Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

I. Identitas Mahasiswa
Nama : Elias Steinke
NIM : 220811020087
Asal Sekolah : SMK NEGERI 1 MANADO
Tpt/Tgl Lahir : Mokupa, 20 Oktober 2003
Alamat : Malalayang
Pengalaman Organisasi :
- Anggota MPK/OSIS (2020-2021)
- Pengurus Inti Alumni angk. 65 SMKN 1 Manado, Ketua Bidang Pengembangan SDM
(2022-sekarang)

II. TUGAS 1. Mendefinisikan 4 perspektif evolusi teori administrasi

1. Perspektif Klasik
Dalam Perspektif klasik, muncul teori-teori yang berkembang di akhir abad 18.
Menurut Hatch (1997:27), pada periode klasi terdapat 2 kelompok besar ahli
pemikir organisasi di antaranya adalah.
a. Para pemikir aliran sosiologis, yang mencoba mendeskripsikan dan
menganalisa perubahan struktur organisasi dan peran-peran didalamnya,
serta implikasinya terhadap dunia social yang lebih luas. (ALIRAN HUMANIS)
b. Aliran administrasi dan manajemen yang lebih menitik beratkan kepada
masalah-masalah praktis yang dihadapi para pengelola organisasi dalam
menjalankan tugasnya. (ALIRAN SCIENTIFICT)
Jadi, Aliran Humanis menekankan tuntutan kebutuhan sosial dan psikologis
manusia, sedangkan Aliran Scientifict menekankan pencapaian efisiensi dan
efektivitas organisasi.
Perspektif ini menempatkan administrasi sebagai pelaksana “mandate” dari
pemilik organisasi

2. Perspektif Neo-Klasik
Dalam Perspektif Neo-Klasik, beberapa pandangan diubah seperti Manusia yang
dianggap sebagai makhluk rasional pada perspektif klasik, menjadi Manusia
sebagai makhluk psikososial. Namun, Neo-klasik tidak mampu menentukan
anatomi organisasi dan lebih berfokus pada Hubungan antar manusia.

3. Perspektif Modern
Setelah Neo-klasik teori organisasi jadi menyebar, tidak ada kesatuan pandangan
antar pendekatan. Manusia tidak diperhatikan sebagai individu, mampu
menentukan anatomi organisasi (secara makro), dan berfokus pada hubungan
organisasi dengan lingkungan. System organisasi modern terbuka

Perspektif modern, focus perdebatan berpindah dari aspek internal (efiensi


versu humanism) kepada aspek eksternal (hubungan organisasi dan lingkungan).
Organisasi tidak lagi dilihat sebagai unit yang berdiri sendiri, melainkan terkait
denga napa yang disebut ‘lingkungan’ Inspirasi utama mereka adalah keteraturan
dan cara kerja alam (nature, khususnya dari aspek biologis. Konsep “organisme.
Setiap satuan atau unit apapun (baik itu unit biologis, sosial, kultural, politik,
ekonomi, dan lain-lain) dapat dianalisis secara organic sebagai “sistem”.
Perspektif modern menempatkan administrasi pada level pengambilan
keputusan (terutama strategi dan arah organisasi).

4. Perspektif Post Modern


Perspektif ini sengaja mengabaikan konsep keteraturan (dalam pendekatan klasik
dan modern). Tujuannya adalah memperlihatkan realitas yang lebih kompleks.
Tugas dan fungsi administrasi saat ini lebih dititik-beratkan pada memimpin dan
mengelola perubahan organisasi.

KESIMPULAN
Teori-teori Administrasi mengalami banyak perubahan seiring berkembangnya
jaman, sehingga memunculkan banyak implikasi antara teori-teori yang
dikemukakan.

Tugas 2. Fifth Generation Management

1. Jungle Management (pra 1800)


Manajemen generasi pertama yang dinamakan “Jungle Management”
digunakan pada institusi yang masih sederhana dengan ciri tidak ada pembagian
tugas yang jelas. Kegiatan dijalankan tanpa perencanaan dan lebih bersifat
naluriah.

Pekerjaan lebih banyak dikerjakan sendiri, tidak ada catatan tertulis tentang apa
yang telah, sedang, dan akan dikerjakan. Dicatat dalam ingatan orang-orang yang
menjalankan manajemen, pekerjaan dijalankan secara naluriah, mengalir
bersama-sama orang yang saling bekerjasama, berprinsip “doing things by ourself”
2. Management by Direction (1800-1980)
Selanjutnya pada manajemen generasi kedua atau yang dinamakan
“Management by Direction” yang dikembangkan oleh ilmuwan antara lain Terry,
Taylor, Gullick, Koontz et al, dan para pakar seangkatannya. Ciri utama
manajemen generasi kedua adalah dominannya peran kepemimpinan dalam
menentukan keberhasilannya.

Manajemen sudah mulai kokoh sebagai sebuah ilmu, pelopornya adalah Frederick
Winslow Taylor (1856-1915) – bapak manajemen ilmiah. cirinya penggunaan
wewenang untuk mengarahkan anggota organisasi mencapai tujuan, sering
disertai penggunaan paksaan, anggota organisasi kurang memiliki kebebasan
untuk berkreasi; belum memperhitungkan kepuasaan pelanggan maupun
kepuasan anggota organisasi, mulai berkembang teori-teori kepemimpinan;
dinamakan management by direction, berprinsip “Doing Things through by the
other people”.

3. Management by Objectives (1970-1990)


Tahapan selanjutnya adalah manajemen generasi ketiga yang dinamakan
“Management by Objective” dengan tokoh utamanya Peter F. Drucker. Lima
langkah dalam manajemen berdasarkan sasaran menurut Drucker adalah sebagai
berikut :

1) determine or revise the organizational objectives;


2) translating the organizational objectives to employees;
3) stimulate the participation of employees in determining of the objectives;
4) monitoring of progress;
5) evaluate and reward achievement.

Ciri utama manajemen generasi ketiga adalah mengutamakan hasil (kuantitas),


tetapi belum memberi perhatian pada kualitas.

Anggota organisasi diberi kebebasan agar memiliki daya inovasi dan kreativitas.
kebebasan diimbangi dengan pemenuhan target-target pekerjaan yang ditetapkan
secara kuantitatif untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kenyataan target
pekerjaan terlampau berat akhirnya membelenggu anggota organisasi kemudian
menimbulkan stress.

4. Management by Value Creation (1990-sekarang)


Ciri utama memadukan antara kualitas, pendekatan ilmiah serta kerja tim
dalam suatu segitiga yang dinamakan “joiner triangle”; focus pada kualitas produk
yang dihasilkan dalam rangka memberikan kepuasan pada pelanggan (customer
satisfaction) disertai kepuasan dari para anggota organisasi – kualitas yang
dimaksudkan adalah sebagaimana yang didefenisikan oleh para pelanggan;
pencapai kualitas dilakukan melalui berbagai pendekatan ilmiah yang berbasis
pada penelitian; pendekatan ilmiah merupakan suatu proses pelajar mengajar
mengelola organisasi sebagai suatu sistem; pengembangan proses berpikir serta
mengambil keputusan berdasarkan data; berangkat dari rasa percaya pada setiap
orang dengan meperlakukan manusia berdasarkan harga dirinya, kepercayaan dan
rasa hormat serta bekerja atas dasar pendekatan menang-menang (win-win
approach); termasuk manajemen kualitas total (total quality management atau
TQM).

5. Knowledge Based Management (1990-sekarang)


Pada generasi kelima, manajemen sudah sepenuhnya menggunakan jaringan
manusia berbasis komputer. Hal ini berbeda dari manajemen pada generasi
sebelumnya (generasi pertama sampai generasi keempat).

Generasi ini mengutamakan kualitas melalui kepuasan individu (pelanggan


maupun anggota organisasi). Ciri utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan
perusahaan melalui jaringan manusia, unsur manusia di dalam organisasi dihargai
sangat tinggi sebagai individu yang memiliki keahlian-keahlian tertentu, individu
anggota organisasi bukan hanya sekedar alat produksi.

sumber:

- http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/evolusi-TOA-2.pdf
- http://tirtarimba.blogspot.com/2019/11/5-generasi-manajemen-dalam-
pemerintahan.html
- http://taman-agribisnis.blogspot.com/2010/02/bab-iv-ilmu-manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai