BELAJAR
2
Nama Kelompok 6 :
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and scurity): seperti terjamin
keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan,
kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb.
3. Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan
dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia
kawan, kerjasama.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain kebutuhan
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara
maksimum, kreatifitas dan ekspresi diri.
7
C. Macam-Macam Motivasi Belajar
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian, motivasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
Dilihat dari dasar pembentukannya, motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah, motif yang dibawa sejak lahir, jadi
motivasi sudah ada tanpa dipelajari. Contoh : makan dan minum.
b. Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya adalah motif ini timbul karena dipelajari. Contohnya adalah dorongan
untuk mempelajari ilmu pengetahuan, dan dorongan untuk
B. Pendekatan Belajar
1. Behavior
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh
Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
2. Kognitif
Piaget dalam Lefudin (2017) menyebutkan kalau teori Belajar Kognitif
adalah teori yang menjelaskan bagaimana faktor internal dan eksternal
mempengaruhi proses mental individu untuk melengkapi pembelajaran.
Teori Belajar Kognitif berfokus pada penggunaan unsur kognitif dalam
proses belajar. Sebenarnya teori ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran
behavioristik yang memandang bahwa perubahan perilaku seseorang dapat
diamati dan diuji berdasarkan hal yang terlihat jelas.
Teori belajar kognitif memandang bahwa belajar sebagai proses
pemungsian unsur-unsur pikiran (Dok. Freepik). Aktivitas belajar individu
ditekankan pada proses internal dalam berpikir yaitu pengolahan informasi.
Ibaratnya pikiran kita itu seperti sistem dalam komputer, sedangkan logika
untuk memproses informasi.
14
3. Humanistis
Teori humanistik atau sering juga disebut teori belajar humanistik adalah
satu dari beberapa teori belajar yang sering digunakan oleh guru maupun
tenaga pengajar lainnya. Secara garis besar teori belajar humanistik adalah
teori belajar bertujuan menghasilkan hal baik bagi kemanusiaan supaya bisa
mencapai aktualisasi diri dan membuat orang mampu mengenali diri sendiri.
Oleh karena itu, proses belajar humanistik ini membutuhkan perhatian
yang besar dalam prosesnya dengan harapan menghasilkan pencapaian yang
baik. Teori belajar humanistik ini dalam penerapannya sebagai metode
pembelajaran juga perlu diikuti dengan pengetahuan tentang pendekatan
belajar kognitif serta afektif supaya dapat menghasilkan perubahan positif
pada hasil belajar dan sikap. Berikut ini merupakan langkah-langkah
penerapan teori ini.
15
4. Atribusi
Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-upaya yang
dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang
lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab
di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di
balik perilaku kita sendiri
1. Piaget
Piaget berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa individu
artinya pengetahuan berasal dari individu. Siswa berinteraksi dengan lingkungan
sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Penentu
utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan
lingkungan sosial menjadi faktor sekunder.
2. Vygotsky
Menurut Vygotsky perkembangan kognisi seorang anak dapat terjadi melalui
kolaborasi antar anggota dari satu generasi keluarga dengan yang lainnya.
Perkembangan anak terjadi dalam budaya dan terus berkembang sepanjang hidupnya
dengan berkolaborasi dengan yang lain. Dari perspektif ini para penganut aliran
sosiokultural berpendapat bahwa sangatlah tidak mungkin menilai seseorang tanpa
mempertimbangkan orang-orang penting di lingkungannya.
17
6. Self Determination
Self determination dipaparkan sebagai usaha dalam menentukan tujuan dalam
kehidupan sendiri. Self determination merupakan teori motivasi. Berfokus pada
intrinsic motivation atau motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang (Deci &
Ryan). Deci & Ryan (dalam Field, Hoffman & Posch. 1997) berdasarkan prespektif
psikologi mendefinisikan self determination sebagai kapasitas seseorang untuk
memilih dan memiliki beberapa pilihan untuk menentukan suatu tindakan. Dapat
dikatakan bahwa kebulatan tekad seseorang atau ketetapan hati seseorang pada
suatu tujuan yang hendak dicapainya. Self determination adalah kemampuan diri
dalam mengidentifikasi dan mencapai tujuan berdasarkan pengetahuan dan penilaian
individu terhadap diri sendiri (Field & Hoffman, 1994, p. 164 dalam Field, Hoffman &
Posch. 1997).
7. Goal Setting
Desain Tujuan atau Goal setting adalah aktivitas sederhana untuk mencapai
tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan memiliki target waktu
tertentu. Tujuan (goal) adalah langkah kecil tetapi memiliki pengaruh besar dalam
kesuksesan suatu pembelajaran.
Goal setting adalah salah satu elemen yang membedakan antara dua kelompok
siswa, yaitu kelompok yang termotivasi dan belum termotivasi. Siswa yang dapat
menseting tujuan untuk belajar lebih termotivasi dan lebih aktif dalam
mempersiapkan, mengawasi, dan meregulasi proses pmbelajaran mereka sendiri
18
TERIMA KASIH…