Anda di halaman 1dari 72

MODUL PRAKTIKUM

BIOKIMIA
20N01120601

OLEH

TIM DOSEN BIOKIMIA

LABORATORIUM FARMASI KLINIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Tahun 2021
PENGESAHAN

Modul Praktikum Biokimia telah disusun dan atau direvisi oleh tim untuk
memenuhi kebutuhan praktikum Biokimia

Tim penyusun modul praktikum


Yulia Yusrini Djabir
Sumarheni
Anshar Saud
Suhartina Hamzah
Andi Anggriani
Tim Asisten Biokimia

Makassar, Agustus 2021


Disetujui oleh:

Koordinator Matakuliah, Kepala Laboratorium Farmasi Klinik,

Apt. Yulia Yusrini Djabir, S.Si, M.Si, M.BMSc, PhD. Apt. Yulia Yusrini Djabir, S.Si, M.Si, M.BMSc, PhD.
NIP. 19780728 200212 2 003 NIP. 19780728 200212 2 003

Disahkan oleh,
Dekan Fakultas Farmasi Unhas,

Apt. Subehan, S.Si., M.Pharm.Sc., Ph.D.


NIP. 19750925 200112 1 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayat-Nya sehingga Modul Pembelajaran Praktikum Biokimia ini
dapat diselesaikan. Buku ini dapat diselesaikan berkat kerjasama dari
berbagai pihak, untuk itu bagi semua pihak yang telah membantu, kami
menyampaikan terima kasih.
Pemeriksaan laboratorium pada praktikum biokimia pada dasarnya
dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu pemeriksaan yang berhubungan
dengan biokimia umum dan biokimia klinis. Namun pembahasan dalam
buku penuntun ini hanya difokuskan pada pemeriksaan yang terkait dengan
biokimia umum sejalan dengan materi kuliah yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah.
Walaupun materi praktikum yang disajikan dalam penuntun ini sangat
sederhana, namun diharapkan dapat memberikan kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh mahasiswa terutama dalam rangka pembentukan pondasi
pemahaman akan dasar-dasar biokima guna menunjang pembelajaran
mahasiswa kedepannya.
Untuk melengkapi kekurangan-kekurangan pada materi Praktikum
Biokimia ini, kami mengharapkan masukan-masukan dari para pembaca yang
membangun demi perkembangan kompetensi materi praktikum dan
kelancaran transfer ilmu.

Penyusun
DAFTAR ISI

Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bagian I Identitas Mata Kuliah
Bagian II Pendahuluan
II.1 Deskripsi Umum Praktikum
II.2 Organisasi Materi Praktikum
II.3 Tata Tertib Laboratorium
Bagian III Modul-modul
III.1 Modul 1 Uji Identifikasi Mineral
III.2 Modul 2 Uji Aktivitas Enzim
III.3 Modul 3 Isolasi DNA
III.4 Modul 4 Uji Identifikasi Jenis Karbohidrat
III.5 Modul 5 Isolasi dan Analisis Glikogen
III.6 Modul 6 Uji Identifikasi Protein
III.7 Modul 7 Uji Identifikasi Lipid
III.8 Modul 8 Isolasi dan Analisis Kolesterol
III.9 Modul 9 Uji Aktivitas Peroksida Lipid
BAGIAN I
IDENTITAS MATA KULIAH

NAMA MATA KULIAH : BIOKIMIA


JUMLAH SKS : 2 (Kuliah) dan 1 (Praktikum)
SEMESTER :3
NAMA DOSEN PENGASUH : Yulia Yusrini Djabir, M.Si, M.BMSc, PhD, Apt
Sumarheni, S.Si, M.Sc, Apt
Suhartina, S.Si, M.Si, Apt
Anshar Saud, S.Si, M.PharmSc, Apt
Andi Anggriani, S.Si., M.Clin.Pharm., Apt

DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH


Mata kuliah Biokimia menjelaskan pengetahuan dasar mengenai jenis, struktur
kimia dan fungsi biomolekul penting dalam tubuh, termasuk mineral, enzim,
karbohidrat, lipid, asam amino, protein dan asam nukleat. Selain konsep dasar,
mata kuliah ini juga menjelaskan mengenai prinsip metabolisme dari
biomolekul dalam tubuh manusia dan efek yang ditimbulkan bila metabolisme
mengalami gangguan yang dapat memicu penyakit tertentu.

SASARAN BELAJAR
Audience: Mahasiswa program studi farmasi unhas yang mengikuti mata kuliah
Biokimia
Behaviour: Setelah mengikuti mata kuliah dan praktikum Biokimia, audience
diharapkan mampu:
- membedakan tipe, struktur kimia dan fungsi fisiologis dari senyawa
biokimia penting dalam tubuh manusia
- menjelaskan sifat dan klassifikasi enzim serta prinsip reaksi enzimatik
- menjelaskan jalur metabolisme (degradasi dan biosintesis) senyawa
biokimia penting dan bagaimana gangguan metabolisme senyawa biokimia
- melakukan pendeteksian dengan metode yang sesuai untuk menentukan
tipe karbohidrat, protein dan lipid
- mengenali aktivitas enzimatik dan faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas enzim
- mengisolasi dan mengukur kadar senyawa biokimia spesifik (glikogen dan
kolesterol) dalam jaringan hewan

Condition: Selama perkuliahan dan praktikum, mahasiswa diharapkan memiliki


dan meningkatkan kemampuan:
- bekerja sama dan kepemimpinan
- berpartisipasi aktif dan mengeluarkan pendapat dalam berdiskusi atau
tanya jawab
- melakukan presentasi baik menggunakan slide maupun poster
- menulis karya ilmiah dan mengkaji tulisan ilmiah

Degree: Setelah mengikuti perkuliahan dan praktikum diharapkan mahasiswa


melampaui kriteria sebagai berikut:
- mampu menjawab dengan benar >60% dari soal ujian teori yang diberikan
pada akhir semester
- mampu mendeteksi dan mengisolasi senyawa biokimia dengan benar
>60% dari yang diberikan pada ujian praktikum
- melakukan presentasi dan/atau ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi/
kuliah interaktif
BAGIAN II
PENDAHULUAN

II.1 Deskripsi umum praktikum


Praktikum mata kuliah biokimia secara umum didesain untuk memberikan
keterampilan pada mahasiswa untuk:
- mendeteksi tipe senyawa biokimia melalui reaksi kimia sederhana
menggunakan reagen atau indikator spesifik (level 0)
- mendemonstrasikan sifat umum senyawa biokimia melalui percobaan
(level 1)
- mengisolasi senyawa biokimia dari jaringan hewan dan tumbuhan (level
1)
- menganalisa kadar senyawa biokimia pada hewan normal dan patologis
menggunakan instrumen dan membandingkan hasilnya dengan teori
(level 2)

II.2 Organisasi Materi Praktikum


Modul 1: Uji Identifikasi Mineral
Merupakan rangkaian pembelajaran pokok bahasan 6 mengenai
Mineral. Salah satu sasaran pembelajaran pokok bahasan
tersebut adalah mahasiswa mengenal tipe dan cara deteksi
mineral yang berbeda.
Modul 2: Uji Aktivitas Enzim
Merupakan rangkaian pembelajaran pokok bahasan 7 mengenai
Aktivitas Enzim. Salah satu sasaran pembelajaran pokok
bahasan tersebut agar mahasiswa memahami aktivitas enzim
dan kinetika reaksi enzimatis
Modul 3: Isolasi DNA
Merupakan rangkaian pembelajaran pokok bahasan 2 dan 3
mengenai Nukleotida dan Asam Nukleat, dimana DNA
merupakan salah satu tipe asam nukleat. Salah satu sasaran
pembelajaran pokok bahasan tersebut agar mahasiswa mampu
memahami tipe dan fungsi asam nukleat pada mahluk hidup.
Modul 4: Uji Identifikasi Jenis Karbohidrat
Merupakan rangkaian pembelajaran pokok bahasan 4 dan 5
mengenai Karbohidrat. Salah satu sasaran pembelajaran pokok
bahasan tersebut adalah mahasiswa mengenal tipe dan struktur
karbohidrat.
Modul 5 : Isolasi dan Analisis glikogen
Merupakan rangkaian pembelajaran pokok bahasan 5 mengenai
Karbohidrat, terutama jalur metabolismenya. Glikogen adalah
jenis karbohidrat yang disimpan sebagai cadangan energi dalam
otot. Salah satu sasaran pembelajaran pokok bahasan tersebut
agar mahasiswa mampu memahami jenis karbohidrat dan jalur
metabolisme karbohidrat dalam tubuh.
Modul 6: Uji Identifikasi Protein
Merupakan rangkaian pembelajaran pokok bahasan 10 dan 11
mengenai Asam Amino dan Protein. Salah satu sasaran
pembelajaran pokok bahasan tersebut agar mahasiswa mengenal
ikatan peptida dan faktor yang dapat menstimulasi pengendapan
protein
Modul 7: Uji Identifikasi Lipid
Merupakan rangkaian pembelajaran pokok bahasan 12
mengenai Lipid. Salah satu sasaran pembelajaran pokok
bahasan tersebut agar mahasiswa mengenal tipe lipid dan jalur
metabolismenya.
Modul 8: Isolasi dan Analisis Kolesterol
Merupakan rangkaian pembelajaran pokok bahasan 13 mengenai
Lipid, dimana kolesterol merupakan salah satu jenis lipid yang
disintesis oleh tubuh. Salah satu sasaran pembelajaran pokok
bahasan tersebut agar mahasiswa mampu memahami jenis lipid
dan metabolisme lipid dalam tubuh.
Modul 9: Uji Aktivitas Peroksidasi Lipid
Merupakan rangkaian pembelajaran pokok bahasan 8 mengenai
Enzim Antioksidan, dimana enzim antioksidan bekerja untuk
menghambat terjadinya lipid peroksidasi. Salah satu sasaran
pembelajaran pokok bahasan tersebut agar mahasiswa mampu
memahami aktivitas enzim antioksidan, salah satunya melalui
penghambatan peroksidasi lipid.

II.2 Tata Tertib laboratorium (Luring)


1. Praktikan telah melakukan vaksinasi Covid-19
2. Praktikan berada di laboratorium paling lambat 15 menit sebelum
praktikum dimulai, bagi yang terlambat diperbolehkan mengikuti
praktikum atas persetujuan koordinator praktikum dan mendapatkan
pengurangan nilai
3. Praktikan wajib menggunakan Alat Perlindung Diri Lengkap (jas lab,
masker, handscoon, faceshield, dan nametag)
4. Praktikan tidak diperkenankan untuk berkumpul di area laboratorium
sebelum dan sesudah praktikum.
5. Dilakukan pengecekan suhu tubuh menggunakan termogun sebelum
memasuki area laboratorium.
6. Praktikan langsung menempati meja kerja yang telah disiapkan dan
melakukan praktikum secara individu di meja kerja masing-masing di
bawah pengawasan asisten dengan menerapkan protocol kesehatan
7. Praktikan tidak dibenarkan membicarakan hal-hal yang tidak berkenan
dengan praktikum selama dalam laboratorium demi efisiensi waktu
8. Praktikan wajib menjalankan protokol kesehatan (menjaga jarak minimal
1 meter)
9. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, dan atau merokok di
dalam laboratorium selama praktikum berlangsung
10. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta ijin
kepada dosen atau asisten
11. Praktikan yang berhalangan hadir, harus dapat memberikan keterangan
tertulis resmi terkait dengan alasan ketidakhadirannya kepada
koordinator asisten
12. Surat keterangan sakit dari dokter ataupun surat izin diterima paling
lambat 1 minggu setelah ketidakhadiran pertama.
13. Surat izin atas kegiatan kemahasiswaan harus sepengetahuan bagian
kemahasiswaan fakultas
14. Tata tertib mengenai alat, bahan dan kebersihan :
A. Setiap anggota kelas bertanggung jawab atas keselamatan dan kebersihan
alat-alat yang digunakan dan pada akhir percobaan diserahkan kembali
dalam keadaan lengkap dan bersih
B. Kerusakan alat dan atau bahan, akan menjadi tanggungjawab bersama
oleh praktikan
C. Koordinator alat/bahan meminta prosedur percobaan yang akan dilakukan
pada pertemuan berikutnya paling lambat 1 minggu sebelum percobaan
tersebut dilakukan
D. Koordinator mengisi Lembar Penyiapan Alat/Bahan/kebersihan yang berisi
tugas setiap anggota kelompok alat/bahan/kebersihan
BAGIAN III
MODUL-MODUL

III.1 MODUL 1: UJI IDENTIFIKASI MINERAL


a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa diajarkan pengetahuan mendeteksi
mineral yang terkandung dalam suatu sampel.

b) Deskripsi singkat praktikum


Mineral adalah zat gizi yang diperlukan tubuh manusia untuk mendukung
proses tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang sedikit. Tujuan
praktikum “Uji Identifikasi Mineral” adalah untuk mengidentifikasi
komposisi mineral dalam tulang dan cangkang telur seperti kalsium,
klorida, sulfur, fosfat, magnesium, dan besi

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu mendeteksi jenis mineral yang terkandung dalam
sampel berdasarkan metode uji yang digunakan.

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Demo Video Praktikum bertempat di Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi
Unhas

f) Teori Singkat
Mineral merupakan unsur-unsur kimia yang dapat terkandung dalam
jaringan tubuh (bahan anorganik). Unsur-unsur yang bukan merupakan
bahan anorganik, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen merupakan unsur utama penyusun bahan
organik (Gilvery 1996). Mineral dapat diperoleh pisang (kalium), susu
(kalsium), sayuran hijau (magnesium), dan sebagainya. Mineral juga
terkandung dalam tulang makhluk hidup. Mineral memegang peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh baik pada tingkat sel, jaringan,
organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral juga berperan
sebagai katalis dan kofaktor aktifitas berbagai enzim dalam setiap tahap
metabolisme (Darmono 1995).
Mineral berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup dapat dibagi
menjadi 2 golongan yaitu golongan esensial dan nonesensial (Winarno
1984). Mineral esensial merupakan sumber mineral yang diperoleh dari luar
karena tubuh tidak mensintesis beberapa mineral yang diperlukan oleh
tubuh. Apabila kekurangan mineral esensial dapat menyebabkan kelainan
proses fisiologis atau di sebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini
biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme
tubuh, yaitu kalsium (Ca), klorida (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi
(Fe), dan lain-lain. Mineral berdasarkan jumlahnya terbagi menjadi
makromineral, mikromineral, dan mineral renik (Suharjdo 1886).
Makromineral merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak
seperti kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klorida, dan sulfur.
Mikromineral merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
seperti zat besi, seng, tembaga, dan fluorida. Mineral renik (trace elements)
diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit seperti yodium, selenium,
mangan, kromium, molibdenum, boron, dan kobalt (Poedjiadi 1994).

g) Alat yang digunakan :


1. Ayakan 8. Lumpang dan Alu
2. Botol semprot 9. Pipet tetes skala
3. Cawan porselin 10. Sendok tanduk plastik dan besi
4. Corong 11. Rak Tabung dan Tabung reaksi
5. Gelas Beaker 100 ml 12. Erlenmeyer 250 ml
6. Kaca Arloji 13. Oven tanur
7. Waterbath 14. Oven

h) Bahan yang digunakan :


1. Filtrat Abu Cangkang 11. Kristal Ammonium karbonat
2. Cangkang telur ayam & bebek 12. Kristal ammonium klorida
3. Ammonium oksalat 1% 13. Kristal Na2HPO4
4. Aquadest 14. Larutan AgNO3 2%
5. Asam Asetat 10% 15. Larutan ammonium tiosianat
6. Asam Klorida 10% 16. Larutan kalium ferosianida
7. BaCl2 17. NH4OH pekat
8. HNO3 10 % 18. NH4OH 10%
9. Kertas pH 19. Pereaksi molibdat
10. Kertas saring 20. Pereaksi ferosulfat

i) Cara Kerja :
A. Penyiapan Sampel
Untuk pembuatan tepung cangkang telur :
1. Siapkan cangkang telur.
2. Dimasukkan ke dalam oven tanur pada suhu sekitar 400-800 oC
selama ± 30 menit atau hingga cangkang menggosong
3. Gerus dengan menggunakan lumpang dan alu kemudian diayak.

B. Penyiapan larutan uji :


1. Diambil satu sendok abu tulang / cangkang.
2. Larutkan dengan aquadest secukupnya.
3. Ambil ±15 ml filtrat, basakan dengan NH4OH (bantuan kertas pH)
4. Pisahkan filtrat dengan endapan.
5. Filtrat NH4OH digunakan untuk uji klorida dan uji sulfat.
6. Endapan kemudian dilarutkan dengan asam asetat 10%.
7. Pisahkan filtrat dengan endapan.
8. Filtrat asam asetat 10% digunakan untuk uji kalsium, uji fosfat,
dan uji magnesium.
9. Endapan dilarutkan dengan 10 ml HCL 10% yang digunakan
untuk uji besi.

C. Identifikasi Mineral
Uji Klorida (Cl-)
1. Ambil 1 ml filtrat NH4OH.
2. Tambahkan 1 ml HNO3 10%.
3. Tambahkan 1 ml AgNO3 2%.
4. Bila terdapat endapan putih, maka sampel positif mengandung
klorida.
Uji sulfat (S2-)
1. Ambil 1 ml filtrat NH4OH.
2. Tambahkan 1 ml HCl 10%.
3. Tambahkan 1 ml BaCl2.
4. Bila terdapat endapan putih, maka sampel positif mengandung
sulfat.

Uji kalsium (Ca2+)


1. Ambil 1 ml filtrat asam asetat 10%.
2. Tambahkan 1 ml amonium oksalat 1%.
3. Bila terdapat endapan putih, maka sampel positif mengandung
kalsium.

Uji fosfat (PO43-)


1. Ambil 1 ml filtrat asam asetat 10%.
2. Tambahkan 1 ml larutan urea 10%.
3. Tambahkan 1 ml pereaksi molibdat.
4. Tambahkan 1 ml larutan ferosulfat.
5. Bila larutan berwarna biru, maka sampel positif mengandung
fosfat.

Uji magnesium (Mg2+)


1. Ambil 3 ml filtrat asam asetat 10%.
2. Panaskan selama +/- 3 menit pada waterbath mendidih.
3. Tambahkan kristal ammonium karbonat dan amonium klorida
sedikit demi sedikit ke dalam filtrat panas hingga membentuk
endapan.
4. Disaring endapan yang terbentuk.
5. Filtrat hasil saringan ditambahkan kristal Na2HPO4 dan dibasakan
dengan larutan NH4OH dengan bantuan kertas pH.
6. Bila terdapat endapan putih, maka sampel positif mengandung
magnesium.

Uji Besi (Fe2+ dan Fe3+)


1. Filtrat HCl 10% dibagi dua, filtrat I dan filtrat II masing-masing
sebanyak 5 ml.
2. Filtrat I ditambahkan dengan 1 ml larutan ammonium tiosianat.
3. Bila larutan berwarna merah, maka sampel positif mengandung
besi (II).
4. Filtrat II ditambahkan 1 ml larutan kalium ferosianida.
5. Bila larutan berwarna biru/hijau, maka sampel positif
mengandung besi (III).

Hasil :
Hasil pengujian
Sampel - 2- 2+
Cl S Ca PO43- Mg2+ Fe2+ Fe3+

Keterangan :
(+) : Mengandung senyawa yang diuji TD : Tidak dilakukan
(-) : Tidak mengandung senyawa yang diuji

Reaksi

Pembahasan
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
……………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………

Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka:
…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

( )
III.2 MODUL 2: UJI AKTIVITAS ENZIM
a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa mendemonstrasikan faktor-faktor yang
menstimulasi maupun menghambat aktivitas enzim. Praktikum ini akan
memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai sifat dan stabilitas
enzim serta kinetika reaksi enzimatik dengan mempraktekkan secara
langsung faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim. Hal ini akan
mendukung teori yang diajarkan dalam kuliah pokok bahasan Aktivitas
Enzim.

b) Deskripsi singkat praktikum


Pada umumnya enzim merupakan protein yang memiliki sifat sebagai
katalis. Karena masih tergolong protein, enzim juga sangat peka terhadap
pengaruh-pengaruh fisika dan zat kimia sehingga mudah mengalami
inaktivasi. Tujuan praktikum “Uji Aktivitas Enzim” adalah untuk
mendemonstrasikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan inaktivasi
protein, baik secara fisika maupun secara kimia.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu memahami aktivitas enzim dan faktor yang dapat
menyebabkan inaktivasi enzim melalui demonstrasi langsung.

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Demo Video Praktikum bertempat di Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi
Unhas

f) Teori dan Prinsip Dasar


Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel
hidup. Kira-kira lebih dari 2000 enzim telah teridentifikasi, yang masing-
masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam sistem biologi.
Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian besar enzim dapat
diperoleh dengan ekstraksi dari jaringan tanpa merusak fungsinya. Adanya
enzim dalam • serum (ekstrasel) dapat digunakan sebagai penunjang
diagnosis berbagai penyakit karena pada hakikatnya sebagian besar enzim
terdapat, dibuat dan bekerja di dalam sel sehingga apabila ditemukan di luar
sel berarti ada kerusakan sel misalnya pada keadaan infark miocard, prostat,
hepatitis dll. Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisisnya enzim terbagi
dalam enam (6) golongan utama yaitu, oksidoreduktase, transferase,
hidrolase, Iiase, isomerase dan ligase.
Enzim merupakan protein yang bekerja sebagai katalis, yaitu
komponen yang meningkatkan kecepatan reaksi tanpa ikut bereaksi.
Enzim mengkatalisis reaksi dengan cara berikatan reaktan (substrat),
merubah substrat menjadi produk dan melepaskan produk tersebut.
Meskipun enzim dapat termodifikasi selama keikutsertaannya dalam
reaksi, akan tetapi enzim kembali kebentuk asalnya di akhir reaksi, pada
umumnya enzim diberi nama berakhiran "ase". Seperti halnya protein,
faktor-faktor yang mempengaruhi kerja protein juga mempengaruhi kerja
enzim.
Susu mengandung suatu enzim yang mengkatalisis oksidasi
macam-macam aldehid menjadi asam. Reaksinya berlangsung
secara anaerob dan dapat ditunjukkan bila ada akseptor yang
sesuai seperti: metilen biru.
Reaksinya:
H H
R - C = O + H2O R - C – OH
OH

H OH
R - C = O + Mb R - C – OH + MbH2
OH
tak berwarna
Jalannya reaksi dapat dilihat dari perubahan warna biru (bentuk
oksidasi) menjadi tak berwarna (bentuk reduksi). Reaksi ini
biasanya dapat dilakukan dalam tabung Thunberg.
g) Peralatan
1. Tabung reaksi 5. Batang pengaduk
2. Pipet tetes 6. Tangas es
3. Tangas air 7. Termometer
4. Baskom

h) Bahan
1. Aquadest 8. Kertas pH
2. Larutan Amilum 1% 9. Larutan Urea 1%
3. Saliva 10. Indikator Fenolftalein
4. Larutan Iodium 2% 11. Larutan HgCl2 1%
5. Es Batu 12. Urine
6. Larutan HCI
7. Larutan NaOH Encer

i) Cara Kerja
A. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
1. Ambil larutan amilum sebanyak 2 mL
2. Tambahkan sampel saliva 2 mL
3. Campur dan inkubasi pada masing- masing suhu selama ± 5-
10 menit
4. Tetesi larutan iod secukupnya
5. Tambahi aqudest 6 mL
6. Amati hasil yang terbentuk. Hasil positif ditandai dengan
larutan menjadi bening

B. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim


1. Ambil larutan amilum sebanyak 2 mL
2. Tambahkan sampel saliva 2 mL
3. Campurkan dengan larutan asam dan basa dan inkubasi pada
suhu 37 ° C selama ± 5 - 10 menit
4. Tetesi larutan iod secukupnya
5. Tambahi aqudest 6 mL
6. Amati hasil yang terbentuk. Hasil positif ditandai dengan
larutan menjadi bening

C. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim


1. Ambil 1 mL saliva dan tambahkan 9 mL aquadest untuk
membuat pengenceran 10 - 1
2. Cuplik 1 mL larutan 10 - 1 dan tambahkan 9 mL aquadest untuk
pengenceran 10 - 2 dan ulang kembali untuk pengenceran 10 - 3
3. Masukkan 2 mL amilum ke dalam 3 tabung reaksi yang baru
4. Tambahkan masing-masing 2 mL larutan pengenceran 10 - 1 ,
10 - 2 ,10 - 3
5. Campur dan inkubasi selama ± 5-10 menit
6. Tetesi larutan iod secukupnya
7. Amati hasil yang terbentuk . Hasil positif ditandai dengan
larutan menjadi bening

D. Uji inhibitor terhadap aktivitas enzim


1. Ambil 3 tabung reaksi dan masing- masing diisi dengan 1 ml
urea 1%; campuran 1 ml urea 1% dan 1 ml HgCl2 1%, dan 1
ml aquadest
2. Tambahkan 3 tetes indikator PP
3. Masukkan 1 ml urease & inkubasi pada suhu 37°C selama ± 5
- 10 menit
4. Amati hasil yang terbentuk. Hasil positif ditandai dengan
larutan menjadi ungu
Hasil :
Hasil pengujian
Sampel Pengaruh suhu (°C) Pengaruh pH Pengaruh konsentrasi enzim
4 25 37 60 100 3 5 7 9 10-1 10-2 10-3

Keterangan :(+): Mengandung senyawa yang diuji ; TD: Tidak dilakukan


(-): Tidak mengandung senyawa yang diuji

Tabung reaksi
Sampel 1 2 3
( …………….) ( …………….) ( …………….)

k. Reaksi

l. Pembahasan
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……….…………………………………………………………………………………..
……………….…………………………………………………………………………..
……………………….…………………………………………………………………..
……………………………….…………………………………………………………..
……………………………………….…………………………………………………..
……………………………………………….…………………………………………..
……………………………………………………….…………………………………..
……………………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………….
……………..
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
……….…..
……………………………………………………………………………………………
..….
…………………………………………………………………………………………..
………………….
…………………………………………………………………………..
……………………….
……………………………………………………………………..
…………………………….
………………………………………………………………..
………………………………….
…………………………………………………………..
………………………………………………….
…………………………………………..
……………………………………………………….
……………………………………..
…………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….…
……………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….…

Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka:
..…………………………………………………………….
……………………………..
…………………………………………………………………….……………………..
…………………………………………………………………………….……………..
……………………………………………………………………………………………
.…………………………………………………………………………………………..
……….…………………………………………………………………………………..
……………….…………………………………………………………………………..
……………………………….…………………………………………………………..
……………………………………….…………………………………………………..
……………………………………………….…………………………………………..

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

( )
III.3 MODUL 3: ISOLASI DNA
a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa mengekstraksi dan mengisolasi asam
nukleat, dalam hal ini Deoxyribonucleic acid (DNA) yang terdapat dalam
sel mahluk hidup. Selain memperdalam pemahaman mahasiswa
mengenai asam nukleat, praktikum ini juga akan menambah
keterampilan mengisolasi DNA yang dapat dijadikan metode penelitian
pada tingkat akhir. Praktikum ini akan mendukung teori yang diajarkan
dalam kuliah pokok bahasan Asam nukleat dan Nukleotida.

b) Deskripsi singkat praktikum


Asam nukleat merupakan molekul yang terdapat pada kromosom
dengan fungsi utama sebagai pembawa informasi genetik. Asam nukleat
juga sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh faktor fisika dan kimia
sehingga dengan menggunakan prinsip tersebut, DNA dapat dipisahkan
dari sel dan jaringan dan diisolasi. Tujuan praktikum “Isolasi DNA” adalah
untuk mengisolasi DNA menggunakan prinsip pemecahan sel,
pendenaturasian nukleoprotein dan inaktivasi enzim nuklease.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu memahami sifat DNA dan prinsip isolasi DNA dari sel
mahluk hidup.

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Demo Video Praktikum bertempat di Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi
Unhas

f) Teori dan Prinsip Dasar


Ekstraksi asam nukleat terutama DNA atau deoxyribonucleic acid
merupakan prosedur awal pada hampir semua penelitian molekular.
Pada manusia, ekstraksi DNA dapat dilakukan pada semua sel-sel yang
memiliki inti (nukleus) seperti darah, nanah, jaringan-jaringan, rambut,
dan sebagainya. Namun penggunaan sampel darah tetap menjadi
pilihan utama karena prosedurnya relatif mudah, murah dan dapat
dikerjakan bahkan dengan peralatan sederhana di laboratorium. Metode
ekstraksi DNA saat ini telah banyak dikembangkan, baik prosedur
manual maupun otomatis. Akan tetapi prinsip dasarnya sama yakni
proses penghancuran sel, denaturasi kompleks nukleoprotein, inaktivasi
enzim nuklease dan enzim lainnya, pemisahan kontaminan biologi dan
kimia yan dilanjutkan dengan proses pemisahan DNA-nya. Perlu diingat
bahwa sampel darah merupakan bahan biologis yang perlu penanganan
khusus sehingga penggunaanya dalam prosedur laboratorium perlu
kewaspadaan dan penanganan yang sesuai.

g) Peralatan
1. Beaker 8. Erlenmeyer
2. Pipet 9. Gelas ukur
3. Vorteks 10. Corong
4. Penangas air 11. Kertas Saring
5. Centrifuge 12. Pipet Tetes
6. Tabung eppendorf 13. Tabung reaksi
7. Batang pengaduk 14. Sendok tanduk
8.
h) Bahan
1. Sampel darah yang mengandung antikoagulan EDTA
2. Sampel Buah 9. Sabun cair
3. Magnesium klorida 10. Etanol
4. Air suling 11. Butanol
5. Triton-X 12. Tris-HCl
6. Isopropanol 13. Kalium klorida
7. Natrium klorida
8. Natrium dodecyl sulphate (SDS)

i) Cara Kerja
A. Metode sederhana :
1. Pada beker gelas, tambahkan 45 ml air, 5 ml sabun cair dan 1 sendok
makan Natrium klorida kemudian aduk hingga homogen
2. Tambahkan 2 ml sampel yang telah dihaluskan kemudian homogenkan
3. Lakukan penyaringan hingga seluruh larutan habis, lalu ambil hasil
penyaringan dam masukkan ke dalam 3 tabung masing-masing
sebanyak 10 ml
4. Tambahkan 10 ml isopropanol ke dalam tabung 1, butanol kedalam
tabung 2, dan etanol kedalam tabung 3
5. Biarkan beberapa saat dan amati apa yang terjadi

B. Metode Salting out :


1. Siapkan reagen berikut:
- Buffer 1 sebanyak 500 ml: 0,605 g of TrisHCl (10mM) pH 7,6
ditambah 0,372 g KCl (10 mM), 1,016 g of MgCl 2 , 0,372g EDTA
(2mM) dilarutkan dengan air suling ad 500 ml
- Triton-X sebanyak 10ml: tambahkan 0.1 ml of 100 % Triton-X ke
9.9ml air suling (10 mM)
- Buffer 2 sebanyak 100 ml: 0,121 g of TrisHCl (10mM) pH 7,6
ditambah 0,074 g KCl (10 mM) , 1,203 g of MgCl 2 , 0,074 g EDTA
(2mM), 0,467 g NaCl (0.4 M) dilarutkan dalam air suling ad 100 ml
- Larutan deterjen: 1 g Natrium dodesil sulfat (SDS) dilarutkan dalam
air hingga 100 ml
- NaCl 6 M : sebanyak 8,765 g of NaCl dilarutkan dalam 25 ml air
suling
- Buffer TE: sebanyak 0,030 g TrisHCl (10mM) pH 8.0, 0,009 g of
EDTA (1mM) dilarutkan dalam 100ml air suling
2. Pada tabung eppendorf, tambahkan 900 µl buffer 1
3. Tambahkan 50 µl Triton X
4. Tambahkan 300 µl darah berantikoagulan kemudian diinkubasi di
penangas air bersuhu kurang lebih 37o C selama 5 menit
5. Sentrifus pada 8000 rpm selama 3 menit dan supernatannya dibuang.
Sel darah merah lisis dan diperoleh pelet putih sel darah putih
6. Tambahkan 300 µl buffer 2 dan 40 µl larutan SDS 10%, homogenkan
dengan vorteks
7. Inkubasi di penangas air bersuhu kurang lebih 37 o C selama 5 menit
8. Tambahkan 100 µl larutan NaCl 6M, dan vorteks untuk mengendapkan
protein
9. Sentrifus pada 8000 rpm selama 5 menit
10. Supernatan ditransfer ke eppendorf baru yang mengandung 300 µl
isopropanol (atau etanol) dingin
11. Bolak balikkan tabung secara perlahan, biarkan 3-15 menit
12. Lakukan pengamatan apa yang terjadi
13. Lanjutkan pengerjaan dengan melakukan sentrifus pada 8000 rpm
selama 5 menit, dan buang supernatannya
14. Biarkan pelletnya mengering oleh udara
15. Tambahkan 50 µl buffer TE
16. Amati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan :
Hasil pengujian
Sampel
Metode Sederhana Metode Salting out

Keterangan :(+): Mengandung senyawa yang diuji ; TD: Tidak dilakukan


(-): Tidak mengandung senyawa yang diuji

Reaksi

Pembahasan
…………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………............................................
........................................................
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
.
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
.
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
.
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
…………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….……………………………………………………

Daftar Pustaka:
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….………………………………………………………

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

( )
III.4 MODUL 4: UJI IDENTIFIKASI JENIS KARBOHIDRAT
a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa diajarkan keterampilan mendeteksi
jenis-jenis karbohidrat yang terdapat dalam sampel menggunakan
reagen tertentu sekaligus mempertajam pemahaman mahasiswa
mengenai jenis-jenis karbohidrat dan strukturnya yang diajarkan dalam
kuliah pokok bahasan Karbohidrat

b) Deskripsi singkat praktikum


Karbohidrat merupakan salah satu jenis senyawa biokimia yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup, termasuk manusia. Karbohidrat yang
tersedia di alam memiliki beberapa jenis, yang dibedakan berdasarkan
strukturnya. Tujuan praktikum “Identifikasi Jenis Karbohidrat” adalah
untuk mendeteksi jenis karbohidrat yang terkandung dalam beberapa
sampel.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu mendeteksi jenis karbohidrat yang terkandung dalam
beberapa sampel. Dengan menggunakan reagen dan indikator spesifik

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Demo Video Praktikum bertempat di Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi
Unhas

f) Teori dan Prinsip Dasar


Tubuh memperoleh energi dari tiga sumber utama yang
berasal dari makanan yaitu, karbohidrat, protein dan lipid (lemak). Dari
ketiga sumber ini, karbohidrat adalah yang paling utama sebagai sumber
energi bagi tubuh. Dalam proses pencemaan, karbohidrat adalah yang
paling pertama dicema oleh tubuh. Proses ini relatif efisien dalam
menghasilkan energi dengan hasil buangan berupa H2O (air) dan CO2.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai senyawa utama jaringan tumbuh-tumbuhan dan juga
dapat ditemukan dalam beberapa jenis jaringan tubuh hewan seperti hati
dan otot. Karena sifatnya yang larut air dan rasanya yang manis oleh
karena itu karbohidrat disebut sebagai "Gula". Senyawa karbohidrat
adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung
unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (0) dengan rumus
empiris umum (CH20)n.
Karbohidrat dibagi menjadi tiga golongan umum berdasarkan jumlah
molekul karbohidrat yang terkandung. Karbohidrat yang terdiri atas satu
molekul disebut monosakarida. Monosakarida dibagi lagi berdasarkan
jumlah atom karbon yang dimilikinya contohnya, monosakarida dengan
5 atom karbon disebut pentosa, monosakarida dengan 6 atom
karbon disebut heksosa. Karbohidrat yang mengandung beberapa
monosakarida digolongkan sebagai oligosakarida. Oligosakarida
dibagi lagi menjadi disakarida (terdiri atas 2 molekul monosakarida),
trisakarida (terdiri atas 3 unit monosakarida). Contoh disakarida, sukrosa
(glukosa-fruktosa), maltosa (glukosa-glukosa) dan laktosa (galaktosa-
glukosa). Karbohidrat yang terdiri atas banyak molekul monosakarida
digolongkan sebagai polisakarida. Dari sekian banyak jenis polisakarida
pati, selulosa dan glikogen merupakan yang paling penting.
Pada tumbuhan karbohidrat disintesis dan CO 2 dan H2O melalui
proses fotosintesis dalam sel klorofil dengan bantuan sinar matahari.
Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa
asam amino, gliserol lemak. dan sebagian besar diperoleh dari makanan
yang berasal dari tumbuhan. Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam
hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
Sebagian besar karbohidrat dapat diidentifikasi menggunakan
reagen kondensasi, dimana reagen ini akan bereaksi dengan karbohidrat
dan menghasilkan product reaksi yang berwarna khas. Beberapa uji
identifikasi jenis karbohidrat dengan menggunakan reagen antara lain
uji Bial, Molisch, Seliwanoff, lod, Benedict, dan Barfoed.
g) Peralatan
1. Tabung reaksi dan Rak Tabung 4. Gelas Ukur
2. Pipet tetes 5. Beaker
3. Tangas air 6. Gegep

h) Bahan
1. Sampel 5. Pereaksi Barfoed
2. Pereaksi Molisch 6. Pereaksi Benedict
3. Larutan Iodium 7. Pereaksi Seliwanoff
4. H 2 SO 4 Pekat 8. Pereaksi Tollens

i) Cara Kerja
A. Uji Molisch
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch
3. Tambahkan 2 ml H 2SO4 pekat secara hati-hati melalui dinding tabung
(jangan dikocok atau diguncang)
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk cincin
ungu

B. Uji Iodium
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 3 tetes larutan iodium secara hati-hati
3. Amati hasil yang terbentuk. Biru hitam : Amilum, Merah anggur :
Dekstrin, Coklat : Glikogen.

C. Uji Barfoed
D. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung
reaksi
E. Tambahkan 3 tetes pereaksi barfoed
F. Campur dan panaskan diatas tangas air mendidih selama 5-10 menit
G. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk endapan
merah bata (± 5 menit untuk gula reduksi monosakarida, ± 10 menit
untuk gula reduksi disakarida)

H. Uji Benedict
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 10 tetes pereaksi benedict
3. Campur dan panaskan diatas tangas air mendidih selama ± 2 menit
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk endapan
merah bata

E. Uji Seliwanoff
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung
reaksi
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Seliwanoff
3. Campur dan panaskan diatas tangas air mendidih selama ± 2 menit
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk warna
merah ceri

I. Uji Tollens
1. Ambil larutan sampel sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam
tabung reaksi
2. Tambahkan 2 tetes pereaksi Tollens
3. Panaskan 2-3 menit
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk cermin
perak.
Hasil Pengamatan :
Hasil pengujian
Sampel Uji Uji Uji Uji Uji
Molisch Iodium Barfoed Benedict Seliwanoff

Keterangan : (+): Mengandung senyawa yang diuji ; TD: Tidak dilakukan


(-): Tidak mengandung senyawa yang diuji

Reaksi

Pembahasan
…………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………............................................
........................................................
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
.
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
.
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
.
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
………………………….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
………………………….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
…………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….……………………………………………………

Daftar Pustaka:
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….………………………………………………………

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

( )
III.5 MODUL 5: ISOLASI DAN ANALISIS GLIKOGEN
a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa diajarkan keterampilan mengisolasi
glikogen dari jaringan hewan. Glikogen merupakan karbohidrat yang
disintesis dan disimpan dalam otot. Praktikum ini selain memperdalam
pemahaman mahasiswa mengenai jenis karbohidrat, mahasiswa juga
akan mendapatkan keterampilan mengisolasi glikogen dalam jaringan
yang dapat digunakan dalam penelitian. Praktikum ini disajikan untuk
mendukung teori yang diajarkan dalam kuliah pokok bahasan
Metabolisme Karbohidrat.

b) Deskripsi singkat praktikum


Tujuan praktikum “Isolasi dan Analisis Glikogen” adalah untuk
mengisolasi glikogen dari hati hewan yang dipuasakan dan yang tidak
dipuasakan. Dengan demikian, mahasiswa dapat memahami mengenai
metabolisme karbohidrat dan sintesis glikogen pada makhluk hidup, yang
dipengaruhi oleh asupan karbohidrat dari luar.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu mengisolasi glikogen dari jaringan hati hewan untuk
mendukung pemahaman mahasiswa mengenai metabolisme karbohidrat
menjadi glikogen.

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Praktikum dilaksanakan secara daring di rumah masing-masing

f) Teori dan Prinsip Dasar


Glikogen merupakan Karbohidrat yang disintesis dan disimpan
dalam otot dan hati sebagai cadangan energi. Glikogen atau pati
hewan, yang dapat diukur kadarnya dengan menggunakan
reaksi Iodium. Glikogen tersusun atas rantai-rantai bercabang
unit unit glukosa. Selama proses metabolise, glikogen
dimetabolisme menjadi glukosa, dimana saat energ i diperlukan,
glikogen diubah menjadi asam piruvat sesuai dengan reaksi
berikut:
O O

(C6H11O5)x 2 x CH3 C COH

g) Peralatan
1. Tabung reaksi dan rak tabung 8. Batang pengaduk
2. Cawan porselen 9. Corong
3. Centrifuge dan tabungnya 10. Pipet tetes
4. Gelas beaker 11. Oven
5. Gelas ukur 12. Timbangan analitik
6. Magnetic stirrer 13. Lumpang dan alu
7. Sendok tanduk stainless steel & plastik 14. Kompor listrik

h) Bahan
1. Hati mencit 6. Kalium Iodida
2. Larutan KOH 60% 7. Etanol 96%
3. Air suling 8. Fenolftalein
4. Kertas saring bebas serat 9. Asam klorida pekat
5. Kertas perkamen 10. Iod 5% dalam KI 10%

i) Cara Kerja
A. Isolasi Gikogen
1.1 gram sampel jaringan hati dihaluskan dan dicampur dengan 10
mL larutan KOH 60%, gojog selama 45 menit.
2.Tambahkan 2 mL aquadest dan didihkan selama 10 menit,
kemudian saring
3.Campurkan 2 mL filtrat dengan 2,5 g KI, 7 mL etanol dan 5 tetes
indikator fenolftalein dalam tabung sentrifuge.
4.Tambahkan HCl pekat setetes demi setetes hingga warna larutan
hilang
5.Sentrifugasi selama 5 menit (7000 rpm) dan pisahkan supernatan
dan endapannya
6.Keringkan endapan yang diperoleh dan timbang berat glikogen
yang diperoleh
B. Uji Kualitatif Glikogen
1. Ambil sampel glikogen sebanyak 50 mg dan tambahkan 5% I 2
dalam larutan KI 10%.
2. Amati perubahan warna

Hasil Pengamatan :
Berat glikogen dari sampel hati mencit yang diberi dekstrosa (perlakuan positif)
: ………… g
Berat glikogen dari sampel hati mencit yang diberi air (perlakuan negatif)
: ………… g
Berat glikogen dari sampel hati mencit yang diberi energen (perlakuan uji)
: ………… g
Hasil Uji Kualitatif
No Sampel Hasil

Reaksi

Pembahasan
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
.
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….…………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
….……

Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka:
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

( )
III.6 MODUL 6: UJI IDENTIFIKASI PROTEIN
a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa mendemonstrasikan mengenai cara
mendeteksi protein yang terdapat dalam sampel menggunakan reagen
tertentu serta faktor-faktor yang dapat mengubah struktur protein
sehingga menghasilkan pengendapan protein. Praktikum ini akan
memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai sifat dan stabilitas
protein, dengan mempraktekkan secara langsung faktor-faktor denaturasi
protein yang diajarkan dalam kuliah pokok bahasan Asam amino dan
Protein.

b) Deskripsi singkat praktikum


Pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik
dan zat kimia sehingga mudah mengalami perubahan bentuk (denaturasi).
Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya denaturasi antara lain :
panas, pH, tekanan, aliran listrik dan adanya bahan kimia seperti urea,
alkohol, atau sabun. Protein yang mengalami denaturasi akan
menurunkan aktivitas biologinya dan berkurang kelarutannya sehingga
mudah mengendap. Tujuan praktikum “Uji Identifikasi Protein” adalah
untuk mendemonstrasikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
pengendapan protein, baik secara fisika maupun secara kimia.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu memahami sifat dan stabilitas protein dan faktor
yang dapat menyebabkan pengendapan protein

a. Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

b. Tempat praktikum
Demo Video Praktikum bertempat di Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi
Unhas
e) Teori dan Prinsip Dasar
Protein adalah molekul organik yang terbanyak di dalam sel.
Lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Secara kimia,
protein adalah heteropolimer dari asam-asam amino yang terikat
satu sama lain dengan ikatan peptida dan memiliki berat molekul
berkisar 10.000 hingga lebih dari satu juta. Molekul protein
melalui ikatan hidrogen berinteraksi dengan molekul air yang
karena molekulnya besar sehingga dalam air, protein membentuk
larutan koloid. Adanya sejumlah elektrolit dengan konsentrasi
encer akan meningkatkan kelarutan suatu protein. Sifat ini dapat
dimanfaatkan untuk pemisahan protein. Monomer dari protein
adalah asam amino, sifat-sifat dari protein dipengaruhi oleh
karakteristik sekuen asam amino yang membentuknya.
Beberapa fungsi penting protein adalah berperan
mempertahankan bentuk sel dan integritas fisiknya, kontraksi
otot (actin dan miosin), transport oksigen (hemoglobin), katalisis
reaksi biokimia (enzim) dan masih banyak lagi fungsi protein. Asam
amino merupakan komponen penyusun protein, terdiri atas
gugus amin, gugus karboksil, alkil (-R) dan atom hidrogen yang
berikatan pada atom karbon (C khiral kecuali pada glisin). Asam
amino membentuk molekul protein dengan ikatan peptida, yaitu
ikatan antara gugus amin dengan karboksil dari masing-masing
asam amino. Protein dapat diperoleh dari kacang-kacangan,
bayam, kentang jamur (protein nabati) serta daging, susu, telur,
ikan (protein hewani). Terdapat kurang lebih 300 jenis asam
amino yang ditemukan pada hewan, tanaman dan mikroba tetapi
hanya 20 jenis asam amino yang dikode oleh DNA ke dalam
protein. Sifat asam amino ditentukan oleh gugus alkil yang
membedakan struktur dan fungsi protein yang dibentuknya.
Pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh-
pengaruh fisik dan zat kimia sehingga mudah mengalami perubahan
bentuk (denaturasi). Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya
denaturasi antara lain : panas, pH, tekanan, aliran listrik dan adanya
bahan kimia seperti urea, alkohol, atau sabun. Protein yang
mengalami denaturasi akan menurunkan aktivitas biologinya dan
berkurang kelarutannya sehingga mudah mengendap.

f) Peralatan
1. Beaker 5. Gegep
2. T a b u n g r e a k s i d a n Rak tabung 6. Water Bath
3. P i p e t t e t e s 7. Aluminium foil
4. Gelas ukur 8. Cawan Porselen

g) Bahan
1. Sampel 9. Larutan AgNO3 2%
2. Aquadest 10. Pereaksi Ninhidrin
3. Na2CO3 11. Larutan FeCl3
4. Larutan NaOH 10% 12. Larutan HNO3
5. Larutan CuSO4 1 % 13. Larutan HCl encer
6. Etanol absolut 14. Larutan NaCl
7. Larutan Pb(NO3) 2%

h) Cara Kerja
a. Penentuan Ikatan Peptida dengan Uji Biuret
1. Ambil 1 mL larutan sampel
2. Tambahkan 1 mL NaOH 10% ke dalam tabung reaksi
3. Tetesi 3 tetes CuSO4 1% dan amati hasil yang terbentuk.
4. Dikatakan positif bila terbentuk wama violet/ungu

b. Uji Ninhidrin
1. Ambil 1 mL larutan sampel
2. Panaskan larutan
3. Tambahkan 0,5 mL Ninhidrin dan amati hasil yang terbentuk.
4. Dikatakan positif bila terbentuk wama kompleks biru-ungu

c. Pengendapan protein dengan Alkohol


1. Ambil 1 mL larutan sampel ke dalam 2 tabung reaksi berbeda
2. Pada tabung pertama ditambahkan 2 mL HCl encer
3. Pada tabung kedua ditambahkan 2 mL NaOH 10%
4. Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml Etanol 95%
5. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk endapan
d. Pengendapan protein
1. Ambil larutan sampel sebanyak 1 mL
2. Tambahkan 1 mL HNO3
3. Panaskan larutan
4. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif terbentuk endapan

e. Pengendapan protein dengan logam berat


1. Ambil larutan sampel sebanyak 1 mL ke dalam 5 tabung reaksi
berbeda
2. Tambahkan masing- masing 3 mL AgNO3, CuSO4, NaCl, FeCl3,
Pb(NO 3)2 ke dalam 5 tabung reaksi tersebut
3. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila terbentuk endapan

f. Uji Kelarutan Protein


1. Ambil larutan sampel sebanyak 1 mL ke dalam 4 tabung reaksi
berbeda
2. Tambahkan masing- masing 3 mL Aquadest, NaOH, Na2CO3, HCl ke
dalam 4 tabung reaksi tersebut
3. Amati hasil yang terbentuk. Dikatakan positif bila protein larut dan
tidak terbentuk endapan

Hasil
Hasil pengujian
Pengendapan Pengendapan
Sampel Uji Uji Pengendapan Kelarutan
protein dengan protein dengan
Biuret Ninhidrin protein Protein
alkohol logam berat

Reaksi
Pembahasan
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….

Kesimpulan :

…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka:
…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….…………………………………………………………………………

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

( )
III.7 MODUL 7: UJI IDENTIFIKASI LIPID
a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa mendemonstrasikan cara pemisahan
dan identifikasi jenis-jenis lipid terutama yang terdapat dalam sampel
yang berupa minyak atau pun lemak padat. Hal ini penting untuk
memahami komponen-komponen lipid dan sifatnya sehingga akan
mendukung sasaran pembelajaran pada kuliah pokok bahasan Lipid.

b) Deskripsi singkat praktikum


Praktikum ini akan memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai
perbedaan jenis-jenis lemak dengan mempraktekkan secara langsung
cara memisahkan komponen lipid dan mengidentifikasi jenis lipid yang
mereka peroleh dari hasil pemisahan. Tujuan praktikum “Uji Identifikasi
Lipid” adalah untuk melakukan pemisahan lipid dalam sampel dan
mengidentifikasi komponen lipid yang diperoleh.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu memahami perbedaan komponen-komponen lemak
dan sifatnya masing-masing

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Video Demo Praktikum bertempat di Lab Farmasi Klinik Farmasi Unhas

f) Teori dan Prinsip Dasar


Lipid atau lemak merupakan salah satu makronutrien yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara fungsi dan aktivitas normalnya.
Lipid diperoleh dari makanan berupa senyawa organik yang tidak dapat
larut dalam pelarut polar, misalnya senyawa-senyawa yang mengandung
asam lemak bebas dan kolesterol. Senyawa ini mutlak diperlukan oleh
tubuh, karena selain fungsinya sebagai penyuplai energi terbesar, lipid juga
merupakan prekursor bagi pembentukan hormon, vitamin dan beberapa
metabolit lain.
Lipid merupakan senyawa heterogen dari .jaringan, dimana
komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan
kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang berbeda. Contohnya,
lemak trigliserida yang terdiri dari molekul asam lemak dan gliserol, bila
terhidrolisis akan membentuk asam lemak dan gliserol dengan
menggunakan larutan alkali.

g) Peralatan
1. Tabung reaksi dan Rak Tabung 5. Batang pengaduk
2. Pipet tetes skala dan panjang 6. Beaker 250 mL
3. Tangas air/ waterbath 7. Gegep
4. Alumunium foil 8. Tisu

h) Bahan
1. Aquadest 7. H2SO4 pekat
2. NaOCl 2% 8. Alkohol panas
3. HCl pekat 9. Alkohol dingin
4. Alfa naftol 0,1% 10. Eter
5. Kloroform 11. Sabun
6. Larutan Na2CO3 12. Sampel

i) Prosedur Kerja
A. Uji kolorimetri
1. Ke dalam masing-masing tabung diisi 1 ml larutan sampel
2. Tambahkan 1 ml larutan NaOCl 2 %
3. Setelah 2-3 menit, tambahkan 2-3 tetes HCl pekat, didihkan
selama 1-2 menit untuk membuang kelebihan asam
4. Tambahkan 0,5 ml alfa-naftol, kemudian 3-4 tetes H 2SO 4 pekat
5. Gojok dengan hati-hati, hasilnya positif apabila saat diamati
terbentuk hijau zambrud

B. Uji Kelarutan Lipid


1. Ke dalam masing-masing tabung diisi 2 ml larutan sampel
2. Tambahkan 5 mL Alkohol panas, Alkohol dingin, Eter, Kloroform,
dan Aquadest ke dalam masing-masing tabung yang berbeda
3. Amati kelarutan dari sampel
C. Uji Emulsifikasi
1. Ke dalam masing-masing tabung diisi 4 ml larutan sampel
2. Tambahkan 4 mL Aquadest pada masing masing tabung
3. Tabung 1 diisi 1 ml Na 2CO3, Tabung 2 diisi 1 ml larutan sabun,
Tabung 3 diisi 1 ml Kloroform dan Tabung 4 diisi 1 ml Eter
4. Gojok kuat, lalu diamkan selama 5 menit
5. Amati pembentukan emulsi

Hasil Pengamatan :

Uji Kelarutan Lipid Uji Emulsifikasi


Uji
Sampel K A
kolorimetri AP AD ET Na CO
2 3 SB KL AQ
L Q
1.
2.
3.

Keterangan:

Reaksi

Pembahasan
……………………………………………………………………………………………
.
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………

Kesimpulan :

…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka:
…………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….…………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

( )
III.8 MODUL 8: ISOLASI DAN ANALISIS KOLESTEROL
a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa diajarkan keterampilan mengisolasi dan
menganalisis kolesterol dari jaringan hewan. Kolesterol merupakan salah
satu jenis komponen lipid yang di sintesis di organ hati dan disimpan
dalam jaringan perifer. Praktikum ini selain memperdalam pemahaman
mahasiswa mengenai jenis lipid, mahasiswa juga akan mendapatkan
keterampilan mengisolasi dan menganalisis kolesterol dalam jaringan
otak yang dapat digunakan dalam penelitian dengan beberapa metode
isolasi dan analisis. Praktikum ini disajikan untuk mendukung teori yang
diajarkan dalam kuliah pokok bahasan Metabolisme Lipid.

b) Deskripsi singkat praktikum


Tujuan praktikum “Isolasi dan Analisis Kolesterol” adalah untuk mengisolasi
dan menganalisis kolesterol dari jaringan hewan yang diberi diet lipid
berlebih dan diet normal. Dengan demikian, mahasiswa dapat memahami
mengenai metabolisme lipid dan sintesis kolesterol pada mahluk hidup, yang
dipengaruhi oleh asupan lipid dari luar. Isolasi kolesterol juga dilakukan dari
kuning telur sebagai perbandingan. Hasil Isolasi akan diidentifikasi
menggunakan reagen untuk memastikan isolat merupakan kolesterol
dengan menganalisis hasil identifikasi dengan data yang valid.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu mengisolasi kolesterol dari jaringan otak hewan
untuk mendukung pemahaman mahasiswa mengenai metabolisme lipid
menjadi kolesterol.

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Video Demo Praktikum bertempat di Laboratorium Farmasi Klinik
f) Teori dan Prinsip Dasar
Kolesterol merupakan contoh lemak golongan steroid
yang berciri adanya cincin siklofentanil perhidrofenantren
dengan rumus struktur seperti gambar di bawah ini. Kolesterol
pada dasarnya merupakan lipid. Di dalam tubuh, kolesterol terdapat
dalam bentuk lipoprotein.

Kolesterol merupakan salah satu komponen dari lemak. Sebagai


salah satu sumber energi, lemak atau khususnya kolesterol merupakan
zat yang dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk membentuk dinding sel-
sel dalam tubuh. Fungsi kolesterol adalah sebagai penyusun
membran sel, menginsulasi serabut saraf, pembentukan hormon
reproduksi, serta berperan dalam sintesis garam empedu yang
nantinya berfungsi dalam degradasi lemak.
Secara alami kolesterol dibentuk oleh tubuh secara otomatis
dengan kadar yang tepat, namun akan meningkat melebihi batas normal
apabila seseorang memakan makanan tinggi lemak atau junkfood.
Penumpukan kolesterol pada pembuluh darah dapat membentuk
plaque yang menyumbat arteri. Kelebihan kadar kolesterol dalam
darah disebut dengan hiperkolesterolemia. Kolesterol dapat ditemukan
pada hampir setiap jenis sel. Kolesterol terkandung dalam daging,
susu, telur, otak dan hati. Kolesterol disintesis di hati. Faktor yang
mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh yaitu genetik, usia, jenis
kelamin, merokok, alkohol, aktivitas fisik, pola makan. Kolesterol yang
diproduksi oleh tubuh terdiri dari 2 jenis, yaitu kolesterol HDL (High
Density Lipoprotein) dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein).
f) Peralatan

1. Tabung reaksi dan Rak Tabung 7. Batang pengaduk


2. Cawan porselain 8. Beaker
3. Tangas air/ waterbath 9. Gegep
4. Lumpang dan Alu 10. Corong
5. Centrifuge 11. Gelas ukur
6. Pengering 12. Lampu UV

g) Bahan
1. Jaringan otak (dyslipidemia) dan (non-dyslipidemia)
2. Kuning telur rebus 6. Kertas saring bebas serat
3. Dietileter 7. Metanol dan Etanol
4. Aseton 8. Kolesterol murni
5. Air suling 9. Es

i) Prosedur Kerja :
A. Isolasi Kolesterol dari jaringan otak mencit/tikus
1.Sampel otak yang telah dihaluskan menggunakan lumpang dan alu,
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125mL
2.Tambahkan 40 mL dietil eter dan panaskan di tangas air hingga
kolesterol terlarut
3.Saring larutan yang diperoleh dalam wadah tertutup selagi larutan
masih panas dan tambahkan sedikit eter untuk menggantikan
sisa cairan yang menguap
4.Sisa kecoklatan yang tertinggal dikertas saring adalah bilirubin
5.Filtrat yang diperoleh dilarutkan dengan 40 mL metanol dan
panaskan di tangas air
6.Panaskan penyaring dan saring larutan yang masih panas secara
tertutup
7.Panaskan ulang filtrate dan tambahkan air suling hingga larutan
menjadi keruh
8.Larutan dijenuhkan pada suhu didihnya
9.Kolesterol akan mengkristal selama proses pendinginan
10.Cuci Kristal dengan methanol dan biarkan pelarut menguap
11.Keringkan endapan yang diperoleh dan timbang berat kolesterol
yang diperoleh
B. Isolasi Kolesterol dari kuning telur rebus
1.Haluskan kuning telur rebus dalam beaker kemudian tambahkan 25
ml aseton dan aduk selama 5 menit.
2.Diamkan hingga terpisah menjadi dua fase, pindahkan fase aseton
(fase larutan yang berada diatas) ke dalam labu Erlenmeyer.
3.Tambahkan 25 ml aseton pada fase padat dan ulang kembali
proses. Pindahkan fase aseton pada labu Erlenmeyer.
4.Saring fase aseton ke dalam beaker dan panaskan di tangas air
hingga tersisa sekitar 10ml.
5.Segera dinginkan larutan yang masih panas dalam wadah berisi es .
Endapan putih kristal kolesterol akan terbentuk. Hilangkan cairan
yang masih tersisa.
6.Lakukan proses purifikasi dengan menambahkan 15 ml aseton
pada suhu ruangan.
7.Pindahkan ke dalam cawan porselen yang sebelumnya telah
ditimbang.
8.Diamkan hingga aseton menguap dan kristal kolestrol akan
tertinggal dalam cawan. Timbang berat kolestrol yang diperoleh.

C. Uji Kualitatif Kolesterol (Uji Salkowiski)


1. Ambil sampel kolesterol dan masukkan dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 ml kloroform
3. Tambahkan 3 tetes asam sulfat pekat melalui dinding tabung
4. Amati dan bandingkan perubahan warna yang terjadi pada UV
254nm dan 366nm

D. Uji Kualitatif Kolesterol (Uji Liebermann Burchard)


1. Ambil sampel kolesterol dan masukkan dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 ml kloroform
3. Tambahkan 3 tetes asam sulfat pekat melalui dinding tabung
4. Amati dan bandingkan perubahan warna yang terjadi
Hasil Pengamatan :
Berat kolesterol dari sampel mencit yang dyslipidemia : ………… g
Berat kolesterol dari sampel hati mencit yang tidak dyslipidemia : ………… g
Berat kolesterol dari sampel kuning telur :………………g

Hasil Uji Kualitatif


No Sampel Salkowiski LB

Reaksi

Pembahasan
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………..................
................................................................................
……………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………..................
..................................................................
……………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………..................
................................................................................
……………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………..................
..................................................................
……………………………………………………………………………………………
……………….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………..................
................................................................................
……………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………..................
..................................................................
……………………………………………………………………………………………
……………….
……………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………..................
................................................................................
……………………………………………………………………….
…………………………
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka:
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….……………………………………………………

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

( )
III.9 MODUL 9: UJI AKTIVITAS PEROKSIDASI LIPID
a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa diajarkan keterampilan mengukur
aktivitas peroksidasi lipid yang menjadi penanda menurunnya aktivitas
enzim antioksidan dalam tubuh. Praktikum ini selain memperdalam
pemahaman mahasiswa mengenai enzim antioksidan, mahasiswa juga
akan mendapatkan keterampilan menganalisa aktivitas peroksidasi lipid
pada jaringan hewan yang dapat digunakan dalam penelitian. Praktikum
ini disajikan untuk mendukung teori yang diajarkan dalam kuliah pokok
bahasan enzim antioksidan.

b) Deskripsi singkat praktikum


Tujuan praktikum ini adalah untuk mengukur kadar malondialdehid (MDA)
yang merupakan hasil akhir reaksi peroksidasi lipid menggunakan reaksi
Thiobarbituric Acid (TBA). Pengukuran kadar MDA dilakukan pada organ
hati, otak, dan ginjal mencit/tikus yang sebelumnya diberi perlakuan untuk
menginduksi peningkatan aktivitas peroksidasi lipid.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu melakukan analisa kadar malondialdehid (MDA)
yang menjadi indikator aktivitas peroksidasi lipid menggunakan reaksi
Thiobarbituric Acid (TBA) dengan instrumen spektrofotometer UV VIS.

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Praktikum bertempat di Laboratorium Farmasi Klinik UNHAS

f) Teori dan Prinsip Dasar


Secara fisiologis, tubuh menghasilkan radikal bebas sebagai metabolit
oksigen yang digunakan dalam proses metabolisme aerobik dalam
mitokondria. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan
pembentukan radikal bebas lebih cepat dan lebih banyak, diantaranya:
sinar UV, radiasi ionisasi, merokok, polusi udara, sel-sel inflamasi dan
penggunaan obat tertentu, terutama dalam dosis tinggi. Radikal bebas
normalnya dapat diatasi dengan enzim antioksidan dalam tubuh, tetapi
enzim antioksidan tidak mampu menangkal radikal bebas dalam jumlah
berlebih. Meningkatnya jumlah radikal bebas seringkali meningkatkan
aktivitas peroksidasi lipid yang dapat diukur dengan meningkatnya kadar
malondialdehid (MDA) dalam jaringan maupun plasma. Dengan
peningkatan aktivitas peroksidasi lipid maka resiko terjadinya kerusakan
atau disfungsi sel juga semakin meningkat.

g) Peralatan
1. Tabung reaksi dan Rak Tabung 7. Batang pengaduk
2. Cawan porselen 8. Beaker
3. Tangas air / waterbath 9. Pipet tetes skala
4. Lumpang dan Alu 10. Corong
5. Sentrifuge dan tabungnya 11. Alat dan papan bedah
6. Gegep

h) Bahan
1. Hati, otak, ginjal tikus 6. Kertas saring bebas serat
2. Paracetamol 7. Buffer fosfat saline (pH 7,4)
3. Aseton 8. Asam Tiobarbiturat 10% (TBA)
4. Air suling 9. Asam Trikloroasetat 1% (TCA)
5. Asetilsistein (N-ace)

i) Prosedur kerja :
A. Perlakuan Hewan Coba
1. Tikus dengan berat badan 200 g diberikan suspensi paracetamol OD,
asetilsistein+pct, dan aquadest (kontrol negatif) secara peroral.
2. Prosedur ini dilakukan secara berturut-turut selama 7 hari.

B. Tes Kadar Peroksidasi Lipid (ditotalkan sebagai MDA)


1. Hati, otak, ginjal tikus ditimbang sebanyak 400 mg, digerus dalam mortal
kemudian ditambahkan 2 ml buffer fosfat saline dingin, kemudian
dihomogenkan.
2. Homogenat disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
3. Diambil 0,5 ml filtrat yang telah disentrifugasi kemudian ditambahkan 1
ml TBA 10% dan 1 ml TCA 1%.
4. Panaskan di penangas air dengan suhu 100 0C selama 20 menit,
kemudian diangkat dan didinginkan pada suhu ruangan.
5. Amati perubahan warna, adanya warna pink atau kuning menandakan
adanya MDA. Semakin tinggi kadar MDA, semakin pekat intensitas
warna larutan.
6. Sentrifugasi kembali dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
7. Analisis dengan menggunakan spektrofotometri..

Hasil Pengamatan :
Sampel PCT OD Pct + N-ace Kontrol negatif

Reaksi

Pembahasan
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
.………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………..................
......................................................................
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………………….……………………………………………………
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka:
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………
…………….……………………………

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

( )

Anda mungkin juga menyukai