1. bertele-tele
Sering kali pesan pembuka awal sebuah surat terlalu panjang hingga mencapai
beberapa paragraph, baru kemudian masuk ke topik bahasan. Dengan kata lain, pesan-
pesan awal terlalu bertele-tele, sehingga pembaca memerlukan waktu yang cukup lama
untuk memahami maksud pesan-pesan yang disampaikan
Keempat masalah tersebut sering terjadi dalam komunikasi bisnis. Oleh karena itu, hal-
hal tersebut perlu memperoleh perhatian yang seksama bagi para komunikator.
Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens memahami pesan
yang disampaikan, membantu audiens menerima pesan, menghemat waktu audiens,
dan mempermudah pekerjaan komunikator.
3. Menghemat waktu
Apabila suatu pesan tidak terorganisasi dengan baik, penyampaiannya akan
menghabiskan waktu audiens. Mengapa demikian? Salah satu tujuan pengorganisasian
pesan-pesan yang baik adalah untuk menyampaikan informasi atau ide-ide yang
relevan saja. Dengan hanya menyampaikan informasi yang relevan, waktu audiens
akan dapat dihemat. Disamping itu, audiens juga dapat dengan mudah mengikuti alur
pemikiran pesan yang disampaikan, tanpa harus memeras otak dan mengerutkan dahi.
Apabila pesan yang disusun panjang dan kompleks, pembuatan outline sangat
diperlukan dan menjadi penting artinya. Mengapa demikian? Sebuat outline akan
membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang
lain. Disamping itu, outline juga akan memberikan arahan sehinga komunikator dapat
menyampaikan ide-ide dengan cara yang sistematik, efisien dan efektif. Melalui
perencanaan yang baik, outline akan membantu komunikator mengekspresikan transisi
antara ide-ide, sehingga audience akan mengerti dan memehami pola piker
komunikator. Susunan suatu outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam
tiga golongan, yaitu :
a. Mulailah dengan ide pokok
Ide pokok (main idea) akan membantu menetapkan tujuan dan strategi umum dari
suatu pesan. Idde pokok tersebut dapat dirangkum ke dalam dua hal yaitu: (a) hal-hal
apa yang diinginkan agar dilakukan atau dipikirkan oleh audience, (b) alasan yang
mendasar, mengapa mereka harus melakukan atau memikirkannya. Ide pokok
merupakan titik awal untuk membuat outline.
b. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting
Setelah menetapkan ide pokok pesan yang akan disampaikan, tahap kedua adalah
menyusun poin-poin penting lainnya, sebagai pendukung ide pokok.
c. Ilustrasi dengan bukti-bukti
Tahapan ketiga dalam menyusun outline adalah memberikan ilustrasi dengan
mengemukakan bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti yang dapat
disajikan, semakin baik outline yang dibuat.
Kedua pendekatan dasar tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan singkat (memo
dan surat) maupun pesan formal/panjang (laporan, usulan, dan presentasi). Untuk
menentukan pendekatan yang akan digunakan, reaksi audience terhadap
maksud/tujuan pesan dan tipe/jenis pesan yang akan disampaikan harus dianalisis
terlebih dahulu.
Setelah menganalisis kemungkinan reaksi para audiens dan memilih suatu pendekatan
umum, langkah berikutnya adalah menentukan rencana organisasional yang paling
cocok diantara bebagai model berikut :
a. Direct request
Jenis/tipe pesan bisnis yang paling umum digunakan adalah penyampaian yang
langsung pada poin yang dituju. Direct Request dapat bebentuk surat maupun memo.
Misalnya, anda tertarik terhadap suatu produk baru dan anda berkelilingan mengetahui
berbagai hal tentang produk tersebut, sepeti karakteristik, harga, cara pembayaran, dan
sebagainya, maka anda dapat membuat surat permintaan langsung. Bila para audience
akan menjadi tertarik atau memiliki hasrat yang luar biasa, dapat digunakan Permintaan
langsung (direct request). Permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung
pada poin yang dituju.
b. Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill
Jika memberikan informasi rutin adalah bagian dari bisnis tetap, para audience mungkin
akan menjadi netral sikapnya terhadap pesan yang diberikan. Tetapi pesan-pesan yang
berisi berita baik (good news) atau berisi goodwill seperti pengumuman penurunan
harga, suatu undangan, atau ucapan selamat dari teman sejawat, akan diterima dengan
senang hati oleh para audience. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
untuk menyampaikan pesan-pesan jenis ini lebih cocok digunakan pendekatan
langsung karena reaksi audiencenya positif
c. Pesan-pesan bad news
Jika materi yang diumumkan berisi berita buruk (bad news) seperti penolakan suatu
lamaran, penolakan kredit, perampingan karyawan, penurunan pangkat, audience pada
umumnya akan kecewa atau tidak senang mendengarnya. Oleh karena
itu,npendekatan yang dapat diterapkan adalah pendekatan tak langsung. Jika harus
menyampaikan berita yang kurang menyenangkan (bad news) cobalah untuk
menempatkaanya pada bagian pertengahan surat, dan gunakanlah bahasa yang halus.
d. Pesan-pesan persuasif
Bila audience benar-benar sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang
disampaikan, maka pesan-pesan persuasi (persuasive messages) dengan pendekatan
tak langsung dapat digunakan. Untuk melakukan penagihan pinjaman yang digunakan
adalah persuasi. Komunikator perlu membuka pikiran audience dengan melakukan
persuasi, sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada.