Anda di halaman 1dari 6

 

Perkembangan Teori Manjemen diMasa Mendatang


Perkembangan Teori Manjemen di masa Mendatang:Ada lima kemungkinan arah perkembangan
teori manajemen dimasa mendatang, yaitu:

Dominan yaitu dimana salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.

Divergence yaitu dimana setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri

Convergence yaitu dimana aliranaliran dapat menjadi sepaham dengan batasan batasan
diantara mereka cenderung kabur.

!intesa yaitu dimana masingmasing aliran berintegerasi

Proli"eration yaitu dimana ada kemunkinan muncul lebih banyak aliran lagi.Teori organisasi
klasik yang sebagian besar dominan dengan pengaturan serta perencanaanterhadap manajemen
organisasi tersebut telah mengalami perberkembang sedemikian pesatnya.Dapat dilihat pada
tahun #$#% teori organisasi klasik mengalami produktivitas yang sangat pesat di pabrik maupun
perusahaan.!embari menilik kembali seorang industrialisasi &ayol yang pada saat itu
mengalamikebangkrutan yang menyebabkan dirinya harus mengatasinya dengan bergagai
cara, salahsatunya memperbaiki manajamen yang ada pada perusahaan atau organisasinya
tersebut.'a berkeyakinan baha keberhasilan yang terjadi dalam organisasi tidak hanya dpengaruhi
olehmutu ribadi akan tetapi juga dipengaruhi oleh metodemetode yang ada pada
pelaksanaanorganisasi tersebut.!ehingga terlahirlah sebuah pemikiran yang dapat dirumuskan
untuk memperbaiki sistematau metode yang ada pada organissi tersebut. Pemikiran &ayol yang
dilakukan untuk penuntasan masalah organisasinya dapat dijabarkan sebagai
berikut :# . T e k n i s ( . D a g a n g ) . * e u a n g a n + . * e a m a n a n
Sejarah perkembangan manajemen pada saat sekarang ini ( zaman modern )

SEJARAH MANAJEMEN

Teori manajemen mengalami perkembangan dari masa ke masa, mulai dari teori manajemen
ilmiah hingga teori manajemen modern. Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah ini anatara
lain, F.W. Taylor, Frank dan LIlian Gilbreth, H. Gantt, dan H. Emerson. Teori manajemen ilmiah
menerangkan secara ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan tugas apapun, dan untuk
menyeleksi, melatih dan memotivasi pekerja. Tujuannya adalah kebutuhan untuk meningkatkan
produktivitas. Teori manajemen ilmiah ini berkembang pada tahun 1870 hingga 1930.

Pada kisaran tahun 1900-1940, muncul teori organisasi klasik. Teori ini memiliki empat prinsip
dasar untuk mencapai sistem pembagian kerja dan wewenang yang optimal. Yang pertama
adalah adanya spesialisasi berdasar pada sasaran tugas. Kemudian, pekerjaan yang memerlukan
suatu proses tertentu dikumpulkan menjadi satu. Selanjutnya, spesialisasi menurut klien. Yang
terakhir adalah pekerjaan yang dilakukan di daerah geografis yang sama dikumpulkan menjadi
satu.

Setelah teori organisasi klasik, muncul teori hubungan manusiawi pada tahun 1930. Para tokoh
teori manajemen ini adalah  Hawthorne Studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, dan Hugo
Munsterberg. Teori yang muncul paling terakhir adalah teori manajemen modern pada tahun
1940. Hingga saat ini, teori ini yang masih digunakan. Tokoh-tokoh dari teori manajemen ini
adalah A. Maslow, C. Argyris, D. McGregor, E. Schien, D. McCleland, R. Blake & J. Mouton,
E. Dale, dan Peter Drucker.

Pada posting kali ini saya hanya akan menjelaskan tentang teori manajemen modern yang telah
muncul pada tahun 1940. Berikut penjelasannya :

Teori Aliran Manajemen Modern

Definisi

Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan
dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Teori organisasi dan
manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, Teori modern, dengan tekanan pada
perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.

Teori organisasi modern labih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak
variabel yang dipertimbangkan. Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan
manajemen yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju.
Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompeleks, dinamis,
multilevel, multidimensional, multivariabel, dan probabilistik.

DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANISASI MODERN


Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950 , banyak hal yang
mendasar berbeda dengan teori klasik :

1. Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi . Melalui
analisa dan metode ilmiah , sasaran-sasaran organisasi telah dibagi menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil sesuai hakekat pekerjaan itu sendiri.
2. Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi ,skalar dan vertikal .
Dengan berkembangnya teknologi dan majunya kegiatan-kegiatan perlu konsep sistem . Maka
timbullah perhatian pada operasi atau proses organisasi . Teori organisasi modern lebih dinamis
daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.

TOKOH-TOKOH YANG BEREPERAN DALAM TEORI MANAJEMEN MODERN

1. Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego, dan 
Hirarki Kebutuhan Manusia, dalama penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika
motivasi.
2. Douglas McGregor, yang terkenal karena mengemukakan teori X dan teori Y.
3. Frederick Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.
4. Robert Blak dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-
kisi manajerial (managerial grid).
5. Rensistlikert, yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara ekstensive
mengenai  Empat  Sistem Manajemen, diantaranya Exploitif-Otoritatif sampai Partisipatif
Kelompok.
6. Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem hubungan
antar budaya.

Aplikasi Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia

Pada aplikasi manajemen yang diterapkan pada tiap perusahaan dan organisasi berbeda-beda.
Perbedaan mencolok terjadi pada perusahaan berskala besar dengan perusahaan kecil bahkan
home industry.  Perubahan kondisi ekonomi global disiasati oleh para manajemen dengan
menggunakan satu teori atau menggabungkan beberapa teori manajemen yang paling sesuai
dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.

Banyak perusahaan yang telah mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya,
terutama untuk berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen
cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya
manusia dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Meskipun teori ini
memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan yang mulai tergeser.

Guna meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan menggabungkan beberapa
teori manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern. Pencapain tujuan bersama organisasi
dapat terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh masing-masing anggota
dari suatu organisasi atau perusahaan.
Nama : Tri Hutama Risyandra

NRP  : 143040113
Sejarah Manajemen di Indonesia
Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan
arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa piramid Cheops. Pembangunan piramid yang
melibatkan ratusan ribu tenaga kerja tidak akan terwujud tanpa adanya manajemen yang baik.
Hanya saja istilah manajemen baru muncul pada tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah
dipraktikkan pada masa pra sejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi
Prambanan pada abad ke-9 merupakan bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di
Indonesia.
Pertumbuhan manajemen meliputi tiga fase yaitu
1)      Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1.
2)      Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886
3)      Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang.
Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ada perkembangan sistem manajemen indonesia?.
Bagaimanakah perkembangan manajemen di Indonesia?. Pertanyaan-pertanyaan ini akan
mendapatkan jawaban yang tidak pasti. Ada yang mengatakan bahwa Indonesia punya sistem
manajemen yang ada sejak zaman dahulu kala, sebagai warisan akar budaya bangsa oleh Raja-
Raja Nusantara yang dapat kita sebut dengan sistem manajemen partisipatif; salah satu
contohnya adalah gotong royong. Ada juga yang mengatakan bahwa sistem manajemen
Indonesia sangat dipengaruhi oleh negara-negara yang pernah menjajah; Belanda dan Jepang.
sistem pemerintahan dengan DPR dalam perumusan kebijakan publik adalah salah satu contoh
dari birokrasi top-down yang dianut oleh VOC. Jepang sejak menduduki Indonesia telah
membuat sistem pengklusteran dengan sistem manejemen bottom-up contohnya dengan
membentuk organisasi masyarakat dari tingkat bawah hingga tingkat atas.
Ada penulis yang mencatat sejarah perkembangan manajemen diawali dari pra industrialisasi,
ada yang mengawalinya sejak aliran klasik dan ada juga yang memulai dari manajemen ilmiah.
Demikian juga jika kita lihat dari banyaknya aliran atau periode manajemen, ada yang
menuliskan tiga periode, empat periode dan lebih dari empat periode. Di samping itu,
pengelompokkan penulis yang termasuk di dalam setiap periode atau aliran juga bermacam-
macam. Penulis empat periode atau aliran sejarah perkembangan manajemen mengatakan bahwa
dimulai dari aliran manajemen klasik, behavioristik, model sistem, dan hubungan manusia atau
neo-klasik.
Berbagai pandangan mengenai sistem manajemen yang sedang digunakan di Indonesia, belum
ada yang menyatakan model yang pas mengenai sistem (Style) manajemen yang asli dan khas
Indonesia, bila dibandingkandengan Jepang, Cina atau Amerika dan negara-negara Eropa yang
tampaknyasudah menemukan bentuk sistem manajemen yang dijalankannya.
Meskipun demikian bukan berarti bahwa pengelolaan administrasi negara dan bisnis selama ini
di Indonesia tidak memakai konsep manajemen. Para pimpinan administrasi negaradan pimpinan
perusahaan telah mengadopsi bentuk menajemen. Apalagi kalau kita mengikuti pola dan jalan
pikiran Peter F. Drucker (1977: 7),manajemen menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak
dapat dipisahkan darimasyarakat atau bagian dari masyarakat yang dilayaninya, sehingga tak
terlepasdari kaitan budaya (kultur) yang disandang oleh masyarakat yang dilayaninya. Kulturitu
bahkan tampil sebagai bagian terpadu dalam keseluruhan manajemen tersebut.
Merujuk dari pemikiran Peter F. Drucker di atas, sesuatu yang pasti bahwa Indonesia punya
budaya (cultur) oleh karena itu ‘pasti’ punya nilai-nilai dasar manajemen. Sehingga menjadi
sangat mendesak (urgent) untukmengembangkan kekuatan imbangan yang ada pada nilai-nilai
budaya bangsaIndonesia, yaitu pengembangan manajemen yang berciri khas Indonesia. Karena
bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak masalah akibat ‘salah urus’ (mis-
management)dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ditandai oleh merajalelanya kolusi,
korupsi dan nepotisme (KKN) di hampir semua segi. Pada saat yang sama, Indonesia juga harus
berkompetisi dengan negara-negara lain dalam upaya menghadapi peradaban atau tuntutan
global.
Menemukan sistem manajemen dari akar budaya dan karakter dasar bangsa Indonesia hampir
dipastikan dapat lebih efektif dan efisien, jika dibanding dengan negara-negara yang telah
melaksanakannya seperti; Jepang, Cina, Eropa, dan amerika. Kita jangan lagi mengadopsi sistem
manajemen dari luar yangsebenarnya tidak semua cocok untuk diterapkan Indonesia,
sehinggamengakibatkan kegagalan pengelolaan. Berhasinya manajemen Indonesia,
sangattergantung dari cara penyaringan berbagai budaya (suku/etnis) yang ada dimasyarakat
Indonesia serta penerapannya dalam kehidupan organisasi.
Namun ada juga pendapat beberapa ahli manajemen yang menyatakan bahwa tak ada satu sistem
pun yang paling baik. Jauh lebih efektif bila anda menggunakan beberapa sistem manajemen,
dimana sistem itu disebut dengan “manajemen situasional”. Dalam implementasinya oleh para
leadership, pendekatan ini dikenal dengan “situational leadership” atau kepemimpinan
situasional.
Kepemimpinan situasional, manajer dianjurkan untuk mengubah-ubah sistem
kemanajemenannya tergantung pada jawaban atas dua pertanyaan berikut: 1) Seberapa kompeten
karyawan anda menyelesaikan tugas-tugasnya?. 2) Seberapa mandiri karyawan anda melakukan
tugas-tugasnya sendiri?. Keefektifan dari seorang manajer tidak ditentukan oleh sistem apa yang
cocok bagi dirinya, melainkan apakah sistem manajemen tersebut cocok bagi karyawannya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Fiedler dalam Budi Paramita (1992), “tampaknya akan lebih
memenuhi harapan apabila kita senantiasa belajar mengetahui situasi dimana kita dapat
menunjukkan prestasi terbaik, yaitu dengan memodifikasi situasi untuk menyesuaikan sistem
kepemimpinan kita”. Oleh karena itu Fiedler tertarik untuk mengembangkan falsafah
perekayasaan organisasi (organizational engineering) didalam manajemen, dengan prinsip “lebih
mudah mengubah lingkungan kerja seseorang ketimbang mengubah kepribadian atau sistem
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain”.
Manajemen situasional yang diterapkan dalam pendekatan sistem kepemimpinan situasional
terdiri dari empat macam sistem: (1) Directing atau pengarahan, (2) Cosultative atau coaching
atau konsultasi/ bimbingan, (3) Supporting/dukungan, dan (4) Delegating/ delegasi.

Anda mungkin juga menyukai