Anda di halaman 1dari 3

AKSI NYATA

BELAJAR DAN TEORI BELAJAR


Syahrul Miftahul Saleh
Sosiologi Gel 2
Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori
ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa
respons.
Paradigma personal peserta didik (growth mindset dan fixed mindset)
1. Growth Mindset adalah percaya bahwa segalanya dapat dipelajari, sukses atau gagal
ditentukan oleh usaha. Oleh karena itu, tantangan dan kegagalan harus diterima
sebagai sarana untuk dapat tumbuh dan berkembang. Dengan demikian orang
mempunyai pola pikir GM tidak mau hanya berdiam diri dan pasrah dengan keadaan
tetapi selalu berusaha dan mau mencoba dengan prinsif orang lain bisa kenapa saya
tidak.
2. Fixed Mindset tercipta dari CBT (Constraint Based Thinking) di mana segala
perubahan dianggap menjadi “kendala” sehingga belah berada di zona aman.
Experiential Learning adalah proses belajar, proses perubahan yang menggunakan
pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran bukan hanya materi yang bersumber dari
buku atau pendidik. Pembelajaran yang dilakukan melalui refleksi dan juga melalui suatu proses
pembuatan makna dari pengalaman langsung. Belajar dari pengalaman mencakup keterkaitan
antara berbuat dan berpikir. Experiential Learning sebagai metode yang membantu pendidik
dalam mengaitkan isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata, sehingga dengan
pengalaman nyata tersebut siswa dapat mengingat dan memahami informasi yang didapatkan
dalam pendidikan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam pengajaran, guru harus memiliki suatu tujuan dalam pembelajarannya kepada
siswa, agar materi maupun pemahaman yang disampaikan oleh guru bisa mengakar kepada
siswa.. Saya akan menyampaikan beberapa teori dalam pembelajaran yang mungkin bisa
menjadi inspiratif bagi guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik.
1. Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang menyatakan tentang perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-
responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat
terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Pengaplikasian teori ini berfokus pada
guru dalam memberikan stimulus respon secara tepat. Peserta didik harus dibimbing melakukan
apa yang harus dipelajari. Guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh
anak.
2. Teori Belajar Sosial Kognitif
Teori belajar ini disebut sebagai model perceptual, yaitu melatih siswa untuk
mengoptimalkan dalam memahami terhadap suatu objek. Teori ini menyatakan bahwa tingkah
laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan dirinya.
3. Teori konstruktivis
Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama
dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Menurut
teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah
bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk
proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide
mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi
mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke
pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga
tersebut. Pengetahuan tidak bisa diberikan begitu saja kepada siswa dan diharapkan siswa juga
harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif
yang dimilikinya. Siswa akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila dia memiliki pengalaman
dengan apa yang dipelajarinya.Teori ini memusatkan pada kesuksesan siswa dalam
mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang
telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.

Anda mungkin juga menyukai