Anda di halaman 1dari 23

Group 2

Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran


Topik 1 Teori dan Motivasi Belajar Anak

Kartika Supriyani
Nisa Indah Ambarani
Nur Hikmah
Nurul Mukaromah
Rekso Miliardy Argo Nugroho
Tiara Novalia
Apa itu Belajar?

★ Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki arti sebagai upaya
memperoleh kepandaian atau ilmu.
★ Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah usaha
manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.
★ Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat
melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.
★ Learning and inquiring
Teori Belajar- Behavioristik
Ivan Petrovich Pavlov

● Teori belajar Ivan Petrovich Pavlov (1849 - 1936) adalah seorang


behavioristik yang terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif
stimulus-respons.
● Classical conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah
proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing,
dengan melibatkan perangsang asli dan netral yang dipasangkan
dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan.
Teori Belajar- Behavioristik
Edward Lee Thorndike
Menurut Thorndike, belajar merupakan proses interaksi antara
stimulus (S) dan respon (R). Stimulus adalah apa yang
merangsang terjadinya kegiatan belajar yang mungkin berupa
pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui
alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan
oleh individu ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan/tindakan. Dalam teori S-R dikatakan
bahwa proses belajar, kali pertama organisme (hewan, orang)
belajar melalui proses trial and error.
Teori Belajar- Behavioristik
Burrhus Frederic Skinner

Memulai penemuan teori belajarnya dengan kepercayaan bahwa


prinsip-prinsip classical conditioning hanya sebagian kecil dari
perilaku yang bisa dipelajari. Pada dasarnya, Skinner
mendefinisikan belajar sebagai proses perubahan perilaku yang
dicapai sebagai hasil belajar melalui proses penguatan perilaku baru
yang muncul, proses ini biasa disebut dengan operant conditioning.
Teori Belajar- Sosial Kognitivistik

Teori kognitif sosial dikemukakan oleh Albert Bandura lahir berdasarkan


kritik atas teori yang dikembangkan oleh ahli behavioristik. Menurut
Albert Bandura, walaupun prinsip belajar cukup menjelaskan dan
meramalkan perilaku, namun prinsip tersebut harus memperhatikan
suatu fenomena yang diabaikan oleh paradigma behaviorisme, yaitu
manusia mempunyai kemampuan berpikir dan mengatur tingkah
lakunya sendiri.
Teori Belajar- Konstruktivistik
Jean Piaget
❏ Pada pandangan konstruktivisme, pengetahuan tumbuh
dan berkembang melalui pengalaman. Pemahaman
berkembang semakin dalam dan kuat apabila selalu diuji
oleh berbagai macam pengalaman baru.
❏ Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan
dalam otaknya, seperti sebuah kotak-kotak yang
masing-masing memiliki makna yang berbeda-beda
Teori Belajar- Konstruktivistik
Vygotsky

● Salah satu konsep dasar pendekatan konstruktivisme dalam belajar


adalah adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Menurut
Vygotsky, belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen
penting.
● Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses
dasar.
● Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan
esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Munculnya
perilaku seseorang adalah karena keterlibatan dua hal tersebut.
Model Pembelajaran Berdasarkan Prinsip
Konstruktivisme

➢ Menggunakan autentik material, seperti bacaan teks Bahasa Inggris yang


relevan dengan budaya bangsa, jika membahas materi descriptive teks bisa
menggunakan bacaan seperti tempat wisata di lingkungan terdekat/ dalam
negeri.
➢ Melakukan kegiatan project based learning atau pembelajaran berbasis project.
Hal ini ditujukan agar peserta didik dapat membuat atau mengembangkan
sesuatu sesuai kreatifitasnya.
➢ Melakukan pembelajaran problem based learning atau pembelajaran berbasis
masalah, dengan tujuan agar peserta didik mampu berpikir kritis serta
membangun solusi yang tepat dari masalah yang ada.
Implementasi Teori Belajar dalam
Pembelajaran di Kelas
Sosial -
Kognitivistik Konstruktivistik
Behavioristik

- Mendorong kegiatan
- Pembiasaan 5S “Senyum, diskusi dalam - Menggunakan
Salam, Sapa, Sopan, pembelajaran autentik material.
Santun” - Mengamati lingkungan - Melaksanakan
- Berdoa sebelum dan untuk memperoleh kegiatan project based
setelah pembelajaran pembelajaran baru. learning.
dimulai. - Pembelajaran yang erat - Melaksanakan
- Meminta peserta didik dengan kehidupan kegiatan problem
untuk mengangkat tangan sehari-hari (relate to real based learning.
ketika ingin bertanya atau life).
menyampaikan pendapat.
Motivasi Belajar- Perspektif Perilaku

★ Pada perspektif perilaku, motivasi seringkali dikaitkan dengan imbalan dan


hukuman eksternal sebagai penentu keberhasilan siswa.
★ Misal: pemberian nilai angka dan huruf, memberikan pengakuan kepada
siswa, memberikan “hak istimewa”, dan sebagainya
Motivasi Belajar- Perspektif Humanistik

Motivasi lebih ditekankan kepada

kemampuan pertumbuhan pribadi siswa,

kemerdekaan untuk memilih dan

sifat-sifat positif. Perspektif ini sangat

erat dengan keyakinan Abraham Maslow

bahwa terdapat kebutuhan dasar yang

harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang

lebih tinggi dapat dipuaskan.


Motivasi Belajar

Motivasi Belajar Motivasi Belajar


- Perspektif Kognitif - Perspektif Sosial
Motivasi muncul karena adanya
pemikiran dari setiap individu. Jika Motivasi sering dikaitkan dengan
perspektif perilaku lebih menekankan kemampuan seseorang dalam
pada insentif eksternal, maka dalam membangun, memelihara, dan
perspektif kognitif tekanan dari eksternal memulihkan hubungan pribadi yang
tidak perlu terlalu ditonjolkan. Menurut dekat dan hangat pada orang lain.
perspektif kognitif, seseorang perlu
diberikan lebih banyak kesempatan,
tanggung jawab, serta mengendalikan
hasil prestasi sendiri.
Motivasi Belajar- Intrinsik dan Ekstrinsik

● Motivasi ekstrinsik terkait dengan kegiatan melakukan sesuatu yang


bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain, atau adanya dorongan
dari luar diri.

● Motivasi intrinsik berkaitan dengan motivasi internal yang ada pada diri
seseorang untuk dapat melakukan kegiatan berdasarkan minat dan
kemauannya sendiri.
Paradigma Peserta Didik
Menurut Dweck (2006), pola pikir (mindset) adalah sekumpulan dari pikiran dan
keyakinan yang membentuk pikiran atau kebiasaan pada individu.

Fixed Mindset
Growth Mindset
Pada fixed mindset, seseorang
tidak percaya bahwa mereka
dapat mengembangkan dan Seseorang memiliki keyakinan
meningkatkan kecerdasan dan
bakat mereka. Mereka juga yang mendasar bahwa
percaya bahwa bakat saja yang
mengarah pada kesuksesan pembelajaran dan kecerdasan
dan tidak diperlukan usaha
untuk mencapai sebuah mereka dapat tumbuh seiring
keberhasilan. waktu, upaya dan pengalaman.
Hasil Diskusi Studi Kasus
A. Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan dan keinginan yang rendah untuk sukses.

Dilihat dari segi perspektif, Tania cenderung masuk ke perspektif perilaku, karena minat dan
perilakunya untuk belajar/ menjadi sukses rendah, sehingga perlu adanya perubahan
perilaku. Rencana untuk meningkatkan motivasi Tania adalah dengan memberikan verbal
reward agar kepercayaan dirinya dapat meningkat. Walaupun dia mempunyai kemampuan
rendah tetapi dengan imbalan tersebut dia dapat termotivasi untuk meningkatkan
kemampuannya karena dia mendapat pengakuan dari gurunya.

B. Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat
tertinggi, tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat.

Samuel cenderung masuk ke perspektif humanistik dan kognitif. Rencana untuk


meningkatkan motivasinya adalah menumbuhkan pribadi siswa dengan memberikan
motivasi dan rasa aman sehingga dia tidak perlu khawatir akan kegagalan. Selain itu,
memberikan tanggung jawab kepada Samuel juga dapat meningkatkan motivasi nya
sehingga dia bisa berpikir bahwa dia mampu melakukan sesuatu.
Hasil Diskusi Studi Kasus
C. Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan mereka

Sandra cenderung masuk ke perspektif kognitif. Dia menyadari kemampuannya tetapi dia meremehkan
kemampuan teman-temannya. Rencana yang bisa dilakukan untuk meningkatkan motivasinya adalah
dengan membuat dia berkolaborasi dengan temannya untuk menyelesaikan suatu diskusi/tugas. Dalam
kelompok tersebut, tanggung jawab dan kesempatan berdiskusi sama rata untuk setiap anggota. Dari
hal itu, Sandra akan menyadari bahwa teman-temannya juga memiliki kemampuan yang sama
dengannya sehingga dia tidak seharusnya berpikir untuk meremehkan mereka.

D. Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal bersama bibinya
(Anda tidak bisa menghubungi orangtuanya)

Robert cenderung masuk ke perspektif sosial. Dia sudah tidak lagi memiliki hubungan sosial dengan
orang tuanya. Hilangnya sosok tersebut dapat mempengaruhi pribadinya. Rencana untuk meningkatkan
motivasinya adalah guru dapat menumbuhkan hubungan sosial yang hangat dan dekat dengan Robert
sehingga dia merasa bahwa gurunya mengakui keberadaannya dan dia bisa termotivasi untuk
bersekolah.
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai