DESKRIPSI PROSES
PT. Riau Andalan Pulp and Paper merupakan suatu pabrik pulp dan kertas
yang terintergrasi yang terdiri atas empat unit bisnis, yaitu Riau Fiber, Riaupulp
(RPL), Riau Andalan Kertas (RAK), dan Riau Prima Energi (RPE). Proses
pembuatan pulp PT. RAPP menggunakan proses kimia yaitu proses kraft, dengan
menggunakan kayu Acacia mangium, Acacia crassicarpa dan Eucalyptus sebagai
bahan bakunya. Proses pemasakan dilakukan di dalam digester dengan
menggunakan bahan kimia pemasak white liquor. Hasil pemasakan berupa pulp
dan limbah cair pemasakan berupa black liquor yang kemudian dikirim ke
chemical recovery plant untuk diolah menjadi green liquor. Komponen green
liquor adalah Na2CO3 dan Na2S. Green liquor mengalami proses causticizing
dengan penambahan CaO yang di recovery dari CaCO3. Causticizing green liquor
menghasilkan white liquor yang dapat digunakan kembali sebagai bahan kimia
pemasak di dalam digester.
- Woodyard (proses pembentukan bahan baku dari bentuk log menjadi chip)
- Fiberline (proses pemasakan dari bahan baku berupa chip menjadi pulp)
- Pulp Dryer (mengubah slurry pulp menjadi lembaran pulp)
- Chemical Plant (memproduksi chemical seperti ClO2, NaOH, O2, SO2
yang akan digunakan pada proses bleaching di Fiberline).
26 | D e s k r i p s i P r o s e s
4.1. WoodYard Department
4.1.6. Chipper
Log yang sudah dibersihkan diumpankan ke chipper dengan
menggunakan infeed chipper. Tujuan chiping adalah untuk memotong
kayu menjadi chip yang seragam. Chipper memiliki 12 buah pisau
28 | D e s k r i p s i P r o s e s
berukuran 955 mm-1200 mm yang terbuat dari baja karbon dengan
kapasitas 300 ton/jam. Chipper berputar dengan kecepatan 300 rpm dan
kecepatan potong 1,3 m/s. Chipper diharapkan dapat menghasilkan chip
berukuran 20-22 mm dan ketebalan 7-8 mm. Pisau akan menjadi tumpul
setelah digunakan selama 4 jam. Penggantian pisau dilakukan kurang lebih
1-3 jam setelah pemakaian. Indikator tumpul pisau dari suara yang
dikeluarkan oleh chipper. Pisau tumpul akan diasah selama 50 menit/pisau.
Secara umum, area ini adalah tempat dimana chip diubah menjadi pulp
melalui suatu proses pemasakan dengan menggunakan digester. Prinsip dari
pemasakan tersebut yaitu menghilangkan atau menghancurkan komponen-
komponen lignin sehingga hanya menyisakan serat-serat selulosa dan
hemiselulosa.
30 | D e s k r i p s i P r o s e s
oversize 0%, overthick ≤8%, accept ≥85%, pin ≤4%, fines
≤1%. Standard chip: 45mm x 8 mm. Chip pile memiliki 4 line, yaitu:
2. Screening
Terdapat 3 layer :
- Layer 1 yang memiliki hole dengan ukuran diameter 65mm
(yang besar ada 33x15 = 495 hole dan yang kecil ada 33x10 =
330 hole).
- Layer 2 yang memiliki hole dengan ukuran diameter 18mm
(104x43 = 4472 hole).
- Layer 3 yang memiliki slot ukuran 9x14mm (141 x 86 =
12126 slot).
Jarak antar hole adalah 1cm.
Layer pada chip screen biasa diganti 2 tahun sekali atau jika sudah
rusak. Awalnya menggunakan ukuran hole 55mm, tetapi karena
banyak yang oversize maka diganti menjadi 65mm agar acceptnya
dapat lebih banyak. Kapasitas chip screen adalah 800m3/jam.
Fiberline 1 memiliki 4 screen dengan no 330,332,334, sementara
fiberline 2 hanya memiliki 3 screen no 336, 338, 340, dan 500.
32 | D e s k r i p s i P r o s e s
Masing-masing line memiliki 2 rechipper dengan kapasitas 250
m3/jam. Rechipper memiliki 15 pisau dengan feed opening
800x850 mm dan juga terdapat bed knife untuk menghasilkan
angin agar chip yang telah ter-rechipping akan terlempar keatas untuk
kembali ke screening. Dapat terjadi plug up yang disebabkan oleh
kurangnya angin yang dihasilkan, chip masih berukuran besar
sehingga berat, dinding bocor sehingga mengurangi angin, dan
chip masuk sekali banyak. Chip yang lolos dari layer ketiga akan jatuh
ke konveyor (60m x 1,2m) dengan kapasitas 1000 m3/hari, untuk
dikirim ke acrowood (dengan 60 roll dengan jarak antar roll 1mm.
acceptnya berupa pin 3-7 mm, yang lolos yaitu fines dan dust dikirim
ke power boiler). Roll ada 2 jenis, halus (agar accept banyak sehingga
stok pin bisa lebih banyak) dan kasar (banyak reject, guna untuk
memperbanyak stok bahan bakar).
Setiap screen memiliki gate untuk mengatur berapa banyak chip
akan di supply ke screening. Jika kebutuhan produksi banyak dan
kapasitas screen tidak cukup atau screen sedang ada masalah, bisa
bypass langsung ke digester dengan tetap melewati konveyor 380 dan
390 karena jika kita menurunkan flow chip maka akan loss
production. Namun dapat menyebabkan kualitas outlet pulp kurang
baik karena ukuran chip yang tidak seragam.
Konveyor memiliki kecepatan yang konstan, sehingga tidak dapat
digunakan untuk mengatur banyaknya chip yang dikirimkan.
Konveyor ada yang reverse-forward dan ada yang 1 arah.
Konveyor reverse-forward harus disusun lurus atau tidak miring.
Yang menggerakkan konveyor adalah gearbox dan motor. Untuk
konveyor 1 arah akan dipasang backstop pada gearbox guna agar
konveyor tidak mundur kebelakang saat berhenti.
33 | D e s k r i p s i P r o s e s
4.2.2. Digester Superbatch Area
Digester merupakan bejana bertekanan yang digunakan sebagai
tempat pemasakan chip menjadi pulp. Tujuan pemasakan adalah untuk
melarutkan lignin sebanyak mungkin sehingga selulosa dan lignin terpisah
dengan menggunakan bahan kimia yang disebut white liquor. Chip yang
sudah dimasak berubah menjadi pulp yang masih berwarna coklat,
sedangkan cairan pemasak berubah menjadi hitam yang disebut black
liquor.
Tabel 4.2. Perbandingan Waktu Sequence FL#1 & FL#2
1. Digester Superbatch
Unit fiberline 1 dan 2 memiliki 14 unit digester dengan kapasitas
masing-masing unit adalah 350 m3 untuk line 1, dan 400m3 untuk
line 2. Prinsip kerja digester superbatch adalah dengan membagi-bagi
proses digester ke dalam beberapa tahapan. Tahap-tahap tersebut
kemudian dilakukan secara berurutan pada unit digester secara
bergantian sedemikian rupa. Tahap-tahap dalam proses digester
superbatch adalah:
34 | D e s k r i p s i P r o s e s
a) Chip Filling Sequence
Chip yang berasal dari chip silo dengan kapasitas 500 m3, akan di
distribusikan menuju digester melalui screw konveyor dengan
kapasitas 1000 m3/jam menuju capping valve. Ketika berat chip
mencapai ±15 ton, dimasukkan LP steam melalui steam
nozzle dengan tekanan ± 3,5 bar yang bertujuan untuk memadatkan
chip yang berada di dalam digester. Selain itu LP Steam juga
bertujuan untuk menaikkan berat chip hingga 20% dan membantu
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam pori-pori chip.
Kepadatan chip yang seragam sangat diperlukan untuk
menghindari terjadinya Channeling. Pada proses pemasakan pada
digester Superbatch, terjadinya Channeling akan mengakibatkan
tidak meratanya bahan kimia yang masuk dan temperatur yang
diinginkan tidak tercapai karena bahan kimia pemasak akan keluar
lebih cepat dari yang seharusnya. Proses pengisian chip dengan
bantuan steam harus menyisakan 60% ruang kosong di dalam
digester. Ruang kosong ini berfungsi sebagai tempat pengisian
liquor yang masuk pada tahap- tahap selanjutnya. Untuk menjaga
tekanan didalam digester tidak terlalu tinggi saat steam packer
masuk, maka akan ada udara yang keluar melalui Air Evacuation
System. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengisian chip ini
berkisar ±30 menit. Setelah chip filling selesai maka sensor
gamma ray akan tertutup sehingga capping valve akan menutup.
b) Impregnation Sequence
Pada saat chip dalam digester telah mencapai 60 ton, maka akan
dipompakan warm black liquor (<10gpl) dari tangki akumulator 2
dengan temperatur sekitar 95°C-99°C. Cairan impregnasi masuk
melewati bagian bawah digester. Level cairan impregnasi
harus dijaga agar tidak mendahului chip filling, sehingga aliran
cairan impregnasi saat chip filling dijaga sekitar 100 l/s untuk line
35 | D e s k r i p s i P r o s e s
1 dan 190 l/s untuk line 2. Setelah chip filling selesai, maka aliran
cairan impregnasi dinaikkan hingga 300 l/s untuk line 1 dan 360 l/s
untuk line 2. Free volume adalah 60% dari volume digester,
sehingga free
volume untuk line 1 adalah 210 m3 dan 240 m3 untuk line 2.
Volume WBL yang dimasukkan harus lebih besar dari free volume
karena digester harus penuh dan pressurized. Target
volume cairan impregnasi yang ditetapkan adalah sekitar ±300 m3
untuk line 1 dan 320 m3 untuk line 2. Overflow liquor dengan
temperatur <98°C akan dipompa ke WBL tank untuk dikirim ke
evaporator yang sebelumnya di screen terlebih dahulu untuk fiber
saver dengan target fiberloss <20ppm. Tahapan impregnasi
akan diberhentikan saat tekanan dalam digester mencapai 4 bar
untuk line 1 dan 4,5 bar untuk line 2 dengan tujuan untuk
memastikan cairan impregnasi masuk ke pori-pori chip. Waktu
yang diperlukan untuk impregnasi sekitar 25 menit. Line 2 akan
disirkulasi selama 5 menit, sementara line 1 tidak dilakukan
sirkulasi.
Tahapan impregnasi memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
- Sebagai penetrasi awal cairan kedalam chip.
- Menghilangkan Fines yang terdapat didalam digester.
- Menghilangkan Ekstraktif yang terdapat pada permukaan chip.
- Untuk menetralkan asam (acid) didalam chip.
- Menghilangkan udara didalam digester agar mudah penetrasi.
36 | D e s k r i p s i P r o s e s
Waktu yang dibutuhkan untuk Hot Liquor Filling sekitar 40
menit.
- Hot Black Liquor (HBL)
Pengisian HBL bertujuan untuk menaikkan temperatur
hingga 1300C-1350C agar mendekati temperatur pemasakan
dan pemanfaatan kembali dari sisa alkali yang terkandung
dalam HBL sehingga penggunaan bahan kimia dapat lebih
efisien selain itu pada HBL juga masih mengandung banyak
fiber sehingga untuk meminimalisir fibreloss. Pada tahap ini
HBL yang memiliki temperatur ±150-155 0C dan EA 20-24 gpl
yang berasal dari HBL akumulator #1 hasil displacement
sequence akan dipompakan dari bagian bawah digester. Target
penggunaan HBL adalah 300 m3 untuk line 1 dan 320 m3 untuk
line 2, dengan pressure 6,5 bar. Overflownya akan dikirim ke
WBL tank jika suhu <1050C untuk dikirim ke evaporator,
sedangkan yang bersuhu >1050C akan masuk ke HBL
akumulator 2. Aliran flow berkisar antara 240-250 l/s dengan
waktu ± 25 menit.
37 | D e s k r i p s i P r o s e s
d) Heating and Cooking Sequence (H&C)
H&C memerlukan waktu ±80 menit (20 menit heating dan 60
menit cooking) dengan temperatur 151-1530C untuk line 1 dan
1570C untuk line 2, dengan tekanan 6 bar untuk line 1 dan 7,5 bar
untuk line 2. Tekanan dijaga agar tetap konstan dengan digester
relief valve. Saat 20C sebelum temperatur target tercapai,
steam nozzle akan ditutup, dan akan masuk proses Cooking
dimana tujuannya adalah untuk mencapai H-Factor target. Proses
pemasakan dilakukan dengan mensirkulasikan liquor di dalam
digester ke bagian atas sekitar 60% dan ke bagian bawah sekitar
40%. Terdapat strainer untuk menahan agar chip tidak ikut tertarik
bersama liquor. Jika strainer tersumbat maka heat transfer lama,
akibatnya H&C lama sehingga akan loss production. Sirkulasi
bertujuan untuk mempertahankan temperatur pemasakan pada
seluruh digester. Sirkulasi liquor akan terus berlangsung selama
proses pemasakan. Selama tahapan H&C, lignin di dalam chip
akan terdegradasi dan terlarut dalam cairan pemasak. Selain
pelarutan lignin, cairan pemasak juga melarutkan sebagian
selulosa dan hemiselulosa. Saat 50 unit sebelum H-factor tercapai
valve sirkulasi atas dan bawah akan ditutup dan pompa dimatikan.
e) Displacement sequence
Displacement bertujuan untuk menghentikan reaksi pemasakan
sekaligus proses pendinginan menjadi 100-1050C serta sebagai
pencucian awal. Pada saat H-factor telah tercapai proses
pemasakan dihentikan dengan memasukan cairan displacement,
yang merupakan cairan filtrat <5gpl yang berasal dari washing
plant yang sudah didinginkan hingga temperatur ±80-85oC.
Filtrat dikirim ke dalam digester menggantikan black liquor di
dalam digester sebanyak ±460 m3 ke line 1 dan 550 m3 ke line 2.
Overflow black liquor yang masih mengandung banyak sisa
38 | D e s k r i p s i P r o s e s
alkali dan temperatur yang tinggi (>150 0C) dikirim ke HBL
akumulator#1 dengan kebutuhan tertentu, biasanya sekitar 300 m3
awal; dan sisanya yaitu temperatur yang rendah (<150 0C ) dikirim
ke HBL akumulator#2. Pada akhir proses ini temperatur
pemasakan turun hingga di bawah 100oC. Waktu yang dibutuhkan
berkisar ± 50 menit dengan flow sekitar 250 l/s.
f) Discharge Sequence
Discharge merupakan tahap akhir dari proses pemasakan yang
berlangsung di digester. Tujuan dari proses ini yaitu memompakan
pulp hasil pemasakan dari dalam digester ke discharge tank. Pada
proses ini dilakukan dilusi dengan maksud agar konsistensi pulp
lebih rendah yaitu sekitar 5%-6% (awal sekitar 15%) sehingga
mudah dipompakan. Dilusi yang ditambahkan sebanyak 380 m3
untuk line 1 dan 350 m3 untuk line 2. Selain itu, dilusi juga akan
menurunkan temperatur dari pulp. Discharge berlangsung dalam 2
tahap, tahap pertama dilakukan sampai konsistensi pulp 7%, lalu
pulp di discharge sampai berat di digester 130 ton, kemudian
dilakukan dilusi kembali sampai konsistensi 5%, dan kemudian di
discharge seluruhnya. Rentang waktu discharge sekitar 25-30
menit. Pada saat discharge dimasukkan low pressure steam dengan
tekanan 0,8 bar untuk membantu proses discharge. Saat discharge
temperatur tidak boleh melebihi 1020C karena dapat mengganggu
proses discharge.
39 | D e s k r i p s i P r o s e s
Tabel 4.3. Perbandingan FL#1 & FL#2
Total Digester 14 14
Volume 350 m3 400
1. Deknotting stage
Deknotting merupakan proses pemisahan pulp dari material- material
yang tidak diinginkan. Partikel-partikel tersebut biasanya merupakan
knot yang tidak masak dari proses pemasakan chip. Pulp yang
ditampung dari discharge tank akan masuk ke knotter dan mengalami
dua tahapan. Tahapan pertama (primary knotter) akan menyaring pulp
dan menahan partikel-partikel besar dengan ukuran >8mm. Pulp yang
lolos dari primary knotter disebut dengan accept akan diteruskan ke
40 | D e s k r i p s i P r o s e s
proses selanjutnya. Sisa pulp yang masih tertinggal dalam knotter
atau biasa disebut reject, akan di teruskan ke knotter kedua (secondary
knotter). Ditahap ini pulp akan disaring kembali, material>6mm akan
tertahan (reject) dan yang lolos akan dikirim kembali ke primary
knotter untuk di saring ulang. Reject dari knotter kedua ini akan
dipompakan menuju ke knot drainer. Dari knot drainer, chip tersebut
akan dikeringkan lalu dipompakan ke knot tank. Chip-chip pada knot
tank akan dikirim kembali ke digester agar dimasak kembali. Pulp
inlet deknotting memiliki konsistensi kisaran 3-4%.
2. Washing
Proses washing merupakan proses pencucian yang bertujuan untuk
mengeluarkan kotoran-kotoran yang dapat larut dalam air yang
terkandung dalam pulp. Kotoran tersebut merupakan COD dari black
liquor yang terdiri dari senyawa organik (lignin) dan juga senyawa
anorganik (soda) sisa dari pemasakan di digester. Prinsip pencucian
yaitu pulp akan dilusi lalu akan di press yang bertujuan agar kotoran
dan liquor yang terkandung oleh pulp keluar dan mendapatkan pulp
bersih.
41 | D e s k r i p s i P r o s e s
Gambar 4.3. Diagram Proses Washing
3. Screening
Screener untuk washing digunakan empat tingkat penyaringan,
yaitu Primary Screen, Secondary Screen, Tertiary Screen, dan
Quartenary Screen dengan ukuran 0,25 mm. Sehingga untuk proses
ini diharapkan pulp sudah bersih dari knots, shieves, dan debu.
4. Oxygen Delignifikasi
Tujuan Proses O2 delignifikasi untuk menurunkan kandungan
lignin pada pulp sebelum dilakukan proses bleaching sehingga
mengurangi biaya produksi untuk bahan kimia dan mengurangi
dampak pencemaran terhadap lingkungan. Pengurangan lignin
bertujuan agar pulp lebih mudah diputihkan karena kandungan lignin
di dalam pulp lebih sedikit. Lignin tidak sepenuhnya dihilangkan
karena jika lignin dihilangkan, maka kertas tidak akan memiliki
kekuatan tarik yang besar sehingga mudah robek.
Prinsip dari delignifikasi oksigen ini adalah proses oksidasi dari
gugus hidroksil lignin sehingga lignin dapat terlepas dari pulp dan larut
dalam air. Pada proses delignifikasi ini juga diberikan white liquor
oksidasi dan NaOH untuk memberikan suasana basa karena proses
delignifikasi ini berlangsung baik pada pH tinggi dengan kisaran 10.8-
11.2. white liquor perlu di oksidasi karena Na2S yang terkandung
dalam liquor akan berubah menjadi Na2SO4, sehingga selulosa pada
pulp akan ikut terdegradasi pada proses delignifikasi. Konsistensi pulp
perlu diperhatikan sekitar 10-12% karena oksigen yang diberikan ke
dalam pulp berbentuk gas, perlu pengadukan merata agar diperoleh
luas permukaan kontak yang besar antara pulp dengan oksigen.
Makin encer pulp maka oksigen yang diberikan harus lebih banyak.
44 | D e s k r i p s i P r o s e s
Gambar 4.5. Diagram Proses Oxygen Delignifikasi
45 | D e s k r i p s i P r o s e s
menjaga pulp berada pada kondisi pH 10,8–11,5. Selanjutnya
pulp dipompakan ke oxygen mixer menggunakan MC-pump.
c. Oxygen mixer
Alat ini merupakan alat pencampur oksigen dan pressure
steam (MP-steam) di dalam pulp. Oksigen dari steam mengalir
ke dalam O2 mixer, sehingga pulp tercampur secara merata dan
oksigen pada tahap ini berperan sebagai delignifikasi.
d. Oxygen reactor
Setelah semua tercampur dengan menggunakan alat
pengaduk yaitu mixer, selanjutnya stock didistribusikan secara
merata ke seluruh dasar reaktor. Waktu reaksi (retention time)
sekitar 60 menit dan temperatur dijaga 95-100 oC pada produksi
normal. Tekanan dalam reaktor dikontrol sekitar 7 bar.
Konsistensi pulp dalam O2 reaktor berkisar antar 10–12 %
dengan pH 10,8–11,5.
e. Blow tank
Setelah pulp keluar dari O2 reaktor, pulp dialirkan ke
bagian atas blow tank. Di dalam blow tank konsistensi pulp
diturunkan dengan menambahkan air, sehingga konsistensi pulp
turun dari 10–12 % menjadi 4 %, pulp selanjutnya dipompa
keluar dari dasar blow tank.
f. Post O2 delignification
Post O2 delignification merupakan alat pencuci sebelum
ke high density tower. Tujuan dari proses O2 displacement press
setelah reaksi O2 delignification adalah untuk mengurangi
terbawanya zat-zat kimia terutama sisa alkali ke proses
pemutihan. Pulp dari post O2 delignification dialirkan ke press,
kemudian ke stand pipe dengan bantuan MC-pump dan
selanjutnya dipompa ke unbleach tower.
46 | D e s k r i p s i P r o s e s
4.2.4. Bleaching Area
Bleaching merupakan proses paling utama untuk mendapatkan
brightness yang diinginkan tetapi tidak mempengaruhi kualitas pulp.
Metode bleaching yang digunakan adalah ECF (Elemental Chlorine
Free) dimana sudah tidak menggunakan senyawa klorin murni yang
sangat berbahaya bagi lingkungan. Tahapan yang digunakan antara lain
D0, EoP, D1, dan D2. Tahapan D0 dan EoP merupakan tahapan awal
yang bertujuan menurunkan kadar lignin sedangkan tahap D1 dan D2
ditujukan untuk pencapaian target brightness.
Pulp harus memenuhi beberapa syarat sebelum memasuki proses
bleaching, yaitu pH harus netral, soda loss yang terkandung harus rendah,
dan brightness yang tercapai setelah pre bleaching juga harus tinggi.
Semua ini bertujuan agar target lebih mudah tercapai dan penggunaan
bahan kimia pemutih juga bisa lebih dikurangi.
Banyaknya kadar lignin yang terdapat didalam pulp dinyatakan
didalam bilangan kappa, bilangan kappa itu sendiri menyatakan Jumlah
larutan KMnO4 yang dikonsumsi oleh satu gram pulp kering tanur.
Untuk pulp hasil proses Kraft berlaku hubungan sebagai berikut:
47 | D e s k r i p s i P r o s e s
Gambar 4.6. Diagram Proses Bleaching
Parameter Do EOP D1 D2
Temperature (oC) 70 - 75 80 - 84 75 - 80 70
Retention Time (min) 60 90 18 180
48 | D e s k r i p s i P r o s e s
Tahapan Bleaching adalah sebagai berikut :
1. Tahap Do
Pada tahap pertama dari proses bleaching pulp direaksikan dengan
ClO2 sebanyak 18-40 kg/ton yang ditambahkan di mixer. Tujuan dari
tahap D0 ini sendiri adalah untuk mendegradasi dan memisahkan
struktur lignin yang terdapat dalam pulp, serta menaikkan brightness
secara drastis untuk pertama kalinya. Selesai dari tahap D0 pulp akan
dicuci menggunakan press displacement untuk line 1 dan
dewatering untuk line 2. Pressure ±130bar, 10rpm. Pressure naik
untuk menaikkan konsistensi namun rpm akan turun sehingga rate
turun.
49 | D e s k r i p s i P r o s e s
3. Tahap D1
Pada tahap ini brightness dari pulp akan dinaikan agar mencapai
standar baku mutu pulp. Lignin yang sudah diekstrak pada tahap
EoP membuat proses bleaching pulp pada tahap ini berlangsung
mudah. ClO2 ditambahkan ke dalam mixer sebanyak 12-15 kg/ton.
Selesai dari tahap ini pulp akan dicuci menggunakan press
displacement untuk line 1 dan dewatering untuk line 2.
4. Tahap D2
Tahap D2 merupakan tahapan untuk menyempurnakan proses
bleaching agar brightness pulp mencapai nilai standar ISO untuk
produk siap jual. Pada proses ini menggunakan bahan kimia berupa
ClO2 dengan kisaran 0-4 kg/ton. Selesai dari D2, pulp kemudian
dikirim ke tanki penyimpanan yang disebut Bleached High Density
Tower (BHDT) yang memiliki volume 8000 m3. Setelah homogen,
pulp akan dikirim ke LC tank agar terjadi pengenceran pulp dari
konsistensi 10-12% menjadi 3-6% dan pH 5-6. Tujuan dari
prngenceran ini adalah agar pulp mudah ditransportasikan dan mudah
disaring dalam sistem screening di pulp dryer dan di paper machine.
50 | D e s k r i p s i P r o s e s
Gambar 4.7. Diagram Proses Pulp Machine
51 | D e s k r i p s i P r o s e s
6) Reject dari pencucian tahap 2 masuk ke pencucian tahap 3 sedangkan
accept dari pencucian tahap 3 masuk ke pencucian tahap 2.
7) Reject dari pencucian tahap 3 masuk ke pencucian tahap 4. Accept
dari pencucian tahap 4 masuk kembali ke pencucian tahap 3
sedangkan reject masuk ke pencucian tahap 5.
8) Accept dari pencucian tahap 5 kembali ke pencucian tahap 4 sedangkan
reject masuk ke pencucian tahap 6.
9) Accept dari pencucian tahap 6 masuk kembali ke pencucian
tahap 5 sedangkan reject dari pencucian tahap 6 dikirim ke saluran
pembuangan.
52 | D e s k r i p s i P r o s e s
nya terdiri dari 2 rool atas dan bawah dengan tipe roll plain press roll.
Kadar air lembaran pulp yang keluar dari press ketiga ±50%.
4.3.4. Dryer
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memisahkan air dari lembaran
dengan cara penguapan. Panas yang diperoleh dari uap yang dimasukkan
ke steam coil dihembuskan ke kipas sirkulasi ke flow box melalui
udara. Melalui flow box lembaran pulp dikeringkan dengan udara panas
yang berasal dari atas maupun dari bawah lembaran. Alat yang
digunakan adalah falkt dryer yang terdiri dari 25 dek brow box dan 2 dek
blow box pendingin. Kadar air lembaran pulp yang keluar dari flakt dryer
adalah ± 10%.
4.3.5. Cutter
Dari flakt dryer lembaran pulp dimasukkan ke cutter layboy yang
akan memotong lembaran pulp menjadi ukuran 837 mm x 800 mm dengan
normal sheet 1340 mm x 1400 mm. Fungsi dari cutter layboy adalah
sebagai berikut :
1. Memotong lembaran kearah dan silang mesin
2. Lembaran diatur agar overlapping
3. Menumpuk lembaran pada Bale
4. Menentukan berat dan jumlah lembaran
5. Mengosongkan bale table untuk mengisi bale selanjutnya
56 | D e s k r i p s i P r o s e s
4.4.6. Recausticizing Quality
Pengujian yang di lakukan di sini adalah:
a) Alkali analysis
b) White liquor analysis
c) TTA (Total Titratable Alkali) analysis
d) Reburnt lime analysis
e) Water soluble sodium analysis
f) Condensate
g) Solid analysis
h) (TSS) Total suspended solid analysis
57 | D e s k r i p s i P r o s e s