Anda di halaman 1dari 10

PENGENALAN PRINSIP KERJA

OPTICAL EMISSION SPECTROMETRY dan


SCANNING ELECTRON MICROSCOPE
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analitik
Yang dibimbing oleh ibu Dewi Idamayanti

Oleh
Muhamad Richo Primadhiya 218331016

JURUSAN TEKNOLOGI PENGECORAN LOGAM


POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah saya ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Bandung, 25 Maret 2019

Muhamad Richo Primadhiya

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2

A. Pengertian OES .................................................................................................... 2


B. Penggunaan OES .................................................................................................. 2
C. Prinsip kerja OES ................................................................................................. 2
D. Jenis sampel logam yang dapat diuji di OES ....................................................... 3
E. Scanning Electron Microscope (SEM) ................................................................. 6
F. Prinsip Kerja dari SEM ......................................................................................... 6
BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 7

A. Kesimpulan........................................................................................................... 7
B. Saran ..................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Optical Emission Spectrometry(OES) adalah suatu metode analisis kimia yang
menggunakan intensitas cahaya yang dipancarkan dari nyala api, plasma, atau percikan
listrik pada panjang gelombang tertentu untuk menentukan kuantitas suatu unsur dalam
sampel. Panjang gelombang garis spektrum atom memberikan identitas unsur, sementara
intensitas emisinya proporsional dengan jumlah atom unsur tersebut.
Pada kasus ini Optical Emission Spectrometry merupakan salah satu metode analisis
yang modern dan sangat efisien. Untuk mempercepat proses analisis dalam Praktikum Uji
Kimia OES adalah metode yang tepat dan direkomendasikan. Beda dengan metode-metode
penelitian yang lainnya, seperti analisis dengan menggunakan metode konvensional.
Metode ini tidak hanya berfokus pada penelitian satu unsur saja, tapi semua unsur yang
ada pada sampel dapat kita ketahui dengan melihat hasil pengujian. Semua unsur yang ada pada
sampel akan tertulis jelas pada kertas hasil pengujian yang sebelumnya di proses pada
perangkat computer beserta printernya. Ketika kita menekan tombol enter yang ada pada
perangkat computer maka secara otomatis perangkat OES akan memprosesnya dan output dari
OES itu sendiri akan muncul diprinter yang sudah didesain dan diatur sedemikian rupa.

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui penggunaan OES dan SEM EDS secara tepat sasaran.
2. Mengetahui prinsip kerja pada OES dan SEM EDS.
3. Mengetahui jenis sampel yang dapat diuji pada OES dan SEM EDS.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian OES
Optical Emission Spectrometry adalah adalah suatu metode analisis kimia yang
menggunakan intensitas cahaya yang dipancarkan dari nyala api, plasma, atau percikan
listrik pada panjang gelombang tertentu untuk menentukan kuantitas suatu unsur dalam
sampel. Panjang gelombang garis spektrum atom memberikan identitas unsur, sementara
intensitas emisinya proporsional dengan jumlah atom unsur tersebut.
Shimadzu: melibatkan penerapan energi listrik dalam bentuk percikan yang dihasilkan
antara elektroda dan sampel logam, di mana atom yang diuapkan dibawa ke keadaan energi
tinggi dalam apa yang disebut "plasma pelepasan".

B. Penggunaan OES

OES dapat digunakan untuk analisa logam, proses kontrol, pengecoran logam (besi,
aluminium, tembaga). Untuk Analisa logam tersebut biasanya untuk mengetahui adanya cacat
atau porositas dalam logam tersebut. Penggunaan pada proses control adalah untuk
mengendalikan tingkat atau kualitas suatu produk yang akan diedarkan. Jadi pada saat ditengah
tengah proses produksi akan diadakan pengambilan sampel untuk diuji. Di bidang pengecoran
logam biasanya digunakan pada half processing dan juga pada Quality Control.

C. Prinsip kerja OES

Mesin penganalisa OES mengandung tiga komponen yaitu :

 sumber listrik untuk mengeksitasi atom dalam sampel logam sehingga mereka
memancarkan cahaya karakteristik, atau emisi optik, garis - membutuhkan sebagian

2
 kecil sampel untuk dipanaskan hingga ribuan derajat Celcius. Ini dilakukan dengan
menggunakan sumber tegangan tinggi listrik dalam spektrometer melalui elektroda.
Perbedaan potensial listrik antara sampel dan elektroda menghasilkan pelepasan
listrik, pelepasan ini melewati sampel, memanaskan dan menguapkan material di
permukaan dan menarik atom material, yang kemudian memancarkan garis emisi
elemen-karakteristik.

Dua bentuk pelepasan listrik dapat dihasilkan, baik busur yang merupakan peristiwa
on / off mirip dengan sambaran petir, atau percikan - serangkaian peristiwa multi-
discharge di mana tegangan elektroda dinyalakan dan dimatikan. Dua mode operasi
ini digunakan tergantung pada elemen yang diukur dan akurasi yang diperlukan.

 sistem optic, Cahaya, garis emisi optik berganda dari sampel yang diuapkan yang
dikenal sebagai plasma masuk ke dalam spektrometer. Grading difraksi dalam
spektrometer memisahkan cahaya yang masuk menjadi panjang gelombang spesifik
elemen dan detektor yang sesuai mengukur intensitas cahaya untuk setiap panjang
gelombang. Intensitas yang diukur sebanding dengan elemen offset konsentrasi
dalam sampel.

 sistem komputer. Sistem komputer memperoleh intensitas yang terukur dan


memproses data ini melalui kalibrasi yang telah ditentukan sebelumnya untuk
menghasilkan konsentrasi unsur. Antarmuka pengguna memastikan intervensi
operator minimal dengan hasil yang ditampilkan jelas yang dapat dicetak atau
disimpan untuk referensi di masa mendatang.

D. Jenis sampel logam yang dapat diuji di OES

Jenis logam yang dapat dianalisa:

1. Iron base ( Low alloy steel, cast iron, stainless Steel, manganese steel)
2. Copper base(bronze, Brass, high purity copper)
3. Aluminium base( Low alloy aluminium dll).
- Low alloy steel

Baja paduan rendah (low alloy steel) tergolong jenis baja karbon yang memiliki
tambahan unsur paduan seperti Nikel, Chromium dan Molybdenum. Total unsur
paduannya mencapai 2,07%-2,5%. Baja paduan rendah memiliki baja yang sedikit
mengandung unsur paduan dibawah 10% dibandingkan dengan baja paduan tinggi
mengandung unsur paduan diatas 10% .
Baja paduan rendah (low alloy steel) dapat dikelompokkan menjadi :

1. Baja paduan rendah kekuatan tinggi

Baja ini mempunyai sifat mekanis dan ketahanan korosi yang lebih baik bila
dibandingkandengan baja paduan rendah biasa. Baja ini dibuat melalui pengerasan

3
baik dalam keadaan diannealing atau normalizing. Baja ini kadar karbonnya rendah
sehingga relatif lunak dan liat, sehingga mudah dalam
pembentukan dan pengelasan. Unsur-unsur seperti Si,Mn,Ni,Cr,Mo, ditambahkan
dalam baja ini. Sebagai unsur-unsur paduan ( alloying element) dengan jumlah total
tidak lebih dari 5% . Unsur-unsur ini membentuk solid solution dengan ferrite
sehingga menambah kekuatan baja.

2. Baja paduan rendah biasa

Biasanya baja ini mengandung paling sedikit 0,3% C, yang berarti mudah untuk
dikeraskan karena adanya unsur-unsur Ni,Cr,Mn,Mo, berarti baja ini mempunyai sifat
hardenability yang baik bila mana baja ini diannealing dan distempering sampai
kekuatan tertentu atau bilamana seluruh stuktur martensite, maka baja ini mempunyai
gejala yang menunjukkan sifat mekanis yang sama dengan baka karbon biasa yang
mengandung unsur C yang sama. Dalam ukuran-ukuran baja yang besar, baja karbon
tidak dapat dikeraskan secara sempurna, sehingga unsur-unsur paduan diperlukan
untuk sifat –sifat pengerasan yang lebih baik, maka untuk baja dengan ukuran-ukuran
besar.. Alloy steel cocok untuk memperolah kekuatan maksimum dengan proses heat
treatment.
Baja paduan rendah ( low alloy steel) dapat diklasifikasikan lagi, yaitu:
• Menurut komposi kimia, seperti Nikel stel, Nikel Chromanium steels,molybdenum
steels.
• Menurut proses perlakuan panas, seperti quenched and tempered (QT) Normalized
and tempered (NT) annealed (A) dan sebagainya.

Ciri-ciri umum baja paduan rendah yaitu :


a) Jumlah unsur paduan < 10%.
b) Memiliki kadar karbon sama seperti baja karbon, tetapi ada sedikit unsur paduan
dengan penambahan unsur paduan, kekuatan dapat dinaikkan tanpa mengurangi
keuletannya, kekuatan fisik, dan daya tahan terhadap korosi, aus, dan panas lebih
baik.
c) Baja paduan rendah dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat mencapai
kekuatan leleh sebesar 80 – 110 ksi (550 – 760 MPa). Kekuatan leleh biasanya
didefinisikan sebagai tegangan pada regangan offset 0,2%, karena baja ini tidak
menunjukan titik leleh yang jelas. Dengan prosedur yang tepat baja ini dapat dilas,
dan biasanya tidak membutuhkan tambahan perlakuan panas setelah pengelasan
dilakukan. Untuk beberapa keperluan khusus, kadangkala dibutuhkan pengendoran
tegangan.

- Cast Iron

Besi tuang atau besi cor (cast iron) adalah paduan besi-karbon dengan kandungan
karbon lebih dari 2%. Paduan besi dengan kandungan karbon kurang dari 2% disebut
sebagai baja. Unsur paduan utama yang membentuk karakter besi tuang adalah karbon
(C) antara 3-3,5% dan silikon (Si) antara 1,8-2,4%. Perbedaan kadar C dan Si
menyebabkan titik lebur besi tuang lebih rendah dari baja, yakni sekitar 1.150 sampai
1.200° C.

4
Unsur paduan yang terkandung didalamnya mempengaruhi warna patahannya; besi
tuang putih mengandung unsur karbida sedangkan besi tuang kelabu mengandung
serpihan grafit.

Besi tuang cenderung rapuh, kecuali besi tuang mampu tempa (malleable cast iron).
Dengan titik leleh relatif rendah, fluiditas yang baik, mampu tempa, mampu mesin
yang sangat baik, ketahanan terhadap deformasi dan ketahanan aus, besi tuang telah
menjadi bahan rekayasa dengan berbagai aplikasi dan juga digunakan dalam pipa,
mesin dan suku cadang insdustri otomotif, seperti kepala silinder, blok silinder dan
gearbox.

- Stainless Steel

Stainless steel adalah paduan logam yang lebih disukai untuk membuat peralatan dapur,
karena tidak mempengaruhi rasa makanan. Permukaan peralatan stainless steel yang
mudah dibersihkan. Minimal pemeliharaan dan daur ulang total peralatan stainless steel
juga berkontribusi terhadap popularitas mereka. Stainless steel adalah nama universal
untuk paduan logam, yang terdiri dari Kromium dan Besi. Sering disebut juga dengan
baja tahan karat karena sangat tahan terhadap noda (berkarat).
Stainless steel dapat bertahan dari serangan karat berkat interaksi bahan-bahan
campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi, krom, mangan, silikon,
karbon dan seringkali nikel and molibdenum dalam jumlah yang cukup banyak.
Elemen-elemen ini bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara membentuk
sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk dari proses
karat/korosi yaitu metal oksida dan hidroksida. Krom, bereaksi dengan oksigen,
memegang peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi ini. Pada kenyataannya,
semua stainless steel mengandung paling sedikit 10% krom.
Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi berikutnya dengan
berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan dengan
permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja cukup untuk mengurangi
kecepatan proses karat selambat mungkin karena lapisan korosi tersebut terbentuk
dengan sangat rapat. Lapisan korosi ini lebih tipis dari panjang gelombang cahaya
sehingga tidak mungkin untuk melihatnya tanpa bantuan instrumen moderen.
Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, permukaannya tidak dilindungi apapun
sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau
hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan
korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal sebagai karat.
- Manganese Steel

Baja mangan, juga disebut baja Hadfield atau mangalloy, adalah paduan baja yang
mengandung mangan 12-14%. Terkenal karena kekuatan tumbukannya yang tinggi dan
ketahanan terhadap abrasi dalam keadaan mengeras, baja ini sering digambarkan
sebagai baja pengerasan kerja pamungkas.

5
E. Scanning Electron Microscope (SEM)

Scanning Electron Microscope (SEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang


didesain untuk menyelidiki permukaan dari objek solid secara langsung. SEM
memiliki perbesaran 10 – 3000000x, depth of field 4 – 0.4 mm dan resolusi sebesar 1
– 10 nm. Kombinasi dari perbesaran yang tinggi, depth of field yang besar, resolusi
yang baik, kemampuan untuk mengetahui komposisi dan informasi kristalografi
membuat SEM banyak digunakan untuk keperluan penelitian dan industri. Adapun
fungsi utama dari SEM antara lain dapat digunakan untuk mengetahui informasi-
informasi mengenai:

1) Topografi, yaitu ciri-ciri permukaan dan teksturnya (kekerasan, sifat memantulkan


cahaya, dan sebagainya).
2) Morfologi, yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek (kekuatan, cacat
pada Integrated Circuit (IC) dan chip, dan sebagainya).
3) Komposisi, yaitu data kuantitatif unsur dan senyawa yang terkandung di dalam
objek (titik lebur, kereaktifan, kekerasan, dan sebagainya).
4) Informasi kristalografi, yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari butir-
butir di dalam objek yang diamati (konduktifitas, sifat elektrik, kekuatan, dan
sebagainya).

F. Prinsip kerja dari SEM

1. Sebuah pistol elektron memproduksi sinar elektron dan dipercepat dengan anoda.
2. Lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel.
3. Sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan
diarahkan oleh koil pemindai.
4. Ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron baru
yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke monitor (CRT).
Secara lengkap skema SEM dijelaskan oleh gambar dibawah ini :

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Optical emission spectrometry dapat digunakan untuk menganalisa logam (besi,
aluminium, tembaga). Prinsip kerjanya secara garis besar adalah penangkapan cahaya yang
dipancarkan oleh hasil pembakaran sampel logam.

Scanning Electron Microscope (SEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang didesain untuk
menyelidiki permukaan dari objek solid secara langsung. SEM memiliki perbesaran 10 –
3000000x, depth of field 4 – 0.4 mm dan resolusi sebesar 1 – 10 nm. Kombinasi dari
perbesaran yang tinggi, depth of field yang besar, resolusi yang baik, kemampuan untuk
mengetahui komposisi dan informasi kristalografi membuat SEM banyak digunakan untuk
keperluan penelitian dan industri

B. Saran
Perbanyaklah membaca literatur apapun agar menambah pembendaharaan kosakata yang ada
pada otak kita. Sehingga pada saat pengaplikasian ataupun penerapan ilmu yang kita dapat
akan lebih mudah.

DAFTAR PUSTAKA
https://ajmarshall.com/manganese-steel-6-things-you-need-to-know/

http://bptm.lipi.go.id/index.php/fasilitas/lab-analisa-kimia/optical-emission-spectrometer-
spectromaxx/

https://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopi_emisi_atom

https://www.mesinraya.co.id/apa-itu-stainless-steel.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Besi_tuang

http://daryanto18.blogspot.com/2015/09/baja-paduan-alloy-steel.html

https://www.bruker.com/products/x-ray-diffraction-and-elemental-analysis/optical-emission-
spectrometry.html

https://www.shimadzu.com/an/elemental/oes/oes.html

https://yudiprasetyo53.wordpress.com/2011/11/07/scanning-electron-microscope-sem-dan-
optical-emission-spectroscope-oes/

https://materialcerdas.wordpress.com/teori-dasar/scanning-electron-microscopy/

Anda mungkin juga menyukai