PENELITIAN
OLEH :
SURABAYA
2011
Disusun Oleh :
PENGUJI I PEMBIMBING
PENGUJI II
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
HASIL PENELITIAN
Disusun oleh:
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
BATUAN MINERAL”.
mungkin semua itu dapat terlaksana dan tersusun sedemikian rupa, untuk itulah,
pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya kami bisa
3. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Penelitian ini.
Penelitian ini.
penelitian ini.
Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dan penyusunan Penelitian ini, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
Akhir kata, semoga Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penyusun
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………… 1
iii
Daftar Pustaka
Lampiran
iv
Tabel 1. Pengaruh Kosentrasi Asam Nitrat Terhadap Kadar Tembaga Dalam Batuan Mineral
Tabel 2. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
Table 3. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
Table 4. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
Table 5. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
Table 6. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
vi
Grafik 1. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
Grafik 2. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
Grafik 3. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
Grafik 4. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
Grafik 5. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Kadar Tembaga dalam Batuan Mineral
vii
Ores adalah batuan/rock yang mengandung berbagai mineral. Bisa terdiri dari satu
atau lebih mineral . Logam-logam yang terdapat dalam batuan dapat berupa logam murni atau
suatu senyawa dan campuran dengan logam lain yang disebut amalgam. Proses Pengambilan
logam ini dilakukan dengan proses ekstraksi padat cair menggunakan pelarut asam nitrat.
Penelitian ini untuk mempelajari perolehan tembaga dengan proses ekstraksi dalam
batuan mineral, melalui variable kecepatan pengadukan, dan konsentrasi nitrat serta
Batuan mineral yang telah dihaluskan lolos 200 mesh ditimbang seberat 100 gram.
senyawa kimia yang terikat dalam logam.Setelah itu batuan di ekstraksi menggunakan asam
nitrat sebagai pelarut dengan variable kosentrasi asam nitrat dan kecepatan pengadukkan.
Dari proses tersebut didapat larutan dan endapan. Selanjutnya endapan kita pisahkan dari
larutannya.Berikut pada larutan kita masukkan logam besi (Fe) sebagai pengendap. Endapan
yang dihasilkan dicuci beberapa kali dengan air bersih yang terakhir dicuci dengan air
aquades.Kemudian kita lakukan proses retorting pada suhu 800 oC dan proses terakhir adalah
kita lebur dengan furnace pada suhu 1070 oC selanjutnya kita timbang tembaga yang didapat.
Dari hasil analisa diperoleh hasil terbaik pada kosentrasi asam nitrat 10N dan
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan tumbuhan kelapa. Sejak bertahun
– tahun kelapa banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Ibu rumah tangga
membuatnya menjadi santan untuk bahan memasak. Saat ini, pemanfaatan kelapa lebih
berkembang. Salah satunya dengan membuatnya menjadi minyak kelapa murni (Virgin
Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa segar.
Berbeda dengan minyak kelapa biasa, virgin coconut oil (VCO) dihasilkan tidak melalui
penambahan kimia atau proses yang menggunakan panas tinggi. Virgin coconut oil (VCO)
bermanfaat bagi kesehatan tubuh, hal ini disebabkan Virgin Coconut Oil (VCO) mengandung
banyak asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid/ MCFA)
(ht t p:/ / healt h.kompas.com). MCFA yang paling banyak terkandung dalam Virgin Coconut Oil
adalah asam laurat (Lauric Acid). Sifat MCFA yang mudah diserap akan meningkatkan
metabolisme tubuh. Penambahan energi yang dihasilkan oleh metabolisme ini menghasilkan
efek stimulasi dalam seluruh tubuh manusia sehingga meningkatkan tingkat energi yang
dihasilkan.
Virgin Coconut Oil (VCO) juga memiliki sejumlah sifat fisik yang
menguntungkan. Diantaranya, memiliki kestabilan secara kimia, bisa disimpan dalam jangka
panjang dan tidak cepat tengik, serta tahan terhadap panas. Komponen utama dari Virgin
Coconut Oil (VCO) adalah asam lemak jenuh dan memiliki ikatan ganda dalam jumlah kecil,
Virgin Coconut Oil (VCO) relativ tahan terhadap panas, cahaya dan oksigen . Kandungan
tubuh, mencegah infeksi virus (HIV) dan SARS. (www.VirginNatural.com). VCO dapat
mengobati penyakit leukimia atau AIDS (Acquired Immunodeficiency Sindrome) dan HIV
Virgin Coconut Oil (VCO) hasil produksi secara centrifugasi masih mengandung
banyak kadar air dan kadar protein. Oleh karena itu tingkat kemurnian dan kualitasnya masih
rendah. Dengan berkembangya teknologi membran pada saat ini memberikan alternative
Didalam Virgin Coconut Oil (VCO) masih mengandung protein yang tidak
menggumpal. Oleh karena itu penelitian ini praktikan mencoba melakukan proses pemisahan
membran sisntesis menjadi salah atu alternatif pemisahan protein yang terkandung dalam
VCO.
dari berbagai tumbuhan seperti kacang tanah dan bunga matahari (R Subramanian, 1999).
dalam proses pemisahan dengan menggunakan membrane antara lain, pemisahan dilakukan
pada suhu kamar tanpa perubahan fase, sehingga penghematan energy bila dibandingkan
dengan proses distilasi. Pada pemisahan tidak terdapat akumulasi produk didalam membrane.
Pada pemisahan dapat dilakukan tanpa penambahan bahan aditif kima seperti pemurnian air
dengan pengendapan atau sedimentasi, sehingga kualitas produk tetap terjaga dan limbah
tidak banyak mengandung polutan. Dalam proses ini dilakukan secara tertutup sehingga
terjaga kesterilannya (Google, 2005). Kerugian dari teknologi membrane adalah biaya
operasi mahal. Selain itu terjadi foulingatau kotoran membran, yaitu perubahan yang bersifat
irreversibel yang disebabkan oleh interaksi secara fisik dan kimiawi antara membrane dan
Salah satu metode yang digunakan dalam proses pemisahan dengan menggunakan
teknologi membrane dalah ultrafiltrasi. Teknologi membrane ultrafiltrasi ini merupakan salah
satu penerapan yang dapat digunakan untuk memisahkan protein dengan minyak berdasarkan
membran ultrafiltrasi ini bertujuan untuk menghasilkan produk VCO yang berkualitas tinggi
yaitu VCO yang memiliki kadar protein dan kadar air yang rendah dengan proses pemisahan
3. Menaikkan nilai ekonomis Virgin Coconut Oil dari pada minyak kelapa biasa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Kelapa
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah
buah kelapa (Cocos nucifera) dengan kulit sabut berwarna coklat dan berdaging tebal.
Varietas hibrida local merupakan varietas yang paling tepat untuk pembuatan Virgin
Coconut Oil (VCO) karena memiliki kadar air lebih sedikit dibanding varietas buah kelapa
Kelapa terdiri dari sabut (35%), tempurung (12%), daging buah (28%), dan air
buah (25%). Daging buah kelapa merupakan bagian dari buahyang paling banyak
dimanfatkan untuk bahan makanan dan bahan baku industry karena daging buah kelapa
mengandung minyak.
Bagian buah kelapa yang menghasilkan Virgin Coconut Oil adalah daging
buahnya, karena Virgin Coconut Oil (VCO) dibuat dari santan yang dihasilkan dari daging
buah kelapa.
Air 86
Zat padat 13 – 14
Lemak 4–5
Karbohidrat 4–5
Protein 3- 4
Mineral 1
Sumber : S.Ketaren,2005
Minyak kelapa adalah minyak yang berwarna kuning sampai tidak berwarna atau
lemak semi padat berwarna putih yang diperoleh dari daging buah kelapa, digunakan
secara luas dalam industry makanan dan produksi kosmetik serta sabun. Sedangkan kamus
elektronik wilkipedia menggambarkan bahwa minyak kelapa adalah lemak yang terdiri
dari 90% lemak jenuh yang diekstrak dari buah kelapa dan digunakan dalam kosmetik dan
sebagai minyak goreng. Minyak kelapa yang tidak mengalami hidrogenasi disebut minyak
kelapa virgin (murni) dan bebas dari lemak trans. Minyak kelapa murni (Virgin Coconut
oil) kaya dengan asam laurat, asam lemak rantai medium. Minyak kelapa murni mencair
pada suhu20 – 25oC. Minyak kelapa merupakan minyak yang paling stabil diantara
seluruh minyak nabati, dan memiliki titik didih moderat mirip seperti mentega.
Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai pendek sampai medium sekitar
57%, merupakan asam kaprat (C8) dan asam Laurat (C12). Minyak kelapa mengandung
sekitar 50% asam laurat. Asam laurat ini memiliki fungsi lain, yakni diubah menjadi
antibacterial, dan anti-protozoal yang digunakan oleh system kekebalan tubuh manusia
dan hewan untuk menghancurkan virus-virus berjaket lemak seperti HIV, Herpes,
Influenza, berbagai bakteri pathogen seperti Listeria monocytogen dan Heliobacter Pylori,
Tabel 2.2 data Standar Mutu Virgin Coconut Oil menurut SNI 2008
1. Keadaan:
1.1 Bau Khas kelapa segar,tidak tengik
1.2 Rasa Normal, khas minyak kelapa
1.3 Warna Tidak berwarna hingga kuning
2. Air dan senyawa yang menguap % pucat
3. Bilangan iod g iod/100 g Maks 0,2
4. Asam lemak bebas (dihitung % 4,1 – 11,0
sebagai asam laurat) Maks 0,2
Berikut ini adalah sifat-sifat kimia dan fisika dari minyak kelapa:
• Kelarutan : tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alcohol (1:1).
• pH : tidak terukur karena tidak larut dalam air, namun karena termasuk
(Winarno,2006)
diantaranya adalah
a. Pengasaman
Prinsip cara pengasaman adalah asam ditambahkan kedalam krim santan untuk
Cara ini memiliki keunggulan antara lain minyak yang dihasilkan memiliki
warna jernih sangat menarik, aroma sedap dan harum serta rasa yang enak jika
digunakan untuk menggoreng. Disamping itu cara ini memiliki kelemahan yaitu
b. Penggaraman
kedalam krim santan sehingga krim tersebut setelah beebrapa hari waktu keluar
minyak dan proteinnya. Cara ini memiliki kekurangan limbahnya juga menimbulkan
c. Pancingan
Cara ini lebih aman dari kedua cara diatas karena tidak ada asam dan garam
pancingan adalah menambahkan minyak ke dalam krim santan dan menunggu krim
santan tersebut samapai keluar minyaknya (M. Yahya, 1990). Menurut Berlina
d. Centrifugasi
Daging buah kelapa yang telah diparut diberi air, kemudian diperas dan disaring
sehingga menghasilkan santan. Santan ditampung dalam tempat atau wadah, proses
protein, air , dan minyak . Ketiga lapisan tersebut tersebut merupakan komposisi di
dalam santan yang terpisah karena perbedaan berat jenis. Lapisan paling atas yang
e. Fermentasi
didalam suatu wadah atau tempat yang transparan lalu ditutup dan didiamkan. Satu
jam berselang krim yang terbentuk pada santan dipisahkan dari air. Air dibuang,
sementara krim ditambah dengan mikroba dan diaduk secara merata. Mikroba
10
2.1.3 Protein
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup
dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk
batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai
antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam
biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino
tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid,
dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa
DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam
11
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-
sheet dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat
empat).[4] Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein
yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder
protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada
protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder
12
tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan
dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh.
dan atlet-atlet.
• Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan
protein.[6] Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari
yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam
adalah:
o hipotonus
o gangguan pertumbuhan
13
o hati lemak
kematian.
• Sumber energi
(Google, 2004)
2.1.5 Membran
Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran memiliki
ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis sertaada yang
homogen dan ada juga ada heterogen. Ditinjau dari bahannya membranterdiri dari bahan
alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang berasaldari alam misalnya pulp
dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya polimer.
molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari pori-
pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebihkecil.
Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut konsentrat dan larutan yang
14
sebagai sarana pemisahan juga berfungsi sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari
berat molekul dengan gaya dorong berupa beda tekan, medan listrik dan beda
konsentrasi. Proses pemisahan dengan membran yang memakai gaya dorong berupa beda
pemakaiannya.
Kekurangan teknologi membran antara lain : fluks dan selektifitas karena pada
proses membran umumnya terjadi fenomena fluks berbanding terbalik dengan selektifitas.
15
Operasi membran dapat didefinisikan sebagai pemisahan yang aliran feednya dibagi
menjadi dua aliran yaitu permeat, berisi material yang lolos seprti melalui membrane dan
rententat, berisi material yang tidak lolos, seperti yang terlihat pada gambar 2.6. Operasi
membrane dapat digunakan untuk pemeketan atau pemurnian larutan atau suspense (pemisahan
solvent – solute atau pemisahan partikel) dan pemisahan campuran (pemisahan solute - solute).
Proses perpindahan suatu molekul atau partikel di dalam membran disebabakan karena adanya
gaya yang bekerja pada molekul atau partikel tersebut yang disebut gaya dorong (driving force).
Gaya dorong didefinisikan sebagai besarnya beda potensial pada membran dibagi dengan
16
ketebalan membran. Beda potensial terjadi akibat adanya perbedaan tekanan, konsentrasi, dan
lain:
1. Pemisahan dilakukan pada suhu kamar tanpa perubahan fase, sehingga terdapat
2. Pada pemisahan tidak terdapat akumulasi produk di dalam membran. Membran dapat
digunakan secara terus - menerus tanpa regenerasi seperti pada resain pertukaran ion.
3. Pemisahan dapat dilakukan tanpa penambahan bahan addiktif kimia seperti pemurnian air
dengan pengendapan / sedimentasi. Sehingga kualitas produk tetap terjaga dan limbah
1. Mikrofiltrasi
Bentuknya lazim berupa cartridge, gunanya untuk menghilangkan partikel dari air
yang berukuran 0,04 sampai 100 mikron. Asalkan kandungan pdatan total terlaruttidak
melebihi 100 ppm. Filtrasi cartridge merupakan filtrasi mutlak. Artinya partikel padat
akan tertahan, terkadang cartridge yang berbentuk silinder itu dapat dibersihkan.
beraneka : katun, wool, rayon, selulosa, fiberglass, poly propilen, akrilik, nilon, asbes,
17
nirpintal,membran, berkarbon).
untuk pemisahan partikel berukuran > 0,1 µm dari larutannya. Tekanan operasinya
terbuat dari berbagai bahan polimer untuk substratnya ditambah polimer lapisan
fungsional diatasnya
terkena beban tegangan kompresi. Makin besar tekanan dan suhu, biasanya tak
reversible dan membran makin mampat. Normalnya, membran bekerja pada suhu 21-
35 derajat celcius. Fouling membran itu diakibatkan oleh zat-zat dalam air baku
misalnya kerak, pengendapan koloid, oksida logam, organic dan silica. Berdasarkan
1. Untuk umpan padatan total terlarut di bawah 400 ppm, osmosis balik
18
2. Untuk umpan padatan total terlarut di ats 400 ppm, dengan penurunan padatan
dengan deionisasi
organic lebih daripada 15 g/liter, osmosis balik sangat baik untuk praperlakuan
deionisasi.
praktis.
3. Ultrafiltrasi
untuk menghilangkan berbagai zat terlarut BM (berat molekul) tinggi, aneka koloid,
mikroba sampai padatan tersuspensi dari air larutan. Membran semipermeabel dipakai
untuk memisahkan makromolekul dari larutan. Ukuran dan bentuk molekul terlarut
membrane (MWC) 1000 – 20000 lazim untuk penghilangan pirogen, sedangkan berat
Terkadang pirogen (BM 10.000- 20.0000) dapat dihilangkan oleh membrane 80.000
Tekanan sistem ultrafiltrasi biasanya rendah, 10-100 psi (70-700 kPa), maka
19
sebagai lembaran tipis. Fluks maksimum bila membrannya anisotropic, ada kulit tipis
rapat dan pengemban berpori. Membran selulosa acetate (CA) mempunyai sifat
pemisahan yang bagus namun sayangnya dapat dirusak oleh bakteri dan zat kimia,
rentan pH. Adapula membrane dari polimer polisulfon, akrilik, juga polikarbonat,
kompleks polielektrolit, PVA ikat silang. Juga dapat dibuat membrane dari keramik,
dapat menahan solute dengan ukuran makromolekul, mikroorganisme seperti virus dan
bakteri, dan segala macam partikel. Tekanan operasinya sekitar 1 – 10 atm dan
4. Nanofiltrasi
menghilangkan warna karena zat organik tanpa menghasilkan zat kimia berbahaya
seperti hidrokarbon terklorinisasi. Nanofiltrasi cocok bagi air padatan total terlarut
Sifat rejeksinya khas terhadap tipe ion : ion dwivalen lebih cepat dihilangkan
20
daripada yang ekavalen, sesuai saat membrane itu diproses, formulasi bak pembuat,
suhu, waktu annealing, dan lain-lain. Formulasi dasarnya mirip osmosis balik tetapi
kedokteran
makanan
air payau
Unit terkecil membran yang memiliki luas tertentu adalah modul membran. Modul
membran merupakan bagian inti dari suatu instalasi membran. Dekade terakhir
pengembangan membran dan modul telah mengurang, akibat kontak fisik secara langsung
dan telah membawa modul spiral keempat dapat beroperasi pada tekanan keluaran sebesar
21
pengolahan minimal.
• Kontrol hydrodinamik
yang bagus.
dipindahkan sendiri.
dibersihkan.
22
volume. semu.
bagus • Mahal.
2.1.8.1 Tubular
Modul tubular merupakan membran lurus yang dikelilingi oleh lapisan pendukung
berpori (porous sublayer) dan tube penyangga. Umpan mengalir dibagian dalam sepanjang
tube dan permeate melalui membran ke dalam lapisan pendukung berpori (porous support
tube) dan lubang-lubang pada porous support tube. Diameter dalam tube ini berkisar antara
6-40 mm.
23
Modul ini tidak memerlukan prefiltrasi pada feed dan mudah dibersihkan serta mudah
beradaptasi dengan fluida yang sangat kental. Kerugian dari pemakaian modul ini adalah
Modul spiral wound merupakan hasil pengembangan dari modul plate and frame.
Modul ini pertama kali dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Gulf General
Atomies untuk diaplikasikan pada proses desalinasi. Desain modul ini menyerupai susunan
sandwich yang terdiri dari beberapa membran datar (flat sheet), spacer, dan material berpori
yang dililitkan mengelilingi suatu saluran pengumpul permeate (permeate collecting tube).
Larutan umpan mengalir sepanjang modul dalam celah yang terbentuk antara spacer dan
membran atau masuk pada permukaan silindris dari elemen dan keluar secara aksial.
Modul spiral wound ini terdiri dari susunan dua membran flat sheet yang
dipisahkan oleh plat penyangga berpori, yaitu suatu mesh permeabel. Membran di segel pada
ketiga tepinya sehingga membentuk suatu pocket (kantong) dengan menggunakan epoxy atau
polyurethane. Pada tepi satunya lagi (open end) ditempelkan pada suatu tube central yang
24
berlubang yang digunakan lagi oleh fiberglass untuk menambah kekuatan mekanik dari
membran.
Modul hollow fiber merupakan konfigurasi modul yang memiliki packing density
paling tinggi yaitu sekitar 1000-10.000 m2/m3. Modul ini terdiri dari susunan serat yang
sangat halus yang disusun menjadi suatu bundel dalam suatu shell silindris, dimana dalam
satu bundel terdapat 5 - 10.000 serat. Diameter luar serat berada dalam kisaran 80 – 200 µm.
25
Modul hollow fiber dapat dioperasikan dengan aliran umpan kedalam serat (inside-out)
atau aliran umpan dari luar serat (outside-in). Pada umumnya dioperasikan dengan aliran
umpan kedalam serat dengan permeate mengalir secara radikal keluar melalui dinding serat
(inside-out), dan hal ini memungkinkan alat untuk dioperasikan pada tekanan lintas membran
yang lebih tinggi karena membran jenis MF dan UF memiliki stabilitas struktural yang
tinggi.
Keuntungan lain dari modul ini ini adalah pada pengolahan air dengan proses
ke dalam membran dengan tekanan yang lebih besar daripada tekanan feed. Perubahan arah
aliran melalui dinding serat akan melepaskan cake partikel yang tertahan pada permukaan
26
Modul ini terdiri atas lembaran membran dan plat penyangga (support plate). Membran
dan plate disegel dengan menggunakan gasket atau dapat juga direkatkan langsung dengan
heating seal (menggunakan panas) atau perekat tertentu untuk membentuk suatu elemen
membran yang menyatu. Beberapa elemen / plat ini kemudian disusun membentuk suatu
tumpukan (stack) dan membentuk suatu modul yang lengkap. Jarak antar plat biasanya
Bahan yang secara komersil tersedia dipasaran, dapat dilihat di bawah ini :
27
Selulosa asetat adalah suatu senyawa kimia buatan yang digunakan dalam film
fotografi dan merupakan komponen dalam bahan perekat,serta sebagai serat sintetik.Secara
kimia, selulosa asetat adalah ester dari asam asetat dan selulosa. Senyawa ini pertama kali
dibuat pada tahun 1865. Selulosa asetat atau acetate rayon fiber (1924) merupakan salah
satu serat sintetik yang pertama diproduksi berdasarkan pada cotton or tree pulp cellulose
("biopolymers"). Selulosa asetat merupakan serat dengan kualitas bagus yang diproduksi
dengan biaya rendah (murah).Sifatnya halus, lembut, kering, ulet, rendah ketahanannya
terhadap abrasi, tidak menimbulkan alergi,tidak tahan panas, serta bersifat hidrofilik (suka
Selain selulosa asetat salah satu bahan membran yang lain adalah selulosa nitrat.
Selulosa nitrat merupakan komponen yang sangat mudah sekali terbakar dan terbentuk dari
nitrasi cellulose (melalui ekspose untuk asam nitric). Kompenen ini digunakan sebagai
propellant atau bahan peledak rendah. Membran ini mempunyai ukuran pori sama dengan
28
Operasi membran dapat diartikan sebagai proses pemisahan dua atau lebih
komponen dari aliran fluida melalui suatu membran. Membran berfungsi sebagai
penghalang (Barrier) tipis yang sangat selektif diantara dua fasa, hanya dapat
melewatkan komponen tertentu dan menahan komponen lain dari suatu aliran
Proses membran melibatkan umpan (cair dan gas), dan gaya dorong (driving
force) akibat perbedaan tekanan (P), perbedaan konsentrasi (C) dan perbedaan
diantaranya waktu yang lama serta kemurnian produk pada proses lain, dapat
dihindari.
Buah kelapa yang digunakan hendaknya cukup tua. Daging buah kelapa
b. Pemarutan
c. Pemerasan
dikeluarkan dari buah kelapa dengan membentuk emulsi santan dengan air
29
d. Penyaringan
e. Pemisahan
b. Reverse osmosis, untuk memisahkan minyak dari air VCO yang dihasilkan
30
membran yang menggunakan gaya dorong beda tekanan sangat dipengaruhi oleh
ukuran dan distribusi pori membran. Proses pemisahan terjadi pada partikel-partikel
force. Proses perpindahan karena adanya driving force berupa beda potensial kimia,
Sistem aliran yang digunakan adalah sistem aliran dead-end .Sistem ini
dipilih mengingat kemudahan dalam pembuatan alat dan operasinya. Selain itu
mengingat kontaminan yang akan dipisahkan terdapat dalam konsentrasi yang relatif
rendah, maka sistem dead-end akan lebih menguntungkan dibanding sistem aliran
cross-flow.Sistem operasi yang dipilih adalah kontinyu singel pass. Pemakaian sistem
operasi single pass pada ultrafiltrasi disebabkan oleh kemudahan pemisahan protein
yang berbentuk Suspended Solid dari larutan, selain itu tidak diperlukan spesifikasi
tertentu untuk produknya .Waktu yang diperlukan pada ultrafiltrasi sangat singkat
31
rate. Secara umum pemisahan dengan membran terdiri dari tiga aliran utama yaitu
umpan, permeate dan retentate. Konsentrasi umpan akan lebih kecil dari permeate atau
retentate nya. Berdasarkan fenomena tersebut maka ada beberapa parameter proses
yang dapat membedakan proses satu dengan proses lainnya Baik pada proses
ultrafiltrasi maupun reverse osmosis produksi VCO, diharapkan rejeksi dan selektifitas
yang tinggi, untuk menghasilkan produk yang diinginkan Sistem yang memakai
resirkulasi adalah pada bagian reverse osmosis yang bertujuan untuk mencapai
spesifikasi produk.
Salah satu modul yang digunakan dalam operasi membrane adalah plate & frame.
Adapun keunggulan dari modul ini adalah relative cukup resistan terhadap penyumbatan
karena permukaan saluran masuk yang cukup luas, selain itu relative lebih mudah terhadap
pendeteksian kebocoran dan penggantian unit membrane yang telah rusak, mudah dalam
pembersihan dan laju alirnya medium sehingga tidak membutuhkan tekanan yang terlalu
besar. (Google,2005).
Jenis : Ultrafiltrasi
Ketebalan : 150 µm
32
Aplikasi utama : dairy (susu, whey, pembuatan keju), pengolahan air, metalurgi
yang dihasilkan. Dengan karakteristik ini akan memberikan sejauh mana efisiensi
dan efektifitas yang dapat diperoleh dari membran yang telah dibuat. Ada beberapa
namun dalam penelitian ini hanya digunakan 2 teknik yang umum, yaitu
A. Permeabilitas
kapilaritas melalui pori membran, ukuran pori dapat dihitung melalui fluks yang
33
Hagen Poiseuille :
membran (m). Faktor pembanding terdiri dari jari – jari r (m), viscositas cairan
tortuosity τ.
sebagai fungsi tekanan. Pada saat tekanan minimum, pori terbesar menjadi
minimum sangat bergantung pada tipe material membran (sudut kontak), tipe
J=
Dimana :
B. Permeselektivitas
34
kemampuan untuk menahan molekul yang mempunyai ukuran spesifik. Hal ini
% R = [1 – Cp/Cf] x 100%
Dimana :
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang berlaku pada fluida atas dasar Hukum
Pascal. Tekanan ini diberikan oleh gaya berat zat cair itu sendiri pada suatu luas bidang
tekan. Dengan asumsi bahwa zat cair dalam bentuk lapisan-lapisan sesuai dengan tingkat
kedalaman yang terukur dari permukaan zat cair. Maka tekanan hidrostatis zat cair
adalah sama besar untuk setiap bagian zat cair yang memiliki kedalaman yang sama.
P = Tekanan
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian
35
36
II.3 Hipotesa
kecapatan dan waktu diharapkan didapat variabel waktu dan kecepatan terbaik untuk
menghasilkan bahan baku VCO sebagai feed untuk proses membrane ultrafiltrasi. Pada
membran ultrafiltrasi juga diberikan variabel berubah waktu dan tekanan untuk
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Minyak kelapa yang tidak mengalami yang tidak mengalami hidrogenasi disebut minyak
kelapa virgin (murni) dan bebas dari lemak trans. Minyak kelapa murni (Virgin Coconut oil)
kaya dengan asam laurat, asam lemak rantai medium. Pembuatan Virgin Coconut Oil serta
pemurniannya menggunakan bahan, alat, peubah, dan prosedur pelaksanaan sebagai berikut :
Bahan utama yang kita gunakan adalah krim santan yang diperoleh perasan
kelapa. Kelapa ini kita peroleh pasar – pasar tradisional dekat rumah kita. Dalam pemilihan
kelapa kita memakai kelapa tua(berumur sekitar 2 bulan) serta memiliki banyak santan.
Selain itu dalam memeras kelapa kita memakai aquadest yang telah tersedia
Alat utama yang kita gunakan dalam pembuatan VCO adalah satu set alat
centrifuge dan untuk pemurnian VCO kita menggunakan satu set alat membrane
ultrafiltrasi. Sedangkan alat – alat bantu lainnya seperti neraca analitik, gelas ukur, corong,
38
39
1. Variabel Tetap
2. Variabel Berubah
40
Dengan susunan peralatan seperti pada gambar, VCO yang digunakan sebagai umpan
membran dengan volume sebanyak 1 liter dimasukkan dalam tangki umpan, kemudian
dialirkan ke modul membran dengan menggunakan pompa dengan tekanan yang telah
ditentukan. Sistem dioperasikan 0,5 jam untuk menstabilkan kondisi proses, dimana permeat
ditampung untuk dianalisa sesuai dengan variabel yang dijalankan, sedangkan retentate di
recycle. Diulangi dengan cara yang sama untuk tekanan operasi dan waktu operasi yang
berbeda.
41
BAB IV
42
a. Protein permeat
%
t ekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.4026960 30 70 0.63585 13.21066289 77.7
1.4026960 60 94 0.63585 8.870016513 72.5
1.4026960 90 120 0.63585 7.548950224 67.2
1.4026960 120 140 0.63585 6.605331446 56.7
1.4026960 150 160 0.63585 6.039160179 53.4
%
t ekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.4558760 30 75 0.63585 14.15428167 87
1.4558760 60 98 0.63585 9.247464025 82.6
1.4558760 90 123 0.63585 7.73767398 78.1
1.4558760 120 147 0.63585 6.935598018 75.7
1.4558760 150 171 0.63585 6.454352442 74.9
%
t ekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.5336264 30 80 0.63585 15.09790045 92.7
1.5336264 60 105 0.63585 9.907997169 90.7
1.5336264 90 128 0.63585 8.052213572 88.7
1.5336264 120 154 0.63585 7.2658646 87.0
1.5336264 150 176 0.63585 6.643076197 83.4
%
Tekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.6353320 30 86 0.63585 16.230243 95.5
1.6353320 60 110 0.63585 10.37980656 94.3
1.6353320 90 133 0.63585 8.366753165 93.5
1.6353320 120 160 0.63585 7.548950224 91.9
1.6353320 150 182 0.63585 6.869544704 89.5
43
%
Tekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.7112470 30 90 0.63585 16.985138 98.8
1.7112470 60 117 0.63585 11.0403397 98.0
1.7112470 90 140 0.63585 8.807108595 97.6
1.7112470 120 165 0.63585 7.784854919 96.4
1.7112470 150 188 0.63585 7.096013211 95.5
b. Air Permeat
%
t ekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.4026960 30 70 17.34065 0.484410907 56.8
1.4026960 60 94 17.34065 0.325247323 55.6
1.4026960 90 120 17.34065 0.276806233 49.6
1.4026960 120 140 17.34065 0.242205454 38.7
1.4026960 150 160 17.34065 0.221444986 36.7
%
t ekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.4558760 30 75 17.34065 0.519011686 89.6
1.4558760 60 98 17.34065 0.339087635 88.0
1.4558760 90 123 17.34065 0.283726389 79.0
1.4558760 120 147 17.34065 0.254315726 76.0
1.4558760 150 171 17.34065 0.236669329 74.0
%
t ekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.5336264 30 80 17.34065 0.553612466 94.9
1.5336264 60 105 17.34065 0.36330818 94.1
1.5336264 90 128 17.34065 0.295259982 93.2
1.5336264 120 154 17.34065 0.266425999 91.6
1.5336264 150 176 17.34065 0.243589485 91.1
%
t ekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.6353320 30 86 17.34065 0.5951334 99.4
1.6353320 60 110 17.34065 0.38060857 99.0
1.6353320 90 133 17.34065 0.306793575 98.7
1.6353320 120 160 17.34065 0.276806233 98.4
1.6353320 150 182 17.34065 0.251893672 98.3
44
%
t ekanan wakt u Volume Luas permukaan membran fluks(J) rejeksi
1.7112470 30 90 17.34065 0.622814024 99.8
1.7112470 60 117 17.34065 0.404829115 99.7
1.7112470 90 140 17.34065 0.322940605 99.6
1.7112470 120 165 17.34065 0.285456428 99.6
1.7112470 150 188 17.34065 0.260197859 99.4
45
46
a. Protein Permeat
0,2000000
0,1800000
0,1600000
0,1400000
ml/ cm menit
0,1200000 t1
Fluks (J)
0,1000000 t2
0,0800000 t3
0,0600000
t4
0,0400000
t5
0,0200000
0,0000000
1,350 1,400 1,450 1,500 1,550 1,600 1,650 1,700 1,750
Tekanan (atm)
Grafik 4.1 : Pengaruh Tekanan dan waktu terhadap Fluks ( Protein Permeat)
Pembahasan :
Dari grafik 4.1 menunjukkan bahwa dengan bertambahnya tekanan operasi akan
mengakibatkan peningkatan fluks. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan maka
kecepatan VCO untuk melewati membrane semakin cepat.. Dalam grafik juga menunjukkan
bahwa semakin lama waktu operasi, kecepatan VCO melewati membrane semakin menurun. Hal
ini disebabkan karena terjadinya fouling (penyumbatan) pada membrane sehingga kecepatan
47
120,000
100,000
80,000
% rejeksi
t1
60,000 t2
40,000 t3
t4
20,000
t5
0,000
1,350 1,400 1,450 1,500 1,550 1,600 1,650 1,700 1,750
Tekanan (atm)
Pembahasan :
Dari grafik 4.2 menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan maka % rejeksi pada
membrane semakin naik. Ini menunjukkan semakin tinggi tekanan maka kemampuan membrane
semakin meningkat. Pada tekanan paling besar kemampuan membrane mendekati sempurna
yaitu 98.8%. Maka dari itu semakin tinggi tekanan, kinerja membrane semakin baik.
Meningkatnya persen rejeksi di sebabkan karena menurunnya kosentrasi protein dalam permeat.
48
b. Air permeat
0,2000000
0,1800000
0,1600000
0,1400000
ml/ cm menit
0,1200000 t1
Fluks (J)
0,1000000 t2
0,0800000
t3
0,0600000
t4
0,0400000
0,0200000 t5
0,0000000
1,350 1,400 1,450 1,500 1,550 1,600 1,650 1,700 1,750
Tekanan (atm)
Grafik 4.3 : Pengaruh tekanan dan waktu operasi terhadap fluks (Air Permeat)
Pembahasan :
Dari grafik 4.3 menunjukkan bahwa peningkatan tekanan operasi akan mengakibatkan
peningkatan fluks. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan maka kecepatan VCO
untuk melewati membrane semakin cepat.. Dalam grafik juga terlihat semakin lama waktu
operasi kecepatan membrane semakin menurun. Hal ini disebabkan terjadinya fouling
menurun.
49
120,000
100,000
80,000
% rejeksi
t1
60,000 t2
40,000 t3
t4
20,000
t5
0,000
1,350 1,400 1,450 1,500 1,550 1,600 1,650 1,700 1,750
Tekanan (atm)
Pembahasan :
Dari grafik 4.4 menunjukkan semakin tinggi tekanan maka % rejeksi pada membrane
semakin naik. Ini menunjukkan semakin tinggi kemampuan membrane. Pada tekanan paling
besar kemampuan membrane mendekati sempurna yaitu 99.8%. Maka dari itu semakin tinggi
tekan kinerja membrane semakin baik. Meningkatnya persen rejeksi di sebabkan karena
50
0,2000000
0,1800000
0,1600000
0,1400000
ml/ cm menit
0,1200000 t1
Fluks (J)
0,1000000 t2
0,0800000
t3
0,0600000
t4
0,0400000
0,0200000 t5
0,0000000
1,350 1,400 1,450 1,500 1,550 1,600 1,650 1,700 1,750
Tekanan (atm)
Grafik 4.5 : Pengaruh tekanan dan waktu terhadap Fluks (Asam Laurat Permeat)
Pembahasan :
Dari grafik 4.5 menunjukkan bahwa peningkatan tekanan operasi akan mengakibatkan
peningkatan fluks. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan maka kecepatan VCO
untuk melewati membrane semakin cepat. Dalam grafik juga terlihat semakin lama waktu
operasi kecepatan membrane semakin menurun. Hal ini disebabkan terjadinya fouling
menurun.
51
60
50
20 t3
t4
10
t5
0
1,350 1,400 1,450 1,500 1,550 1,600 1,650 1,700 1,750
Tekanan (atm)
Grafik 4.6 : Pengaruh tekanan terhadap Kadar Asam Laurat (Asam Laurat Permeat)
Pembahasan:
Dari grafik diatas terlihat bahwa semakin tinggi tekanan maka kandungan asam laurat
semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan pada proses membrane
ultrafiltrasi, maka terjadi peningkatan kualitas VCO. Salah satu indikator terjadi peningkatan
kualitas VCO bisa dilihat dari semakin besar kandungan asam laurat dalam VCO.
52
BAB V
V.1 Kesimpulan
1. Dari hasil proses peningkatan kualitas VCO dengan membrane ultrafiltrasi didapatkan
hasil terbaik pada tekanan 1.7112470 atm dan waktu operasi 150 menit yaitu kadar
asam lauratnya 49.43 ppm sehingga memenuhi persyaratan SNI untuk VCO.
2. Dari hasil yang telah diperoleh bisa dikatakan bahwa membran ultrafiltrasi bisa
V.2 Saran
menggunakan variabel-variabel lain terutama tekanan yang lebih besar dan waktu yang
lebih lama. Selain itu bisa dicoba dengan penggunaan jenis membrane yang lain.
53
DAFTAR PUSTAKA
Darmoyuwono, Winarno. 2006. Gaya Hidup Sehat dengan Virgin Coconut Oil. PT. Indeks:
Jakarta
Netherlands.
Nur Hapsari. 2004. Perpindahan massa pada proses pemisahan ion Kromium (Cr) dengan
Nur Hapsari. 2006. Pemisahan Protein Limbah Cair Industri Tahu (Whey) dengan Membran
Nur Hapsari. 2008. Kajian Selektivitas Membran Ultrafiltrasi pada Proses Pemisahan TDS
(Total Dissolved Solid) Dalam Bittern. Publikasi pada Jurnal hasil Penelitian
54
Rautenbach R. Albrecht, R. 1994. Membrane Process. John Wiley & Sons. Chicester, New
Rindengan, B dan Novarianto, Hengky. 2005. Pembuatan dan pemanfaatan Minyak Kelapa
Setiaji, Bambang. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Penebar Swadaya: Jakarta.
Winarno, F.G. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
55