Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI BIAYA

SISTEM BIAYA STANDAR

Disusun Oleh :

1. A.A Ayu Intan Mahadewi Saraswati (06/1902622010263)


2. Ni Kadek Risna (15/1902622010272)
3. Ni Putu Arsita Utami (17/1902622010274)
4. Ni Wayan Yunik Arsari (21/1902622010278)
5. Ni Putu Nanda Widyasuari (24/1902622010282)
6. Luh Heni Andriani (27/1902622010284)
7. Ni Luh Pande Diah Purnami (28/1902622010285)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah
yang telah dilimpahkan-Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, yang
bertemakan tentang” Sistem Biaya Standar ” .

           Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu dosen
kami. Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah yang selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................
Prakata ...............................................................................................ii
Daftar Isi ...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Manfaat Biaya Standar....................................… 6
2.2 Prosedur Penentuan Biaya Standar dengan pendekatan Ganda
(Partial Plan).................................................................................7
2.3 Prosedur Penentuan Biaya Standar dengan Pendekatan Tunggal
(Single Plan).................................................................................8
2.4 Analisis Selisih Biaya yang Terjadi............................................10
2.5 Perlakuan terhadap Selisi Biaya.................................................18

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sudah sejak lama masyarakat dunia memandang sektor ekonomi sebagai sektor yang sangat
menjanjikan dan menentukan kemajuan suatu bangsa. Bahkan munculnya istilah “Era
Globalisasi” dan “Pasar Bebas” tak lepas dari sebuah harapan terbukanya pintu usaha di
seluruh penjuru dunia. Kondisi ini membawa pengaruh terhadap para pelaku ekonomi.
Masing-masing tampak mempersiapkan diri dan meningkatkan kualitas dan profesionalitas
perusahaannya agar mampu menghadapi persaingan yang begitu ketat. Manajemen sebagai
ujung tombak perusahaan dituntut untuk selalu dapat menemukan langkah-langkah yang
akurat, tepat dan prosfektif dalam berbagai kondisi sehingga mendatangkan keuntungan
semaksimal mungkin bagi perusahaan yang dikelola.
Faktor terpenting dalam menjalankan kegiatan produksi pada perusahaan mebel adalah bahan
baku, tenaga kerja serta biaya overhead pabrik karena pada umumnya komponen tersebut
cukup besar. Bahan baku merupakan sumber daya utama yang memegang peranan paling
penting dalam perusahaan manufaktur atau Pabrik. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat
tergantung pada kualitas bahan baku untuk produksi yang dimiliki perusahaan. Dengan
demikian pihak manajemen harus mampu merencanakan dan mengendalikan biaya dengan
baik sesuai dengan kondisi perusahaan saat itu. Tenaga kerja sangat menunjang bagi kualitas
produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri. Selain itu, biaya overhead pabrik
yang dikeluarkan untuk menunjang proses produksi tersebut juga harus diperhatikan. Agar
biaya tersebut dapat terealisasi dengan baik, maka pihak manajemen perlu mengetahui
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu-satuan produk dengan dasar
pedoman dari biaya masa lalu.
Didalam pengendalian biaya pada akuntansi biaya diperlukan patokan atau standar sebagai
dasar yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian. Biaya yang digunakan sebagai tolok
ukur pengendalian ini disebut biaya standar. Biaya standar digunakan untuk menghitung
selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Kemudian selisih antara biaya
standar dan biaya sesungguhnya tersebut disajikan kepada manajemen untuk dipakai sebagai
dasar penentuan harga pokok sebab selisih yang digunakan untuk mengetahui seberapa
efisiensi dan seberapa besar penyimpangan dalam menerapkan sistem biaya standar dalam
mengendalikan biaya produksinya

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan manfaat sistem biaya standar ?
2. Bagaimana prosedur penentuan biaya standar dengan pendekatan ganda (partial
plan)?
3. Bagaimana prosedur penentuan biaya standar dengan pendekatan tunggal (single
plan)?
4. Bagaimana analisis selisih biaya yang terjadi ?
5. Bagaimana perlakuan terhadap selisih biaya ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Agar memahami pengertian dan manfaat sistem biaya standar
2. Agar memahami prosedur penentuan biaya standar dengan pendekatan ganda (partial
plan)
3. Agar memahami prosedur penentuan biaya standar dengan pendekatan tunggal (single
plan)
4. Agar memahami analisis selisih biaya yang terjadi
5. Perlakuan terhadap selisih biaya

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN MANFAAT BIAYA STANDAR

1. Pengertian Biaya Standar

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya biaya dikeluarkan untuk membuat suatu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisien, dan factor-faktor lain tertentu.

Kata-kata biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa biaya yang ditentukan di
muka merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Jika biaya yang
sesungguhnya menyimpang dari banyak standar, maka yang dianggap benar adalah benar adalah
biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah.

Untuk menentukan berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan sutu satuan
produk atau untuk satu satuan jasa, harus diadakan penyelidikan lebih dahulu mengenai kegiatan
produksi atau penyerahan jasa yang paling efisien. Sebagai contoh, misalnya di dalam penentuan
beberapa biaya bahan baku yang seharusnya untuk menghasilkan satu satuan produk A, lebih
dahulu harus ditentukan rancangan produk A yang menggunakan bahan baku yang palin efisien,
dengan proses produksi yang paling efisien. Dengan ditentukannya rancangan produk A dengan
penggunaan bahan baku dan proses produksi yang paling efisien tersebut, kemudian dapat
ditentukan berapa kuantitas bahan baku yang seharusnya dibutuhkan untuk setiap satuan produk
A. Kuantitas bahan baku yang seharusnya kemudian dikalikan dengan harga bahan baku yang
seharusnya akan merupakan biaya standar bahan baku untuk setiap satuan produk A. Dengan
demikian, pengertian biaya yang seharusnya mengandung di dalamnya pengertian efisien, yang
merupakan perbandingan tertentu antara masukan dengan keluaran.

Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengelola informasi biaya
sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan
yang biayanya menyimpang dari biaya standar yan ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat
biaya yang seharusya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan
perbandingan antara biaya standard an biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis
penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.

2. Manfaat Biaya Standar

Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat
yang penting di dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jika biaya standar ditentukan dengan realistis,hal ini akan merangsang pelaksanaan dalam
melaksanakan pekerjaannya dengan efektif,karena pelaksanaan telah mengetahui bagaimana
pekerjaan seharusnya dilaksanakan,dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut
seharusnya dilaksanakan.

Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang
seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka
melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi,pemilihan tenaga
kerja dan kegiatan yang lain.

6
Sistem biaya standar yang menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari
biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan
“prinsip kelainan” (exception principles). Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap
keadaan-keadaan yang menyimpang dari keadaan yang seharusnya,manajemen dilengkapi
dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

2.2 Prosedur Penentuan Biaya Standar Dengan Pendekatan Ganda (Parthial Plan)

Dalam metode ganda, dalam rekening Barang dalam Proses dicatat angka ganda, sebelah
debit diisi dengan biaya sesungguhnya, dan sebelah kredit diisi dengan biaya; standar.
Dalam metode ini, penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada
akhir periode akuntansi (Tabel 12.3)

Karakteristik metode ganda adalah:

1. Rekening Barang Dalam Proses dengan biaya   sesunggunya dan dikredit dengan
biaya standar. Metode ini persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya
dan persediaan produk jadi dicatat pada harga harga pokok standar. Harga pokok
penjualan dicatat pada harga pokok standar.
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi,
setelah harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan dan harga pokok
produk jadinyang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang dalam proses.
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan
antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih tersebut
merupakan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku
besar.

7
2.3 Prosedur Penentuan Biaya Standar Dengan Pendekatan Tunggal (Single Plan)

Dalam metode tunggal, rekening Barang dalam Proses didebit dengan biaya standar dan
dikredit dengan biaya standar atau dengan kata lain, rekening Barang dalam Proses didebit
dan dikredit dengan angka tunggal, yaitu angka standar. Dalam sistem ini, penyimpangan
biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada saat masukan dipakai dalam proses
produksi, sehingga setiap saat manajemen dapat mengetahui berapa penyimpangan yang
terjadi antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar. Penyimpangan antara biaya standar
dengan biaya sesungguhnya dicatat dalam rekening Selisih pada saat terdinya. (Tabel 12.1)

Untuk memberikan gambaran penggunaan metode tunggal, berikut ini disajikan akuntansi
biaya standar, yang dibagi menjadi tiga bagian:

1. Pencatatan Biaya Bahan Baku

Pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dipengaruhi oleh saat pencatatan selisih
harga bahan baku.

Oleh karena itu, pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dibagi menjadi 3 (tiga),
yatiu:

a) Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli.

Dalam metode pencatatan ini, rekening persediaan bahan baku didebit sebesar hasil kali
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga standar bahan baku per
satuan.

Rekenign utang dagang dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli
dengan harga sesungguhnya bahan baku per satuan.

Selisih antara pendebitan rekening persediaan bahan baku dengan pengkreditan rekening
utang dagang dicatat dalam rekening selisih harga pembelian bahan baku.

Pada saat bahan baku dipakai, rekening barang dalam proses didebit dengan hasil kali
kuantitas standar bahan baku yang dipakai dengan harga standar.

Sedangkan rekening persediaan bahan baku dikredit sebesar kuantitas bahan baku yang
sesungguhnya dipakai dengan harga standar.

Selisih pendebitan rekening barang dalam proses dengan pengkreditan rekening persediaan
bahan baku dicatat dalam rekening selisih pemakaian bahan baku.

Metode pencatatan bahan baku ini menimbulkan kesulitan bila pada akhir periode akuntansi
terdapat persediaan bahan baku di gudang.

Kesulitan yang dtimbul adalah dalam menentukan selisih harga pembelian bahan baku yang
melekat pada persediaan bahan baku pada akhir periode tersebut.

8
Rekening selisih harga pembelian bahan baku hanya dapat menunjukkan jumlah seluruh
selisih harga pembelian bahan baku yang terjadi dalam suatu periode akuntansi

b.)Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai.

Dalam metode ini, pada saat bahan baku dibeli, rekening persediaan bahan baku didebit
sebesar hasil kali kuantitas bahan baku yang dibeli dengan harga aktual bahan baku per
satuan.

Dan rekening utang dagang dikredit dengan jumlah yang sama.

Dengan demikian pada saat pembelian, tidak diadakan pencatatan selisih harga yang terjadi.

Pada saat bahan baku dipakai, rekening barang dalam proses didebit sebesar hasil kali
kuantitas standar bahan baku dikalikan dengan harga standar bahan baku per satuan.

Sedangkan rekening persediaan bahan baku dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan
baku yang dipakai, dikalikan dengan harga sesungguhnya per satuan bahan baku.

Selisih yang timbul dari pendebitan rekening barang dalam proses dan pengkreditan
rekening persediaan bahan baku adalah selisih harga dan selisih kuantitas.

Selisih harga dicatat dalam rekening selisih harga bahan baku yang dipakai.

Sedangkan seilisih kuantitas dicatat dalam rekening selisih pemakaian bahan baku.

c). Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai.

Metode ketiga ini adalah kombinasi antara metode #1 dan metode #2 yang telah diuraikan di
atas.

Pada saat baha baku dibeli, selisih harga yang terjadi dicatat dalam rekening selisih harga
pembelian bahan baku.

Pada saat bahan baku dipakai, sebagian dari selisih harga yang melekat pada bahan baku
yang dipakai ditransfer ke rekening selisih harga bahan baku yang dipakai.

Dalam metode ini, rekening persediaan bahan baku didebit dan dikredit dengan harga
standar bahan baku.

2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung

Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui 3 tahap berikut ini:

1. Pencatatan utang upah langsung


2. Pencatatan distribusi upah langsung
3. Pencatatan pembayaran upah langsung

Pada saat daftar upah langsung selesai dibuat, Bagian Akuntansi Keuangan membuat jurnal
sebagai berikut:

[Debit] Gaji dan Upah  Rp xxx


[Kredit] Utang Gaji dan Upah  Rp xxx

Distribusi upah langsung dilakukan dengan mendebit rekening barang dalam proses sebesar
hasil kali jam kerja standar dengan tarif upah standar.

Dan mengkredit rekening gaji dan upah sebesar hasil kali jam kerja aktual dengan tarif upah
aktual.

9
Selisih pendebitan rekening barang dalam proses dengan pengkreditan rekening gaji dan
upah dicatat dalam rekening selisih tarif upah dan selisih efisiensi upah.

Jurnal distribusi upah langsung adalah sebagai berikut:

[Debit] Barang dalam Proses  Rp xxx


[Debit] Selisih Tarif Upah  Rp xxx
[Debit] Selisih Efisiensi Upah  Rp xxx
[Kredit] Gaji dan Upah  Rp xxx
Pembayaran upah langsung dijurnal sebagai berikut:

[Debit] Utang Gaji dan Upah  Rp xxx


[Kredit] Kas  Rp xxx

3. Pencatatan biaya overhead pabrik

Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal dipengaruhi oleh metode analisis selisih biaya
overhead yang digunakan.
Ada 3 metode analisis selisih biaya overhead pabrik, yaitu:

1. Metode Dua Selisih.


2. Metode Tiga Selisih.
3. Metode Empat Selisih.

2.4 Analisis Selisih Biaya Yang Terjadi

Pada standar cost (harga pokok standard) variance (selisih) dihitung untuk tiap elemen biaya
yaitu :

 Selisih Biaya Bahan Baku


 Selisih tenaga kerja
 Selisih BOP
Dengan cara membandingkan antara standard dengan sesungguhnya.
SELISIH pada umumnya terdapat 2 jenis :
1.      Selisih menguntung (favorable)
Standard > sesungguhnya
2.      Selisih tidak menguntungkan (unfavorable)
Standard < sesungguhnya
(PROSEDUR PENCATATAN SELISIH)

REKENING SELISIH

DEBIT                                          KREDIT

Unfavorable                                       Favorable

(tidak menguntungkan)                         (menguntungkan)

10
1. Selisih Biaya Bahan Baku

a) Biaya standard bahan baku yang dibebankan ke rekening BOP.


b) Persediaan bahan baku dicatat dengan standard dan pencatatan selisih dengan harga
pada saat bahan baku diterima.
c) Persediaan bahan baku dicatat sebesar harga sesungguhnya (actual cost) dan
variance dicatat pada saat bahan baku dimasukkan ke dalam produksi.

2. Selisih Upah Tenaga Kerja Langsung


a) Dalam sistem biay standard, biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke perkiraan
BOP dengan menggunakan jam standard yang ditentukan dengan tarif standard.
b) Selisih terjadi oleh perbedaan antara gaji / unit (jam kerja sesungguhnya x tarif
sesungguhnya) dengan biaya standard.
c) Selisih biaya tenaga kerja diakui pada saat terjadinya.

3. Selisih Biaya Overhead Pabrik

Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas normal, sedangkan
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk menggunakan kasitas sesungguhnya
yang dicapai. Dalam perusahaan yang menggunakan system biaya standar, analisis selisih
biaya overhead pabrik dipengaruhi pula oleh kapasitas standar.

Oleh karena itu, ada 4 model analisis selisih biaya overhead pabrik Yaitu:

1. Model Satu Selisih

Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara mengurangi biaya
overhead pabrik dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan biaya overhead pabrik
sesungguhnya.

2. Model Dua Selisih

selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi dua
macam selisih: selisih terkendalikan, dan selisih volume. Selisih terkendalikan adalah perbedaan
biaya overhead sesungguhnya dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas standar,
sedangkan selisih volume adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada jam
standar dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk (kapasitas standar dengan
tarif standar)

3. Model Tiga Selisih

selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi tiga
macam selisih: selisih pengeluaran, selisih kapasitas, dan selisih efisiensi. Selisih pengeluaran adalah
perbedaan biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead yang dianggarkan pada
kapasitas sesungguhnya. Selisih kapasitas adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan
pada kapasitas sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang pabrik yang dibebankan kepada
produk pada kapasitas sesungguhnnya (kapasitas sesungguhnya dengan tarif standar ). Selisih
efisiensi adalah tarif biaya overhead pabrik dikalikan dengan selisih antara kapasitas standar dengan
kapasitas sesungguhnya.

4. Model Empat Selisih

Model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model ini, selisih efisiensi
dalam model tiga selisih dipecah lebih lanjut menjadi dua selisih berikut ini : selisih efisiensi
variable dan selisih efisiensi tetap.

Contoh Soal :

Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar disajikan
sebagai berikut:

11
Biaya bahan baku 5 kg @Rp1.000                 Rp    5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @Rp500                      10.000
Biaya overhead pabrik                                                    
Variable 20 jam @Rp400                                        8.000

Tetap *) 20 jam @Rp300                                         6.000

                        Total                                                    Rp  29.000

Transaksi yang terjadi dalam bulan januari 19X1 adalah sebagai berikut:

1.      Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500 kg @Rp1.100

2.      Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan januari 19X1
adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sebagai berikut:

a.       Biaya bahan baku 1.050 kg @Rp1.100      = Rp 1.155.000

b.      Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp475       =       2.422.500

c.       Biaya overhead pabrik                                =       3.650.000

Atas dasar data di atas, berikut ini disajikan analisis selisih biaya produksi langsung dan
biaya overhead pabrik:

Biaya Bahan Baku

1.      Model Satu Selisih

(HSt x KSt) – (HS x KS)

(Rp1000  x 1.250) – (Rp1.100 x 1.050) =      Rp 95.000 L

2.      Model Dua Selisih

Selisih harga bahan baku

(HSt - HS) x KS

(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 kg =                 Rp105.000 R

Selisih kuantitas bahan baku

(KSt - KS) x HSt

(1.250 – 1.050) x Rp1.000 =                           Rp200.000 L

Total selisih biaya bahan baku                        Rp  95.000 L

3.      Model Tiga Selisih

Selisih harga bahan baku

(HSt – HS) x KS

(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 =                      Rp105.000 R

Selisih kuantitas bahan baku

(KSt - KS) x HSt       

(1.250 – 1..050) x Rp1.000 =                          Rp200.000 L

Selisih harga/kuantitas bahan baku

12
Tidak terdapat selisih harga/kuantitas=                        0

Total selisih biaya bahan baku                        Rp  95.000 L

Biaya Tenaga Kerja

1.      Model Satu Selisih

Selisih biaya tenaga kerja

(TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)

(Rp500  x 5.000) – (Rp475 x 5.100) =           Rp 77.500 L

2.      Model Dua Selisih

Selisih tarif upah

(TUSt - TUS) x JKS

(Rp500 – Rp475) x 5.100 jam =                     Rp127.500 L

Selisih efisiensi upah

(JKSt - JKS) x TUSt

(5.000 – 5.100) x Rp500 =                              Rp  50.000 R

Total selisih biaya tenaga kerja langsung        Rp  77.500 L

3.      Model Tiga Selisih

Selisih tarif upah

(TUSt – TUS) x JKSt

(Rp500 – Rp475) x 5.000jam =                      Rp125.000 L

Selisih efisiensi upah

(JKSt - JKS) x TUS   

(5.000 – 5.100) x Rp475 =                              Rp  47.500 R

Selisih harga/kuantitas bahan baku

Tidak terdapat selisih harga/kuantitas =0

Total selisih harga/efisiensi upah                     Rp  77.500 L

Selisih Biaya Overhead Pabrik

1.      Model Satu Selisih

Selisih total biaya overhead pabrik                

Biaya overhead pabrik sesungguhnya             Rp3.650.000

Biaya overhead pabrik yang dibebankan:

250 x 20 jam x Rp700 =                                 Rp3.500.000

Selisih total biaya overhead pabrik                 Rp   150.000 R

13
2.      Model Dua Selisih

Selisih tersebut dipecah menjadi dua macam selisih sebagai berikut:

Selisih terkendalikan

Biaya overhead pabrik sesungguhnya                         Rp3.650.000

Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal

            5.200 x Rp300 =                                                 1.560.000

Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya           Rp2.090.000

Biaya overhead pabrik variable pada jam standar

            5.000 jam x Rp400 =                                           2.000.000

Selisih terkendalikan                                                   Rp     90.000 R

Selisih volume

Jam tenaga kerja pada kapasitas normal                     5.200 jam

Jam tenaga kerja standar                                             5.000 jam

Selisih volume                                                                200 jam

Tarif biaya overhead pabrik tetap                             Rp300 per jam  x

Selisih volume                                                           Rp60.000 R 

3.      Model Tiga Selisih

Selisih biaya overhead pabrik sebesar Rp150.000 tersebut dapat dipecah menjadi tiga
macam selisih berikut ini:

Selisih pengeluaran

Biaya overhead pabrik sesungguhnya                         Rp3.650.000

Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal  

            5.200 jam x Rp300 =                                           1.560.000

Biaya overhead pabrik sesungguhnya                         Rp2.090.000

Biaya overhead pabrik variable yang dianggarkan

            Pada jam yang sesungguhnya dicapai

            5.100 jam x Rp400                                               2.040.000

Selisih pengeluaran                                                     Rp     50.000 R

Selisih kapasitas                                 

Kapasitas normal                                 5.200 jam

14
Kapasitas sesungguhnya                     5.100 jam

Kapasitas yang tidak terpakai                100 jam                   

Tarif biaya overhead pabrik tetap     Rp300 per jam   x

Selisih kapasitas                                Rp30.000 R

Selisih efisiensi

Jam standar                                         5.000 jam

Jam sesungguhnya                              5.100 jam

Selisih efisiensi                                       100 jam

Tarif biaya overhead pabrik              Rp700 per jam  x

Selisih efisiensi                                  Rp70.000 R

4.      Model Empat Selisih

Seperti telah disebutkan diatas, model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih.
Selisih dalam model tiga selisih tersebut dipecah menjadi: selisih efisiensi variable dan selisih
efisiensi tetap dalam model empat selisih ini. Selisih biaya overhead pabrik dalam contoh sebesar
Rp150.000 R tersebut dipecah menjadi empat macam selisih sebagai berikut:

Selisih pengeluaran                                                                 Rp 50.000 R

Selisih kapasitas                                                                            30.000 R

Selisih efisiensi yang dipecah lebih lanjut menjadi:

            Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp400                        40.000 R

            Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp300                            30.000 R

Total selisih biaya overhead pabrik                                         Rp150.000 R

JURNAL BIAYA STANDAR

Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi dua metode yaitu:

Metode Tunggal (SINGLE PLAN)

Berdasarkan data dalam contoh, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang  dibuat untuk mencatat biaya
bahan baku, mencatat biaya tenaga kerja langsung dan mencatat biaya overhead pabrik

.1. Mencatat Biaya bahan baku

     a. Mencatat pembelian bahan baku

                           Persediaan bahan baku         Rp. 1.650.000

                    Hutang dagang               Rp. 1.650.000

     b.  Mencatat pemakaian bahan baku

                          BDP     bahan baku               Rp. 1.250.000

15
                          Selisih Harga bahan baku      Rp.    105.000

                    Persediaan bahan baku                 Rp       . 1.155.000

                    Selisih Kuantitas                                Rp     200.000

2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

BDP Biaya Tenaga Kerja     Rp. 2.500.000

Selisih efisiensi                                 Rp.       50.000

                  Gaji dan upah                              Rp. 2.422.500

                   Selisih tarif                                 Rp.     127.500

3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

     a.Metode dua selisih

Jika metode dua selisih digunakan untuk analisis  selisih biaya overhead pabrik maka
prosedur pencatatan sbb:

  1. Mencatat pembebanan BOP

           BDP BOP                              Rp. 3.500.000*

                     BOP yang dibebankan                                     Rp.3.500.000

           *250 unit x 20 jam x Rp.700=Rp.3.500.000

2. Mencatat   BOP sesungguhnya   

                                   BOP Sesungguhnya               Rp3.650.000

                         Berbagai rek.dikredit                       Rp 3.650.000

3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP


sesungguhnya:         

            BOP yang dibebankan     Rp. 3.500.000

                          BOP sesungguhnya       Rp.3.500.00

4. Mencatat selisih BOP yaitu:

             Selisih terkendali                Rp. 90.000

             Selisih volume                    Rp. 60.000

                          BOP sesungguhnya                                    Rp. 150.000

b. Metode tiga selisih

     1. Pencatatan pembebanan BOP kepada     produk:

          BDP BOP ( 5.000JamxRp.700)   Rp. 3.500.000

          Selisih efisiensi                            .RP       70.000

                    BOP yang dibebankan       Rp 3.570.000*

          *5.100 jam x Rp.700 = Rp.3.570.000

       2. Mencatat BOP sesungguhnya :

            BOP sesungguhnya    Rp. 3.650.000

16
         Berbagai rek. dkredit Rp.3.650.000

      3.  Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP


sesungguhnya:

            BOP yang dibebankan   Rp. 3.570.000

            BOP sesungguhnya Rp.3.570.000

       4. Mencatat selisih BOP:

            Selisih pengeluaran                                   Rp.50.000

            Selisih kapasitas                                        Rp.30.000

            BOP sesungguhnya                                      Rp.80.000

c. Metode Empat Selisih:

    Perbedaan metode empat selisih dengan metode tiga selisih terletak pada selisih
efisiensi, maka pencatatan BOP dalam metode 4 selisih dilakukan dengan membentuk
rekening selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap.

       BDP     BOP                          Rp. 3.500.000

      Selisih efisiensi variabel   Rp.      40.000

      Selisih efisiensi tetap        Rp.       30.000

        BOP yang dibebankan         Rp.3.570.000

4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi

Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang dilakukan dengan
mengkredit rekening BDP dan mendebet rekening persediaan produk jadi. Jadi sebesar =
produk jadi yang di  transfer x harga pokok standar per satuan.

Persedian produkjadi            Rp. 7.250.000 *

(*250 unit x Rp. 29.000 = Rp. 7.250.000)

           BDP BBB                                                         Rp. 1.250.000

           BDP TKL                                                         Rp. 2.500.000

           BDP BOP                                                         Rp. 3.500.000

2.5 Perlakuan Terhadap Selisih Biaya

17
Selisih yang terjadi dapat diperlakukan dengan cara :

1. Ditutup ke rekening laba rugi.


2. Dipakai untk menyesuaikan rekening-rekening harga pokok penjualan dan persediaan
produk jadi dan persediaan barang dalam proses.

Perlakuan terhadap selisih yang terjadi bergantung pada :

1. Jenis selisih: selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.
2. Besarnya selisih. Juka jumlah selisih relative kecil, disajikan langsung dalam laporan laba
rugi, sedangkan jika jumlahnya relative besar, diperlakukan sebagai adjustment terhadap
persediaan dan harga pokok penjualan.
3. Pengalaman penggunaan biaya standar.
4. Sebab-sebab terjadinya selisih (misalnya: apakah selisih terjadi karena kesalahan dalam
penentuan standar).
5. Waktu terjadinya selisih (misalnya: apakah selisih yang terjadi merupakan selisih yang tidak
biasa, yang disebabkan karena fluktuasi musim).

Selisih Ditutup ke Rekening Laba Rugi

Dari contoh prosedur akuntansi biaya standar dengan metode ganda (partial Plan) dapat
dibuat ringkasan jenis dan jumlah selisih sebagai berikut :

Jenis Selisih Jumlah


Selisih harga bahan
Rp.105.000 R
baku
Selisih kuantitas bahan
Rp.200.000 L
baku
Selisih tarif upah Rp.127.500 L
Selisih efisiensi upah Rp. 50.000 R
Selisih pengeluaran Rp. 50.000 R
Selelish kapasitas Rp. 30.000 R
Selisih efisiensi
Rp. 70.000 R
overhead

Jurnal untuk menutup selisih – selisih tersebut ke dalam rekening laba rugi adalah
sebagai berikut :

Selisih kuantitas bahan baku Rp. 200.000


Selisih tarif upah Rp. 127.500
Selisih harga bahan baku Rp. 105.000
Selisih efisiensi upah Rp. 50.000
Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
Selisih efisiensi overhead Rp. 70.000
Rugi-Laba Rp. 22.500

PT Eliona Sari

Laporan Laba Rugi

Untuk Bulan Januari 20X1

Hasil Penjualan Rp 10.000.000

18
Harga Pokok Penjualan (standar) Rp 7.250.000 -

Laba Bruto Standar Rp 2.750.000

Selisih Rugi

Selisih Harga Bahan Baku Rp 105.000

Selisih Efisiensi Upah Rp 50.000

Selisih Pengeluaran Rp 50.000

Selisih Kapasitas Rp 30.000

Selisih Efisiensi Overhead Rp 70.000 +

Jumlah Selisih Rugi Rp 305.000

Selisih Laba

Selisih Kuantitas Bahan Baku Rp 200.000

Selisih Tarif Upah Rp 127.500 +

Jumlah Selisih Laba Rp 327.500

Rp 22.500 -

Laba Bruto Sesungguhnya Rp 2.772.500

19
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya
biaya dikeluarkan untuk membuat suatu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di
bawah asumsi kondisi ekonomi, efisien, dan factor-faktor lain tertentu.

Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengelola informasi biaya
sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang
biayanya menyimpang dari biaya standar yan ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat biaya
yang seharusya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan
antara biaya standard an biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan biaya
sesungguhnya dari biaya standar.

1.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita khususnya
tentang materi sistem biaya standar, kami berharap dengan makalah ini kita sebagai orang
yang terpelajar sekaligus mahasiswa jurusan ekonomi tidak hanya lihai dalam
berinteraksi dan mencari relasi tetapi juga mampu menguasai konsep sedetail mungkin
untuk menunjang perjalanan karir kita kedepannya dalam suasana yang tentunya semakin
hari semakin berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

https://manajemenkeuangan.net/biaya-standar-adalah/

http://akuntansis.blogspot.com/2018/05/akuntansi-biaya-standar.html

Anda mungkin juga menyukai