BIMO ERYAWANTO
03051281320012
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
DAFTAR ISI
BAB I
Korosi Menyeluruh.............................................................................. 2
Galvanic Corrosion.............................................................................. 4
Korosi Celah........................................................................................ 5
Pitting Corrosion..................................................................................6
Intergranular Corrosion........................................................................7
Korosi Erosi......................................................................................... 9
BAB II
Pitting Corrosion......................................................................................... 10
BAB III
Pencegahan Korosi. 17
BAB I
DASAR TEORI
1991). Lingkungan tersebut dapat berupa air, udara, gas, larutan asam,
dan lain- lain (Rini Riastuti dan Andi Rustandi, 2008).
dan anoda terletak secara acak dan bergantian dengan waktu. Hasil akhirnya
adalah hilangnya kurang lebih yang seragam dimensi.
Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika
dua macam logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam media korosif.
Mekanisme korosi galvanik : korosi ini terjadi karena proses elektro
kimiawi dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di
dalam elektrolit sama. Dimana electron mengalir dari metal kurang mulia
(Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang
mulia berubah menjadi ion ion positif karena kehilangan electron. Ion-ion
positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi
garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal
sehingga terbentuklah sumur - sumur karat (Surface Attack) atau serangan karat
permukaan.
Selective leaching adalah korosi selektif dari satu atau lebih komponen
dari paduan larutan padat. Hal ini juga disebut pemisahan, pelarutan selektif
atau serangan selektif. Contoh dealloying umum adalah dekarburisasi,
decobaltification, denickelification, dezincification, dan korosi graphitic.
5
Korosi celah mengacu pada serangan lokal pada permukaan logam pada, atau
berbatasan langsung dengan, kesenjangan atau celah antara dua permukaan
bergabung. Kesenjangan atau celah dapat terbentuk antara dua logam atau logam
dan bahan non-logam. Di luar kesenjangan atau tanpa celah, kedua logam yang
tahan terhadap korosi. Kerusakan yang disebabkan oleh korosi celah biasanya
6
dibatasi pada satu logam di wilayah lokal dalam atau dekat dengan permukaan
yang bergabung.
Mekanisme Crevice Corrosion : dimulai oleh perbedaan konsentrasi beberapa
kandungan kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel
elektrokimia (perbedaan sel aerasi dalam kasus oksigen). Di luar dari celah
(katoda), kandungan oksigen dan pH lebih tinggi - tetapi klorida lebih rendah.
Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada
satu titik atau area kecil, dan membentukn bentuk rongga. Korosi sumuran adalah
salah satu bentuk yang paling merusak dari korosi.
7
6. Intergranular Corrosion
paduan casting. Pengendapan pada batas butir, terutama kromium karbida dalam
baja tahan karat, merupakan mekanisme yang diakui dan diterima dalam korosi
intergranular.
Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang memerlukan aksi
secara bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan tegangan
tarik. Ini tidak termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat gagal oleh
patahan cepat. Hal ini juga termasuk intercrystalline atau transkristalin korosi,
yang dapat menghancurkan paduan tanpa tegangan yang diberkan atau tegangan
sisa. Retak korosi tegangan dapat terjadi dalam kombinasi dengan penggetasan
hidrogen.
senyawa amonia, baja ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja tahan karat
rentan terhadap klorida.
8. Erosion Corrosion
Erosi Korosi mengacu pada tindakan gabungan yang melibatkan erosi dan
korosi di hadapan cairan korosif yang bergerak atau komponen logam yang
bergerak melalui cairan korosif, yang menyebabkan percepatan terdegradasinya
suatu logam.
Mekanisme erosion corrosion : efek mekanik aliran atau kecepatan fluida
dikombinasikan dengan aksi cairan korosif menyebabkan percepatan hilangnya
dari logam. Tahap awal melibatkan penghapusan mekanik film pelindung logam
dan kemudian korosi logam telanjang oleh cairan korosif yang mengalir. Proses
siklus ini sampai pelubangan komponen terjadi.
BAB II
PITTING CORROSION
Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada
satu titik atau area kecil, dan membentukn bentuk rongga. Korosi sumuran adalah
salah satu bentuk yang paling merusak dari korosi.
Laju korosi sangat dipengaruhi oleh gas yang dapat larut dalam air yang
menyebabkan terjadinya korosi. Gas terlarut yang dapat menyebabkan terjadinya
korosi adalah sebagai berikut:
a. Oksigen (O2)
b. Karbondioksida (CO2)
CO2 + H2O
H2CO3
12
Fe + H2CO3
Fe CO3 +
H2
Faktor Temperatur
Faktor pH
Besi dan baja akan terkorosi dalam suasana asam, tetapi sedikit
terkorosi dalam suasan basa. Sifat ini dapat dijelaskan dengan rangkaian
GGL (gaya gerak listrik) yang tersusun dari elemen-elemen dimana akan
terjadi pengurangan potensial pada elektroda negatif jika elemen
tersebut tercelup larutan asam. Potensi saat logam mulai terkorosi dapat
dihitung dengan persamaan Nernst:
E = E - 0,059 pH
a. Asam
b. Basa
13
OH- tidak beraksi langsung dengan logam. Reaksi akan terjadi setelah
logam mengalami oksidasi.
Fe + OH Tidak bereaksi
Fe + 2OH- Fe(OH)2
Faktor Mikroba
a. Klorida (Cl)
Fe + Cl2
FeCl2
b. Karbonat (CO3)
15
c. Sulfat (SO4)
Katup pada bejana adalah bagian penting dari unit pengolahan glycol, jika
salah satu katup ini bocor maka semua sistim produksi akan terganggu dan
mengakibatkan kerugian yang besar. Pada penelitian ini kebocoran yang terjadi
pada katup diperiksa dan dicari penyebab utama kerusakan dengan sistim root
cause analysis. Pengujian dan pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data
yang rinci untuk dijadikan bahan analisa.
16
BAB III
KESIMPULAN
Salah satu penyebab kegagalan pada suatu material adalah korosi. Korosi
merupakan sesuatu yang sangat berbahaya, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Di bidang industri minyak dan gas, proses korosi adalah suatu masalah
yang penting dan perlu diperhatikan karena dampak akibat dari korosi cukup
besar.
Salah satu jenis korosi yang berbahaya adalah pitting corrosion (korosi
sumur) Korosi sumuran membentuk serangan korosi yang sangat lokal
(menyerang pada daerah tertentu saja) yang mengakibatkan lubang dalam logam.
Lubang ini mungkin memiliki diameter yang kecil atau besar, namun dalam
banyak kasus lubang tersebut relatif kecil.
Menurut Korb, Lawrence J., & david L. Olson (1992) untuk mengurangi
bahkan menghindari kerugian yang diakibatkan oleh proses korosi, maka perlu
dilakukan perlindungan terhadap korosi. Ada beberapa metode yang dapat
dikembangkan untuk memperlambat laju korosi. Adapun beberapa metode untuk
perlindungan terhadap korosi adalah sebagai berikut:
1 Proteksi Katodik
dengan logam yang ingin dilindungi, sehingga logam yang ingin dilindungi akan
bersifat katodik dan tidak terkorosi.
2 Pelapisan (Coating)
Prinsip dasar dari pemilihan material ini adalah mengenai tepat atau
tidaknya pengaplikasian suatu material terhadap suatu lingkungan tertentu.
Pemilihan material yang sesuai dengan kondisi lingkungan, dapat meminimalisir
terjadinya kerugian akibat proses korosi. Deret galvanik merupakan suatu acuan
yang penting dalam melakukan pemilihan material.
4 Penambahan Inhibitor