2. Bagaimana belajar dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar (behaviorism,
social-cognitivism, constructivism)
- Menurut Teori Behaviosisme, Belajar adalah perubahan tingkah laku.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan
perubahan tingkah laku. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang
menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) sesuai dengan yang
diharapkan oleh guru. Seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah
menunjukkan perubahan perilaku setelah mengalami proses pembelajaran.
- Menurut teori belajar sosial-kognitif, belajar adalah proses perubahan perilaku melalui
proses peniruan (observational learning). Kepribadian seseorang berkembang melalui
proses modeling (peniruan). Modeling lebih dari sekedar peniruan tetapi juga
melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati,
menggeneralisir berbagai pengamatan, sekaligus melibatkan proses kognitif. Teori
kongnitif sosial menjelaskan bahwa sebuah proses perubahan persepsi dan
pemahaman, pemahaman, belajar tidak harus berbicara tentang perubahan
tingkah laku atau sikap yang bisa diamati.
- Pada pandangan teori konstruktivisme, pengetahuan tumbuh dan berkembang
melalui pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan kuat apabila
selalu diuji oleh berbagai macam pengalaman baru. Peserta didik harus mampu
mengembangkan sendiri pengetahuan dari guru di dalam benaknya. Sebuah
proses belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah
pengetahuan atau teknologi, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk
mengembangkan dirinya. Dari pengalaman-pengalaman yang telah dilewati
oleh siswa, maka mereka akan memiliki hidup yang lebih dinamis dan
pengetahuan akan bertambah.