Anda di halaman 1dari 3

NAMA : CHRISTIA OLYF VERA

NIM : 22021141037

KELAS : 22.2SD-F

BIDANG STUDI : GURU KELAS SEKOLAH DASAR

RANGKUMAN TEORI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK

1. Apa itu belajar?

Jawab:

Apa yang dimaksud dengan belajar? belajar adalah suatu proses atau upaya yang
dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari
berbagai materi yang telah dipelajari. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala
aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara
sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan karena adanya
pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih.
Tujuan utama kegiatan belajar adalah untuk memperoleh dan meningkatkan tingkah
laku manusia dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap positif, dan berbagai
kemampuan lainnya.

2. Bagaimana belajar dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar (behaviorism,
social-cognitivism, constructivism)

Jawab:

Belajar dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar (behaviorism, social-
cognitivism, constructivism) yaitu :

a. Teori Behavioristik

Teori yang berfokus pada pengalaman belajar. Pada Teori Behavioristik ini lebih
diutamakan terbentuknya perilaku akibat dari proses belajar. Dalam teori ini
seorang murid dianggap belajar jika mengalami perubahan pada proses belajar.
Maka, dari teori ini juga belajar memiliki makna stimulus dan respons. Pada
input berupa stimulus, yaitu berupa penyampaian materi, pemberian nasihat dan
juga pembentukan karakter. Sedangkan pada output berupa respons yaitu reaksi
seorang murid yang telah diberikan stimulus oleh guru.

b. Teori Kognitif

Proses belajar mengajar dengan teori kognitif tidak hanya beroperasi dengan
terpatah-patah atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan
menyeluruh. Hal yang ditekankan pada teori belajar kognitif adalah proses dari
belajar bukan hasil belajar.
c. Teori Konstruktivisme

Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi
kepribadian manusia. Hal ini dikarenakan humanistik itu sendiri merupakan ilmu
yang melihat segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia. Teori ini juga
bertujuan untuk membangun kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang positif. Hal ini bisa disebut dengan para pendidik atau guru yang
mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan humanistik. Guru atau
pendidik dengan aliran humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran berupa
kemampuan positif yang dimiliki oleh murid. Kemampuan positif akan
membangun atau mengembangkan emosi positif pada murid.

3. Motivasi belajar (berdasarkan kebutuhan, tujuan, emotional-interest, keterampilan


regulasi diri)

Jawab:

Sedangkan yang dimaksud motivasi belajar secara singkat adalah kecenderungan siswa
dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai
prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar pada setiap individu dapat
berbeda, sehingga ada siswa yang sekedar ingin menghindari nilai yang jelek bahkan
untuk menghindari hukuman dari guru, dan orientasinya hanya untuk memperoleh nilai
yang tinggi, namun ada pula siswa yang benar-benar ingin mengembangkan wawasan
dan pengetahuan.

4. Paradigma personal peserta didik (growth mindset dan fixed mindset)

Jawab:

Growth mindset adalah pola pikir yang terus bertumbuh dan terus berkembang. Orang-
orang dengan growth mindset selalu ingin berkembang. Mereka meyakini bahwa
manusia harus terus belajar dan mengembangkan dirinya. Itulah kenapa orang dengan
growth mindset punya pemikiran yang lebih terbuka, bahkan berani mengakui kesalahan
dan mau berubah jika memang dibutuhkan. Selain itu, orang dengan growth mindset
juga punya ciri-ciri berikut ini.

a. Punya tujuan dan motivasi kuat untuk meraih kesuksesan.


b. Memandang kegagalan bukan sebagai akhir melainkan sebagai motivasi untuk
terus maju dan tempat untuk belajar.
c. Percaya pada proses dan fokus pada hal tersebut.
d. Kerja keras lebih penting dari sekedar kepandaian.
Fixed mindset merupakan pola pikir tetap, meyakini jika bakat adalah hal
mutlak sehingga kemampuan pada diri seseorang tidak mampu dikembangkan atau
diubah lagi. Apa saja yang ada pada diri seseorang, termasuk kecerdasan atau bakat lain
sangat tidak mungkin alias mustahil untuk dikembangkan. Sama seperti kepercayaan
jika kesuksesan tidak akan mungkin diraih dan perjuangan terhenti saat itu juga, inilah
mengapa ada orang dengan pola pikir tidak bisa berkembang bahkan tidak ada
perubahan positif dalam diri orang tersebut. Fixed mindset bisa diidentifikasi dari
beberapa hal. Selain dari pemikiran yang tetap dan tidak berkembang, berikut ciri-ciri
dari fixed mindset:

a. Untuk sukses, bakat mutlak dibutuhkan.

b. Tidak suka dengan tantangan dan tidak berani mencoba hal baru.

c. Butuh penghargaan atas setiap usaha yang dilakukan.

d. Mudah berkecil hati saat mengalami kegagalan.

e. Terlalu fokus pada hasil akhir.

Anda mungkin juga menyukai