Arti yang konkret dari sistem ekonomi cukup sulit untuk diberikan kebebasan, karena ahli
yang berbeda cenderung memiliki pandangan yang berbeda tentang sistem ekonomi itu
sendiri. Pada dasarnya, sistem ekonomi adalah suatu cara untuk mengatur dan mengorganisir
segala aktivitas ekonomi dalam anggota masyarakat, baik oleh pemerintah maupun pihak
swasta, berdasarkan prinsip tertentu, demi mencapai kemakmuran atau kesejahteraan. Untuk
dapat menjalankan sistem ekonomi dengan efektif, diperlukan perangkat-perangkat ekonomi,
seperti konsumen, produsen, pemerintah, bank dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi di dunia pun dibagi-bagi menjadi beberapa jenis. Secara garis besar, terdapat
empat jenis sistem ekonomi di dunia, yakni tradisional, komando, pasar dan campuran. Setiap
sistem ekonomi ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, serta sub-ekonomi dan
kecenderungannya sendiri-sendiri.
Berikut Jenis – Jenis Sistem Ekonomi Yang Ada :
Menghargai Tradisi
Ekonomi tradisional masih menghasilkan produk dan jasa yang merupakan hasil langsung
dari keyakinan, adat istiadat, tradisi, agama, dll. Sebagian besar daerah di dunia masih
berfungsi di bawah sistem ekonomi tradisional. Daerah ini biasanya merupakan pedesaan,
negara-negara dunia kedua atau ketiga, dan daerah yang memiliki hubungan dekat dengan
tanah, biasanya melalui pertanian. Adapula kelompok-kelompok nomaden kecil, yang
meskipun menggunakan perekonomian tradisional, juga sering berinteraksi dengan
perekonomian lain untuk menjual, perdagangan, barter, dll.
Minim limbah
Ekonomi tradisional memang tidak menghasilkan keuntungan atau surplus yang dihasilkan
oleh ekonomi pasar atau campuran. Dalam ekonomi tradisional, surplus adalah hal yang
langka. Negara dunia ketiga dan/atau negara-negara berpenduduk pribumi relatif tidak
memiliki sumber daya yang diperlukan. Kalaupun iya, sumber daya tersebut cenderung
dikendalikan oleh perekonomian yang lebih kaya, tidak jarang dengan kekerasan. Dalam
banyak kasus, surplus apa pun yang didistribusikan, terbuang atau didbayar untuk beberapa
pemilik wewenang yang telah diberi kekuasaan.
Di sisi lain, kerugian utamanya adalah bahwa perekonomian tradisional tidak menikmati hal-
hal yang dianggap remeh oleh sistem ekonomi lainnya, yakni metode kedokteran barat,
fasilitas yang terpusat, teknologi, dll. Namun, tentu saja, hal-hal tersebut tidak menjamin
kebahagiaan, perdamaian, stabilitas sosial maupun, yang paling ironis, stabilitas ekonomi.
Menguasai sesukanya
Menariknya—atau mungkin mudah diduga—pemerintah dalam sistem ekonomi komando
hanya ingin mengontrol sumber dayanya yang paling berharga. Hal lain, seperti agrikultur,
diserahkan untuk diregulasi dan dikelola oleh rakyatnya. Inilah sifat alami dari sistem
ekonomi komando. Pemerintahan komunis termasuk ke dalam kategori ini.
Keuntungan dari kapitalisme adalah adanya ekonomi eksplosif yang dikontrol dengan sangat
baik dan relatif aman. Ini akan kontras dengan sosialisme, dimana pemerintah (seperti
perekonomian komando) mengontrol dan memiliki industri yang paling menguntungkan dan
vital, tetapi memungkinkan sisa pasar untuk beroperasi secara bebas. Hal ini dicapai dengan
cara harga diperbolehkan berfluktuasi bebas berdasarkan penawaran dan permintaan.
Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia diubah kembali
menjadi sistem demokrasi ekonomi. Namun sistem ekonomi ini hanya bertahan hingga masa
Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang
berlandaskan ekonomi kerakyatan. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia. Berikut
sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia dari masa Orede Baru hingga sekarang :
Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional
yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan
kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan
pengawasan pemerintah. Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat
baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran
bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan
kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi :
1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
2. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
4. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta
mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat.
6. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya
dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
7. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
1. Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling
menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa
lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.
2. Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan
serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar
sektor negara.
3. Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam
bentuk monopoli yang merugikan
Sistem Ekonomi Kerakyatan
Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan
ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999,
tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian
Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi ini berlaku sejak tahun 1998.
Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakatlah yang memegang aktif dalam kegiatan
ekonomi, sedangkan pemerintah yang menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan
perkembangan dunia usaha. Ciri-ciri sistem ekonomi ini adalah :
1. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang
sehat.
2. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas
hidup.
3. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
4. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.
5. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.
Maka, secara normatif pancasila dan UUD 1945 adalah landasaan idiil sistem perekonomian
di Indonesia. Dasar politik perekonomian ini diatur dalam UUD 1945 pasal 33 yang
berbunyi:
1. Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.
2. Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Ayat 3: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Ayat 4: Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.