Anda di halaman 1dari 22

BAHAN

ORGANIK
SEDIMENTER
Nama Kelompok
1. Zulfirahma Dyah Septi Kusuma
02311740000036
2. Anak Agung Madya Kusuma Dewa
04211841000001
3. Rizky Fajar Adys Hermawan
04211841000016
4. Naufal Syarif Hakim
04211841000047
5. M Raihan Arsalan
04211841000055
AKUMULASI BAHAN ORGANIK DALAM SEDIMEN

 Sedimen yang terdeposit pada lingkungan akuatik, menerima bermacam bahan organik (segar dan mati), yaitu
allochtonous (asing) dan autochotonous (origin)

Gambar 1. Allochtonous dan Autochotonous


AKUMULASI BAHAN ORGANIK DALAM SEDIMEN

 Sedimentasi dilaut dalam (energi rendah) kurang banyak terjadi sedimentasi bahan organik

 Akumulasi bahan organik dalam sedimen tergantung pada proses kesetimbangan penyimpanan dan pemekatan dengan
penguraian dan pengenceran bahan organik
SEDIMEN FOSIL DAN SEDIMEN MODERN

 Sedimen fosil disebut batuan sedimen yang potensial menghasilkan minyak bumi (mengandung 0.5% karbon organik
bagi batuan dan 0.3% bagi sedimen karbonat
 Sedimen modern disebut bahan organik memnpunyai densiti lebih rendah, sehingga akan mengendap di tempat yang
tenang
BAHAN ORGANIK TERLARUT (BOT) DAN PARTIKULAT (BOP)

 Bahan organik terlarut dan partikulat ditemukan di dalam air laut dan air tawar

 Bahan organik partikulat (particulate organic matter) merujuk kepada semua bahan organik dengan ukuran < 2,00 mm
dan > 0,0053 mm (Cambardella dan Elliot, 1992).
 Bahan organik terlarut (dissolved organic matter) dapat didefinisikan sebagai molekul organik dengan berbagai ukuran
dan struktur kimia yang berbeda yang lolos dari filter dengan ukuran 0,45- mikrometer (Kalbitz et al., 2000; Zsolnay,
2003).
AKUMULASI BAHAN ORGANIK

 Bahan organik bersumber pada hewan fitoplankton laut


 Sedimen kaya dengan bahan organik terjadi di aliran air yang tenang dan kecepatan sedimentasi yang rasional
 Evolusi bahan organik sedimenter dikontrol oleh:
1. Faktor komposisi bahan anorganik
2. Aktifitas biologi pada tahap awal
3. Temperatur dan tekanan
 Evolusi bahan organik sedimenter, mengikuti alur tahapan berikut :
1. Diagenesis
2. Katagenesis
3. Metagenesis
4. Metamorfosis
Diagenesis
Diagenesis
• Diagenesis adalah "jumlah dari
semua perubahan kimia, fisik dan
biologi yang dialami oleh sedimen
setelah pengendapan awal, dan
selama dan setelah litifikasi.
• Aktifitas diagenesis disebabkan
oleh aktifitas mikroba yang
menyebabkan mikroba tersebut
disebut agen transformasi
Diagenesis
• Proses diagenesis terjadi pada
kedalaman yang tidak terlalu dalam.
• Pada tahap diagenesis, sendimen
berubah menjadi batubara coklat apa
bila sendimennya berasal dari
tumbuhan dan di tahap ini dihasilkan
produk metana.
• Pada tahap terakhir diagenesis,
terbentuklah kerogen yg merupakan
cikal bakal minyak bumi.
KATAGENESIS
KATAGENESIS
Katagenesis adalah tahapan kedua dalam proses evolusi bahan organik sedimenter. Pada tahap ini
terjadi perubahan senyawa anorganik, pemadatan sedimen, dan pengurangan kadar air karena
peningkatan suhu dan tekanan.

Suhu berkisar antara 50℃


- 150 ℃

Tekanan berkisar antara


300 bar -1500 bar
Pada tahap ini juga terjadi degradasi thermal kerogen sehingga terjadi banyak pembentukan
hidrokarbon terutama dalam bentuk minyak cair dam gas bumi basah

Terjadi di kedalaman 2km


– 5km

Hanya terdapat
hidrokarbon, tidak ada
atom O
Metagenesis
Metagenesis
• Pada tahap ini  terjadi masa perusakan termal
dari karakter senyawa (cairan) menjadi residu
(padatan), sehingga mengakibatkan senyawa
organik menjadi senyawa yang kekurangan
hidrogen, dan material tak bernilai atau
menjadi material bernilai dari senyawa karbon
(grafit, intan).
• Pada proses ini, ikatan C-C terputus dalam
proses yang disebut cracking. Molekul yang
terbentuk dari pemutusan hidrokarbon tersebut
adalah CH4 (metana) atau gas kering (dry gas)
dan residual kerogen (C, grafit)
Metagenesi
• Proses terjadi dikedalamam yang sangat dalam
sekitar 5000 – 6000 meter dengan suhu lebih
dari 175 derajat celcius.
• Bahan organik pada tahap metagenesis hanya
akan menghasilkan gas metana dan resdiu
karbon, dan kristalin mulai terbentukbahan
organik pada tahap metagenesis hanya akan
menghasilkan gas metana dan resdiu karbon,
dan kristalin mulai terbentukbahan organik pada
tahap metagenesis hanya akan menghasilkan
gas metana dan resdiu karbon, dan kristalin
mulai terbentuk. atubara mulai bertransformasi
menjadi anthracite. residu kerogen berubah
menjadi karbon grafit
METAMORFOSIS
Metamorfosis
Metamorfosis adalah serangkaian proses dimana batuan
mengalami perubahan mineralogi, tekstur, atau keduanya
untuk mencapai keseimbangan dengan lingkungannya
dalam keadaan padat.

Tekstur
Mineralog
Mineralog
i dan
i
Tekstur

Perubahan
Penyebab Metamorfosis
Dapat disimpulkan bahwa batuan metamorf merupakan transisi dari satu batuan ke batuan lainnya
oleh suhu dan tekanan dan membentuk batuan baru. Batuan metamorf dihasilkan dari batuan induk:
Batuan beku, Batuan sedimen atau batuan metamorf lainnya

Temperatur

Metamorfosis

Bahan
Tekanan
Kimia Lain
Pengaruh Suhu
Suhu adalah agen utama dalam proses metamorf yang paling
penting. Naiknya suhu dapat disebabkan oleh penguburan atau
karena intrusi magma. Keseimbangan suhu meningkat dengan
meningkatnya kedalaman. Ketika suhu batuan meningkat,
mineral mulai berubah dari keadaan padat ke keadaan cair, dan
reaktivitas pori-pori fluida di dalam batuan meningkat. Namun,
di bawah 2000C, sebagian besar mineral akan tetap tidak
berubah. Pada suhu yang lebih rendah dari ini, perubahan
batuan terjadi melalui pelapukan atau diagenesis.
Pengaruh Tekanan
Ada dua jenis tegangan yang penting sebagai agen metamorf:
Tekanan beban dan tekanan terarah. Tekanan beban seragam
yang bekerja ke segala arah, disebabkan oleh berat batuan di
atasnya seiring bertambahnya kedalaman batuan. Tekanan
yang diarahkan tidak seragam, tidak sama ke segala arah, dan
disebabkan oleh gaya tektonik. Kekuatan-kekuatan ini
mengarah pada perkembangan struktur utama seperti lipatan
dan patahan, dan dapat bertindak sebagai agen metamorf.
Besarnya tekanan terarah tidak berhubungan dengan
kedalaman posisi batuan rock
Batuan Metamorfosis
Batuan metamorf atau metamorf atau batuan metamorf
(batuan metamorf) menyusun sebagian besar kerak bumi
dan menempati 12% luas permukaan bumi. Batuan ini
diklasifikasikan berdasarkan tekstur, kandungan kimia dan
mineral. Batuan ini dapat terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi, mengalami suhu tinggi dan tekanan besar
oleh lapisan batuan di atasnya. Batuan ini juga dapat
terbentuk dari proses tektonik seperti benturan benua, yang
menyebabkan tekanan horizontal, gesekan dan distorsi.
Batuan metamorf juga terbentuk ketika batuan dipanaskan
oleh intrusi batuan cair panas yang disebut magma yang
berasal dari bagian dalam bumi. Kajian tentang batuan
metamorf yang tersingkap/tersingkap di permukaan bumi
memberikan informasi tentang suhu dan tekanan yang
terjadi pada kedalaman yang besar di kerak bumi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai