PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali kita mendengar istilah intelijen bisnis atau lebih terkenal dengan Bussiness
Intelligence ( BI ). Istilah intelijen bisnis pertama kali digunakan oleh Hans Peter, seorang
peneliti di IBM, dalam sebuah artikel pada tahun 1958. Bisnis intelijen merupakan evolusi
dari sistem pendukung keputusan Decision Support Systems (DSS) yang dimulai pada tahun
1960 dan dikembangkan pada tahun 1980-an. DSS berasal dari model dibantu komputer
dibuat untuk membantu pengambilan keputusan atau Executive Information Systems (EIS)
dan perencanaan. Dari DSS, Data Warehouse, Sistem Informasi Eksekutif (EIS), OLAP dan
akhirnya menjadi intelijen bisnis. Suatu metamorfosa yang hebat.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas makalah yang saya buat akan membahas tentang:
2
BAB II
PEMBAHASAN
B
anco de Credito del Peru (BCP) merupakan bank swasta terbesar di Peru, yang
menawarkan jasa investasi dan layanan ritel perbankan lainnya, termasuk
pengelolaan sekuritas, akun bank, kebijaksanaan polis asuransi, kartu kredit,
pegadaian, reksa dana, dan layanan perbankan mobile. Dengan 326 kantor di Panama, Miami,
dan Bolivia, BCP mempekerjakan 15.000 orang dan menghasilkan $1 miliar per tahun.
Menjalankan perusahaan ini secara proporsional memerlukan banyak informasi dari berbagai
jenis.
Meskipun BCP telah tumbuh dan sukses, namun kinerja bisnisnya terhambat oleh
sistem informasi yang kuno, yang menjadikannya sangat sulit untuk menggunakan data
secara efisien untuk kinerja operasional dan pelaporan. Seiring berjalannya waktu, berbagai
departemen dalam BCP telah memiliki sejumlah besar aplikasi untuk mendukung proses
administrasi, sumber daya manusia, dan akuntansi yang tidak saling terintegrasi. Sistem
sistem yang saling terisolasi ini sungguh memakan waktu dan sangat mahaluntuk digunakan
dan diperbarui. Setiap sistem tersebutbanyak menyimpan data historis yang berbeda beda
satu sama lain. Bagian bagian data yang sama, seperti nama pelanggan, akan ditemukan
pada banyak sistem yang berbeda, namun menggunakan ejaan, fomat atau pebaruan pada
waktu yang berbeda.
Mengakses data dari berbagai sistem yang berbeda ini sangatlah sulit dilakukan, dan
sangat menghambat prosedur pelaporan dan pengambilan keputusa. Staf sisteminformasi
BCP mengumpulkan data dari 15 sampai 16 aplikasi satelit dan kertas kerja Microsoft Excel,
sebelum menyusun dan menganalisis data tersebut menjadi laporan sederhana ke manajer.
Faktanya, data tersebut tidak selalu akurat dan konsisten, serta menambah prosedur-prosedur
rumit dan sia-sia pada tiap laporan yang disiapkan.
Apa yang dibutuhkan BCP adalah sebuah tempat penyimpanan data tunggal yang
mendukung kelancaran rangkaian aplikasi bisnis. Bank tersebut memutuskan uuntk
mengganti sistem lawas mereka dengan perangkat lunak terintegrasi buatan SAP yang
menyertakan modul ERP dan dukungan data warehouse untuk menunjang kinerja pelaporan
3
di seluruh perusahaan. BCP mengintegrasikan DB2 versi 9 buatan IBM untuk pengelolaan
sistem Linux, Unix, dan Windows untuk menggantikan sistem-sistem pengelolaan data
lamanya. DB2 mengorganisasikan data hingga mereka tampil layaknya berasal dari satu
sumber, memungkinkan aplikasi bisnis individual untuk mengekstrak data yang mereka
inginkan tanpa perlu menciptakan file-file data yang terpisah untuk setiap aplikasinya. Semua
perangkat lunak ini dijalankan pada IBM Power 595, IBM BladeCenter JS43, dan server IBM
Power 570, yang ddijalankan pada sistem operasi AIX, Unix versi IBM.
Dengan mengombinasikan DB2 buatan IBM dan teknologi SAP NetWeaver Business
Warehouse, telah memberikan BCP kemampuan pengelolaan data yang komprehensif. SAP
NetWeaver Business Warehouse menyertakan perangkat untuk menganalisis data pada
berbagai dimensi. Para pengambil keputusan penting di bank BCP dapat menggunakan data
seluruh perusahaan secara real time untuk memantau kinerja perusahaan dan memanfaatkan
kesempatan sesegera mungkin, mempercepat respons dan ketangkasan perusahaan, serta
menyediakan analisis bisnis dan pemodelan yang mutakhir.
Solusi baru ini juga memberikan penghematan biaya di bidang pengelolaan dan
penyimpanan data secara signifikan sekaligus mendongkrak kinerjanya. Dengan sistem yang
lebih ringkas dan data yang lebih minimal untuk dikelola, BCP menghemat biaya
manajemenhingga 50 persen dan menghemat biaya penyimpanan hingga 45 persen.
Teknologi baru yang diimplementasikan oleh BCP dalam pengelolaan database, memproses
transaksi 30 persen lebih efisien. Dengan penghematan penghematan tersebut, bank
tersebut mampu menjangkau sumber-sumber lain guna menganalisis informasi untuk
memperluas wawasan dalam melayani nasabah agar dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada klien.
P
engalaman yang kita peroleh dari BCP menggambarkan dengan jelas berapa
pentingnya pengelolaan data. Kinerja bisnis bergantung pada apa yang dapat
dilakukan perusahaan terhadap data/informasi yang dimilikinya. Bank
tersebut telah mengembangkan bisnisnya, namun baik efisiensi kinerja operasioanal maupun
sistem pengambilan keputusan telah terhambat oleh sistem usang yang terfragmentasi
sehingga sulit untuk mengakses data yang tersimpan. Bagaimana cara organisasi bisnis
menyimoan, mengorganisasikan, dan mengelola data mereka memiliki pengaruh besar bagi
efektivitas mereka.
4
Diagram pada awal bab menekankan pada poin-poin penting yang disampaikan pada
bab ini. Manajemen BCP memutuskan perlu untuk meningkatkan kualitas pengelolaan data
mereka. Data peanggan, akun bank, dan kepegawaian disimpan pada sejumlah sistem yang
membingungkan dan inkonsistensi sehingga mengurangi manfaatnya. Pihak manajemen tidak
dapat memperoleh gambaran situasi yang jelas tentang perusahaan.
Pada masa lalu BCP menggunakan kertas dalam jumlah besar untuk merekonsiliasi
data mereka yang ganda serta tidak konsisten untuk dikumpulkan dan dilaporkan kepada
pihak manajemen. Solusi ini sangat memakan waktu dan mahal serta menghambat
departemen TI di perusahaan tersebut untuk menghasilkan pekerjaan yyang bernilai tinggi.
Solusi yang lebih sesuai lainnya adalah dengan meng-install perangkat keras dan perangkat
lunak baru, tempat penyimpanan informasi bisnis bagi seluruh perusahaan untuk mendukung
kelancaran aplikasi bisnis. Perangkat lunak baru tersebut diantaranya adalah perangkat lunak
perusahaan yang engintegrasikan sistem manajemen databasedan data warehouse terkini
yang dapat menyuplai data untuk keseluruhan perusahaan. Bank tersebut harus
mengorganisasikan ulang data-datanya ke dalam format standar yang ditentukan perusahaan,
mengeliminasi data-data ganda, menerapkan aturan, taggung jawab, serta prosedur untuk
memperbarui dan menggunakan data.
Sistem manajemen database dan data warehouse modern meningkatkan efisiensi BCP
dengan mempermudah cara menemukan dan mengumpulkan data untuk laporan manajemen
serta untuk pemrosesan transaksi finansial sehari-hari. Data tersebut lebih akurat ddan
terpercaya serta mengurangi biaya pengelolaan dan penyimpanan data secara signifiikan.
Berikut beberapa pertanyaan yang harus anda pikirkan: Apa ssaja yang menjadi
masalah dalam manajemen data bank BCP dengan sistem mereka yang lama? Apa yang harus
dilakukan
5
Tantangan Bisnis
Sebuah sistem inforamsi yang efektif menyediakan informasi yang akurat, tepat
waktu, dan relevan bagi penggunanya. Informasi yang akurat tidak memilki kesalahan , juga
informasi dikomunikasikan dengan tepat waktu maka dapt digunakan sebagai pengambilan
keputusan sesuai kebutuhan pengguna. Informasi dikatakan relevan jika informasi sangat
berguna dan tepat untuk jenis pekerjaan dan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan
atas informasi tersebut.
Konsep ini merupakan suatu konsep yang dibuat untuk pengorganisasian file yang ada
dalam sebuah sistem informasi. Konsep ini meimplementasikan pada sistem komputer yang
mengorganisasikan kedalam suatu hierarki yang dimulai dari bit , byte, field record dan
basisdata.
Bit merupakan unit terkecil dari data yang disimpan dalam komputer, sekumpulan bit disebut
byte yaitu mewakili sebuah karakter tunggal yang berbentuk huruf, angka dan symbol
lainnya.
6
Field merupakan pengelompokkan sebuah karakter menjadi sebuah kata, kumpulan kata,
bilangan lengkap ( misalnya : nama atau usia seseorang), sedangkan sekumpulan field yang
saling berhubungan dinamakan record, misalnya nama mahasiswa, tanggal, dan nilainya.
Sekumpulan record dinamakan file
Pada kebanyakan organisasi , file data dan sistem cenderung bertumbuh secara
mandiri tanpa rencana mnyeluruh perusahaan. Akuntansi, keuangan, manufaktur, sumber
daya manusia, penjualan dan pemasaran semuanya berkembang dengan sistem dan file
datanya sendiri.
Contoh melalui pendekatan tradisional terhadap pemrosesan suatu informasi
Suatu aplikasi membutuhkan file dan program komputer sendiri untuk dapat bekerja.
Sebagai contoh aplikasi yang menggunakan pendekatan tradisional :
1) Departemen SDM mempunyai file master personalia, file penggajian, file asuransi
kesehatan, file pensiun, file daftar alamat.
2) Departemen Keuangan mempunyai file penggajian, file pensiun, file daftar utama
karyawan untuk kegiatan pembayaran gaji.
Redundasi data merupakan adanya duplikasi data dalam beberapa file data yang sama
disimpan di dalam lebih dari satu lokasi. Redundasi data terjadi kelompok yang berbeda di
dalam suatu orgainisasi mendapatkan data yang sama secara independen dan menyimpannya
secara independen juga. Redundasi data menghabiskan tempat penyimpanan data dan
menimbulkan inkonsistensi data, dalam arti atribut yang sama mungkin nilai yang berbeda.
Contoh Redundasi yaitu:
Didalam sistem yang menggunakan input indentitas mahasiswa tapi di sistem yang lain
menginputnya menggunakan indentitas saja.
Pada sistem pengkodean yang berbeda , misanya pada toko pakaian mengguanakan kode
yang berbeda pada penjualan, persediaan, dan sistem produksi dengan kode yang
digunakan untuk mengkode ukuran akaian yang dijual kepelanggan.
7
Ketergantungan Program-Data
Ketergantungan program data mengacu pada pasangan data yang tersimapan dalam
file dan program tertentu. Perubahan pada suatu program , juga mempengaruhi perubahan
file dan juga data. Karena file merupakan kumpulan data yang telah dikumpulkan.
Kurangnya Fleksibilitas
Sistem file yang tradisional dapat mengirim jadwal rutin setelah dilakukan
pemrograman yang ekstensif, tetapi tidak dapat mengirim laporan khusus atau tidak
merespon kebutuhan informasi yang tidak diantisipasi tepat waktu. Informasi yang
dibutuhkan oleh permintaan khusus tersimpan di suatu tempat dalam suatu sistem, tetapi
terlalu mahal untuk dicari.
Karena kendali pada data dan pengelolaan yang kurang, akses kepada dan penyebaran
dari suatu informasi mungkin dapat dilakukan. Manajemen mungkin dapat mengetahui siapa
yang sedang mengakses atau bahkan membuat perubahan pada data organisasi.
Informasi tidak dapat mengalir dengan bebas melintasi daerah fungsional yang
berbeda-beda atau bagian yang berbeda dari organisasi. Jika pengguna menemukan nilai yang
berbeda dari potongan informasi yangsama, dalam dua sistem yang berbeda , pengguna tidak
akan menggunakan sistem ini karena mereka tidak mempercayai ketepatan data.
Tehnologi basis data banyak masalah dalam organisasi file trandisional. Basis data
(database) adalah sekumpulan data organisasi digunakan untuk melayani aplikasi secara
efisien dengan memusatkan data dan mengendalikan redundasi data.
8
Sistem Manajemen Database
Jenis DBMS yang paling popular dewasa ini untuk PC juga untuk komputer yang
lebih besar dan mainframe dalah DMBS Relasional dapat mempresentasikan tabel dua
dimensi yang disebut relasi. Setiap tabel berisi atribut dan entitasnya . misalnya Microsoft
Acess meruapakan DBMS Relasional untuk sistem desktop, sedangkan DB2, Oracle
Databasedan Microsoft SQL Server meruakan DBMS Relasional mainframe besar.
9
dan untuk mendefenisikan karakteristik field dalam setiap tabel. Informasi tentang basis data
akan didokumentasikan melalui kamus data. Kamus data merupakan file otomatis atau
manual yang menyimpan definisidari elemen-elemen data dan karakteritiknya.
Merancang Database
Untuk merancang basis data harus memahami diantara data, jenis data yang akan
dipelihara data dalam basis data, bagaimana data akan digunakan , dan bagaimana organisasi
akan perlu berubah untuk mengelola data dari perspektif keseluruhan perusahaan.
Dalam Perancangan Basis data memerlukan antara lain :
1) Rancangan konseptual berisi logis dari sebuah basis data
2) Rancangan fisik berisi bagaimana basis data sebenarnya tersusun dalam perangkat
penyimpanan data dengan akses langsung.
Menggunakan basis data untuk melacak transaksi dasar dan juga digunakan untuk
menyediakan inforamsi yang akan membantu perusahaan menjalankan bisnis secara efisien
dan membantu manajer dan karyawan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Dengan melihat pola, hubungan dan pengetahuan baru untuk pengambilan keputusan.
Perangka-perangkat untuk menghubungkan, menganalisis, menyediakan, akses untuk data
luas untuk membantu pengguna pengambilan keputusan lebih baik sering disebut intelegensi
bisnis.
Data Maining
11
kelompok tersebut yang sudah diklasifikasikan dengan menyimpulkanserangkaian
aturan.
d) Kluster mengklasifikasi ketika kelompok tidak teridentifikasi
e) Ramalan menggunakan prediksi yang berbeda.
Basis data dan kebijakan informasi dirancang dengan baik akan berlanjut pada
jaminan bahwa perusahaan akan memiliki informasi yang dibutuhkan. Informasi yang
digunakan sebagai data dapat diandalkan dan mempunyai kualitas yang baik yang
berguna bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan.
12
BAB III
3.1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Rud, Olivia (2009). Business Intelligence Success Factors: Tools for Aligning Your
Business in the Global Economy. Hoboken, N.J: Wiley & Sons
2. Coker, Frank (2014). Pulse: Understanding the Vital Signs of Your Business. Ambient
Light Publishing. p. 41-42
3. Miller Devens, Richard. Cyclopaedia of Commercial and Business Anecdotes;
Comprising Interesting Reminiscences and Facts, Remarkable Traits and Humors of
Merchants, Traders, Bankers Etc. in All Ages and Countries. D. Appleton and company.
p. 210. Diakses tanggal 15 February 2014.
4. (1958). "A Business Intelligence System"(PDF). IBM Journal2 (4): 314.
5. Laudon, Kenneth C dan Jane P. Laudon. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi ke-13.
Terjemahan Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P. Jakarta: Salemba Empat.
14