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perawat menegakkan


berdasarkan kondisi pasien.
c) Perencanaan
Dari 15 dokumen yang diobservasi didapatkan data sebagai berikut:

i. Membuat perencanaan sesuai dengan yang ditetapkan oleh rumah


sakit.
ii. Perencanaan diisi setiap hari

d) Implementasi
Dari hasil observasi didapatkan hasil implementasi:

i. Perawat merespon dengan segera bila ada keluhan dari pasien


ii. Implementasi dilakukan sesuai perencanaan
e) Evaluasi
Dari 7 responden yang mengisi evaluasi, evaluasi diisi dengan lengkap

i. Evaluasi hasil menggunakan SOAP


Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 23 Nov 2020
pendokumentasian askep rapi, lembar catatan dokter diisi setiap 1
minggu sekali per list pasien.

2. Proses Manajemen Pelayanan


a. Kajian Teori
1) Definisi
MPKP merupakan suatu metode praktik keperawatan dengan ciri
praktik yang didasari oleh keterampilan intelektual dan teknikal
interpersonal. Hal ini dilakukan dengan metode asuhan keperawatan yang
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Suni, 2018).
MPKP merupakan penataan struktur dan proses sistem pemberian
asuhan keperawatan pada tingkat ruang rawat sehingga memungkinkan
pemberian asuhan keperawatan secara professional (Sitorus & Panjaitan,
2011)
23

2) Manfaat
Menurut Hoffart dan Woods (1996) dalam Suni (2018) menyatakan
bahwa penerapan MPKP dikembangkan berdasarkan kegiatan keperawatan
yang terdiri dari 5 pilar utama yaitu management approach, compensatory
reward, professional relationship, professional value, dan patient care
delivery system. Pendekatan MPKP melalui pendekatan 5 pilar tersebut
akan mampu mendukung pengaturan dan keteraturan pelayanan
keperawatan yang mencakup 4 aspek yaitu:
a) Bermanfaat bagi orang yang mendalami ilmu keperawatan dengan
bertambahnya ilmu pengetahuan, pemahaman dan kesadaran atas
realita pelayanan keperawatan.
b) Bermanfaat bagi ilmu keperawatan itu sendiri
c) Bermanfaat bagi skala ruang yang lebih luas untuk masyarakat
d) Bermanfaat bagi skala waktu yang lebih panjang

3) Pendekatan Manajemen di Ruang MPKP


Menurut Suni (2018), di ruang MPKP pendekatan manajemen
diterapkan dalam bentuk proses manajemen yang terdiri dari:
a) Perencanaan
Menurut Marquis dan Huston (2010) dalam Suni (2018)
menyebutkan bahwa hierarki dalam perencanaan terdiri dari
perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan dan prosedur.
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP terdiri dari
rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan rencana jangka
pendek. Khusus untuk perencanaan jangka pendek meliputi rencana
kegiatan harian, bulanan dan tahunan.
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP
menggunakan pendekatan sistem penugasan modifikasi keperawatan
tim primer. Secara vertical, pengorganisasian ini terdiri dari kepala
24

ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung


jawab terhadap sejumlah klien.
c) Pengarahan
Menurut Marquis dan Huston (2010) dalam Suni (2018),
menyatakan bahwa dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam
tugas-tugas yang mampu dikelola, jika perlu dilakukan pendelegasian.

d) Pengendalian
Pada MPKP, kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk
pengukuran berikut:
i. Indikator mutu umum, yang terdiri dari:
i) Bed Occupancy Rate (BOR)
ii) Average Length of Stay (ALOS)
iii) Turn Over Intreval (TOI)
ii. Indikator mutu rumah sakit, yang terdiri dari:
i) Kasus cedera
ii) Infeksi nosocomial
iii. Kondisi klien, yang terdiri dari:
i) Audit dokumentasi asuhan keperawatan
ii) Kepuasan klien dan keluarga
iii) Penilaian kemampuan klien dan keluarga
iv. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM), yang terdiri dari:
i) Kepuasan tenaga kesehatan, seperti perawat dan dokter
ii) Penilaian kinerja perawat.

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi telah menerapkan


pengelolaan pelayanan keperawatan menggunakan sistem MPKP. Sistem
MPKP ini diterapkan diseluruh ruang rawat inap yag ada di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Jambi. Modifikasi MPKP yang dilakukan meliputi 3
jenis yaitu:

a) MPKP Transisi
25

MPKP dasar tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang


pendidikan SPK namun kepala ruangan dan ketua timnya minimal
dari D3 Keperawatan.
b) MPKP Pemula
MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan.

c) MPKP Profesional
MPKP professional dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :
i. MPKP 1
MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3
keperawatan tetapi kepala ruangan dan ketua tim mempunyai
pendidikan minimal S1 Keperawatan.
ii. MPKP II
MPKP Intermediet dengan tenaga perawat minimal D3
keperawatan dan mayoritas sarjana Ners Keperawatan yang sudah
memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.
iii. MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga perawat minimal sarjana
NERS Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis
keperawatan jiwa dan doctor keperawatan yang bekerja di area
keperawatan jiwa.

3. Uraian Tugas Perawat di RSJD Provinsi Jambi


a. Uraian Tugas Kepala Ruangan (Karu)
1) Management Approach
a) Perencanaan
i. Menetapkan visi, misi dan filosofi ruangan
ii. Visi, misi yang ditetapkan sesuai dengan visi misi Rumah
Sakit Jiwa
iii. Menyusun rencana harian, bulanan dan tahunan
b) Pengorganisasian
i. Menyusun struktur organiasai sesuai dengan staf yang ada
26

ii. Membuat jadwal dinas


c) Pengarahan
i. Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre conference
ii. Mengatur pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan yang
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan pasien
iii. Mengatur penempatan tenaga keperawatan di ruangan
iv. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistik keperawatan
agar selalu siap pakai
v. Memberikan arahan dan motivasi kepada ketua tim agar
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standar, etis
dan professional
vi. Menciptakan suasana kerja yang baik antara petugas, pasien
dan keluarga sehingga memberikan ketenangan
vii. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di ruangan
viii. Melakukan pendelegasian tugas kepada ketua tim secara lisan
dan tertulis
d) Pengendalian
i. Melakukan penilaian indicator mutu
ii. Mengaudit dokumentasi keperawatan
iii. Menilai kepuasan keluarga yang dilaksanakan ke setiap pasien
yang pulang atau meninggal
iv. Melakukan penilaian kepuasan perawat
v. Mendokumentasikan perhitungan survey masalah keperawatan
2) Compensatory Reward
a) Melakukan penilaian kinerja staf perawat
b) Mendokumentasikan hasil penilaian kerja tindak lanjut dalam
bentuk pembinaan staf
c) Melakukan program orientasi untuk staf baru dan mahasiswa
3) Professional Relationship
a) Mengadakan rapat ruangan secara rutin setiap bulan
b) Memimpin rapat bulanan
c) Mendampingi dokter/supervisor selama kunjungan visit
27

b. Uraian Tugas Ketua Tim (Katim)


1) Menyusun rencana harian dan bulanan
2) Membuat alokasi pasien sesuai dengan dinas per shift
3) Melakukan diskusi dengan anggota tim mengenai pembagian tugas
4) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar bersama anggota tim
5) Mengadakan serah terima dengan tim mengenai: kondisi pasien, logistic
keperawatan, administrasi rekam medis, pelayanan pemeriksaan
penunjang, dan kolaborasi program pengobatan.
6) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh tim
sebelumnya
7) Menyediakan perlengkapan untuk pelayanan dan visit dokter
8) Mendampingi dokter visit, mencatat dan melaksanakan program
pengobatan dokter
9) Membantu pelaksanaan rujukan
10) Melakukan orientasi terhadap pasien atau keluarga mengenai tata tertib
ruangan dan perawat yang bertugas
11) Menyiapkan pasien pulang dan memberikan penyuluhan kesehatan
12) Memelihara kebersihan dengan mengatur tugas cleaning service, tata
tertib ruangan kepada semua petugas dan pengunjung ruangan
13) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan
keperawatan serta tenaga keperawatan
14) Menulis laporan tim mengenai kondisi dan lingkungan pasien

c. Uraian Tugas Perawat Pelaksana (PP)


1) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
2) Melakukan pelaksanaan TAK secara terjadwal
3) Membuat laporan kegiatan pasien per shift
4) Membuat tindakan keperawatan (SP)
5) Melakukan evaluasi serta dokumentasi keperawatan
6) Mengikuti ronde keperawatan, konferensi kasus dan pre-post conference
7) Melakukan kerja sama dengan perawat pelaksana lain dibawah timnya
28

8) Menyiapkan obat pasien


9) Mengarahkan pasien untuk melakukan kegiatan terjadwal

a. Proses Manajemen Pelayanan


1) Kepala Ruangan (Karu)
a) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan pada tanggal 25 Nov 2020
didapatkan bahwa:
i. Di Ruang Delta sudah memakai visi, misi dan motto ruangan
ii. Kepala Ruangan belum mempunyai rencana kegiatan harian dan
bulanan dan tahunan.
iii. Kegiatan rapat bulanan dilaksanakan setiap bulan, diikuti oleh seluruh
perawat yang bertugas di ruang Delta.
iv. Indikator mutu pelayanan telah dilakukan.
v. Kepala ruangan menyusun jadwal dinas bersama dengan katim setiap
bulannya.
vi. Kepala Ruangan selalu memimpin kegiatan operan.
vii. Kepala ruangan selalu memberi reinforcement positif kepada perawat
primer dan perawat asosiet.
viii. Kepala Ruangan memberikan pendelegasian tugas secara lisan dan
tertulis
ix. Kepala ruangan pernah melakukan pre conference dan post conference,
tetapi belum optimal
x. Kepala ruangan selalu memimpin operan untuk pre conference dan
Post Conference sudah dilakukan namun dalam pelaksanaanya kurang
optimal.
xi. Kepala Ruangan belum membuat jadwal supervisi.
xii. Kepala Ruangan melakukan evaluasi indikator mutu dan audit
dokumentasi
xiii. Kepala Ruangan telah merencanakan pengajuan pengembangan staf
melalui kegiatan diklat atau pelatihan yang diadakan langsung oleh
29

rumah sakit jiwa ataupun pelatihan diluar sesuai dengan program dari
rumah sakit.
xiv. Kepala Ruangan memimpin rapat ruangan setiap bln ruang Delta
xv. Kepala Ruangan mengawasi SDM dan sarana prasarana setiap harinya
xvi. Kepala Ruangan melakukan interaksi kepada klien baru dan klien yang
memerlukan perhatian khusus
xvii. Kepala ruangan mengatakan TAK sudah dilakukan tetapi belum
terjadwal.
xviii. Kepala Ruangan melakukan kolaborasi dengan dokter dan melakukan
rapat dengan tim kesehatan lainnya
xix. Kepala Ruangan mensosialisasikan tentang hal-hal baru.

b) Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan selama satu minggu didapatkan hasil
sebagai berikut:
i. Terpasang visi, misi dan motto Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi di ruang delta
ii. Terpasang visi, misi dan motto ruang delta
iii. Dokumen kepala ruangan tentang rencana kegiatan harian, bulanan dan
tahunan belum ada.
iv. Kepala ruangan memimpin operan namun untuk pre conference dan
post conference belum dilaksanakan secara optimal
v. Kepala ruangan belum melakukan supervisi
vi. Kepala ruangan mengikuti visit dokter

4) Ketua Tim
a) Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 07 Mei 2019, didapatkan
hasil bahwa:
i. Ketua tim belum memimpin pre conference dan postconference
30

ii. Ketua tim sudah membuat rencana kegiatan harian


iii. Ketua tim membuat alokasi pasien setiap minggu.
iv. Ketua tim mendampingi visit dokter
v. Ketua tim menulis dokumentasi dan memeriksa kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan
vi. Ketua tim mengecek kembali keadaan pasien
vii. Ketua tim melakukan TAK seminggu sekali dan pendidikan kesehatan
seminggu 2 kali kepada pasien
viii. Media yang digunakan untuk penkes hanya leaflet.

b) Wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh Ketua Tim pada tanggal 26
Nov 2020 di dapatkan hasil :
i. Di ruang Delta, jadwal dinas dibuat oleh karu dan berkoordinasi dengan
katim.
ii. Di ruang Delta, katim jarang melakukan pre conference dan post
conference karena jumlah perawat pelaksana yang dinas hanya 1 orang
iii. Di ruangan delta, katim tidak melakukan supervisi kepada perawat
pelaksana, supervisi hanya dilakukan oleh supervisor, dan tidak dibuat
dalam blangko tertentu untuk kegiatan supervisi.
iv. Ketua tim selalu mendampingi visit dokter, biasanya katim
menyampaikan kondisi pasien, keluhan-keluhan yang masih dirasakan
pasien kepada dokter.
v. Ketua tim memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dengan
mengingatkan tentang manfaat obat serta pentingnya pengawasan obat.
vi. Cara katim mengevaluasi kinerja perawat pelaksana yaitu dengan
melihat laporan dinas setiap shift
vii. Apabila katim tidak dapat hadir, maka katim hanya meminta izin
kepada karu tanpa ada surat pendelegasian kecuali jika dinas diluar
kota.
viii. Penkes individu tidak dilakukan, karena jumlah perawat diruang delta
tidak sebanding dengan jumlah pasien.
31

ix. Penkes kelompok sering dilaksanakan setelah selesai senam pagi, tapi
tidak dilakukan evaluasi kemampuan setiap pasien sebelum dan setelah
pelaksanaan penkes.

Tabel 2.4
Kuesioner Perawat Pelaksana
Sl Sr Kd Tp
No Pernyataan JM JM JM JM
% % % %
L L L L
Apakah anda membuat 77,77 11,11 11,1
1 7 1 1 - -
rencana kerja harian ? % % 1%
Apakah anda merawat
pasien dengan
2 - - - - - - - -
gangguan konsep diri :
Harga diri rendah ?
Apakah anda berperan
serta dalam TAK
3 untuk pasien gangguan - - - - - - - -
konsep diri : Harga
diri rendah ?
Apakah anda berperan
serta dalam
memberikan
pendidikan kesehatan
4 - - - - - - - -
kepada keluarga
pasien dengan
gangguan konsep diri :
Harga diri rendah ?
Apakah anda merawat
55.56 33,33 11,1
5 pasien dengan risiko 5 3 1 - -
% % 1%
perilaku kekerasan ?
6 Apakah anda berperan 4 44,44 2 22,22 3 33,3 - -
32

serta dalam TAK


untuk pasien dengan
% %% 3%
risiko perilaku
kekerasan ?
Apakah anda berperan
dalam memberikan
pendidikan kesehatan 22,22 22,22 55,5
7 2 2 5 - -
kepada keluarga % % 5%
pasien dengan risiko
perilaku kekerasan ?

Apakah anda merawat 44,44 55,55 -


8 4 5 - - -
pasien isolasi sosial ? % %

Apakah anda berperan


serta dalam TAK 22,22 22,22 55,5
9 2 2 5 - -
untuk pasien isolasi % % 5%
sosial ?
Apakah saudara
berperan serta dalam
22,22 22,22 55,5
10 pendidikan kesehatan 2 2 5 - -
% % 5%
pada keluarga pasien
dengan isolasi social
Apakah saudara
11 merawat pasien - - - - - - - -
dengan waham
Apakah saudara
berperan serta dalam
12 - - - - - - - -
TAK untuk pasien
waham
13 Apakah saudara - - - - - - - -
berperan serta dalam
33

pendidikan kesehatan
kepada keluarga
pasien dengan waham
Apakah saudara
55,55 44,44
14 merawat pasien 5 4 - - - -
% %
dengan halusinasi
Apakah saudara
berperan serta dalam 44,44 22,22 33,3
15 4 2 3 - -
TAK untuk pasien % % 3%
halusinasi
Apakah saudara
berperan serta dalam
22,22 11,11 66,6
16 pendidikan kesehatan 2 1 6 - -
% % 6%
pada kleuarga pasien
dengan halusinasi
Apakah saudara
merawat pasien
17 - - - - - - - -
dengan Resiko Bunuh
Diri
Apakah saudara
berperan serta dalam
18 - - - - - - -
TAK untuk pasien
resiko bunuh diri
Apakah saudara
berperan serta dalam
Pendidikan kesehatan
19 - - - - - - -
kepada kleuarga
pasien resiko bunuh
diri
Apakah saudara
55,55 44,44
20 merawat pasiien denga 5 4 - - - -
% %
defisit perawatan diri
34

Apakah saudaa
berperan serta dalam 33,33 11,11 55,5
21 3 1 5 - -
TAK untuk pasien % % 5%
defisit perawatan diri
Apakah saudara
berperan serta dalam
pendidika kesehatan 33,33 11,11 55,5
22 3 1 5 - -
pada keluarga pasien % % 5%
dengan defisit
perawatan diri
Apakah saudara
menggunakan SP
( Strategi Komunikasi
dalam pelaksanaan 44,44 22,22 33,3
23 4 2 3 - -
tindakan % % 3%
keperawatan ) saat
interaksi dengan
pasien ?
Apakah saudara
44,44 11,11 44,4
24 mengevaluasi 4 1 4 - -
% % 4%
kemampuasn pasien
Apakah pasien saudara
mempunyai jadwal 57,14
25 4 - - 5 55 % - -
haria untuk melatih %
kemampuannya
26 Apakah saudara
melatih keluarag - - - - 5 55,5 4 44,4
merawat pasien selama 5% 4%
berada di rumah sakit
27 Apakah saudara
mengevaluasi - - - - 5 55,5 4 44,4
kemampuan keluarga 5% 4%
35

dalam merawat pasien


28 Apakah saudara
menyiapkan keluarga 6 66,66 2 22,22 1 11,1 - -
merawat pasien % 1%
dirumah
29 Apakah saudara
mengevaluasi 1 11,11 - - 5 55,5 3 33,3
kemampuan keluarga % 5% 3%
dalam merawat pasien

30 Apakah saudara
mendokumetasikan 9 100% - - - - - -
semua tindaka
keperawatan

Tabel 2.5

Kwesioner Kejenuhan Kerja Perawat Ruang Delta

Keterangan;

0 = Tidak pernah

1 = Beberapa kali dalam setahun

2 = Satu kali dalam setahun

3 = Beberapa kali dalam sebulan

4 = Satu kali dalam seminggu

5 = Beberapa kali dalam seminggu

6 = Setiap hari.
36

No Pertanyaan 6 5 4 3 2 1 0
J % J % J % J % J % J % J %
1 Saya merasa pek 0 0 1 8,3 0 0 0 0 6 50 5 41,7
erjaan saya meng
uras emosi

2 Saya merasa sela 0 0 1 8,3 0 0 2 16,7 6 50 3 25 0 0


ma bertugas ditu
ntun melebihi ke
mampuan yang s
aya miliki sebaga
i perawat
3 Terkadang saya 0 0 0 0 1 8,3 2 16,7 3 25 6 50 0 0
merasa kelelahan
saat bangun pagi
saat membayang
kan tugas yang a
kan dilaksanakan
4 Saya merasa tega 0 0 1 8,3 1 8,3 2 16,7 5 41,7 3 25 0 0
ng dan tidak nya
man bekerja den
gan orang lain, pr
ofesi lain atau ata
san
5 Saya merasa kele 0 0 0 0 2 16,7 1 8,3 5 41,7 4 33,3 0 0
lahan dalam men
jalani pekerjaan
6 Sejujurnya saya 0 0 0 0 0 0 2 16,7 6 50 4 33,3 0 0
merasa kecewa te
rhadap pekerjaan
ini selama menjal
37

ani karir
7 Saya merasa pek 0 0 0 0 2 16,7 2 16,7 2 16,7 6 50 0 0
erjaan ini berat se
jak saya memulai
karier
8 Bekerja dengan o 0 0 0 0 1 8,3 0 0 5 41,7 6 50 0 0
rang lain secara l
angsung dapat m
embuat saya tida
k nyaman ( pasie
n keluarga pasien
dokter profesi lai
n dan atasan )
9 Kadang saya mer 0 0 0 0 0 0 0 0 8 66,7 4 33,3 0 0
asa ketidakjelasa
n dengan situasi s
aat ini
10 Saat melaksaana 0 0 0 0 1 8,3 3 25 5 41,7 3 25 0 0
kan tugas meraw
at pasien yang pe
nting tugas saya s
elesai tanpa men
ghiraukan tugas
yang lain
11 Sejak saya bekerj 0 0 0 0 0 0 4 33,3 6 50 2 16,7 0 0
a sebagai perawa
t saya jarang mel
ibatkan perasaan
dalam pekerjaan
12 Kesibukan dalam 0 0 0 0 0 0 3 25 4 33,3 5 41,7 0 0
pekerjaan memb
uat emosional sa
38

ya tidak peka ter


hadap kebutuhan
pasien atau rekan
kerja
13 Saya mengabaika 0 0 0 0 1 8,3 3 25 6 50 2 16,7 0 0
n perasaan pasien
yang saya angga
p kurang penting
14 Saya merasa ban 0 0 0 0 1 8,3 2 16,7 3 25 6 50 0 0
yak pasien yang
manja terhadap k
eluhannya ( serin
g mencari perhati
an )
15 Saya kesulitan m 0 0 0 0 0 0 3 25 3 25 6 50 0 0
emahami perasaa
n pasien dan oran
g lain
16 Saya mengalami 0 0 0 0 0 0 3 25 5 41,7 4 33,3 0 0
kesulitan dalam
menyelesaikan
masalah pasien d
engan efektif
17 Saya belum mam 0 0 0 0 1 8,3 0 0 6 50 4 41,7 0 0
pu memberikan p
engaruh positif te
rhadap kehidupa
n orang lain mela
lui pekerjaan say
a
18 Saya merasa kura 0 0 0 0 1 8,3 1 8,3 4 33,3 6 50 0 0
ng bersemangat b
39

ekerja ketika mel


ihat jumlah pasie
n yang banyak
19 Saya memerluka 0 0 0 0 4 33,3 0 0 6 50 2 16,7 0 0
n waktu yang cuk
up lama untuk m
enciptakan suasa
na yang nyaman
bagi pasien
20 Saya merasa kura 0 0 0 0 1 8,3 0 0 5 41,7 6 50 0 0
ng menikmati tug
as saya sebagai p
erawat
21 Sejujurnya saya s 0 0 0 0 0 0 4 33,3 4 33,3 4 33,3 0 0
ulit mendapatkan
banyak hal ( hara
pan – harapan ) d
ari pekerjaan say
a
22 Sejujurnya dalam 0 0 0 0 0 0 6 50 3 25 3 25 0 0
melaksanakan tu
gas saya menjadi
sedikit emosional

Berdasarkan Tabel 2.5 di atas dapat di simpulkan bahwa dari 12 responden yang di ajukan

22 pertanyaan mengenai kejenuhan kerja . pada pilihan jawaban (setiap hari) tidak ada

responden yang memilih opsi jawaban tersebut, yang paling banyak menjawab (beberapa

kali dalam seminggu) pada pertanyaan nomor 1,2 dan 4 yaitu masing-masing sebanyak 1

responden (8.3%), yang paling banyak menjawab (satu kali dalam seminggu) pada
40

pertanyaan nomor 19 tentang “Saya memerlukan waktu yang cukup lama untuk

menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien” yaitu sebanyak 4 responden (33.3%), yang

paling banyak menjawab (beberapa kali dalam sebulan) pada pertanyaan nomor 22 tentang

“Sejujurnya dalam melaksanakan tugas saya” sebanyak 6 responden (50%), yang paling

banyak menjawab (satu kali dalam sebulan) pada pertanyaan nomor 9 tentang “Kadang

saya merasa ketidakjelasan dengan situasi saat ini” sebanyak 8 responden (66.7%), yang

paling banyak menjawab (beberapa kali dalam setahun) pada pertanyaan nomor 12 tentang

“Kesibukan dalam pekerjaan membuat emosional saya tidak peka terhadap kebutuhan

pasien atau rekan kerja” sebanyak 7 responden (58.3%) dan pada pilihan jawaban (tidak

pernah) tidak ada responden yang memilih opsi jawaban tersebut

1. Individual Efforet Factors (X1)

NO PERNYATAAN STS TS S SS
J % J % J % J %
Positive Thinking
1. Saat saya mengalami stres 1 8,3 2 16,7 2 16,7 7 58,3
kerja, saya tetap berusaha
berpikir positif dalam bekerja
2. Pekerjaan saya sesuai dengan 0 0 1 8,3 4 33,3 7 58,3
kemampuan dan pengalaman
yang saya miliki
3. Saya memiliki kesempatan 1 8,3 3 25 2 16,7 6 50
untuk memberikan kemampuan
terbaik saya dalam bekerja
Creative Behavior
4. Saya bekerja dengan selalu 0 0 2 16,7 7 58,3 3 25
berfikir kreatif dan perilaku
41

yang kreatif
5. Saya memiliki kesempatan 1 8,3 3 25 4 33,3 4 33,3
untuk mengambil keputusan
sendiri dalam bekerja
6. Saya mampu berinovasi dan 0 0 5 41,7 4 33,3 3 25
mengembangkan cara yang
lebih baik dalam
menyelesaikan pekerjaan
7 Saya memiliki kesempatan 4 33,3 7 58,3 1 8,3 0 0
untuk mencoba sesuatu sesuai
dengan ide pribadi

8 Saya memiliki tekad yang kuat 6 50 5 41,7 0 0 1 8,3


dan kepatuhan yang tinggi
dalam bekerja
9. Saya memiliki etos kerja yang 6 50 3 25 2 16,7 1 8,3
tinggi terhadap pekerjaan saya
10. Saya ingin tetap berada pada 6 50 5 41,7 1 8,3 0 0
pekerjaan atau jabatan saya
saat ini
Dari 12 responden yang diajukan 10 pertanyaan mengenai Individual Efforet

Factors yang paling banyak menjawab (sangat tidak setuju) pada pertanyaan nomor 8,9,10

masing-masing sebanyak 6 responden (50%), yang paling banyak menjawab (tidak setuju)

pada pertanyaan nomor 7 tentang “Saya mampu berinovasi dan mengembangkan cara yang

lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaan” sebanyak 7 responden (58.3%), yang paling

banyak menjawab (setuju) pada pertanyaan nomor 4 tentang “Saya memiliki kesempatan

untuk memberikan kemampuan terbaik saya dalam bekerja” sebanyak 7 responden

(58.3%) dan yang paling banyak menjawab (sangat setuju) pada pertanyaan nomor 1

tentang “Saat saya mengalami stres kerja, saya tetap berusaha berpikir positif dalam
42

bekerja”dan nomor 2 tentang “Pekerjaan saya sesuai dengan kemampuan dan pengalaman

yang saya miliki” sebanyak 7 responden (58,3%).

2. Organizational Effort Factors (X2)

NO PERNYATAAN STS TS S SS
J % J % J % J %
Dukungan Rekan Kerja
1. Rekan kerja saya selalu 2 16,7 1 8,3 7 58, 2 16,7
mendukung saya dikala saya 3
menghadapi kejenuhan kerja
2. Saya memiliki komunikasi 2 16,7 6 50 3 25 1 8,3
yang baik dengan rekan kerja
saya
3. Rekan kerja saya mampu 0 0 1 8,3 10 83, 1 8,3
mendorong saya untuk bekerja 3
lebih gita
4. Rekan Kerja saya membantu 2 16,7 2 16,7 7 58, 1 8,3
saya dalam menyelesaikan 3
pekerjaan
Dukungan Agama
5. Pimpinan saya selalu 1 8,3 7 58,3 2 16, 2 16,7
mendukung saya dikala saya 7
sedang terpuruk dan
mengalami kejenuhan kerja
6. Pimpinan saya cakap dalam 2 16,7 3 25 7 58, 0 0
43

membimbing dan melatih 3


7. Pimpinan saya bersedia 3 25 1 8,3 8 66, 0 0
mempertimbangkan gagasan 7
dan saran-saran yang saya
berikan
8. Pimpinan saya memberikan 0 0 2 16,7 10 83, 0 0
bantuan ketika saya mengalami 3
kesulitan dalam pekerjaan
9. Pimpinan saya memberikan 1 8,3 8 66,7 1 8,3 2 16,7
kesempatan promosi yang sama
terhadap anggotanya
10. Pimpinan saya adil dalam 3 25 7 58,3 1 8,3 1 8,3
pembagian jadwal kerja di
rumah sakit
Organizational Atmosphere
11. Saya merasakan adanya 0 0 2 16,7 10 83, 0 0
atmosfer perusahaan yang 3
menyenangkan
12. Pekerjaan saya memberikan 0 0 10 83,3 2 16, 0 0
keamanan untuk masa depan 7
saya
13. Pekerjaan saya tidak 1 8,3 7 58,3 3 25 1 8,3
membahayakan keselamatan
kerja diri saya
14. Promosi jabatan diberikan 1 8,3 2 16,7 8 66, 1 8,3
secara reguler oleh perusahaan 7
15. Rumah sakit memberikan 0 0 9 75 3 25 0 0
peluang yang menarik untuk
promosi jabatan bagi karyawan
berprestasi
Dari 12 responden yang diajukan 15 pertanyaan mengenai Organizational Effort

Factors yang paling banyak menjawab (sangat tidak setuju) pada pertanyaan nomor 7
44

tentang “Pimpinan saya bersedia mempertimbangkan gagasan dan saran-saran yang saya

berikan” dan nomor 10 tentang “Pimpinan saya adil dalam pembagian jadwal kerja di

rumah sakit” sebanyak 3 responden (25%), yang paling banyak menjawab (tidak setuju)

pada pertanyaan nomor 12 tentang “Pekerjaan saya memberikan keamanan untuk masa

depan saya” sebanyak 10 responden (83.3%), yang paling banyak menjawab (setuju) pada

pertanyaan nomor ,8 dan 11 masing-masing sebanyak 10 responden (83.3%) dan yang

paling banyak menjawab (sangat setuju) pada pertanyaan nomor nomor 1,5 dan 9 masing-

masing sebanyak 2 responden (16.7%)

3. Work Environment (X3)

NO PERNYATAAN STS TS S SS
J % J % J % J %
1. Saya tidak menemukan 4 33,3 6 50 1 8,3 1 8,3
kesempatan untuk bekerja
dirumah sakit lain
2. Saya merasakan adanya 2 16,7 0 0 9 75 1 8,3
suasana kerja dengan rasa
kekeluargaan yang kental
3. Tidak tersedia pekerjaan lain 2 16,7 9 75 0 0 1 8,3
dengan gaji dan tunjangan
yang lebih tinggi
4. Saya tidak pernah nervousness 2 16,7 5 41,7 4 33,3 1 8,3
dan gelisah saat menghadapi
pasien
5. Saya tidak pernah menghindar 2 16,7 4 33,3 4 33,3 2 16,7
apabila ada pekerjaan yang
overload
45

Dari 12 responden yang diajukan 5 pertanyaan mengenai Work Environment yang

paling banyak menjawab (sangat tidak setuju) pada pertanyaan nomor 1 tentang “Saya

tidak menemukan kesempatan untuk bekerja dirumah sakit lain” sebanyak 4 responden

(33.3%), yang paling banyak menjawab (tidak setuju) pada pertanyaan nomor 3 tentang

“Tidak tersedia pekerjaan lain dengan gaji dan tunjangan yang lebih tinggi” sebanyak 9

responden (75%), yang paling banyak menjawab (setuju) pada pertanyaan nomor 2

tentang “Saya merasakan adanya suasana kerja dengan rasa kekeluargaan yang kental Saya

merasakan adanya suasana kerja dengan rasa kekeluargaan yang kental” sebanyak 9

responden (75%) dan yang paling banyak menjawab (sangat setuju) pada pertanyaan

nomor 5 tentang “Saya tidak pernah menghindar apabila ada pekerjaan yang overload”

sebanyak 2 responden (16.7%).

D. Unsur Output
1. Efisiensi Ruang Rawat
Kajian indicator mutu ruangan
a) BOR
Bor (bed, occupation rate) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada
satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit (Simamora,
2012). Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80-90% sedangkan
standar nasional BOR dianggap baik adalah 60-85% (DepKes, 2005).
Perhitungan data BOR di Ruangan Delta adalah sebagai berikut:
Bulan Oktober 2020
Ruang Tidur pasien : 30 Bed

Kasur : 30
46

Rumus BOR = Jumlah hari perawatan x 100 %

Jumlah TT x Jumlah hari persatuan waktu

BOR = 735 x 100 % = 81,67 %

30 x 31

b) ALOS
Menurut DepKes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien.Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu perawatan yang lebih
lanjut. Secara umum LOS yang ideal antara 6-9 hari, sedangkan RSJD
Provinsi memiliki ketetapan lama perawatan berdasarkan jenis Diagnosa
Medis antara 14 - 42 hari. Hasil dari nilai LOS bln oktober 2020 ruang delta
yaitu 64,00 %

c) TOI
TOI (Turn Over Interval) adalah jumlah tempat tidur yang tidak ditempati
dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indicator ini dapat memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur
kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.
Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang di buat
setiap bulan dengan rumus sebagai berikut:
Rumus: (Jumlah TTxhari) – hari perawatan RS
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
Jumlah nilai TOI ruang delta bln oktober 2020 yaitu: 165,00.
47
48

BAB III

PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN

A. PERMASALAHAN
1. Analisa Data
No Data Masalah
1 Management Approach Belum optimalnya metode MPKP
Hasil wawancara : dalam hal Manajemen Approach di
a. Perencanaan Ruang Delta RSJD Provinsi Jambi
1) Visi, misi, motto ruangan
sudah ada tetapi belum ada
tujuan keperawatan dan
filosofi ruang Delt.
2) RKH,RKB,RKT Karu belum
di buat secara tertulis karena
belum ada form yang baku
dari RSJ..

b. Pengarahan
1) Operan sudah dilakukan tapi
hanya fokus ke pasien tidak
dilakukan operan alat.
2) Pre conference dan post
conference sudah
dilaksanakan Katim dalam
bentuk tertulis atau
dokumentasi di meja nurse
station tetapi bentuk
kegiatan pre conference dan
post conference tidak
49

langsung dilakukan ke
pasein

3) Adanya pernyataan perawat


tentang kejenuhan dalam
bekerja

c. Pengendalian
1) Belum pernah dilakukan
survey kepuasan perawat
dan pasien
2). Belum ada jadwal supervisi
diruangan delta.
Hasil observasi tanggal 23-25 nov
2020
a. pre conference dan post
conference secara langsung ke
pasien tidak dilakukan
b. Tidak terpasang tujuan
keperawatan dan filosofi
ruangan di ruang delta.
c. Pernyataan perawat tentang
kejenuhan kerja
2 Compensatory Reward
Belum optimal Compensatory
Hasil wawancara reward yang belum optimal

a. Karu mengatakan selama


diruangan melakukan penilaian
kinerja Katim dan perawat
pelaksana baru menggunakan
format DP3 karena tidak
mempunyai format baku yang
50

sesuai MPKP
b. Katim mengatakan selama
diruang delta tidak pernah
melakukan penilaian kinerja
terhadap perawat pelaksana
karena tidak ada format baku,
dan penilaian kinerja hanya
dilihat berdasarkan dokumentasi
asuhan keperawatan yang di
lakukan setiap shift.

Hasil observasi tanggal 23-25 nov


2020:
a. Karu belum melaksanakan
penilaian kinerja dengan optimal
terhadap katim dan perawat
pelaksana
b. Karu belum merencanakan dan
melaksanakan program
pengembangan staf melalui
pelatihan dan peningkatan
pendidikan.
c. Katim melaksanakan bimbingan
orientasi kepada mahasiswa
yang praktek di Ruang Delta.

3. Patient Care Delivery Belum optimalnya Patient Care


Hasil Wawancara : Delivery di Ruang Delta RSJD
a. Jadwal TAK di ruang delta Provinsi Jambi
sudah ada tetapi jarang
dilakukan karena keterbatasan
SDM
b. Penkes sudah dilakukan namun
51

belum optimal dan tidak


dilakukan evaluasi kemampuan
pasien sebelum dan sesudah
pemberian penkes.

Hasil observasi 23-25 nov 2020:


a. TAK belum di lakukan secara
optimal

b. Media yang tersedia untuk


pelaksanaan penkes hanya
leaflet dari rumah sakit.
c. Implementasi keperawatan
sudah dilakukan tetapi masih
perlu untuk ditingkatkan agar
perawat dapat mengetahui
secara detail keluhan pasien
d. Kurang komunikasi terapeutik
antara perawat dan pasien.
e. Pendokumentasian asuhan
keperawatan sudah benar tetapi
tidak sesuai dengan
perkembangan pasien
52

B. ANALISA SWOT
S (STRENGH) W (WEAK) O (OPPORTUNITY) T (TREAD)
MASALAH
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
Belum optimalnya 1) Di Ruang Delta sudah 1) Visi, misi dan tujuan 1) Pentingnya membuat 1) Pelayanan ruangan
metode MPKP dalam ada Visi Misi dan motto rumah sakit belum tujuan keperawatan dan belum optimal karena
hal Manajemen Rumah Sakit Jiwa dipahami sepenuhnya filosofi untuk kurangnya pemahaman
approach khususnya di 2) Diruang Delta sudah oleh perawat. Hal ini memfokuskan layanan tujuan yang ingin
bagian perencanaan dan terdapat visi, misi, motto dapat melemahkan keperawatan dan dicapai.
pengarahan di Ruang ruangan delta. komitmen, dukungan menyelaraskan sesuai 2) Kejenuhan kerja bagi
Delta RSJD Provinsi 3) Kepala ruangan sudah dan keikutsertaan dengan Visi Misi petugas bisa berdampak
Jambi. mempunyai perencanaan mereka dalam mencapai Ruangan Delta. pada asuhan
harian dan bulanan. tujuan yang diharapkan. 2) Menciptakan keperawatan yang
2) Berdasarkan wawancara lingkungan kerja yang diberikan akan kurang
4) Diruangan delta sudah dengan kepala ruangan, nyaman akan optimal.
ada perawat yang belum ada tujuan berdampak pada hasil
mengikuti pelatihan keperawatan dan filosofi yang optimal terhadap
MPKP sebanyak 4 orang di ruang delta. pelayanan keperawatan.
3) Beban kerja perawat
tidak sesuai dengan
5) Hasil kwesioner “Saya
jumlah pasien yang
memiliki kesempatan
dirawat di ruang Delta
untuk memberikan
4) Berdasarkan observasi
kemampuan terbaik saya
ruangan tidak ditemukan
53

dalam bekerja” sebanyak tujuan keperawatan dan


50% filosofi ruangan delta
5) Pekerjaan yang monoton
menimbulkan kejenuhan
perawat dalam bekerja
6) Kurangnya reward dari
manajemen untuk
motivasi kerja

1) Berdasarkan wawancara 1) Tidak pernah dilakukan 1) Pentingnya dilakukan 1) Perawat tidak


Belum optimal
dengan katim diruangan penilaian pada perawat penilaian kinerja termotivasi untuk
Compensatory reward
delta penilaian kinerja pelaksana perawat dengan bekerja secara optimal
yang ada diruang delta
perawat dinilai dari 2) format penilaian untuk menggunakan dengan karena tidak diadakan
pendokumentasian kinerja perawat ruangan membuat format penilaian dan tidak
asuhan keperawatan belum baku penilaian kinerja diberikan reward jika
3) berdasarkan wawancara perawat, diharapkan melaksanakan asuhan
dengan katim tidak perawat bisa keperawatan secara
pernah diberikan reward mengetahui efektif.
bagi perawat pelaksana kemampuan dan
sesuai dengan kinerja kelemahan dalam
yang mereka lakukan. melakukan asuhan
keperawatan, sekaligus
memberikan reward
54

bagi perawat yang


sudah melakukan
asuhan kepewatan
secara optimal.
1) Perawat di Ruang Delta 1) Berdasarkan observasi 1) TAK dibuat terjadwal 1) Aktivitas dan social
Belum optimalnya
sudah ada yang kegiatan TAK belum Agar kegiatan nya pasien kurang
Patient Care Delivery
mengikuti pelatihan TAK dilakukan. dilakukan secara berkembang dan lebih
di Ruang Delta RSJD
sebanyak 4 orang. 2) Berdasarkan wawancara berkesinambungan,diha cenderung bersifat
Provinsi Jambi
2) Berdasarkan wawancara dengan katim, TAK rapkan dari kegiatan individu.
dengan perawat ruangan, sudah dilakukan tapi tersebut perawat bisa
penkes individu selalu tidak terjadwal. mengetahui
dilakukan. 3) Berdasarkan wawancara perkembangan dari
3) Berdasarkan wawancara dengan katim penkes pasien.
dengan katim TAK sudah sudah dilakukan tapi
dilakukan tapi tidak tidak dilakukan evaluasi
terjadawal sebelum dan sesudah
dilakukan penkes.
4) Berdasarkan sebaran
questioner yang ada,
perawat 80% ruangan
didapatkan kadang-
kadang melakukan TAK.
55

5) Berdasarkan sebaran
questioner 90% perawat
didapatkan selalu
mengatakan melakukan
penkes tetapi pencatatan
dan pendokumentasian
tidak dilakukan.
56

C. PERENCANAAN / POA (PLANNING OF ACTION)


No Masalah Rencana Kegiatan Sasaran Waktu Penanggung Tempat Tujuan
Jawab
1. Belum 1. Role Play operan, Perawat Selasa,01 Mahasiswa Ruang Dengan dilakukannya role play
optimalnya pre conference Ruang Des 2020 dan kepala Delta operan, pre conference dan post
metode MPKP dan post Delta ruangan conference diharapkan perawat
dalam hal conference delta ruang delta bisa memahami
Manajemen bagaimana cara operan, pre
Approach di conference dan post conference
Ruang Delta sehingga operan pre conference
RSJD Provinsi dan post conference terlaksana
Jambi dengan baik

2. Menyusun
format-format Perawat Selasa, 01 Agar kegiatan harian, bulan dan
yang dibutuhkan ruang Des 2020 Mahasiswa Ruang tahunan terprogram dan bisa
di ruang delta Delta dan Kepala Delta dilaksanakan dengan baik
(format RKH,
57

RKB dan RKT ruangan


untuk karu,
format RKH dan
RKB katim)

2 1. Menyusun Perawat Rabu, 02 Mahasiswa Ruang Agar bisa dilakukan penilaian


Belum optimal
format-format ruang Des 2020 dan Kepala Delta terhadap kinerja perawat
Compensatory
yang dibutuhkan Delta ruangan
reward yang ada
untuk penilaian
diruang delta
kinerja perawat.
(format supervisi)
Perawat Mahasiswa Ruang
2.Role play supervisi ruang Rabu ,02 dan kepala delta
Delta des 2020 ruangan
1.Memberikan
58

3 Reward pada Perawat Sabtu,07 Ruang Sebagai penyegaran /motivasi diri


Belum
petugas ruang des 2020 Seluruh Delta bagi perawat dalam mengatasi
optimalnya
Delta pegawai kejenuhan bekerja.
penggunaan
ruang delta
koping individu
yang efektif
2.Melakukan
pada perawat di
desiminasi ilmu
ruang delta
tentang metode self
RSJD Provinsi
evaluasi.
Jambi

Anda mungkin juga menyukai