MAKALAH
“Perpajakan”
Dosen Pengampu:
Kelompok 8
IAIN TULUNGAGUNG
Oktober 2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan .................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN
Pajak Penghasilan Pasal 23
A. Pengertian ................................................................................. 2
B. Pemotongan PPh Pasal 23 ........................................................ 2
C. Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23 ................. 2
D. Objek Pemotongan PPh Pasal 23 ............................................. 2
E. Pengecualian Objek Pemotongsn PPh Pasal 23 ....................... 3
F. Tarif Pemotongan ..................................................................... 4
G. Menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 ........................ 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan sumber dana
alamnya. pada saat ini, Indonesia mengalami perkembangan yang
mendorong pemerintah untuk melakukan perubahan di segala sector demi
meningkatkan pendapatan atau kas negara guna membiayai pembangunan,
dana tersebut berasal dari APBN dan APBD, dimana sebagian besar
bersumber pada penerimaan pajak. Dalam hal ini menjelaskan bahwa pajak
memiliki peranaan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara.
Di mana pajak tersebut sebagian diambil dari penghasilan. Pajak
penghasilan merupakan pajak yang di pungut oleh bendaharawan pemerintah
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, instasi atau lembaga
pemerintah ata lembaga lembaga negara lain berkenan dengan pembayaran
atas penyerahan barang.badan-badan tertentu yang berkenan dengan kegiatan
di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lainnya.
Dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan mengenai PPh Pasal 23
dan PPh Pasal 24. Ketentuan dalam PPh Pasal 23 merupakan pajak yang
dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau
hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong pph pasal 21.
Sedangkan, PPh Pasal 24 adalah pajak yang dipungut diluar negri atas
penghasilan wajib pajak luar negri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang terkait dalam pajak penghasilan pasal 23?
2. Apa saja yang terkait dalam pajak penghasilan pasal 24?
C. Tujuan Penulisan
1. Menganalisa subjek dan memahami mekanisme pemotongan PPh pasal
23
2. Menganalisa subjek dan memahami mekanisme pemotongan PPh pasal
24
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atass
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan
Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau
penyelengraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal
21, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
2
2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang.
3. Royalti.
4. Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong pajak penghasilan.
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultasi, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong
pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
3
F. Tarif Pemotongan
Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 244/PMK.03/2008 tanggal
31 Desember 2008, besaran tarif PPh pasal 23 yaitu:
1. Sebesar 15% (lima belas persen) dari penghasilan bruto atas dividen,
bunga, royalti, dan hadiah.
2. Sebesar 2% (dua persen) dari penghasilan bruto atas:
a. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
b. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa selain jasa yang telah dipotong
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
Contoh 1
Pak Rizal menerima royalti sebesar Rp. 50.000.000,00 atas publikasi hasil
karyanya. Hitunglah PPh pasal 23 dan jumlah uang yang diterima Pak Rizal.
Jawab:
Contoh 2
4
Pak Halim menerima penghasilan bruto dari sewa rumah kos-kosan sebesar
Rp. 40.000.000,00. Pak Halim mempunyai NPWP. Hitunglah PPh 23.
Jawab:
A. Pengertian
Ketentuan pasal 24 UU PPh mengatur tentang perhitungan besarnya
pajak atas penghasilan atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan
terhadap pajak penghasilan yanga terutang tas seluruh penghasilan Wajib
Pajak dalam negeri. Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun
digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan penghasilan di
Indonesia. Indonesia menganut tax credit yang ordinary crdit method dengan
menrapkan per country limitation.
C. Penggabungan Penghasilan
Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dilakukan
sebagai berikut:
1. Penggabungan penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak
diperolehnya penghasilan tersebut (accrual basis).
5
2. Penggabungan penghasilan lainnya dilakukan dalam tahun pajak
diterimanya penghasilannya tersebut (cash basis).
3. Penggabungan penghasilan yang berupa dividen (Pasal 18 ayat 2 UU
PPh) dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan dividen tersebut
ditetapkan sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan.
6
Batas maksimum kredit pajak diambil yang terendah diantara 3
unsur/perhitungan berikut ini:
1. Jumlah pajak yang terutang atau dibayar di luar negeri.
2. (penghasilan luar negeri: Seluruh Penghasilan Kena Pajak) × PPh atas
seluruh yang dikenakan tarif pasal 17.
3. Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak (dalam
hal penghasilan kena pajak adlah lebih kecil daripada penghasilan luar
negeri).
7
Rp5.000.000.000,00 + Rp4.000.000.000,00 = Rp9.000.000.000,00
8
= Rp150.000.000,00
5. PPh terutang atau dibayar di luar negeri
30% x Rp600.000.000,00 = Rp180.000.000,00
Kredit pajak yang diperoleh (PPh pasal 24) adalah Rp150.000.000.
Jumlah ini diperoleh dengan membandingkan penghitungan PPh
maksimum yang boleh dikreditkan dengan PPh yang terutang atau
dibayar di Luar Negeri, kemudian pilih jumlah yang terendah.
9
= Rp250.000.000,00
Pajak terutang di negara A sebesar Rp350.000.000,00 maka
maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan = Rp250.000.000,00
b. Untuk negara B:
(Rp3.000.000.000,00 : Rp8.000.000.000,00) x Rp2.000.000.000,00
= Rp750.000.000,00
Pajak terutang di negara B sebesar Rp600.000.00,00 maka
maksimum kredit pajak yang dikreditkan Rp750.000.000,00
c. Di negara C PT Fiskal menderita kerugian sebsar
Rp2.000.000.000,00. Kerugian ini tidak dapat dimasukkan dalam
perhitungan Penghasilan Kena Pajak.Kerugian unu juga tidak dapat
dikompensasikan sebagai kredit pajak luar negeri.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas
penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan
penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. PPh pasal 24 atau
kredit luar negeri merupakan pajak yang sudah dibayarkan diluar negeri dan
dapat dikreditkan atau dikurangkan dengan penghasilan yang ada di dalam
negeri sehingga menghindari wajib pajak dari pengenaan pajak berganda,
maka dari itu, para wajib pajak dalam negeri yang memiliki penghasilan
selain didalam negeri hendaknya dapat melaporkan penghasilan mereka
diluar negeri tersebut agar dapat dikurangi dari penghasilan didalam negeri
sehingga mengurangi beban pajak dari wajib pajak itu sendiri.
Pajak merupakan iuran wajib pajak yang dipungut dari warga Negara
Indonesia yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang. Untuk
mendukung berjalannya pembangunan di Indonesia dibutuhkan peran serta
kesadaran masyarakat tentang kewajiban mambayar pajak, karena pada
akhirnya hasil penerimaan pajak dari masyarakt juga akan digunakan untuk
kepentingan masyarakat. Sehingga fungsi dari diberlakukannya pajak adalah
pencapaian peningkatan ekonomi negara.
B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini, diharapkan pada para
pembaca khususnya mahasiswa dapat lebih mengetahui dan memahami
tentang Keragaman dalam organisasi. Dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kami selaku penulis memohon kritik dan saran dari
para pembaca mengenai makalah kami dengan kesempurnaan kedepannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12