Anda di halaman 1dari 40

EKSISTENSI TEBING DEPARTEMEN SOSIAL ( STUDI KASUS

KEL. KALLABIRENG KEC. BANTIMURUNG KAB. MAROS )

EAGLE TEAM AMU XVIII MPA TRISULA FIS UNM


LAPORAN PENELITIAN

Koordinator : Asdi Suprianto


Anggota : 1. Veby Sentia Gita Putri G
2. Fedrian. M

MAHASISWA PECINTA ALAM TRI SUAKA ALAM


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2021
EKSISTENSI TEBING DEPARTEMEN SOSIAL ( STUDI KASUS KEL.
KALLABIRENG KEC. BANTIMURUNG KAB. MAROS )

EAGLE TEAM AMU XVIII MPA TRISULA FIS UNM


LAPORAN PENELITIAN

Diajukan Kepada MPA TRISULA FIS UNM sebagai salah satu persyaratan
pengambilan Nomor Registrasi Anggota

Koordinator : Asdi Suprianto


Anggota : 1. Veby Sentia Gita Putri G
2. Fedrian M.

MAHASISWA PECINTA ALAM TRI SUAKA ALAM


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2021

i
MOTTO

MPA TRISULA :

Alam Adalah Sahabat

Asdi Suprianto :

Jadilah Diri Sendiri

Veby Sentia Gita Putri :

Mottoku, Mottomu, Motto Kita Bersama

Fedrian M. :

Untuk Apa Mimpi Kalau Hanya Sekedar Mimpi, Bangun Lalu Gapailah.

ii
KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa,

Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar


akan tanggung jawab terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air,

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap pecinta alam adalah


saudara sesama makhluk yang mencintai alam, sebagai anugerah dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Disahkan pada :

Gladian Nasional IV
Pecinta Alam Indonesia

Tanggal, 31 Januari 1974


Di Benteng Somba Opu
Ujung Pandang

JANJI TRISULA

iii
1. Mengamalkan Kode Etik Pecinta Alam Indonesia,

2. Menjunjung tinggi nama baik organisasi dan almamater,

3. Rela berkorban demi kepentingan organisasi,

4. Bersikap sopan dan hormat terhadap sesama manusia,

5. Setia kawan terhadap sesama anggota.

iv
MARS MPA TRISULA FIS UNM

Trisula wadah kami cipt. Mahyuddin, SE

Berbagi rasa dengan alam

Dalam suka duka

Trisula wadah kami

Mengabdikan diri untuk nusa

Demi hijaunya alam

Kibarkan bendera

penghijauan Bulatkan tekad

sambut kemenangan

Jayalah trisula (3x)

Jaya terus

Kibarkan bendera penghijauan

Bulatkan tekad sambut kemenangan

Jayalah trisula (3x)

Jaya terus

v
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .

Telah menguji saudara/i Asdi Suprianto, dan Veby Sentia Gita Putri

dalam laporan pengambilan Nomor Registrasi Anggota (NRA) sebagai

syarat untuk menjadi anggota penuh dan dengan diketahui pendamping

yang diberikan tanggu jawab mengawal kegiatan ini.

Penguji I Penguji II

.................. ....................

Penguji III

..…………………..

vi
LEMBAR PENGESAHAN PENGURUS

Laporan hasil pengambilan NRA Divisi Panjat Tebing Di Tebing

Departemen Sosial Kelurahan Kallabireng Kecamatan Bantimurung

Kabupaten Maros. Telah disetujui dan disahkan :

Tempat :

Hari/tanggal :

Waktu :

Koordinator Team

Asdi Suprianto

Menyetujui, Mengetahui,

Katua Umum Pendamping Lapangan


MPA TRISULA FIS UNM
Periode 2021-2022

Wahyu Taufiq Ahmad Uzair Chandra


NRA.077.TSL-FIS.XVII.020/TBR NRA.079.TSL-FIS.XVII.020/TBR

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirom.

Salam Lestari.!

Puji Syukur Kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa,


karena dengan rahmat dan karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan
Laporan yang berjudul “Eksistensi Tebing Departemen Sosial ( Studi
Kasus Kel. Kallabireng Kec. Bantimurung Kab. Maros)”

Laporan ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat guna


memperoleh Nomor Registrasi Anggota (NRA). Selain itu, tujuan dari
penulisan Laporan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca mengenai “Eksistensi Tebing Departemen Sosial ( Studi Kasus
Kel. Kallabireng Kec. Bantimurung Kab. Maros”

Selama penulisan laporan ini, Kami banyak menerima bantuan


dan dukungan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna


karena adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran yang bersifat membangun akan Kami
terima dengan senang hati. Kami berharap, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Tetap Lestari...!!

Makassar, 10 Juli 2021

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i
MOTTO............................................................................................................................... ii
KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESA ......................................................iii
JANJI TRISULA.................................................................................................................... iv
MARS MPA TRISULA FIS UNM............................................................................................ v
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI....................................................................................... vi
LEMBAR PENGESAHAN PENGURUS.................................................................................. vii
KATA PENGANTAR........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah.................................................................................................. 4
C. Tujuan.................................................................................................................... 4
D. Manfaat.................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP................................................ 7
A. Tinjauan pustaka.................................................................................................... 7
B. Kerangka Konsep.................................................................................................. 12
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................... 13
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................................................... 13
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian................................................................................ 14
C. Tahap Kegiatan Penelitian.................................................................................... 14
D. Populasi dan Sampel............................................................................................ 18
E. Prosedur Pengumpulan Data................................................................................ 19
F. Analisis Data......................................................................................................... 21
G. Perlengkapan, Peralatan, Pembekalan, dan Eatimasi Dana.................................24
H. Jadwal Penelitian.................................................................................................. 28

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara

vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan

di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya

dibentuk oleh bebatuan yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca. Pada

saat ini tebing tidak hanya dijadikan sebagai objek wisata melainkan juga

sebagai tempat dimana orang-orang melakukan aktivitas olahraga salah

satunya seperti panjat tebing. tebing sebagai sumber daya alam ciptaan

Tuhan Yang Maha Kuasa, yang memiliki berbagai fungsi dan nilai

tambah, tebing juga sebagai tempat sarana pendidikan dan petualangan

kepencintaalaman. Bagi kami anggota muda MPA TRISULA FIS UNM,

tebing merupakan sarana berkegiatan untuk memenuhi salah satu prosedur

untuk menjadi anggota penuh di MPA TRISULA FIS UNM.

Panjat tebing atau istilah Rock Climbing merupakan kegiatan yang

dilakukan dialam bebas dan merupakan salah satu dari bagian mendaki

gunung. Adapun sejarah singkat tentang Rock Climbing dan yang pertama

kali melakukan pemanjatan adalah orang-orang sekitar pegunungan Alpen

pada tahun 1624. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah

yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai 45 dan

mempunyai tingkat kesulitan tertentu. Panjat tebing atau istilah Rock

Climbing merupakan salah satu cabang olahraga yang baru, terdiri dari

1
nomor Kecepatan (Speed), Kesulitan (Lead), dan jalur pendek (Boulder).

Adapun asal mula panjat tebing di Indonesia yang tercatat secara resmi

yaitu pada sekitar tahun 1960, dimana tebing 48 di Citatah Bandung mulai

di pakai sebagai ajang latihan oleh pasukan Angkatan Darat (AD)

Indonesia. Patok pertama kali, panjat tebing modern di Indonesia adalah

tahun 1976, dimana Harry Suliztiarto mulai berlatih memanjat di Citatah,

dan diteruskan bersama tiga orang rekannya, Heri Hermanu, Dedy Hikmat

dan Agus R,yang pada tahun,1977 mendirikan SKYGERS Amateur Rock

Climbing Group. Biasanya aktivitas panjat tebing ini banyak ditekuni oleh

para pecinta alam. Pada dasarnya, panjat tebing masih termasuk

aktivitas mountaineering (kegiatan eksplorasi gunung/ tempat-tempat

tinggi), namun dibedakan berdasarkan medan yang dilalui. Panjat tebing

juga dikenal sebagai kegiatan yang sangat memacu adrenalin. Sebab,

olahraga ini bukan sekadar aktivitas mendaki gunung biasa. Kita harus

menghadapi medan khusus berupa perbukitan atau tebing, yang tidak bisa

dilakukan dengan cara berjalan kaki, melainkan menggunakan peralatan

dan teknik-teknik khusus untuk memanjat.1

Pada tahun 1988 terbentuklah organisasi panjat tebing Indonesia

yang pada saat itu bernama FPGTI (Federasi Panjat Gunung Dan Panjat

Tebing Indonesia) yang kemudian berganti nama dengan FPTI (Federasi

Panjat Tebing Indonesia) sampai saat ini. Aktivitas panjat tebing sudah

dikenal masyarakat sejak lama bahkan masyarakat tradisional, mereka

1
Hengky, Mengenal Olahraga Ekstrim Panjat Tebing dan Berbgai Jenisnya (Mengenal
Olahraga Ekstrim Panjat Tebing dan Berbagai Jenisnya - Velopedia) 6 Juli, 17:15.

2
melakukan pemanjatan guna mencari sumber kehidupan ataupun

perlindungan, khususnya didaerah pantai dan perkebunan untuk mencari

sarang burung atau sumber mata air. Tetapi mereka tidak memakai sistem

dan prosedur yang baku seperti dalam olahraga panjat tebing sehingga

faktor keamanan dan tingkat resiko yang dihadapi sangatlah tinggi.2

Di Sulawesi Selatan juga ada beberapa lokasi tebing yang sering

dikunjungi oleh kelompok pecinta alam atau pegiat panjat tebing yaitu di

Kabupate Enrekang, Bulukumba, Tana Toraja dan Maros. Di kabupaten

Maros terdapat cukup banyak yang sering dijadikan kegiatan panjat tebing,

salah satu tebing yang paling popular dan cocok bagi pemula adalah tebing

Departemen Sosial (Depsos). Disebut tebing depsos karena lokasinya

berada di desa Battubassi kecamatan Bantimurung dibelakang kantor

Departemen Sosial yang berjarak 2 Km sebelum objek wisata

Bantimurung dari arah Kota Maros. Tebing Depsos disebut juga tebing

Giant Label, bertuliskan “Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung”

yang terpasang pada dinding batu karst, Memiliki koordinat geografis :

119 40’ 4,5” BT dan 05 01’ 11,4” LS, pada peta rupa bumi Indonesia-

Maros lembar 2010-63 keluaran Bakosurtanal edisi I-1991. Tebing Depsos

memiliki tinggi ±50-75 meter dan lebar ±100 meter. Jenis batuan pada

tebing Depsos adalah batu gamping, adapun catatan jalur yang telah di

2
Joherujo, Kisah Perjalanan Panjat Tebing di Indonesia (The Adventurer Paradise - Ditjen
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (menlhk.go.id)) 6 Juli, 18:00.

3
buat pada tebing ini yaitu MIA, NAM, Falling in Love, Mata Satu,

Ramadhan, Jalur Double Bor.3

Sebagain Masyarakat beranggapan bahwa keberadaan Tebing

Departemen sosial dianggap penting karna menjadi salah satu objek wisata

dikalangan Mahasiswa khususnya dalam olahraga panjat tebing karna

terdapat banyak jalur pemanjatan mulai dari jalur pemanjatan untuk

pemula maupun sport, sehingga dari hari ke hari jumlah pengunjung yang

datang ke tebing tersebut semakin meningkat, melihat adanya

perkembangan pengunjung pada tebing depsos melandasi penulis untuk

mengkaji eksistensi keberadaan tebing departemen sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Dampak Keberadaan Tebing Departemen Sosial Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Kallabireng Kecamatan Bantimurung

Kabupaten Maros

2. Analisis Pengembangan Objek Wisata Tebing Departemen Sosial Di

Kelurahan Kallabireng Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros

C. Tujuan

Laporan kegiatan “Ekspedisi Pengambilan NRA” ini di buat untuk:

1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pengurus MPA TRISULA

FIS UNM Periode 2020-2021

2. Merealisasikan ketentuan dalam AD/ART dan pola pengkaderan lembaga

3
Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, The Adventure
Paradise (The Adventurer Paradise - Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
(menlhk.go.id)) 6 Juli 18:05.

4
3. Untuk mengetahui tentang dampak keberadaan tebing departemen sosial

terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di keluarahan

4. Untuk mengetahui pengembangan objek wisata tebing departemen sosial

di kelurahan kallabireng kecamatan bantimurung kabupaten maros

5. Mampu mengaplikasikan materi materi kepecintaalamanyangsudah

didapatkan di masa dikjut dan konsentrasi

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam

mangambangkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang tebing

departemen sosial, juga berguna menjadi rujukan untuk pemanjat

selanjutnya.Manfaat proktis

a. Bagi pemerintah

Diharapkan hasil penelitian ini Bisa dijadikan bahan referensi ilmu

pengetahuan dan menjadi tempat wisata bagi masyarakat dan peminat

olahraga panjat.

b. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk

Menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan alam dan sekitarnya dan

mengelola tempat wisata untuk meningkatkan ekonomi masyarakat

setempat .

c. Bagi penulis

5
Bagi penulis diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan

wawasan berpikir, referensi, pengetahuan dan pengalaman tentang panjat

tebing, Juga Meningkatkan ketahanan fisik dan mental, dan selalu

Menanamkan sikap tanggung jawab, disiplin, kerjasama dan kemandirian

dalam kehidupan sehari-hari.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. TINJAUAN PUSTAKA

Adapun beberapa yang kami jadikan tinjauan pustaka tentang eksistensi

tebing departemen sosial adalah :

1. Pengertian Eksistensi

Secara etimologi, eksistensialisme berasal dari kata eksistensi,

eksistensi berasal dari bahasa Inggris yaitu excitence; dari bahasa latin

existere yang berarti muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual. Dari

kata ex berarti keluar dan sistere yang berarti muncul atau timbul.

Beberapa pengertian secara terminologi, yaitu pertama, apa yang ada,

kedua, apa yang memiliki aktualitas (ada), dan ketiga adalah segala

sesuatu (apa saja) yang di dalam menekankan bahwa sesuatu itu ada.

Berbeda dengan esensi yang menekankan kealpaan sesuatu (apa

sebenarnya sesuatu itu sesuatu dengan kodrat inherennya). Sedangakan

eksistensialisme sendiri adalah gerakan filsafat yang menentang

esensialisme, pusat perhatiannya adalah situasi manusia.4

2. Tebing Departemen Sosial

Di kabupaten Maros terdapat cukup banyak yang sering dijadikan

kegiatan panjat tebing, salah satu tebing yang paling popular dan cocok

bagi pemula adalah tebing Departemen Sosial (Depsos). Disebut tebing

depsos karena lokasinya berada di desa Battubassi kecamatan


4
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 183.

7
Bantimurung dibelakang kantor Departemen Sosial yang berjarak 2 Km

sebelum objek wisata Bantimurung dari arah Kota Maros. Tebing Depsos

disebut juga tebing Giant Label, bertuliskan “Taman Nasional

Bantimurung Bulusaraung” yang terpasang pada dinding batu karst,

Memiliki koordinat geografis : 119 40’ 4,5” BT dan 05 01’ 11,4” LS,

pada peta rupa bumi Indonesia-Maros lembar 2010-63 keluaran

Bakosurtanal edisi I-1991. Tebing Depsos memiliki tinggi ±50-75 meter

dan lebar ±100 meter. Jenis batuan pada tebing Depsos adalah batu

gamping, adapun catatan jalur yang telah di buat pada tebing ini yaitu

MIA, NAM, Falling in Love, Mata Satu, Ramadhan, Jalur Double Bor.5

3. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan adanya peningkatan

pendapatan yang terjadi karena peningkatan produksi pada barang dan

jasa. Adanya peningkatan pendapatan ini tidak berkaitan dengan adanya

peningkatan jumlah penduduk, dan bisa dinilai dari peningkatan output,

teknologi yang makin berkembang, dan inovasi pada bidang sosial.

Pertumbuhan ekonomi juga memiliki arti suatu proses perubahan

ekonomi yang terjadi pada perekonomian negara dalam kurun waktu

tertentu menuju keadaan ekonomi yang lebih baik. Umumnya,

pertumbuhan ekonomi ini identik dengan kenaikan kapasitas produksi

yang direalisasikan dengan adanya kenaikan pendapatan nasional.

5
Andi Pamessangi Wirpala, Data Tebing di Sulawesi Selatan
(https://id.scribd.com/document/393371497/Data-Tebing-Di-Sulawesi-Selatan) 6 Juli,
17:30.

8
Dalam perkembangannya hingga saat ini terdapat berbagai teori

pertumbuhan ekonomi. Teori ini sendiri banyak muncul untuk

menjelaskan siklus pertumbuhan sekaligus faktor-faktor yang berpengaruh

secara langsung terhadap suatu peningkatan perekonomian nasional oleh

para ahli. Di antara banyaknya teori yang bermunculan berikut ini

beberapa diantaranya:

a. Teori Neoklasik

Teori Neoklasik atau dikenal juga sebagai model pertumbuhan

ekonomi Solow-Swan sebab mulanya diperkenalkan Adam Smith,

kemudian dikemukakan Kembali oleh Robert Solow dan T. W. Swan.

Teori ini menyatakan terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi diantaranya modal, tenaga kerja, dan

perkembangan teknologi.

b. Teori Klasik

Teori Klasik telah berkembang mulai dari abad ke-18

Pencetusnya adalah tokoh terkemuka bernama Adam Smith yang

menyatakan bahwa perekonomian penduduk dalam suatu negara akan

meraih titik tertingginya saat menggunakan sistem liberal yang terdiri

dari dua unsur utama yaitu pertumbuhan penduduk dan outputnya.

Konsep ini kemudian disanggah oleh David Ricardo yang

menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk tidak memberikan pengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebaliknya, hanya akan

9
membuat tenaga kerja produktif bertambah sehingga berdampak pula

pada turunnya upah pekerja.

c. Teori Historis

Teori ini dikembangkangkan oleh sejumlah ahli ekonomi

diantaranya Karl Bucher, Wener Sombart, dan Frederich List dengan

pandangannya yang berbeda-beda, namun sama-sama berpusat pada

kegiatan ekonomi masyarakat.6

4. Pengertian Pariwisata

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, Bab 1, Pasal 1

tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Wardiyanto (2011:3), mengemukakan bahwa secara etimologis

kata “pariwisata” diidentikan dengan kata “travel” dalam bahasa inggris

yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu

tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan

kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan

terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari suatu tempat

ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan

kesenangan.

Yoeti (1996:118), menjelaskan bahwa pariwisata adalah suatu

perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan

6
Ahmad, Pengertoan Pertumbuhan Ekonomi
(https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pertumbuhan-ekonomi/) 6 Juli, 20:00.

10
dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk usaha atau

mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk

menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk

memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

menurut Yoeti (1997:2), pengembangan pariwisata perlu

memperhatikan beberapa aspek, yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Wisatawan (tourist) Harus diketahui karakteristik dari

wisatawan,dari negara mana mereka datang, usia, hobi, dan pada

musim apa mereka melakukan perjalanan.

b. Trasportasi Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas

trasportasi yang tersedia untuk membawa wisatawan ke daerah

tujuan wisata yang dituju.

c. Objek wisata Objek wisata yang akan dijual, apakah memenuhi tiga

syarat seperti:

1) apa yang dapat dilihat,

2) apa yang dapat dilakukan,

3) apa yang dapat dibeli.

d. Fasilitas pelayanan Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut,

bagaimana akomodasi perhotelan yang ada, restaurant, pelayanan

umum seperti bank, kantor pos, telepon, yang ada di DTW tersebut.

e. Informasi dan promosi Diperlukan publikasi atau promosi, kapan

iklan dipasang, kemana brosur disebarkan sehingga calon wisatawan

mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil

11
keputusan pariwisata di wilayahnya dan harus menjalankan

kebijakan yang paling menguntungkan bagi daerah dan wilayahnya.

f. Merumuskan kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara berencana.7

B. KERANGKA  KONSEP

EKSISTENSI TEBING
DEPARTEMEN SOSIAL

Pertumbuhan ekonomi Pengembangan Objek


Wisata

1. Masyarakat 1. Wisatawan
2. Pemerintah 2. Fasilitas

Gambar 1.1 Kerangka Konsep

7
Armian syafitri dan Sujianto, “Analisia Aspek aspek Pengembangan Pariwisata di
Kabupaten Rokan Hulu” (Pekanbaru : 2015) 1-6.

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

dimana penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan

dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu sosial,

termasuk juga ilmu pendidikan. Sejumlah alasan juga dikemukakan yang

intinya bahwa penelitian kualitatif memperkaya hasil penelitian

kuantitaif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun

pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan.

Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu

fenomena social dan masalah manusia. Pada penelitian ini peneliti

membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci

dari pandagan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami.8

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat

penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument kunci.

Oleh karna itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas

jadi bisa bertanya, menganalisis dan mengkonstruksi objek yang dilteliti

menjadi lebih jelas.

Hakikat penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam

8
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009) cet.1 h. 11

13
lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami

bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya, mendekati atau

berinteraksi dengan orang- orang yang berhubungan dengan fokus

penelitian dengan tujuan mencoba memahami, menggali pandangan

dan pengalaman mereka untuk mendapat informasi atau data yang

diperlukan.9

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi yang kami gunakan sebagai tempat Pengambilan Nomor

Registrasi Anggota adalah Tebing Departemen Sosial yang terletak di Di

Kelurahan Kallabireng Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros yang

memililiki koordinat geografis : 119 40’ 4,5” BT dan 05 01’ 11,4” LS,

pada peta rupa bumi Indonesia-Maros lembar 2010-63 keluaran

Bakosurtanal edisi I-1991. Tebing Depsos memiliki tinggi ±50-75 meter

dan lebar ±100 meter. Jenis batuan pada tebing Depsos adalah batu

gamping, adapun catatan jalur yang telah di buat pada tebing ini yaitu

MIA, NAM, Falling in Love, Mata Satu, Ramadhan, Jalur Double Bor .

C. Tahap Kegiatan Penelitian

1. Tahap Pra Penelitian

Kegiatan penelitian merupakan suatu proses memperoleh

atau mendapatkan suatu pengetahuan atau memecahkan

permasalahan yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah,

sistematis dan logis. Dalam penelitian di bidang apapun, tahapan-

9
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009) cet.1 h.51

14
tahapan itu pada umumnya memiliki kesamaan, walaupun ada

beberapa hal sering terjadi pemodifikasian dalam pelaksanaannya

oleh peneliti sesuai dengan kondisi dan situasi  yang dihadapi

tanpa mengabaikan prinsip-prinsip umum yang digunakan dalam

proses penelitian.

Secara garis besar, tahapan-tahapan yang ditempuh dalam

melaksanakan penelitian ada tiga tahap, yaitu:

a. Mengidentifikasi masalah/Mencari permasalahan: Tahap ini,

peneliti harus terlebih dahulu mencari apa masalah yang hendak

diteliti.

b. Merumuskan masalah : Dimana pada tahap ini merupakan

kelanjutan dari penemuan masalah yang kemudian peneliti

membuat rumusan masalah berdasarkan masalah-masalah yang

akan diteliti. Buatlah secara operasional dan membuat batasan-

batasan masalahnya terutama dalam menentukan ruang lingkup

masalah yang diteliti.

c. Mengadakan studi pendahuluan: Hal ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengumpulkan informasi-informasi berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti. Sehingga dapat dapat diketahui

keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis

maupun praktis. Pengetahuan yang diperoleh dari studi

pendahuluan sangat berguna untuk menyusun kerangka teoritis

tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis yang akan

15
diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian lapangan.

Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan studi dokumenter,

kepustakaan dan studi lapangan.

d. Merumuskan hipotesis: Hipotesis merupakan dugaan sementara

yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian di

lapangan.

e. Menentukan sampel penelitian: Pada tahap ini, ditentukan obyek

yang akan diteliti. Keseluruhan obyek yang akan diteliti disebut

populasi penelitian. Bila dalam penelitian hanya menggunakan

sebagian saja dari populasi, maka dalam hal ini cukup

menggunakan sampel.

f. Menyusun rencana penelitian: Tahap ini merupakan pedoman

selama melaksanakan penelitian. Sebagai suatu pola perencanaan

harus dapat mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan

kegiatan pelaksanaan penelitian, dan memuat hal-hal sebagai

berikut:

1) Masalah yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian;

2) Bentuk atau jenis data yang dibutuhkan;

3) Tujuan dilakukannya penelitian;

4) Manfaat atau kegunaan penelitian;

5) Dimana dilakukannya penelitian;

6) Jangka waktu pelaksanaan penelitian;

7) Organisasi kegiatan dan pembiayaan;

16
8) Hipotesis yang diajukan;

9) Teknik pengumpulan data dan pengolahan data;

10) Sistematik laporan yang direncanakan;

11) Menentukan dan merumuskan alat penelitian atau Teknik

pengumpulan data.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahap ini, ada beberapa kegiatan yang harus

dilaksanakan dengan baik. Diantara kegiatan dalam pelaksanaan

penelitian diantaranya:

a. Pengumpulan Data

Kegiatan ini harus didasarkan pada pedoman yang sudah

dipersiaspkan dalam rancangan penelitian. Data yang

dikumpulkan melalui kegiatan penelitian dijadikan dasar dalam

menguji hipotesis yang diajukan.

b. Analisis Data

Pengolahan data atau analisis ini dilakukan setelah data

terkumpul semua yang kemudian dianalisis, dan dihipotesis

yang diajukan diuji kebenarannya melalui analisis tersebut.

Jika jenis data yang dikumpulkan itu berupa data kualitatif,

maka pengolahan datanya dilakukan dengan cara menarik

kesimpulan deduktif-induktif, namun jika data yang

dikumpulkan berupa jenis data kuantitatif atau berbentuk

angka-angka, maka analisis yang digunakan menggunakan

17
analisis kuantitatif atau statistika sebelum menarik kesimpulan

secara kualitatif.

3. Tahap Pengelolaan Data

Data yang diperoleh dari informan ditulis dalam bentuk

laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan

data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang

pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang diperoleh

kemudian di kategorikan menurut pokok permasalahan, di olah dan

di uji keabsahannya. peneliti menyajikan informasi dalam bentuk

teks tertulis atau bentuk-bentuk gambar mati atau hidup seperti foto,

video, dan lain-lain.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama

(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan

bereproduksi di antara sesamanya. Menurut Hadari Nawawi (1983),

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia,

hewan, benda-benda, tumbuh, peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai

sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu

penelitian yang dilakukan.Menurut Arikunto Suharsimi (1998: 117),

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti sebuah elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut,

maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.penulis menetapkan

18
populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Dusun Dempok, Desa

Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, jawa timur.

2. Sampel

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto

(2010:183) menjelaskan bahwa “purposive sampling dilakukan dengan

cara mengambil subjek bukandidasarkan atas strata, random atau daerah

tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.” Begitu pula menurut

Sugiyono (2010:85) sampling purposive adalah “teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu.” Artinya setiap subjek yang

diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan

pertimbangan tertentu.

Tujuan dan pertimbangan pengambilan subjek/sampel penelitian

ini adalah Masyarakat yang lebih paham akan keadaan di daerah Dusun

Dempok, Desa Gampingandan lebih berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan adat masyarakat.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode- metode sebagai berikut:

1. Metode observasi

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana

penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat)

terhadap gejala- gejala yang dihadapi (diselidiki), baik pengamatan itu

19
dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan yang

diadakan.

Metode ini merupakan pencatatan dan pengamatan secara sistematik

terhadap fenomena-fenomena yang ada ditempat penelitian. Metode ini

juga digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat fisik yang tidak

dapat diperoleh dengan cara interview.

2. Metode interview / wawancara

Interview / wawancara adalah merupakan metode

pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara

peneliti dan subyek yang diteliti atau responden.

Dalam pelaksanaan interview ini, peneliti berusaha mencari

suasana yang kondusif, sehingga dapat tercipta suasana psikologi

yang baik dimana responden dapat diajak bekerja sama, bersedia

menjawab pertanyaan dan memberi informasi yang sesuai dengan

keadaan yang sesungguhnya.

Menurut Donald Ari dkk yang dikutip Nurul Zuriah, ada dua

jenis wawancara / interview, yaitu wawancara berstruktur dimana

alternatif jawaban yang diberikan kepada subyek telah ditetapkan

terlebih dahulu dan wawancara / interview tak berstruktur dimana

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sikap, keyakinan,

subyek atau keterangan lainnya yang diajukan secara bebas kepada

subyek penelitian.

20
Dalam penelitian ini peneliti lebih cenderung banyak

menggunakan wawancara / interview tak berstruktur, karena hal ini

lebih memberikan kebebasan dan keluasan hati kepada subyek

penelitian sehingga tidak ada suasana terikat yang menjadikan

subyek tegang dalam memberikan jawaban.

3. Metode dokumentasi

Dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti benda-

benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya.

Metode dokumentasi mempunyai arti penting dalam

penelitian kualitatif karena secara jelas memberikan gambaran

mengenai manajemen pemimpin dalam meningkatkan kwalitas

belajar santri sebagai subyek dan obyek penelitian.

Metode ini adalah sebagai laporan tertulis dari suatu

peristiwa yang isi peristiwa tersebut dari penjelasan dan pemikiran

terhadap peristiwa tersebut dan di tulis dengan sengaja untuk

menyimpan, meneruskan keterangan melalui peristiwa tersebut.

Dengan perumusan ini kita dapat memasukkan notula rapat,

keputusan hakim, laporan penelitian artikel, majalah, surat-surat

iklan dan dalam pengertian dokumentasi.

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh menggunakan berbagai teknik

21
pengumpulan data seperti, wawancara, kuesioner, observasi dan

dokumentasi seperti rekaman video/audio dengan cara

mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting dan dipelajari,

serta membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain.

Teknik analisis data yang digunakan dalam analisis kualitatif

memiliki empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data dan langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Untuk lebih jelas dalam setiap langkahnya, akan kita bahas bersama di

bawah ini. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan tahap dari teknik analisis data

kualitatif. Reduksi data merupakan penyederhanaan, penggolongan,

dan membuang yang tidak perlu data sedemikian rupa sehingga data

tersebut dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan

memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Banyaknya jumlah data

dan kompleksnya data, diperlukan analisis data melalui tahap

reduksi.

2. Display Data

Display data atau penyajian data juga merupakan tahap dari

teknik analisis data kualitatif. Penyajian data merupakan kegiatan

saat sekumpulan data disusun secara sistematis dan mudah dipahami,

sehingga memberikan kemungkinan menghasilkan kesimpulan.

22
Bentuk penyajian data kualitatif bisa berupa teks naratif (berbentuk

catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan ataupun bagan. Melalui

penyajian data tersebut, maka nantinya data akan terorganisasikan

dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi data merupakan tahap

akhir dalam teknik analisis data kualitatif yang dilakukan melihat

hasil reduksi data tetap mengacu pada tujuan analisis hendak dicapai.

Tahap ini bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan

dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan untuk ditarik

kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.10

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan memungkinan mengalami perubahan apabila tidak

ditemukan bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan

yang dihasilkan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dalam penelitian kualitatif aspek proses lebih ditekankan

dari pada hanya sekedar hasil. Dalam proses analisis kualitatif

terdapat tiga bagian kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi

secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan

10
Raden intan “metode penelitian”
(http://repository.radenintan.ac.id/1992/6/Bab_III.pdf) diakses pada tanggal
19/12/2020, pukul 18.42

23
kesimpulan atau verifikasi.

G. Perlengkapan, Peralatan, Pembekalan, dan Eatimasi Dana

1. Perlengkapan

No. Nama Jumlah Ket.

1. Carrier 4

2. Matras 10

3. Sepatu Manjat 2

4. Headlamp 3

5. Baterai 2

6. Pakaian Pribadi 3

7. Pakaian Lapangan 2

8. Ponco 3

9. Alat Tulis 2

10. Helm 3

2. Peralatan

No. Nama Jumlah Ket.

1. Tenda 3

24
2. Flysheet 3

3. Trangia 1

4. Kompor 2

5. Cooking set 2

6. Alat Komunikasi 2

7. Karmantlerope/Tali 2

Karmantel

8. DryBag 2

9. Gas Portable 6

10. Spirtus 2

11. Tali Webbing 2

12. Pisau/Parang 3

13. Piring 5

14. Gelas 5

15. Sendok, 5

16. Trash Bag 1

17. P3K 1

18. Hardness 3

19. Figur 8 5

20. Auto Stop 2

21. Carabiner Scrup 8

22. Carabiner Snap 8

25
23. Runner 12

24. Chalkbag 2

25. Bendera MPA TRISULA 1

26. Spanduk 2

3. Pembekalan

No. Nama Jumlah Ket.

1. Beras 5 Liter

2. Telur 10 Butir

3. Mie Instan 10 Bungkus

4. Tempe 2 Bungkus

5. Nugget 2 Bungkus

6. Tahu 2 Bungkus

7. Wortel 10 Buah

8. Kol 2 Buah

9. Kentang 10 Buah

10. Daun Bawang 1 Ikat

11. Daun sup 1 Ikat

12. Bawan Merah ½ Kg

13. Bawang Putih ½ Kg

14. Cabe Rawit ½ Kg

15. Tomat 1 Kg

16. Garam 1 Bungkus

26
17. Royco 1 gantung

18. Terigu 1 kg

19. Kecap 1 Botol

20. Bihun 1 Bungkus

21. Gula 2 Kilogram

22. Kopi 800 gram

23. Teh 2 Bungkus

24. Susu 2 Kaleng

25. Biskuit 5 Bungkus

26. Snack 5 Bungkus

27. Minyak Goreng 2 Liter

28. Sunlight & Spon 1 Bungkus

29. Kertas Nasi 1 Bungkus

4. Estimasi Dana

a. Transportasi, Rp. 300.000,-

b. Perlengkapan, Rp. 500.000,-

c. Peralatan, Rp. 500.000,-

d. Konsumsi, Rp. 1.000.000,-

Total Rp. 2.300.000,-

27
H. Jadwal Penelitian

28
29
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Pengertoan Pertumbuhan Ekonomi (https://www.gramedia.com/literasi/
pengertian-pertumbuhan-ekonomi/) 6 Juli, 20:00.

Andi Pamessangi Wirpala, Data Tebing di Sulawesi Selatan


(https://id.scribd.com/document/393371497/Data-Tebing-Di-Sulawesi-Selatan) 6
Juli, 17:30.

Armian syafitri dan Sujianto, “Analisia Aspek aspek Pengembangan Pariwisata di


Kabupaten Rokan Hulu” (Pekanbaru : 2015) 1-6.

Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, The Adventure
Paradise (The Adventurer Paradise - Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem (menlhk.go.id)) 6 Juli 18:05.

Hengky, Mengenal Olahraga Ekstrim Panjat Tebing dan Berbgai Jenisnya


(Mengenal Olahraga Ekstrim Panjat Tebing dan Berbagai Jenisnya - Velopedia) 6
Juli, 17:15.

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009) cet.1 h.


11

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009) cet.1


h.51

Joherujo, Kisah Perjalanan Panjat Tebing di Indonesia (The Adventurer Paradise -


Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (menlhk.go.id)) 6 Juli,
18:00.

Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 183.

Raden intan “metode penelitian” (http://repository.radenintan.ac.id/1992/6/
Bab_III.pdf) diakses pada tanggal 19/12/2020, pukul 18.42

Anda mungkin juga menyukai