Penyiapan bahan pertimbangan teknis Kepala BKN atas kenaikan pangkat PNS
yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Utama dan Madya, serta
pertimbangan teknis kenaikan pangkat, pengangkatan, dan pemberhentian jabatan
fungsional jenjang utama dilaksanakan oleh Direktorat Pengadaan dan
Kepangkatan sebagaimana Pasal 185 Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun
2014. Dalam praktiknya, ditemukan berbagai faktor yang menyebabkan proses
penetapan pertimbangan teknis tersebut menjadi kurang efektif, baik dari sisi
regulasi/prosedur, sisi implementasi, maupun sisi penggunaan aplikasi. Dari sisi
regulasi/prosedur, PP Nomor 99 Tahun 2000 jo. PP Nomor 12 Tahun 2002, PP
Nomor 100 Tahun 2000 jo. PP Nomor 13 Tahun 2002 serta peraturan turunan
lainnya masih dijadikan dasar hukum meskipun sudah dinyatakan tidak berlaku
dalam UU Nomor 5 Tahun 2014. Hal tersebut juga terjadi pada SOP dan standar
pelayanan yang belum memadai. Pada sisi aplikasi, SAPK tidak mengakomodasi
proses bisnis penyiapan bahan pertimbangan teknis jabatan fungsional jenjang
utama sehingga Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan masih menggunakan
aplikasi Executive Information System (EIS) yang tidak terintegrasi dengan
database SAPK. Hal tersebut menyebabkan kinerja layanan yang dilakukan oleh
BKN menjadi kurang optimal. Pada sisi implementasi, tingkat kepatuhan dan
ketelitian intansi dalam penyampaian usulan kenaikan pangkat JPT/jabatan
fungsional jenjang utama masih belum maksimal. Sering kali ditemukan kekeliruan
antara data pada dokumen usulan dan SAPK hingga terjadinya ketidaksesuaian
syarat administrasi dan teknis yang disampaikan. Oleh karena itu, dibutuhkan
penyempurnaan pada ketiga faktor tersebut yang fokusnya adalah perbaikan kinerja
layanan kepada stakeholder. Pertama, melalui penerapan paperless system,
penetapan pertimbangan teknis melalui otorisasi berbasis Digital Signature (DS),
hingga diwujudkannya Integrated Service System serta otomasi berbagai proses
bisnis melalui SAPK dan MySAPK.
Kata kunci: Pertimbangan Teknis, Kenaikan Pangkat, Jabatan Pimpinan
Tinggi, Jabatan Fungsional Jenjang Utama, Aplikasi SAPK, Aplikasi EIS
ABSTRACT
Name : Arya Dwari Rahmani
Study Program : Bachelor Degree (S1) of Public Administration, Concentration
of Human Resource Administration and Management
Title : Review of The Technical Consideration Arrangement Process for
Civil Service Advancement on IV/c and Above, Assignation and
Discontinuation of Major Functional Position
iii
SURAT PERNYATAAN
MELAKSANAKAN PRAKTIK KERJA KEPEGAWAIAN
iv
PENDIDIKAN ILMU KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
LEMBAR PERSETUJUAN
PENULISAN LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA KEPEGAWAIAN
v
KATA PENGANTAR
vi
5. Para pejabat dan pegawai di lingkungan Direktorat Pengadaan dan
Kepangkatan BKN yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga bagi
penulis selama melaksanakan kegiatan PKK;
Sesungguhnya kesempurnaan yang hakiki hanya milik Allah SWT semata.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan PKK ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi perbaikan bagi penulis di masa-masa mendatang.
Akhir kata, semoga laporan PKK ini dapat bermanfaat baik baik penulis
secara pribadi maupun pembaca nantinya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
ttd.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL/COVER........................................................................ i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ..................................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................................... 3
C. Tujuan dan Maksud Penulisan ........................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Peraturan/Regulasi................................................................... 5
1. Daftar Peraturan/Regulasi .............................................................. 5
2. Struktur, Tugas, dan Fungsi Direktorat Pengadaan dan
Kepangkatan .................................................................................. 6
3. Pengertian dan Jenis Jabatan Menurut PP No 99 Tahun 2000
dan Nomenklatur Jabatan ASN Sesuai UU No 5 Tahun 2014 ...... 9
4. Jabatan Struktural Sesuai PP No 99 Tahun 2000 dan
Nomenklatur Jabatan ASN Sesuai dengan UU No 5 Tahun 2014 10
5. Jabatan Fungsional......................................................................... 12
6. Konsepsi Kenaikan Pangkat PNS .................................................. 13
7. Macam-Macam Kenaikan Pangkat PNS ....................................... 14
8. Sistem Kenaikan Pangkat Pilihan .................................................. 15
9. Sistem dan Persyaratan Administrasi Kenaikan Pangkat Pilihan
Bagi PNS yang Menduduki Jabatan Struktural ............................. 16
10. Sistem dan Persyaratan Administrasi Kenaikan Pangkat Pilihan
Bagi PNS yang Menduduki Jabatan Fungsional Jenjang Utama .. 18
viii
11. Sistem dan Persyaratan Administrasi Kenaikan dalam Jabatan
Fungsional Jenjang Utama ............................................................ 19
12. Sistem dan Persyaratan Administrasi Perpindahan JPT Menjadi
Jabatan Fungsional Jenjang Utama ............................................... 20
13. Sistem dan Persyaratan Administrasi Pemberhentian dari
Jabatan Fungsional Jenjang Utama ............................................... 21
14. Kewenangan dalam Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ............................................ 21
B. Kajian Teoritik ................................................................................... 22
1. Administrasi Kepegawaian ............................................................ 22
2. Penyelenggaraan dan Pemeliharaan Informasi Kepegawaian ....... 23
3. Human Resource Information System (HRIS) ............................... 24
4. Konsepsi Prosedur ......................................................................... 26
BAB III METODE DAN PEMBAHASAN
A. Metode Studi Kasus ........................................................................... 31
B. Pembahasan ........................................................................................ 32
1. Proses Bisnis Penetapan Pertimbangan Teknis Keputusan Kenaikan
Pangkat PNS Golongan Ruang IV/c Ke Atas Serta Pengangkatan
dan Pemberhentian Jabatan Fungsional Jenjang Utama ............... 32
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penetapan
Pertimbangan Teknis Kenaikan Pangkat PNS Golongan Ruang IV/c
Ke Atas, Serta Pengangkatan dan Pemberhentian Jabatan Fungsional
Jenjang Utama ............................................................................... 55
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan...... ...................................................................................... 72
B. Saran................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN .................................................................................................... 81
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 3.20 Tampilan Menu ‘Pencarian Data Level 2’ pada EIS................ 53
Gambar 3.21 SOP Penyampaian Pertek Kenaikan Pangkat IV/c ke Atas ..... 54
Gambar 3.22 Kepatuhan dan Ketelitian Instansi dalam Penyampaian
Usulan KP Golongan IV/c Periode 01 Oktober 2018 ............... 67
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Eselon dan Jenjang Pangkat dan Jabatan Struktural ................ 11
Tabel 2.2 Penyetaraan Jabatan Sesuai UU Nomor 5 Tahun 2014 ........... 11
Tabel 2.3 Klasifikasi Jabatan Fungsional Keahlian dan Keterampilan.... 12
Tabel 2.4 Nama dan Susunan Golongan dan Ruang PNS ....................... 15
Tabel 3.1 Persyaratan Administrasi KP JPT dan Jabatan Fungsional
Jenjang Utama ......................................................................... 37
Tabel 3.2 Kepatuhan dan Ketelitian Instansi Pusat dan Daerah dalam
Penyampaian Usulan KP Golongan IV/c ke Atas
Periode 01 Oktober 2018 ......................................................... 68
Tabel 4.1 Persyaratan Administrasi & Teknis KP JPT dan Jabatan
Fungsional Jenjang Utama ....................................................... 73
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan adalah salah satu unit kerja pada
Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang menyelenggarakan fungsi pelaksanaan
penyiapan pemberian pertimbangan teknis tentang Kenaikan Pangkat PNS dan
pertimbangan teknis pengangkatan dan pemberhentian jabatan fungsional jenjang
utama yang penetapannya menjadi wewenang Presiden. Fungsi tersebut dijalankan
oleh Subdirektorat Kenaikan Pangkat Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Pimpinan
Tinggi Madya, dan Jabatan Fungsional Utama (KP JPT dan JF Utama).
Namun dalam praktiknya, Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan menemui
berbagai permasalahan dalam proses penyiapan bahan dan penetapan pertimbangan
teknis tersebut. Pertama dimulai dengan regulasi yang sudah dinyatakan tidak
berlaku dalam Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara namun masih digunakan karena proses bisnis kenaikan pangkat berdasarkan
aturan lama masih berjalan. Kedua, Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
digunakan dalam pelaksanaan proses bisnis penetapan pertimbangan teknis pun
belum pernah direvisi/direviu sejak tahun 2014. Dari sisi implementasi, Berkas
konsep keputusan kenaikan pangkat dan pertimbangan teknis yang telah
diselesaikan tidak dapat diajukan kepada Kepala BKN dalam jumlah sedikit, karena
harus menunggu terkumpul sebanyak 40 hingga 80 berkas diselesaikan sehingga
menyebabkan banyak berkas usulan yang mengendap dan harus disimpan terlebih
dahulu.
Permasalahan lain muncul pada sisi penggunaan aplikasi, yakni Sistem
Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) yang tidak mengakomodasi proses bisnis
pertimbangan teknis jabatan fungsional jenjang utama, sehingga Direktorat
Pengadaan dan Kepangkatan masih harus menggunakan aplikasi Executive
Information System (EIS). Hal tersebut menyebabkan inefisiensi pekerjaan karena
perubahan data yang dilakukan pada EIS tidak terhubung dengan database SAPK.
Selanjutnya, nota usul pengangkatan dalam jabatan fungsional jenjang utama dari
instansi dibuat secara manual karena tidak diakomodasi oleh SAPK, sehingga
masih ditemukan banyak kesalahan pada data yang tercantum saat diverifikasi oleh
Analis Kepegawaian. Selain itu, dalam memfungsikan SAPK pun Analis
3
Kepegawaian juga harus meminjam user dan password milik Kepala Seksi karena
tidak memiliki user secara mandiri.
Di sisi lain, ketidaksesuaian antara dokumen usulan dan data sumber pada
aplikasi SAPK juga kerap kali ditemukan karena kelalaian PPK/Instansi dalam
melakukan updating data kepegawaian melalui SAPK. Tidak hanya itu, tingkat
kepatuhan dan ketelitian instansi dalam penyampaian usulan kenaikan pangkat JPT
utama, madya, dan jabatan fungsional jenjang utama juga masih ditemukan.
Permasalahan terutama banyak terjadi pada instansi pemerintah daerah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk menyajikan
laporan Praktik Kerja Kepegawaian dengan judul “Tinjauan Proses Penetapan
Pertimbangan Teknis Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Golongan
Ruang IV/c Ke Atas Serta Pengangkatan dan Pemberhentian dari Jabatan
Fungsional Jenjang Utama”
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka perumusan masalah yang akan
dibahas dalam tulisan ini meliputi:
1. Bagaimana proses bisnis penetapan pertimbangan teknis kenaikan pangkat
Pegawai Negeri Sipil Golongan Ruang IV/c Ke Atas, serta pertimbangan teknis
pengangkatan dan pemberhentian Jabatan Fungsional Jenjang Utama?
2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi proses penetapan pertimbangan
teknis kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Golongan Ruang IV/c Ke Atas,
serta pertimbangan teknis pengangkatan dan pemberhentian Jabatan
Fungsional Jenjang Utama baik dari sisi regulasi, implementasi, dan
penggunaan aplikasi?
1. Secara Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan
penulis khususnya mengenai proses dan prosedur penyiapan bahan
pertimbangan teknis kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki Jabatan
Pimpinan Tinggi dan Fungsional Utama, Madya, dan Jabatan Fungsional
Jenjang Utama, serta pertimbangan teknis kenaikan, perpindahan, dan
pemberhentian dari Jabatan Fungsional Jenjang Utama sebagaimana dilakukan
oleh Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan BKN. Selain itu, melalui penelitian
yang dilakukan penulis berharap dapat memberikan saran perbaikan yang
konstruktif dalam peraturan-peraturan serta SOP yang berhubungan dengan
kewenangan BKN dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut.
2. Secara Praktis
Penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap praktisi di
bidang manajemen kepegawaian khususnya penulis, sehingga dapat
melaksanakan tugas dengan baik terutama dalam hal pengelolaan kepegawaian
khususnya kenaikan pangkat PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi
dan Fungsional Utama, Madya, dan Jabatan Fungsional Jenjang Utama, serta
keputusan kenaikan, perpindahan, dan pemberhentian dari Jabatan Fungsional
Jenjang Utama di waktu-waktu selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Peraturan/Regulasi
1. Daftar Peraturan/Regulasi
Dalam menganalisis permasalahan pada laporan ini, penulis
menggunakan beberapa peraturan sebagai acuan yakni:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural;
f. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pemberian Kuasa
Kepada Badan Kepegawaian Negara Untuk Atas Nama Presiden
Menetapkan Kenaikan Pangkat Pemberhentian Dan Pemberian Pensiun
Bagi Pegawai Negeri Sipil Yang Berpangkat Pembina Utama Muda
Golongan Ruang IV/c Ke Atas;
g. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara;
h. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2002
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Sebagaimana Telah
Diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002;
6
Gambar 2.1
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Pengadaan & Kepangkatan BKN
Tabel 2.1
Eselon dan Jenjang Pangkat Jabatan Struktural
Jenjang, Pangkat, Golongan/Ruang
No Eselon Terendah Tertinggi
Pangkat Gol Pangkat Gol
1 Ia Pembina Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/e
2 Ib Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama IV/e
3 II a Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama Madya IV/d
4 II b Pembina Tingkat I IV/b Pembina Utama Muda IV/c
5 III a Pembina IV/a Pembina Tingkat I IV/b
6 III b Penata Tingkat I III/d Pembina IV/a
7 IV a Penata III/c Penata Tingkat I III/d
8 IV b Penata Muda Tingkat I III/b Penata III/c
9 Va Penata Muda III/a Penata Muda Tingkat I III/b
10 Vb Pengatur Tingkat I II/d Penata Muda III/a
(sumber : Keputusan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2002)
5. Jabatan Fungsional
a. Jenis dan Kriteria Jabatan Fungsional
Jabatan-jabatan fungsional dihimpun dalam rumpun jabatan
fungsional. Jabatan fungsional terdiri atas Jabatan Fugsional Keahlian,
dan Jabatan Fungsional Keterampilan. Jabatan fungsional keahlian
adalah kedudukan yang menunjukkan tugas yang dilandasi oleh
pengetahuan, metodologi, dan teknik analisis yang didasarkan atas
disiplin ilmu yang bersangkutan dan/atau berdasarkan sertifikasi yang
setara dengan keahlian dan ditetapkan berdasarkan akreditasi tertentu.
Sedangkan jabatan fungsional keterampilan adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas yang mempergunakan prosedur dan teknik kerja
tertentu serta dilandasi kewenangan penanganan berdasarkan sertifikasi
yang ditentukan. Klasifikasi Jabatan Fungsional Keahlian dan
Keterampilan sesuai Pasal 18 UU ASN adalah sebagaimana tabel 2.3
berikut ini.
Tabel 2.3
Klasifikasi Jabatan Fungsional Keahlian dan Keterampilan
Klasifikasi JF Keahlian Klasifikasi JF Keterampilan
Ahli Utama Penyelia
Ahli Madya Mahir
Ahli Muda Terampil
Ahli Pertama Pemula
(sumber : UU Nomor 5 Tahun 2014)
Nama dan susunan pangkat serta golongan ruang PNS dari yang
terendah sampai yang tertinggi adalah sebagaimana tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.4
Nama dan Susunan Golongan dan Ruang PNS
No Pangkat Golongan Ruang
1 Juru Muda I a
2 Juru Muda Tingkat I I b
3 Juru I c
4 Juru Tingkat I I d
5 Pengatur Muda II a
6 Pengatur Muda Tingkat I II b
7 Pengatur II c
8 Pengatur Tingkat I II d
9 Penata Muda III a
10 Penata Muda Tingkat I III b
11 Penata III c
12 Penata Tingkat I III d
13 Pembina IV a
14 Pembina Tingkat I IV b
15 Pembina Utama Muda IV c
16 Pembina Utama Madya IV d
17 Pembina Utama IV e
(sumber : Keputusan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2002)
B. Kajian Teoritik
1. Administrasi Kepegawaian
Menurut Paul Pigors dan Charles A. Myers serta Thomas G Spates
(1961:12) berpendapat bahwa administrasi kepegawaian adalah suatu tata
atau prosedur tentang cara-cara mengorganisasi dan memperlakukan orang
yang bekerja sedemikian rupa sehingga mereka masing-masing
mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dari kemampuannya, serta
memperoleh efisiensi yang maksimum untuk dirinya sendiri dan
golongannya. Di samping itu untuk perusahaan, administrasi kepegawaian
bertujuan untuk menentukan keuntungan yang bersifat kompetitif dan hasil
yang optimum.
Dalam kamus administrasi (1968:195), administrasi kepegawaian
dirumuskan sebagai segenap aktivitas yang bersangkut paut dengan masalah
penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Aktivitas administrasi kepegawaian terutama
berkisar pada penerimaan, pengembangan, pemberian balas jasa, dan
pemberhentian.
Menurut Felix A. Nigro dalam Moekijat (1991;2) Administrasi
Kepegawaian adalah seni memilih pegawai-pegawai baru dan
mempekerjakan pegawai-pegawai lama sedemikian rupa sehingga kualitas
dan kuantitas jumlah hasil dan pelayanan yang maksimum dari tenaga kerja
tersebut dapat diperoleh.
23
(Sumber: https://www.hrmssolutions.com/resources/blog/types-of-hris-
systems/, diakses pada 12 Juli 2018)
4. Konsepsi Prosedur
a. Pengertian Prosedur
Pengertian prosedur yang dikemukakan oleh Azhar Susanto
(2007:264), menyatakan bahwa: “prosedur adalah rangkaian aktivitas
atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang
sama”.
Menurut M.Nafarin (2009:9), menjelaskan bahwa “prosedur
(procedure) adalah urut-urutan seri tugas yang yang saling berkaitan
dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam”.
Selanjutnya menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini
(2011:23), mendefinisikan prosedur (procedure) sebagai “serangkaian
langkah/kegiatan klerikal yang tersusun secara sistematis berdasarkan
urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat
menyelesaikan permasalahan”.
Menurut Budihardjo (2014:47), “prosedur merupakan tahapan
suatu proses kerja atau bersifat tetap, rutin, dan tidak berubah-ubah,
prosedur kerja tersebut dibakukan menjadi dokumen tertulis yang
disebut sebagai Standard Operating Procedure atau disingkat SOP”.
Dokumen tertulis ini selanjutnya dijadikan standar bagi pelaksanaan
prosedur kerja tertentu.
Sedangkan menurut Tathagati (2014:47), “prosedur adalah
dokumen yang lebih jelas dan rinci untuk menjabarkan metode yang
digunakan dalam mengimplementasikan dan melaksanakan kebaikan
yang ditetapkan dalam pedoman”. Pada dasarnya prosedur merupakan
instruksi tertulis sebagai pedoman dalam menyelesaikan sebuah tugas
rutin atau tugas yang berulang (repetitif) dengan cara yang efektif dan
27
b. Karakteristik Prosedur
Dalam melaksanakan suatu kegiatan yang berurutan dan teratur
secara berulang-ulang, haruslah dilaksanakan dengan karateristik yang
mampu menjelaskan dan mempermudah pengaplikasiannya. Apabila
suatu rangkaian kegiatan atau prosedur tidak mempunyai karakteristik,
tentu saja didapatkan kesulitan untuk menjalankan prosedur tersebut.
Beberapa karakteristik prosedur menurut Ardiyose (2008:466),
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi;
2) Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan;
3) Prosedur menunjukkan urutan yang logis dan sederhana;
4) Prosedur menunjukkan adanya keputusan dan tanggung jawab;
5) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya seminimal mungkin
c. Manfaat Prosedur
Menurut Ardiyose (2008:487), ada beberapa manfaat jika dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dengan memakai prosedur kerja yaitu:
1. Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan
datang;
2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan
terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk
selanjutnya mengerjakan yang perlunya saja;
28
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus
dipatuhi oleh seluruh pelaksana;
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang
efektif dan efisien;
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam
pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan
perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-
masing.
d. Unsur-Unsur Prosedur
Dalam organisasi yang sudah baik atau besar seperti sebuah
perusahaan, prosedur biasanya dibuat sesuai format baku yang berlaku,
termasuk dalam format teks dan diagram alirnya. Menurut Santosa
(2014:26), “dalam organisasi sederhana, prosedur dapat dibuat dengan
lebih sederhana termasuk penggunaan diagram alir agar prosedur lebih
mudah dikomunikasikan. Menurutnya, dalam sebuah prosedur, harus
terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Judul;
2. Fungsi/unit kerja pemilik prosedur (penanggung jawab proses);
3. Fungsi/unit kerja yang terkait/terlibat dalam prosedur;
4. Tujuan prosedur;
5. Lingkup aktivitas yang dicakup dalam prosedur tersebut;
6. Rentang waktu yang diperlukan untuk melaksanakan prosedur
tersebut;
7. Indikator dan ukuran keberhasilan pelaksanaan proses dalam
prosedur;
8. Definisi istilah dan akronim yang digunakan dalam prosedur;
9. Dokumen terkait atau lampiran-lampiran;
10. Siapa yang menyiapkan prosedur;
11. Siapa yang memeriksa dan menyetujui/mengesahkan prosedur; dan
12. Tanggal pengesahan.
29
BAB III
METODE DAN PEMBAHASAN
prosiding, maupun artikel ilmiah lainnya yang relevan dalam penelitian (Zed,
2004: 34). Oleh karena itu, penelitian dilakukan pada Direktorat Pengadaan
dan Kepangkatan sebagai unit kerja pada BKN yang menyelenggarakan fungsi
penyiapan bahan pertimbangan teknis Kenaikan Pangkat PNS serta
pengangkatan dan pemberhentian jabatan fungsional jenjang utama yang
penetapannya menjadi wewenang Presiden. Guna mendukung keberhasilan
penelitian, penulis juga melakukan observasi melalui wawancara terhadap
narasumber terkait yakni pejabat dan pelaksana pada Subdirektorat Kenaikan
Pangkat dan Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi Madya, dan
Jabatan Fungsional Utama (KP JPT dan JF Utama), untuk melihat lebih lanjut
proses serta kendala yang terjadi dalam penyiapan bahan serta penetapan
pertimbangan teknis kenaikan pangkat bagi PNS golongan ruang IV/c ke atas,
serta pertimbangan teknis pengangkatan dan pemberhentian dari jabatan
fungsional jenjang utama.
B. Pembahasan
1. Proses Bisnis Penetapan Pertimbangan Teknis Kenaikan Pangkat PNS
Golongan Ruang IV/c Ke Atas Serta Pengangkatan dan Pemberhentian
Jabatan Fungsional Jenjang Utama
Proses bisnis tersebut terbagi dalam tiga bagian mulai dari
penerimaan data usul masuk, pemrosesan dokumen hingga menjadi
pertimbangan teknis, dan diakhiri dengan penyampaian keluaran hasil
layanan berupa pertimbangan teknis Kepala BKN kepada Sekretariat
Negara maupun keputusan kenaikan pangkat kepada instansi (bagi PNS
dengan golongan ruang IV/c ke atas selain pemangku JPT utama dan madya
serta Jabatan Fungsional Jenjang Utama). Dalam melakukan penetapan
pertimbangan teknis tersebut, Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan
menggunakan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) untuk
layanan yang berhubungan dengan kenaikan pangkat bagi PNS Golongan
Ruang IV/c ke atas, serta aplikasi Executive Information System (EIS) untuk
33
kemudian muncul data yang terdiri dari Nomor Usul, Satuan Kerja,
Jenis Prosedur, Langkah Prosedur, NIP, dan Nama’
Gambar 3.3
Kotak Dialog Pencarian Data Usul KP Menu ‘Tim Teknis KP Pusat’
Gambar 3.5
Kotak Dialog ‘Pertek IV/c’ pada Menu ‘Tim Teknis KP Pusat’
Gambar 3.9
Kotak Dialog Memilih Penandatangan Pertimbangan Teknis
Gambar 3.11
Menu Moniroting Usul Kenaikan Pangkat pada SAPK
11) Selanjutnya, bagi PNS yang menduduki JPT utama dan madya serta
jabatan fungsional jenjang utama, karena pertimbangan teknis harus
disampaikan kepada Sekretariat Negara, Analis Kepegawaian harus
melakukan pencetakan pengantar melalui menu ‘Kontrol dan Supervisi’
sebagaimana gambar 3.12 berikut.
Gambar 3.12
Menu ‘Cetak Pengantar KP Gol IV/c Keatas Kepada Setneg’
Gambar 3.14
Menu ‘Cetak SK Kolektif KP IV/c’ pada SAPK
Gambar 3.18
Kotak Dialog ‘Pilih Kriteria Pencetakan’ pada Aplikasi EIS
Tidak
Memenuhi
Syarat (TMS) Memenuhi
0% Syarat (MS)
88%
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analis terhadap seluruh permasalahan, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Proses bisnis penetapan pertimbangan teknis kenaikan pangkat PNS
golongan ruang IV/c ke atas serta pertimbangan teknis pengangkatan dan
pemberhentian Jabatan Fungsional Jenjang Utama terbagi dalam tiga
bagian diantaranya sebagai berikut:
a. Penerimaan data usul masuk dari instansi berdasarkan SOP Nomor
DITPKASN BKN – SOP 017/2014 mencakup beberapa hal meliputi:
1) Petugas instansi menyerahkan hardcopy dokumen usul kepala
BKN serta mengirimkan data elektronik melalui SAPK (untuk
usulan kenaikan pangkat selain jabatan fungsional jenjang utama);
2) Pengadministrasian dokumen oleh Subdirektorat Administrasi
PKASN, meliputi:
a) pencocokan berkas fisik dengan surat pengantar usul;
b) pencocokan berkas (kenaikan pangkat selain jabatan fungsional
jenjang utama) dengan data SAPK;
c) pencetakan agenda melalui aplikasi Executive Information
System (EIS) untuk jabatan fungsional jenjang utama;
d) pemberian stempel dan tanda terima serta tanggal;
e) pembuatan data kolektif;
f) pembuatan tanda bukti pengiriman; dan
g) pembuatan laporan kepada Kasi Administrasi KP
Apabila data dinyatakan lengkap, dokumen langsung
didistribusikan kepada Analis Kepegawaian pada Subdirektorat KP
JPT dan JF Utama. Dokumen dikembalikan kepada petugas instansi
terkait apabila dinyatakan keliru atau tidak lengkap.
73
b. Faktor Aplikasi
1) Aplikasi SAPK tidak mengakomodasi proses bisnis penyiapan
bahan pertimbangan teknis jabatan fungsional jenjang utama;
2) Aplikasi Executive Information System (EIS) masih digunakan
dalam proses bisnis penyiapan bahan pertimbangan teknis jabatan
fungsional jenjang utama. Kapasitas aplikasi ini pun masih sangat
sederhana sehingga tidak dapat melakukan berbagai proses bisnis
yang lebih rumit;
76
c. Faktor Implementasi
1) Ketidaksesuaian data antara dokumen usulan dan aplikasi SAPK,
juga disebabkan oleh kelalaian PPK instansi dalam melakukan
updating data kepegawaian pada SAPK. Kekeliruan data yang
beberapa kali ditemukan oleh Analis Kepegawaian diantaranya
sebagai berikut:
a) Terdapat kesalahan Nama, NIP, dan Tempat/Tanggal Lahir;
b) Kesalahan pencantuman gelar atau terdapatnya penambahan
gelar pada PNS yang diusulkan;
c) Kesalahan pada informasi pangkat/golongan lama dan baru,
nomenklatur jabatan/TMT lama dan baru, dan masa kerja
golongan lama dan baru.
2) Tingkat kepatuhan dan ketelitian instansi dalam penyampaian
usulan kenaikan pangkat JPT/jabatan fungsional jenjang utama
77
B. Saran
Efektivitas proses bisnis penyiapan bahan pertimbangan teknis kepala
BKN yang dilakukan oleh Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan dapat terus
ditingkatkan apabila dibarengi dengan perbaikan-perbaikan baik dari sisi
regulasi (dalam hal ini SOP yang ditetapkan oleh lokus dan penguatan regulasi
78
yang ada saat ini), maupun pada sisi optimalisasi perangkat kerja (tools) yang
digunakan dalam hal ini aplikasi SAPK dan EIS. Saran perbaikan yang dapat
penulis berikan diantaranya :
1. Dari sisi regulasi/SOP, Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan dapat
memperbarui SOP yang ada saat ini dengan fokus pada perbaikan kinerja
layanan yakni sebagai berikut:
b. Menerbitkan peraturan pemerintah tentang gaji, tunjangan, dan fasilitas
(sesuai amanah dari PP Nomor 11 Tahun 2017) untuk memberikan
kepastian hukum bagi pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat
Pengadaan dan Kepangkatan;
c. Membuat SOP penggunaan aplikasi SAPK untuk proses bisnis
kenaikan pangkat;
d. Membuat SOP penggunaan aplikasi Executive Information System
(EIS) untuk proses bisnis penyiapan pertimbangan teknis jabatan
fungsional jenjang utama. Namun, proses bisnis jabatan fungsional
jenjang utama seharusnya terintegrasi dengan aplikasi SAPK, tidak lagi
terpisah dengan adanya aplikasi EIS ini;
e. Diperlukan SOP/standar pelayanan berbasis stakeholders need yang
mencatumkan dengan rinci persyaratan administrasi dan teknis
termasuk standar waktu yang dibutuhkan;
f. SOP yang digunakan belum secara tegas dan rinci mencantumkan
proses bisnis penetapan pertimbangan teknis kenaikan jabatan,
perpindahan jabatan, dan pemberhentian dalam jabatan fungsional
jenjang utama. Sehingga perlu penguatan SOP dengan menegaskan
hal-hal tersebut;
2. Dari sisi implementasi dan peningkatan kapasitas tools berbasis inovasi
teknologi informasi dalam rangka peningkatan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan kerja yakni sebagai berikut:
a. Penyampaian berkas usul oleh instansi pengusul secara paperless untuk
mengurangi penggunaan kertas dan meningkatkan efisensi waktu
penyelesaian pertimbangan teknis;
79
DAFTAR PUSTAKA