FISIKA DASAR II
“HUKUM HOOKE”
A. TUJUAN
1. Menentukan konstanta pegas suatu bahan
2. Mempelajari hukum hooke
3. Untuk menentukan keelastisan suatu benda
B. DASAR TEORI
Bahan elasstisitas ialah bahan yang mudah diregangkan serta selalu
cenderung kekeadaaan semula. Dengan menggerkan gaya reaksi elastisitas
atas gaya tegangan meregangkannya. Pada akhirnya semua bahan memiliki
sifat elastisitas meskipun boleh jadi amat sukar diregangkan. (Soedarjo, 1999:
33)
Sebagian besar medium terdefinisi jika dikenal gaya medium, pada
umumnua akan memberikan bentuk respon yang berbeda meskioun dikenal
dengan gaya yang sama. Perbedaan ini disebabkan oleh banyak faktor
diantaranya homogenitas medium artinya medium terdiri dari zat penyusun
yang sama atu berbeda pada arah berbeda. Keelastisan medium yaitu apakah
medium dapat kembali ke keadaan awal ketika gaya yang bekerja padanya
hilang. Secara terdefinisi, elastisitas bermakna ukuran kemampuan untuk
kembali kebentuk semula setelah dikenai gaya. (Ishaq, 2007: 136)
Hubungan antara setiap jenis tegangan dengan regangan yang
bersangkutan penting perannya dalam cabang fisika dan ini disebut teori
elastisitas, atau pada ilmu kekuatan bahan dibidang engineering. Apabila
suatu jenis tegangan dilukiskan grafiknya terhadap regangan,bahwa diagram
tegangan-regangan yang kita peroleh berbeda-beda bentuknya menurut jenis
bahannya ( Giancoli, 2001: 98-96)
Untuk setiap jenis deformasi terdapat suatu besaran yang disebut
tegangan. Tegangan menyatakan kekuatan dari gaya-gaya yang menyebabkan
penarikan, peremasan atau pemuntiran, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk
“gaya per satuan luas”. Besaran lain adalah regangan, yang menyatakan hasil
deformasinya. Saat tegangan dan regangan cukup kecil, kita sering kali
menemukan bahwa keduanya berbanding lurus, dan kita menyebut konstanta
pembandingnya sebagai modulus elastisitas. Semakin kuat menarik suatu
benda maka semakin panjang benda itu; dan semakin kuat meremas maka
benda itu akan semakin tertekan. Dalam persamaan rumus akan dinyatakan
sebagai berikut:
F
tegangan A
= [ N· m−2 ]=modulus elastisitas(Hukum Hooke)
regangan ∆ L
L
dinamakan menurut Robert Hooke (1635-1703), seorang penerus Newton.
Keterangan :
F = gaya (N)
A = luas penampang (m)
∆ L = pertambahan panjang (m)
L = panjang pegas mula-mula (m)
(Young, 2014: 335)
Hukum hooke berlaku pada daerah elastis saja. Pada suatu saat ketika
strees cukup besar, elastis benda menjadi tidak liniear, (E tidak lagi konstan)
daerah ini disebut daerah plastis. Jika benda telah mencapai daerah plastis
karena strees yang besar maka elastis benda akan hilang dan benda tidak lagi
mampu kembali kebentuk semula, sampai saat strees terlampau besar, benda
akan putus atau hancur ikatan molekul pada benda tidak lagi mampu
mengatasi besarnya tekanan yang diberikan. (Halliday, : 448)
1. Statif
2. Beban
3. Sumpit
4. Mistar
5. Solatip
6. Timer/Stopwatch
D. LANGKAH KERJA
1. Percobaan I (Rangkaian Tunggal)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
Merangkai alat statif seperti gambar
disamping.
1.
E. DATA PERCOBAAN
1. Percobaan I (Rangkaian Tunggal)
NO. Jumlah Getaran Waktu (s)
(N) Tidak Diberhentikan Diberhentikan setiap
Getaran
5 3,69 4,47
1. 10 7,26 8,91
15 11,72 13,32
5 3,36 4,25
2. 10 7,57 8,80
15 11,29 13,23
5 4,55 4,22
3. 10 9,03 8,85
15 13,48 13,28
F. PENGOLAHAN DATA
1. Percobaan I (Rangkaian Tunggal)
Rata-rata waktu (s)
t 1+ t 2 +t 3
∑ t= n
Keterangan:
∑ t = jumlah total waktu (s)
t = waktu ke- 1, 2, dan 3 (s)
n = banyaknya data
No. Tidak Diberhentikan Diberhentikan setiap Getaran
Jumlah getaran 5 kali
3,69+3,36+ 4,55 4,47+4,25+ 4,22
∑ t= 3 ∑ t= 3
11,6 12,97
∑ t= 3 ∑ t= 3
1.
∑ t=3,87 s ∑ t=4,31 s
Jumlah getaran 10 kali
7,26+7,57+ 9,03 8,91+8,80+ 8,85
∑ t= 3 ∑ t= 3
23,86 25,56
∑ t= 3 ∑ t= 3
2.
∑ t=7,95 s ∑ t=8,85 s
Jumlah getaran 15 kali
11,72+11,29 +13,48 13,32+13,23+13,28
∑ t= 3 ∑ t= 3
36,49 39,83
∑ t= 3 ∑ t= 3
3.
∑ t=12,69 s ∑ t=13,28 s
Periode secara Praktikum (s)
t
T=
n
Keterangan:
T = periode (s)
t = waktu (s)
n = banyaknya getaran
No. Tidak Diberhentikan Diberhentikan setiap Getaran
Jumlah getaran 5 kali
3,87 s 4,31
T= T=
5 5
1.
T =0,77 s T =0,86 s
Jumlah getaran 10 kali
7,95 s 8,85
T= T=
10 10
2.
T =0,80 s T =0,89 s
Jumlah getaran 15 kali
12,69 13,28
T= T=
15 15
3.
T =0,8 5 s T =0,89 s
Konstanta Pegas ( N·m−1)
4 π2 m
k=
T2
Keterangan:
k = konstanta pegas ( N·m−1)
m = massa beban (kg)
T = periode (s)
No. Tidak Diberhentikan Diberhentikan setiap Getaran
Jumlah getaran 5 kali
4 ·(3,14)2 ·(1,5 ·10−1) 4 ·(3,14)2 ·(1,5 ·10−1)
k= ¿
1. 0,77 2 0,86 2
5,92 5,92
k= k=
0,60 0,74
k =9,87 N · m−1 k =8,00 N · m−1
Jumlah getaran 10 kali
2
4 ·(3,14) ·(1,5 ·10−1) 4 ·(3,14)2 ·(1,5 ·10−1)
¿ ¿
2. 0,80 2 0,89 2
5,92 5,92
k= k=
0,64 0,79
k =9,25 N · m−1 k =7,50 N · m−1
Jumlah getaran 15 kali
2
4 ·(3,14) ·(1,5 ·10−1) 4 ·(3,14)2 ·(1,5 ·10−1)
¿ ¿
3. 0,85 2 0,89 2
5,92 5,92
k= k=
0,72 0,79
k =8,22 N · m−1 k =7,50 N · m−1
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan mengenai Hukum
Hooke dengan melakukan 3 percobaan menggunakan rangkaian pegas
tunggal, dua pegas yang disusun secara paralel, dan dua pegas yang disusun
seri yang bertujuan untuk menentukaan nilai konstanta pegas dari masing-
masing susunan pegas dengan pemberian massa beban dan simpangan yang
sama besar.
Pada percobaan pertama, praktikan menggunakan pegas tunggal.
Berdasarkan praktikum yang telah praktikan lakukan, didapat data yang
diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan pegas untuk melakukan getaran pada
praktikum tunggal ini lebih cepat bila dibandingkan dengan susunan pegas
yang dipasang secara seri, tetapi lebih lambat dari susunan pegas yang disusun
parallel.
Pada percobaan kedua menggunakan dua buah pegas yang disusun
secara paralel. Berdasarkan data yang praktikan peroleh, dapat diketahui
bahwa waktu yang dibutuhkan oleh pegas untuk melakukan getaran, lebih
cepat bila dibandingkan dengan pegas tunggal, dan pegas yang disusun seri.
Pada percobaan ketiga mengunakan dua buah pegas yang disusun
secara seri. Berdasarkan data yang telah diperleh, dapat diketahui bahwa
waktu yang dibutuhkan oleh pegas untuk melakukan getaran, lebih lambat
dibandingkan dengan rangkaian pegas secara tunggal dan pegas yang disusun
secara paralel. Hal ini dikarenakan pada pegas yang disusun seri beban hanya
bertumpu pada satu titik sedangkan pada rangkaian parallel bertumpu pada
dua titik dan pada pegas tunggal beban tertumpu pada satu titik tetapi berbeda
dengan seri yang menggunakan dua buah pegas, pada pegas tunggal, beban
lebih ringan karena hanya menggunakan satu pegas. Oleh karena itu, waktu
yang dibutuhkan pada pegas yang disusun seri lebih besar dibanding dengan
pegas tuggal, dan pegas yang disusun paralel.
Semakin besar beban maka semakin besar pula peroide pegas tersebut
jika beban yang digunakan besar maka pegas tersebut akan melakuikan
banyak getaran dan waktu yang dibutuhkan lama untuk mencapai
simpangan.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dan proses pengolahan maka
dapat disimpulakan , maka dapat ditarik kesimpulan.
1. Konstanta pegas menyatakan kekelan atau keelastisan seuatu pegas,
periode tidak bergantung pada amplitudo
2. Hukum hooke berbunyi “Pada sebuah elastisitas benda, besarnya
pertambahan panjang sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda.”
Aplikasi hukum hukum hooke pada kehidupan sehari-har yang tampak
yaitu pegas pada bolpoin yang kita gunakan.
3. Bahan yang paling elastis seperti pegas menunjukan elastisitas linier dan
dapat dijelaskan oleh hubungan linear antara tegangan dan regangan.
Hubungan ini dikenal sebagai hukum Hooke.
K. DAFTAR PUSTAKA
D. Young, Hugh dan Roger A. Friedman. 2002. Fisika Universitas. Jakarta:
Erlangga
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga
Holliday, dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketuju Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Ishaq, Muhamad. 2007. Fisika Dasar Edisi Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu
Soedarjo, Petter. 1999. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Ardi
L. LAMPIRAN