Anda di halaman 1dari 26

KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK N 1 SIEMPAT NEMPU HILIR

Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 1

Nama Guru : Redikson Simbolon, S.Pd.

NIP / NIK : _______________________________


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK N 1 SIEMPAT NEMPU HILIR


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI / II
Tahun Pelajaran :
Jam Pelajaran : 32 JP (@ 45 Menit)

A. KompetensiInti
KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif. Pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional
KI-4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KompetensiDasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menerapkan cara Perawatan Engine 3.6.1 Menjelaskan cara Perawatan Engine
Management System (EMS) Management System (EMS)
3.6.2 Menntukan cara Perawatan Engine
4.6 Merawat berkala Engine Management System (EMS)
Management System (EMS)
4.6.1 Melakuakan perawtan berkala Engine
Management System (EMS)
4.6.2 Mengontrol Hasil perawatan berkala Engine
Management System (EMS)
C. Tujuan Pembelajaran
 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik
peserta didik menerapkan cara Perawatan Engine Management System (EMS).
mengajukan pertanyaan, mengajukan jawaban sementara, mengumpulkan data,
menganalisa data, menyusun simpulan untuk dapat mencapai kompetensi
pengetahuan (memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi),

 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik


peserta didik merawat merawat berkala Engine Management System (EMS) ,
mengajukan pertanyaan, mengajukan jawaban sementara, mengumpulkan data,
menganalisa data, menyusun simpulan untuk dapat mencapai kompetensi
keterampilan (mengamati, mencoba, menyaji, dan menalar), dan sikap (jujur, santun,
dan tanggungjawab).

D. Materi Pembelajaran
Materi Faktual  Engine Management System
dapat diamati dengan indera  Sensor dan actuator
atau alat  Electronic control unit (ECU)
 Standar prosedur keselamatan kerja.

Materi Konseptual  Perawatan Engine Management System (EMS)


Gabungan antar fakta-fakta yang
saling berhubungan
Materi Prinsip  Prosedur dan teknik pemeriksaan gangguan Engine
Generalisasi hubungan antar Management System (EMS)
konsep-konsep yang saling  Teknik perawatan Komponen Engine Management System
terkait (EMS)
 Prosedur pengecekan hasil perawatan sistem Engine
Management System (EMS)
Materi Prosedural  Melakuakan perawtan berkala Engine Management
Sederetan langkah yang System (EMS)
sistematis dalam menerapkan  Mengontrol Hasil perawatan berkala Engine Management
prinsip System (EMS)
E. Pendekatan, Strategi dan Metode
 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Demontrasi, Praktek dan Penugasan
 Model : Problem Based Learning

F. Alat dan Media Pembelajaran


 Vidio Pembelajaran.
 Slide Powerpoint.
 LCD Proyektor.

G. SumberBelajar
 Hand Out
 Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Pertama
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
Pendahuluan  Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan 
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa ingin
gambaran tentang tahu
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
 Guru menyampaikan 
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
 Guru menampilkan
tayangan tentang 
Konsep EMS
Stimulus  Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Konsep EMS
 Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Identifikasi masal Konsep EMS
ah  Siswa secara
Inti berkelompok
mendiskusikan
tentang Konsep EMS
 Guru meminta siswa
mengali informasi
tentang Fungsi dan
konstruksi Konsep
Pengumpulan EMS
data  Siswa menggali 
informasi tentang
tentang Fungsi dan
konstruksi Konsep
EMS
 Guru memberikan 
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Konsep EMS
Pembuktian  Siswa menjawab dan 
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
 Siswa menyajikan 
dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Konsep EMS
Menarik  Siswa lain 
kesimpulan memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai Konsep
EMS
 Siswa menerima 
tanggapan dari siswa
lain dan guru
 Siswa menyimpulkan 
materi tentang
Konsep EMS
 Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
Penutup pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
 Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.

Pembelajaran Kedua
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
Pendahuluan  Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan 
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa ingin
gambaran tentang tahu
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
 Guru menyampaikan 
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
 Guru menampilkan
tayangan tentang 
Merawat Sistem
EMS
Stimulus  Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Merawat Sistem
EMS
 Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Merawat Sistem
Identifikasi masal EMS
Inti
ah  Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang Merawat
Sistem EMS
 Guru meminta siswa
mengali informasi
tentang Merawat
Sistem EMS
Pengumpulan
 Siswa menggali 
data
informasi tentang
tentang Fungsi dan
konstruksi Merawat
Sistem EMS
Pembuktian  Guru memberikan 
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Merawat
Sistem EMS
 Siswa menjawab dan 
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
 Siswa menyajikan 
dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Merawat
Sistem EMS
Menarik
 Siswa lain 
kesimpulan
memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai Merawat
Sistem EMS
 Siswa menerima 
tanggapan dari siswa
lain dan guru
 Siswa menyimpulkan 
materi tentang
Merawat Sistem
EMS
 Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
Penutup pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
 Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.

Pembelajaran Ketiga
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
Pendahuluan  Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan 
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa ingin
gambaran tentang tahu
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
 Guru menyampaikan 
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
Inti  Guru menampilkan
tayangan tentang 
Memperbaiki
Sistem EMS
Stimulus  Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Memperbaiki Sistem
EMS
 Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Memperbaiki Sistem
Identifikasi masal EMS
ah  Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang Memperbaiki
Sistem EMS
Pengumpulan  Guru meminta siswa
mengali informasi
tentang Memperbaiki
Sistem EMS
 Siswa menggali 
data informasi tentang
tentang Fungsi dan
konstruksi
Memperbaiki Sistem
EMS
 Guru memberikan 
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Memperbaiki
Sistem EMS
Pembuktian
 Siswa menjawab dan 
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
 Siswa menyajikan 
dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Memperbaiki
Sistem EMS
Menarik  Siswa lain 
kesimpulan memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai
Memperbaiki Sistem
EMS
 Siswa menerima 
tanggapan dari siswa
lain dan guru
 Siswa menyimpulkan 
materi tentang
Memperbaiki Sistem
EMS
Penutup  Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
 Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.

I. Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian Skala Sikap
 Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
 Bentuk penilaian : lembar pengamatan
 Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)

b. Pengetahuan
 Jenis/Teknik tes : tertulis, lisan,dan Penugasan
 Bentuk tes : uraian
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

c. Keterampilan
Teknik/Bentuk Penilaian :
 Praktik/Performence
 Fortofolio
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya.

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator yang Bentuk


Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan Keterangan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
dst

Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.

Juli, 2021

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
SMK N 1 Siempat Nempu Hilir

Sangkot Pahisar Siboro, SP. Redikson Simbolon,S.Pd.


NIP/NRK.

Catatan Kepala Sekolah


........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Lampiran
Materi Pembelajaran

Engine Management Sistem (Common rail)

EMS (Engine Management Sistem) adalah suatu sistem komputer kecil-kecilan yang digunakan
untuk mengendalikan suatu mesin/motor dengan cara memonitoring kecepatan mesin/motor,
beban, temperatur dan menyediakan penyemprotan (injeksi) bahan bakar sesuai pada waktu
yang tepat di dalam suatu proses tertentu. Termasuk juga untuk mengukur kwalitas bahan
bakar yang diperlukan oleh mesin/motor secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan proses
pembakaran.

Mesin yang menggunakan pengontrolan elektronik canggih mencapai ini melalui elektronik
kontrol modul (ECM) atau elektronik kontrol unit (ECU) - yang merupakan "komputer" dalam
mesin. ECM/ECU menerima kecepatan signal mesin melalui sensor dan menggunakan
algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah
bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidrolik untuk mengatur kecepatan
mesin.

Common rail adalah sistem penginjeksian bertekanan tinggi yang dikontrol secara elektronik
untuk mengatur dan membuat tekanan penginjeksian didalam ruang bakar lebih tinggi dari
penginjeksian secara konvensional. Pada pompa injeksi konvensional sangat sulit menaikkan
tekanan injeksi pada rpm mesin rendah, karena tekanan injeksi sesuai dengan putaran mesin,
oleh sebab itu injection pump konvensional menggunakan fuel injection nozzle dengan lubang
nozzle yang kecil. Pada system common rail dapat mengontrol tekanan penginjeksian secara
flexible dengan mengabaikan putaran mesin, dan secara nyata menghasilkan gas buang yang
bersih.

Common Rail, type ini menggunakan pipa Rel (Rail) pembagi bahan bakar. Satu pompa yang
bertekanan tinggi terus menerus mensuplie bahan bakar bertekanan tinggi ke pipa pembagi
(Rail). Dari pipa pembagi bahan bakar dibagi ke Nozzle masing masing cylinder. Jenis Nozzle
Elektrik sekaligus berfungsi mengatur waktu dan jumlah injeksi bahan bakar dengan tekanan
1300-1800 bar. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan di atur berdasarkan lamanya nozzle
membuka. ECU mengatur kerja Nozzle berdasarkan data analog yang diterima sensor-sensor
pada mesin.

Adapun tujuan dari pengembangan Fuel injection adalah mendapatkan tekanan tinggi sehingga
proses atomisasi bahan bakar sempurna oleh nozzle, sehingga bahan bakar dapat terbakar
habis meskipun temperature kerja mesin masih rendah. Dengan berkembangnya teknologi
Injeksi perbandingan kompresi Mesin diesel dapat diturunkan sehingga material cost yang
selama ini tinggi dapat diturunkan. Yang paling utama adalah mengurangi emisi mesin diesel
dan meningkatkan performa mesin diesel.

Cara kerja common rail adalah seperti konsep hidup bersama. Dalam hal ini, semua injektor
yang bertugas memasok solar langsung ke dalam mesin, menggunakan satu wadah atau rel
yang sama dari Pompa Injector. Caranya sama dengan yang digunakan pada sistem injeksi
bensin. Sedangkan mesin diesel konvensional, setiap injektor memiliki pasokan solar sendiri-
sendiri langsung dari pompa injeksi,

Injektor mesin diesel modern sama dengan injektor mesin bensin yang menggunakan sistem
injeksi. Dalam hal ini, injektor diaktifkan oleh arus listrik yang diatur oleh komputer. Jumlah solar
yang akan disemprotkan diatur berdasarkan lamanya nosel membuka. Komputer mengatur
kerja injektor ini berdasarkan informasi yang diterima dari sensor-sensor lain, misalnya putaran
mesin, tekanan regulator, tekanan bahan bakar, suhu solar, posisi pedal gas, putaran mesin,
silinder, tekanan turbo, aliran udara, air pendingin, kecepatan kendaraan dan seterusnya.
Rangkaian komponen tersebut jelas tidak diperlukan atau tidak ada pada mesin diesel
konvensional. Komputer juga menentukan waktu injeksi (injection timing) berdasarkan sinyal
yang diterimanya dari sensor di kruk as atau roda gila.

Dengan demikian, mesin diesel common rail, mampu memenuhi harapan banyak orang. Untuk
mengurangi getaran misalnya, cukup dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar secara
bertahap untuk mencegah timbulnya ledakan besar bila dilakukan sekaligus. Cara ini mirip
seperti orang melakukan pembelian secara kredit. Kalau pembayaran dilakukan sekaligus,
‘kantung langsung meledak.

Keunggulan Common rail Fuel injection adalah tekanan yang dihasilkan tinggi dan konstan
pada setiap putaran mesin, sehingga didapatkan atomisasi bahan bakar yang lebih baik yang
menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna dibandingkan type sebelumnya. Type common
rail juga dapat diaplikasikan ke berbagai kapasitas mesin diesel, dari kecil sampai besar. Para
enginer terus mengembangkan Type common rail untuk menghasilkan tekanan yang lebih
tinggi, hebatnya lagi type injeksi common rail sudah mulai diaplikasikan untuk mesin bensin
direct injection.

Tekanan bahan bakar dalam rel sangat tinggi. Sekarang, yaitu common rail generasi ke-3,
tekananya sudah mencapai 1800 bar. Kalau dikonversi ke PSI yang masih digunakan sekarang
menjadi 26.100 PSI. Bandingkan dengan tekanan ban 30 PSI. Atau tabung elpiji 25 bar dan
CNG 200 bar. Dengan tekanan setinggi tersebut, pengabutan yang dihasilkan tentu saja
semakin bagus. Pembakaran yang dihasil menjadi lebih dan kerja mesin makin efisien.

Selain itu, mesin diesel yang tidak dapat beroperasi pada saat silinder dingin. Maka dengan
teknologi ini, mesin diesel dilengkapi dengan pemanas elektronik kecil yang disebut busi
menyala di dalam silinder untuk memanaskan silinder sebelum penyalaan mesin. Lainnya
menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara
masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan
bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin.

Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan meningkatkan viscositas
dan membentuk kristal lilin atau gel. Ini dapat mempersulit pemompa bahan bakar untuk
menyalurkan bahan bakar tersebut ke dalam silinder dalam waktu yang efektif, membuat
penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit, meskipun peningkatan dalam bahan bakar
diesel telah membuat kesulitan ini menjadi sangat jarang. Cara umum yang dipakai adalah
untuk memanaskan penyaring bahan bakar dan jalur bahan bakar secara elektronik.

Adapun ciri khas dari sistem injeksi common rail adalah sebagai berikut:
o Injeksi bertekanan tinggi
Pompa injeksi tipe distributor dengan tipe radial plunger dapat menghasilkan tekanan 100
Mpa (kira-kira 1.000 kgf/cm2) yang dibutuhkan oleh mesi diesel berukuran kecil dengan
injeksi langsung, berbahan bakar yan irit , bertekanan tinggi dan bertenaga besar.
o High pressure atomization bahan bakar yang diinjeksikan dari nozzle
Dengan injeksi bahan bakar bertekanan tinggi, bahan bakar yang diinjeksikan dari nozzle
dengan daya semprot yang besar dan dengan penyebaran serta pendisrtibusian yang lebih
luas (tercampur dengan udara lebih baik) sehingga pembakaran lebih meningkat. Hal ini
menghasilkan gas buang yang lebih bersih.
o Sistem injeksi bahan bakar yang optimal
Pengontrolan jumlah dan waktu injeksi bahan bakar dapat sesuai dengan kemampuan mesin
yang dilakukan oleh control unit, memungkinkan pemakaian bahan bakar yang irit dan
menghasilkan tenaga yang besar.
o Memperpanjang waktu penggunaan
Komponen-komponen yang digunakanan pada pompa sangat tahan terhadap tekanan tinggi,
sehingga memperpanjang waktu penggunaan komponenkomponen tersebut.
o Memperbaiki penyesuaian mesin
Karena injeksi pompa bahan bakar pada mesin dikontrol untuk setiap cylinder, penyesuaian
pada mesin dapat lebih mudah.\
o Memperingan biaya pemeliharaan
Karena penggunaan sistem control unit ganda yaitu control unit mesin dan control unit
pompa, sistem pengontrolan menjadi lebih baik.
o Injeksi bertekanan tinggi
Jumlah injeksi bahan bakar yang optimal sesuai dengan posisi akselerator yang dikontrol
oleh control unit, memungkinkan bertambahnya torque / momen pada posisi pedal
akselerator rendah, sehingga meningkatkan tenaga mesin.
o Mengurangi asap pada akselerasi
Pada saat injeksi bahan bakar bertambah untuk menambah tenaga mesin pada akselerasi,
biasanya asap yang ditmbulkan oleh bahan bakar yang berlebih. Pompa injeksi VP44,
mengontrol jumlah injeksi bahan bakar dengan tepat meskipun pada tersebut diatas untuk
mencegah timbulnya asap tanpa mempengaruhi akselerasi.
o Peralatan tambahan tidak diperlukan
Peralatan tambahan seperti boost compensator dan aneroid compensator tidak diperlukan
karena sebagai penggantinya dibuat conrol unit berdasarkan signal dari setiap sensor. Hal ini
mengakibatkan sedikit “kekusutan”, (clutter) pada sekeliling pompa injeksi.

Referensi
http://ludiagungwahyudi.blogspot.com/2009/11/engine-management-sistem-common-rail.html
Lampiran Instrumen Penilaian

A. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP


- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap

Sikap
Sikap sosial Jumlah
spiritual
No Nama Siswa Skor
Mensyukuri Jujur Kerja sama Harga diri
1-4 1-4 1-4 1-4
1 Zulkifli
2 Sugih Handoyo
3 Nanang Haryono
4 Wiwid
5 Said

a. Sikap Spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:


• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.

Rubrik pemberian skor:


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

b. Sikap Sosial

1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

2. Sikap kerja sama


Indikator sikap sosial “kerja sama”
• Peduli kepada sesama
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Saling menghargai/ toleran
• Ramah dengan sesama.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

3. Sikap Harga diri


Indikator sikap sosial “harga diri”
• Tidak suka dengan dominasi asing
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Kisi Kisi Soal Uraian

Nama Sekolah :
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI / II

Bahan/
Kompetensi Bentuk
KD Kelas Konten/ Materi Level Kognitif Indikator Soal No Soal
Dasar Soal
Semester
3.6 Menerapkan XI / 2  Sensor dan Pengetahuan  Menjelaskan Uraian 1
cara actuator pada (C1) Sensor dan
Perawatan Engine actuator pada
Engine Management Engine
Management System Management
System  Karakteristik Pemahaman System Uraian 2
(EMS) sensor dan (C2)  Menjelaskan
actuator pada Karakteristik
Engine sensor dan
Management actuator pada
System Engine
 Pengukuran Analisis Management Uraian 3
sensor dan (C4) System
actuator pada  Menganalisis
Engine cara
Management Pengukuran
System sensor dan
 Konsep EMS Pemahaman actuator pada
Uraian 4
(C2) Engine
Management
System
 Merawat Kreasi  Menjelaskan Uraian 5
Sistem EMS (C6) Konsep EMS
 Menyusun
prosedur
pengukuran
tekanan bahan
bakar

Soal Uraian :
1. Sebutkan komponen komponen yang ada dalam engine manajemen system....?
2. Jelaskan fungsi sensor ...?
3. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai Aktuator...!
4. Uraikan konsep EMS...?
5. Bagaimana prosedur pengukuran tekanan bahan bakar?

Pedoman Penskoran Soal Uraian :


NO
KUNCI JAWABAN SKOR
SOAL
1. Jawab:
Komponen dalam engine manajemen system terdiri atas sensor, control unit dan
actuator. Engine manajemen system didesain untuk memperoleh kerja mesin
yang optimal, efektif dalam penggunaan bahan bakar dan emisi gas buang yang
dihasilkan dari proses pembakaran di dalam silinder dapat diminimalisir.
SKOR MAKSIMUM 10
2. Jawab:
Sensor berfungsi untuk memberikan informasi kepada ECU tentang kondisi fisik
dan pembebanan pada engine. Data-data yang diberikan dapat berupa data
analog maupun digital, bergantung dari jenis sensor yang digunakan. ECU
bekerja mengolah data-data dari sensor sehingga menjadi pertimbangan untuk
memberikan aksi berupa jumlah injeksi bahan bakar, timing pengapian dan
kesetabilan putaran engine. Dengan berbasis pada data dasar, dikoreksi dengan
kondisi fisik dan beban engine, ECU dapat melakukan kalkulasi kebutuhan dan
pengontrolan engine dengan efektik dan optimal.
SKOR MAKSIMUM 10
3. Jawab:
Aktuator sebagai komponen penggerak, merupakan piranti yang menjalankan
keputusan kalkulasi maupun evaluasi dari ECU. Dengan demikian engine dapat
bekerja pada kondisi optimal, efisien dan rendah emisi gas buang.
SKOR MAKSIMUM 10
4. Jawab:
 Sejak diperkenalkan pertama kali oleh Rudolf Diesel pada 1892 di
Jerman, mesin diesel telah mengalami perkembangan yang sangat pesat
mulai penggunaan bahan bakar hingga peningkatan kinerja yang
berhubungan dengan teknologi mekanis hingga improvement power, dan
konsumsi bahan bakar agar lebih bersahabat dengan lingkungan. Motor
diesel sebagai sebuah sumber tenaga penggerak memiliki prinsip yang
hampir sama dengan motor bensin (gasoline engine) dimana energi
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar di dalam mesin itu sendiri
(internal comustion engine).Ada beberapa perbedaan utama antara
karakteristik mesin bensin dan mesin diesel. Mesin diesel menggunakan
prinsip penyalaan kompresi (compression ignition). Sedangkan mesin
bensin menggunakan prinsip spark-ignition(pembakaran yang dipicu oleh
percikan api pada busi). Oleh karenanya motor diesel sering juga disebut
dengan ”compression ignition engine”. Agar dapat mencapai suhu dan
tekanan pembakaran, tekanan kompresi pada mesin diesel diusahakan
mampu mencapai 30-45kg/cm2, agar temperatur udara yang
dikompresikan mencapai 500 derajat celsius,sehingga bahan bakar mampu
terbakar dengan sendirinya tanpa dipicu oleh letikan bunga api dari busi.
Untuk dapat mencapai tekanan dan temperatur yang demikian, pada motor
diesel harus memiliki perbandingkan kompresi yang lebih tinggi kira-kira
mencapai 18:1 atau lebih dan membutuhkan gaya yang lebih besar untuk
memutarnya.
SKOR MAKSIMUM 20

5. Jawab :
 Langkah pertama sudah pasti kita siapkan alat ukurnya
 Posisi kuknci kontak dalam kondisi “OFF”

 Lepas pengunci selang penghubung fuel pump dengan injektor

 Setelah terlepas, barulah hubungkan fuel pump pressure gauge di antara


selang fuel pump yang sudah terlepas tadi, disusun secara seri di bolak balik
sama saja, asalkan konektor penyambung selangnya bisa terpasang dengan
benar tanpa adanya kebocoran
 Setelah alat ukur terpasang dengan sempurna, maka posisikan kunci kontak di
posisi “ON” dengan catatan sebelum kunci kotak di posisi ‘ON” kembali
periksa sambungan selang bahan bakar, pastikan kondisinya tidak ada yang
bocor.

 Setelah kunci kontak “ON” lihat tekanan stanby-nya, ada di angka berapa..?
jika tekannya di bawah standar, maka fuel pump masih belum bisa kita
katakana rusak, dimana langkah selanjutnya masih harus kita lakukan, yakni
dengan menghidupkan mesinnya (kondisi alat masih terpasang…)
 Setelah motor kondisi nyala dan lihat jarum alat ukur ada di angka berapa…?
kalau masih dalam angka standar maka tidak ada masalah pada fuelpump-
nya, namun kalau tekanan ada di bawah standar, maka bisa kita katakana fuel
pump butuh kita periksa dengan membongkar fuel pump dari tangki bahan
bakar.
 Setelah mengukur dalam kondisi stasioner, sekali lagi pengukuran masih kita
lanjutkan lagi, bukan kondisi stasioner lagi, melainkan dengan menaikkan
putaran mesin dengan spontan atau dengan menahan putaran mesin di atas
stasioner (1500 ke atas). Amati pergerakan jarum pada alat ukur, jika jarum
bergetar kurang lebih 2 – 3 Kpa dari angka standar, maka itu bisa kita
katakana wajar…namun jika pergerakan jarumnya sampai 100-200 Kpa, maka
fuel pump perlu kita periksa.
SKOR MAKSIMUM 50

TOTAL SKOR MAKSIMUM 100

Kisi Kisi Soal Pilihan Ganda

Jenjang Sekolah : SMK


Mata Pelajaran : Teknologi Dasar Otomotif
Kurikulum : 2013
Kelas : XI
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Bahan/
Kompetensi Bentuk
KD Kelas Konten/ Materi Level Kognitif Indikator Soal No Soal
Dasar Soal
Semester
3.6 Menerapkan XI / 2  Sensor dan Pengetahuan  Menjelaskan PG 1
cara actuator pada (C1) Sensor dan
Perawatan Engine actuator pada
Engine Management Engine
Management System Management
System  Karakteristik Pemahaman System PG 2-10
(EMS) sensor dan (C2)  Menjelaskan
actuator pada Karakteristik
Engine sensor dan
Management actuator pada
System Engine
Management
System

Soal Pilihan Ganda :


Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, d, dan en di depan jawaban yang
paling tepat !

1. Tipe mesin EFI yang semua sistem kontrol injeksi dan sistem kontrol lainnya sudah
dilakukan secara terintegrasi dari sensor-sensor yang ada sehingga kinerja dari mesin akan
lebih optimal, merupakan pengertian dari :
a. Sensor,
b. Control unit
c. actuator
d. ECU,
e. EMS

2. Komponen dalam engine manajemen system terdiri atas.…


a. Sensor, control unit dan actuator
b. Control unit dan actuator
c. Sensor , dan actuator
d. ECU, Sensor dan Actuator
e. Actuator dan Sensor ,

3. Komponen penggerak, merupakan piranti yang menjalankan keputusan kalkulasi maupun


evaluasi dari ECU.,yaitu ….
a. Fuel system,
b. Fuel pump
c. Electronic control system
d. engine air temperature
e. Aktuator

4. Berfungsi untuk mengevaluasi atau menghitung segala masukkan dari sensor-sensor


selama mesin hidup dan juga ECU berfungsi untuk mengontrol aktuator-aktuator
berdasarkan data signal dari sensor-sensor. Merupakan fungsi dari .....
a. ECU
b. sensor
c. Converter
d. injector
e. Inverator

5. Alat untuk mengontrol semua system EFI adalah …


a. Electric Control
b. Electric Control Unit
c. Electronic control
d. Electronic control unit
e. Electronic control system

6. Alat yang berfungsi memberikan signal ke ECU adalah …


a. Signal alpha
b. sensor
c. Converter
d. injector
e. Inverator

7. Komponen yang menjaga tekanan bahan bakar yang ada dalam delivery pipe yang akan
diinjeksikan oleh injektor adalah ....
a. Fuel pump
b. injector
c. Fuel filter
d. Throttle position sensor
e. Presure regulator

8. Yang bukan termasuk actuator di bawah ini adalah ....


a. Idle Speed Control (ISC)
b. Electronic Spark Advance (ESA)
c. Electric Control Fan
d. Check Engine Lamp
e. ABS Control

9. Media komunikasi ECU dengan alat interface lain, contohnya: Laptop, Komputer atau
handphone. adalah fungsi dari….
a. Fuel injector
b. Actuator
c. Engine air temperature
d. Fuel suction filter
e. COM

10. Nama - nama komponen yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini secara berurutan
adalah …

a. No. 1 adalah tangki bahan bakar.


No. 2 adalah komponen pompa bahan bakar (fuel pump)
No. 3 adalah komponen filter bahan bakar (fuel filter)
No. 4 adalah pipa penyalur
No. 5 adalah pressure regulator
No. 6 adalah komponen injektor
No. 7 adalah delivery pipe (pipa pembagi)
b. No. 1 adalah komponen pompa bahan bakar (fuel pump.
No. 2 adalah tangki bahan bakar.
No. 3 adalah komponen filter bahan bakar (fuel filter)
No. 4 adalah pipa penyalur
No. 5 adalah pressure regulator
No. 6 adalah komponen injektor
No. 7 adalah delivery pipe (pipa pembagi)
c. No. 1 adalah pipa penyalur.
No. 2 adalah tangki bahan bakar.
No. 3 adalah komponen filter bahan bakar (fuel filter)
No. 4 adalah komponen pompa bahan bakar (fuel pump)
No. 5 adalah pressure regulator
No. 6 adalah komponen injektor
No. 7 adalah delivery pipe (pipa pembagi)
d. No. 1 adalah delivery pipe (pipa pembagi).
No. 2 adalah komponen pompa bahan bakar (fuel pump)
No. 3 adalah komponen filter bahan bakar (fuel filter)
No. 4 adalah pipa penyalur
No. 5 adalah pressure regulator
No. 6 adalah komponen injektor
No. 7 adalah tangki bahan bakar.
e. No. 1 adalah komponen injektor
No. 2 adalah komponen pompa bahan bakar (fuel pump)
No. 3 adalah komponen filter bahan bakar (fuel filter)
No. 4 adalah pipa penyalur
No. 5 adalah pressure regulator
No. 6 adalah tangki bahan bakar.
No. 7 adalah delivery pipe (pipa pembagi)

Pedoman Penskoran Soal Pilihan Ganda :


NO SKOR
KUNCI JAWABAN
SOAL Benar Salah
1 Jawaban : E 1 0
2 Jawaban : A 1 0
3 Jawaban : E 1 0
4 Jawaban : A 1 0
5 Jawaban : B 1 0
6 Jawaban : B 1 0
7 Jawaban : B 1 0
8 Jawaban : E 1 0
9 Jawaban : E 1 0
10 Jawaban : A 1 0
TOTAL SKOR MAKSIMUM 10 0
C. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Soal Praktek
Nama Sekolah :
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI / II

Pencapaian Kompetensi
No Komponen/Sub Komponen Ya

Tidak CK K SK

7,0-7,9 8,0-8,9 9,0-10

1 2 3 4 5 6

I Persiapan Kerja (Skor maksimal 30)


1.1 Penggunaan pakaian kerja

1.2 Persiapan tools and equipment

1.3 Persiapan buku manual


 Buatlah analisa prosedur pengukuran
tekanan bahan bakar, Kontrol sistem
bahan bakar, sistem induksi udara dan
sistem pengapian pada mesin bensin.

Sikap kerja

a. kerapihan dalam bekerja Bekerja dengan rapih 85 - 100

Bekerja dengan cukup rapih 75 - 84

Bekerja dengan kurang rapih 65 - 74

b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 85 - 100

Bekerja dengan cukup disiplin 75 - 84

Bekerja dengan kurang disiplin 65 - 74

c. Ketelitian dalam bekerja Bekerja dengan teliti 85 - 100

Bekerja dengan cukup teliti 75 - 84


Bekerja dengan kurang teliti 65 - 74

d.  ketekunan dalam bekerja Bekerja dengan tekun 85 - 100

Bekerja dengan cukup tekun 75 - 84

Bekerja dengan kurang tekun 65 - 74

RATA-RATA SIKAP KERJA

4 Waktu  

Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu


85 - 100
berakhir

Selesai tepat waktu 75 - 84

Selesai setelah waktu berakhir 65 - 74

RATA-RATA WAKTU

Pengolahan Nilai Keterampilan :

Nilai Praktik(NP)

Proses dan Sikap


Persiapan Waktu ∑ NP
Hasil Kerja Kerja

1 2 3 5 6

Rata-rata skor
perolehan

Skor Maksimum

Bobot 10% 60% 20% 10%

NK

Keterangan:

 Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian


 Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
 Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total
bobot untuk komponen penilaian adalah 100
 NK = Nilai Komponenmerupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi
skor maksimum

Juli, 2021

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
SMK N 1 Siempat Nempu Hilir

Sangkot Pahisar Siboro, SP. Redikson Simbolon,S.Pd.


NIP/NRK.

Anda mungkin juga menyukai