Anda di halaman 1dari 7

Senja Terakhir

Oleh : Dannu Irfawan Matahari senja berwarna jingga kemerahan tak luput dari pandangan Rangga. Di tambah angin malam yang mulai datang dan dinginya mulai menusuk tubuhnya, ia berdiri menatap matahari senja sambil menunggu ke datangan seseorang. Sekali lagi angin menerpa tubuh Rangga, membantunya hanyut dalam ingatan masa lalunya. San, tunggu.!suara Rangga menghambat langkah Santy. Santy pun berbalik arah berhadapan dengan Rangga. aslamualaikum!!perintah Santy asalamualaikum warahmatullahi wabbaraktu..balas Rangga walaikum salam wr. wb. iya, ada apa Ga?tanya Santy. Cuma, mau balikin buku yang aku pinjembalas Rangga sambil mengambil buku dalam tasnya. makasih, yahucap Rangga. iyah sama sama, Ga aku telat mau masuk kelas dulu yah. Asalamualaikum. ucap Santy yang meninggalkan Rangga sambil memeluk buku di depan kerudungnya yang menutupi dada. Semua orang tahu Santy adalah gadis yang cantik, lemah lembut dan menjaga dirinya dengan keislamannya. Sedangkan Rangga hanya status saja yang islam, tapi kenyataannya berbeda. Ucap salam saja terkadang karena ada Santy, apa lagi sholat. Rangga tersenyum melihat wajah Santy, ia telah lama menaruh hati kepada Santy. Di dalam buku yang telah ia kembalikan kepada Santy, ia menyelipkan selembar kertas yang tertuang tulisan berisi ungkapan hatinya kepada Santy. Di dalamnya tertuliskan ungkapan perasaannya untuk Santy. Sambil berjalan kembali ke kelasnya, ia berharap Santy membaca surat kecilnya itu. Lonceng pulang pun berbunyi, siswa - siswi bersorak sorai bergembira. Siang hari merupakan waktu yang dinanti mereka, waktu untuk pulang sekolah. Namun Rangga masih melamun di kelasnya, memikirkan surat yang ia selipkan di buku yang ia pinjam dari Santy. Tapi ia yakin, Santy pasti membacanya.

*** Malam ketika Santy memindahkan buku bukunya dari tas sekolahnya ke atas meja, selembar kertas jatuh di sebelah mata kakinya. Diambilah dan di lihatnya surat itu, didalamnya terdapat tulisan tangan yang indah, dan di baca olehnya. Asalamualaikum wr. wb. Semoga tuhan memberikan keselamatan bagimu. Langsung pada intinya saja, sebenarnya aku hanya ingin mengungkapkan apa yang sedang aku rasakan saat ini, karna sesungguhnya hati ini tak kuat untuk memendamnya lagi. Andaikan kau tahu, sejak dulu ketika mataku pertama menangkap wajahmu dan itu sudah menjadi pandangan pertamaku. Menjadikan kau pemilik hati yang ku punya ini, dan namamu sudah menetap lama hingga ku tak dapat melepaskannya lagi. Aku hanya ingin kita bertemu dan berbicara sebentar di halaman Sekolah besok sore, ku harap kau datang. Salam Rangga Tersenyum Santy membaca surat yang di berikan Rangga untuknya, dia tersipuh malu atas pujian - pujian yang di tuliskan pada surat itu. Tetapi dia tak mau pujian - pujian itu membuatnya lupa diri dan terbang melebihi angin, ia masih belum percaya terhadap Rangga, karena ia takut Rangga mempermainkannya. Ia berfikir kebanyakan lelaki hanya ingin memepermainkan hati perempuan. Karena itu Santy tak ingin dirinya di butakan karena cinta. *** asalamualaikum. terdengar suara yang halus dari balik tubuh rangga, ia tahu itu Santy yang datang menghampirinya. walaikum salam. jawab Rangga sambil berbalik badan. akhirnya kau datang juga. lanjut Rangga maaf lama menunggu, apa yang ingin kau bicarakan. tanya Santy.

aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku, telah lama aku menaruh hati padamu. Aku ingin kau menjadi kekasihku dan aku sangat mencintaimu, San. jelas Rangga jangan kau ungkapkan perasaanmu itu, biarlah perasaan itu hanya ada dalam hatimu. Karena itu hanya menimbulkan hawa nafsu pada dirimu. Dan sesungguhnya kau tidak mencintaiku tapi kau hanya mencintai wujudku ucap Santy. apa maksudmu? tanya Rangga apabila kau mencintai aku, perbaiki agamamu. Dan cari tahu tentang ucapanku, Aku akan menerimamu sebagai kekasihku. Hanya kekasih tak lebih dari kekasih biasa, asalamualaikum Jawab Santy sambil meninggalkan Rangga. walaikum salamhanya salam yang terucap dari bibir Rangga, ia tak mengerti apa yang telah di katakan oleh Santy. Dalam hatinya ingin ia mencari tahu apa yang di ucapkan Santy, dan ia ingin memperbaiki ilmu agamanya. *** Rangga pun belajar agama kepada ustad yang di mintanya untuk mengajarkanya ilmu agama, berbulan bulan ia belajar agama. Tapi ia masih teringat perkataan Santy,sesungguhnya kau tidak mencintaiku, tapi kau hanya mencintai wujudku hanya ucapan itu yang masih melekat di pikirannya dan belum ia pecahkan olehnya. Sampai ia pun bertanya kepada ustad yang membimbingnya, dan ia mengetahui jawabannya. Ia baru tahu, bahwa Santy tak ingin dirinya mencintai Santy hanya karena wujudnya dan karena kecantikannya, tetapi mencintai karena keikhlasan hatinya dan mencintainya karena allah SWT. Sepulang sekolah Rangga mencari cari Santy untuk memberitahukan, bahwa ia telah mengerti maksud dari ucapan Santy. Ia terus mencari Santy, sampai akhirnya ia menemukan Santy beranjak meninggalkan gerbang sekolah. San tunggu, aku mau bicara teriak Rangga. Santy tak menyahuti Rangga, ia takut Rangga akan mengetahui jawabannya, dan ia juga takut dengan cinta. Lalu Rangga mengejar Santy, dia masih mencari sambil melihat kanan dan kirinya, dia melihat Santy berbicara dengan tukang ojek. Rangga pun berlari menuju Santy yang berada di pangkalan ojek itu. bang itu penjahatnyakata Santy.

heh, lo penjahat yah. Pengen celakain neng itu? tanya dari salah seorang tukang ojek. penjahat, penjahat apa bang? ucap Rangga. ah, jangan bohong lo ucap salah seorang ojek itu lagi, sambil memerintah teman temannya memukuli Rangga. Saat Rangga di pukuli oleh tukang ojek itu, Santy sadar bahwa tindakannya itu keterlaluan. Santy melerai pengeroyokan itu. bang berhenti, bukan dia penjahatnyaSanty melerai tukang ojek itu. lah, kata neng dia penjahatnya? balas tukang ojek tadi. saya salah orang bang jawab Santy sambil membantu Rangga berdiri. waduh neng, neng yang harus tanggung jawab nih!! cetus tukang ojek itu. iya bang, saya yang tanggu jawab balas Santy lagi sambil membawa Rangga pergi dari pangkalan ojek itu. Dan membawanya ketempat yang nyaman untuk mengobati Rangga. Setelah selesai mengobati Rangga, Santy membereskan kotak obat yang di pinjamnya dari warung yang sedang ia tumpang untuk mengobati Rangga. San, aku telah tau jawabannya Rangga mengawali pembicaran semua sudah aku obati, maaf yah aku telah mencelakakanmu. Jika kau ingin tau jawabannya, temui aku besok senja di bukit belakang sekolah ucap Santy. Ucapan santy yang baru di dengar oleh Rangga membuatnya khawatir, ia takut Santy akan menolaknya. *** Senja itu sangat indah di bukit belakang sekolah, Rangga tak tau di belakang sekolahnya terdapat pemandangan yang indah seperti yang ia lihat. Santy berdiri di bawah pohon yang daunnya berjatuhan di terpa angin pergantian musim penghujan. asalamualaikum Rangga mengucapkan salam.

walaikun salam jawab Santi. Keduanya diam dalam kesunyian angin senja, seakan mereka ikut larut dalam suara angin yang berhembus pelan membelai tubuh mereka. apakah kau benar benar mencintaiku? suara Santy memecah kesunyian. ya, aku sangat mencintaimu jawab Rangga. apa kau berjanji tidak akan meninggalkanku? tanya Santy lagi. ya aku tak akan meninggalkanmu, aku janji jawab Rangga lagi. baiklah, aku menerimamu sebagai kekasihku. Hanya sebagai kekasih biasa tak lebih dari itu ucap Santy menerima Rangga sebagai kekasihnya. Rangga tersenyum mendengar pernyataan Santy tadi. Mereka menjadi sepasang kekasih yang saling menjaga. Sampai akhirnya pengumuman kelulusan dari sekolah mereka pun di umumkan. Santy lulus dan Rangga pun sama seperti Santy. Mereka merayakan kelulusannya dengan teman teman mereka. selamat yah kamu lulus ucapan selamat keluar dari mulut Rangga untuk Santy. ya, sama sama, selamat buat kamu juga balas Santy. San, aku ingin kita bertemu besok senja di bukit belakang sekolah ucap Rangga. baiklah jawab Santy sambil berfikir, mau apa Rangga mengajaknya bertemu di bukit ketika mereka menjadi sepasang kekasih. *** Senja itu sama seperti senja ketika mereka menjadi sepasang kekasih, di situ ada Rangga yang telah menunggu Santy Berdiri menghadap senja. ada apa Ga? tanya Santy. Lama Rangga menjawap pertanyaan Santy, Ia bingung akan bicara apa kepada Santy. maafkan aku San, bukan aku ingin menghianati janji kita. Tapi aku hanya tidak ingin membantah perintah ayahku, aku di perintahkan agar aku kuliah di luar kota. Ucap Rangga yang akhirnya bicara.

maksudmu belum Santy selesai bicara Rangga memotongnya. ya, aku akan pergi potong Rangga. Kepala Santy tertunduk, matanya berkaca kaca menahan agar bola air tak jatuh dari kelopak matanya. sekali lagi maafkan aku, sebenarnya aku tak berniat meninggalkanmu. Tapi tunggulah aku, aku berjanji akan setia kepadamu, aku akan mencintaimu meski jauh darimu, dan akan kembali untukmu lanjut Rangga. baiklah jika itu pilihanmu, aku terima. Jika kau ingin kembali untukku aku akan menunggumu balas Santy. Rangga pun meninggalkan Santy karena ia di perintahkan oleh ayahnya kuliah di luar kota, tapi iaberjanji akan kembali untuk Santy. *** Tujuh tahun Rangga meninggalkan Santy, kini ia kembali menepati janjinya. Senja ini di bukit belakang sekolah, tempat di mana mereka pertama kali menjadi sepasang kekasih. mereka akan bertemu setelah tujuh tahun Rangga meninggalkan kenangannya di bukit senja ini. asalamualiakum sebuah suara terdengar dari belakang Rangga, memecahkan ingatan pada masa lalunya, suara itu masih ia ingat jelas, suara wanita yang pernah membuatnya jatuh hati kepada pemilik suara itu, Ia adalah Santy. walaikum salam jawab Rangga sambil berbalik arah. Lalu ia memandang Santy, dan meneliti, Tak ada yang berubah darinya. Santy masih seperti yang dulu, ia masih terlihat cantik dengan jilbabnya berwarna coklat yang di tumpangkan di atas bahunya, serasi dengan bajunya yang berwarna sama dengan jilbabnya itu. Santy mendekat sambil mengandeng seorang anak yang lucu dan cantik. cantik sekali anak ini, ponakanmu? tanya Rangga sambil memegang tangan anak itu. Santy hanya bisa tersenyum. namanya Maria, dia anakku jawab Santy. Rangga seakan tak percaya dengan ucapan Santy. Ucapan Santy yang barusan Ia dengar, bagaikan ribuan tombak yang menusuk ke dalam hatinya. Ia langsung melepaskan pegangan tangannya dari Maria bukankah belum usai perkataan Rangga, Santy langsung memotongnya.

ya aku tau, aku sudah berjanji kepadamu. Tapi waktu itu aku di jodohkan oleh ayahku. Aku menolaknya tapi ayahku tetap memaksaku, terpaksa aku menikahinyapotong Santy. kau mencintainya? tanya Rangga. dulu aku benar tidak mencintainya, tapi seiringnya waktu aku bisa mencintainya. Maaf aku mengecewakanmu, mungkin ini sudah menjadi takdir kita dan senja terakhir dimana kita bertemu di bukit ini. Sekali lagi maafkan aku. Asalamualaikum ucap Santy sambil meninggalkan Rangga. Rangga tak percaya ini semua bisa terjadi padanya. kini ia sendiri hanya matahari senja yang menemaninya di bukit itu tanpa tanpa cintanya Santy. ***

Anda mungkin juga menyukai