Anda di halaman 1dari 14

Instrusional sebagai sistem

By
Abdul Khoir HS
Model sistem secara Umum
Filbeck (1974)

suprasistem suprasiste
Komponen, bagian, dan proses sistem m

subsistem Subsistem
A C

Masukan: Keluaran:
Energi, Subsistem
Produk,
Sumber E
pelayanan
Bahan dasar
Subsistem
B Subsistem
D
Konsep Sistem
Konsep sistem berkaitan dengan :
Pandangan sistem (system View): kebiasaan memandang benda atau
peristiwa dalam hidup sebagai suatu sistem.
Pendekatan Sistem (system Approach): pandangan terhadap sistem
diterapkan dalam memecahkan masalah, proses pemecahan masalah.
Analisis sistem (System analysis): Proses pemecahan masalah
terlibat kegiatan memecah suatu sistem menjadi beberapa subsistem
dan mengidentifikasi hubungan dari setiap subsistem dengan
subsistem yang lain.
Sistesis sistem (system Synthesis): merupakan kegiatan memadukan,
menambahkan, atau mengkombinasikan subsistem baru kepada
subsistem yang telah ada sehingga menimbulkan sistem baru
Sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang
mempengaruhi mahasiswa (pemelajar) sehingga terjadi proses
belajar. Suatu set peristiwa itu mungkin digerakkan oleh
pengajar sehingga disebut pengajaran, mungkin pula
digerakkan oleh pemelajar sendiri dengan menggunakan buku,
gambar, program televisi, atau kombinasi berbagai media.
Semua kegiatan ini harus terencana secara sistematis untuk
dapat disebut kegiatan instruksional.
Gagne (1979)

Kegiatan pemelajar dalam kehidupan sehari-hari tanpa


perencanaan sebelumnya disebut pengalaman bukan
kegiatan instruksional walaupun kegiatan itu
menyebabkan perubahan pada perilaku pemelajar
MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL
(MPI)
Langkah-langkah penyusunan:
Tahap mengidentifikasi
 Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan
instruksional umum
 Melakukan analisis instruksional
 Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal pemelajar
Tahap mengembangkan
 Menulis tujuan instruksional khusus
 Menulis tes acuan patokan
 Menyusun strategi instruksional
 Mengembangkan bahan instruksional
Tahap Mengevaluasi dan merevisi
 Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif yang termasuk
didalamnya kegiatan merevisi
Model Pengembangan Instruksional (MPI)

  MENULI
MELAKUK
AN S TES
 ANALISIS  ACUAN
 INSTRUK-  PATOKA
 MENGIDE  SIONAL N
 MENYUS
N- UN
 MENGEMBA
 TIFIKASI  MENULI NG   SISTEM
DESAIN
KEBUTUH S TIK DAN  INST.
AN
 KAN BAHAN
 AJAR  MELAKS
 INST.
Dan ANAKA
MENULIS N
TIU  MENGID  MENYU EVALUAS
EN- SUN I
 TIFIKASI  FORMATI
 STRATEG
 I F
PRILAKU
dan  INSTRU
 KARAKT K.
ER-
 ISTIK
AWAL
 SISWA
Prinsip-pronsip Pembelajaran

I. Respon-respon baru (new responses) diulang


sebagai akibat dari respon tersebut.
Implikasinya :
a. Perlu pemberian unpan balik positif
b. Pembelajaran harus menyenangkan
II. Perilaku berada dibawah pengaruh kondisi
lingkungan siswa
Implikasinya :
a. Simbol / tanda berpengaruh besar
b. Tujuan perlu dinyatakan secara jelas
III. Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan
hilang bila tidak diperkuat dengan pemberian akibat
menyenangkan. Pengetahuan dan keterampilan baru yang
telah dikuasai siswa harus sering dimunculkan dan diberi
penghargaan, agar keterampialn baru itu selalu digunakan
Implikasinya:
a. pemberian isi pelajaran yang berguna bagi siswa diluar
b. Penghargaan atas keberhasilan siswa
c. Latihan dan tes yang sering disertai nilai dan pujian
IV. Respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan
ditransfer kepada situasi yang terbatas pula
Implikasinya:
a. Kegiatan pembelajaran berkoneksitas dengan dunia nyata
b. Penyajian materi diperkaya dengan penggunaan berbagai contoh
yang releven dengan dunia nyata
V. Belajar mengeralisasikan dan membedakan adalah
dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks (pemecahan
masalah)
Implikasinya :
a. Meberikan uraian materi dengan contoh-contoh yang positif dan
juga negatif
b. Selain memberilkan norma-norma yang berlaku, siswa perlu
juga diberikan contoh-contoh yang yang bertentangan
VI. Status mental untuk menghadapi pelajaran akan
mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama
proses belajar
Implikasinya:
a.pentingnya menarik perhatian untuk mempelajari isi pelajaran
b. Guru harus melakukan langkah-langkah instruksional
VII. Kegiatan belajar dibagi menjadi langkah2 kecil
Implikasinya:
a. Penggunaan buku teks terprogram
b. Menganalisis pengalaman belajar siswa menjadi
kegiatan2 kecil. Setiap kegiatan kecil disertai latihan dan
umpan balik terhadap hasilnya
VIII. Memecah materi yang kompleks menjadi
kegiatan2 kecil
Implikasinya:
a. Penggunaan media dan metode secara tepat
b. Penggunaan model2 pembelajaan
IX. Keterampilan tingkat tinggi terbentuk dari
komposisi keterampilan dasar yang sederhana
Implikasinya:
a. TIU harus dirumuskan lebih operasional
b. Menggunakan metode demonstrasi dan model yang
didesain sesuai dengan hasil analisis TIU
X. Belajar cenderung menjadi cepat dan efisien serta
menyenangkan bila siswa diberitahu tentang kualitas
penampilannya dan bagaimana cara meningkatkannya
lebih baik
Implikasinya:
a. Urutan pelajaran dimulai dari yang sederhana menuju ke lebih
kompleks
b. Kemajuan siswa harus diinformasikan agar lebih siap
mengatasi yg lebih kompleks
XI. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa berbeda
Implikasinya :
a. Penguasaan siswa dalam materi pelajaran prasyrat sebelum
mempelajari materi selanjutnya.
b. Siswa dapat kesempatan maju menurut kecepatan masing-
masing
XII. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan
kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya
sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya
untuk membuat respon yang benar
Implikasinya:
a. Pemberian waktu, cara, dan sumber2 yang pleksibel
b. Perlu menyusun panduan belajar
Sekian & terima kasih
Karakteristik pendidikan luar sekolah

1. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Subtitute dari pendidikan sekolah.


Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dapat menggantikan
pendidikan jalur sekolah yang karena beberapa hal masyarakat tidak
dapat mengikuti pendidikan di jalur persekolahan (formal).
Contohnya: Kejar Paket A, B dan C
2. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Supplement pendidikan sekolah.
Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk
menambah pengetahuan, keterampilan yang kurang didapatkan dari
pendidikan sekolah. Contohnya: private, les, training
3. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Complement dari pendidikan
sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk
melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang kurang atau tidak
dapat diperoleh didalam pendidikan sekolah. Contohnya: Kursus, try
out, pelatihan dll

Anda mungkin juga menyukai