Anda di halaman 1dari 8

KOROSI CELAH

KOROSI SUMURAN
Akram Abhikama Putra 218331002
Immanuel Sianipar 218331011
M. Richo Primadhiya 218331016
KOROSI?
KOROSI CELAH (CREVICE CORROSION)
korosi lokal dengan perubahan yang tinggi pada lubang sempit
karena adanya perbedaan penambahan oksigen dengan
konsentrasi oksigen dalam celah lebih rendah sehingga sulit bagi
oksigen untuk menembus lubang kecil.

> Terjadi reaksi korosi merata


TAHAPAN TERJADINYA

> Pada daerah celah tempat jebakan air, terjadi penipisan kadar oksigen sehingga
pembentukan OH- terhambat. Akibatnya terjadi kekurangan ion negatif
KOROSI CELAH

> Ion negatif dari luar celah, misal ion Cl- berdifusi masuk ke dalam celah untuk
menyeimbangkan muatan
> Ion M+ terhidrolisis sehingga menyebabkan penurunan pH di dalam celah
> Penurunan pH menyebabkan reaksi korosi semakin parah
 Celah sambungan ditutup dengan pengelasan menerus atau dengan soldering.
 Peralatan – peralatan harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur, terutama pada
sambungan sambungan yang rawan.
 Menurunkan kandungan klorida agar agresifitas larutan menurun
 Mencegah cairan agar tidak merendam logam
 Mencegah agar cairan tidak menggenang pada logam
 Membersihkan permukaan logam
Bentuk korosi lokal di mana terjadi kerugian logam
dalam bentuk lubang dengan penampang relatif kecil
untuk permukaan terbuka secara keseluruhan. KOROSI SUMURAN
Pitting korosi pada logam bentuk pasif dan paduan
stainless steel seperti ketika film ultra-tipis pasif (oxide
film) secara kimiawi atau secara mekanis rusak dan
tidak segera kembali. Lubang yang dihasilkan dapat
menjadi lebar dan dangkal atau sempit dan mendalam
yang dapat dengan cepat melubangi ketebalan
dinding logam.

 Sifat Non-homogen lingkungan membubarkan film pasif di lokasi tertentu di


mana lubang awal bentuk.
 Film pasif secara mekanis rusak dan tidak segera kembali
 Mulai terbentuk lubang di celah film pasif yang rusak tersebut
 Lubang yang terbentuk tadi dapat menjadi lebar dan dangkal ataupun sempit dan mendalam
yang lama kelamaan dapat melubangi tebal dinding logam tersebut
 Pemilihan bahan yang tepat dengan resistensi diketahui oleh lingkungan layanan
 Kontrol pH, konsentrasi klorida dan suhu
 Perlindungan Katodik dan Perlindungan anodik
 Gunakan paduan tinggi (ASTM G48) untuk peningkatan resistensi terhadap korosi
pitting
 Menghindari zona stagnan dan deposito, serta mengurangi agresivitas medium
 Pengendalian komposisi elektrolit (ID ion klorida)
 Inhibitor korosi yaitu suatu senyawa yang berperan melindungi logam dari korosi
dengan melalui berbagai cara. Untuk itu diperlukan analisis dan perhitungan yang
matang pada praktek penggunaannya agar didapat hasil yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai