PENDAHULUAN
TUJUAN
32
URAIAN MATERI
A. Pengertian Motivasi
33
B. Jenis Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motif-motif (daya penggerak)
yang menjadi aktif dan fungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar karena murni dari diri individu sudah terdapat dorongan
untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar yang
menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu hal,
bersumber pada suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.
C. Sumber Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
34
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang
membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai
tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu
sendiri.
Sebagai contoh konkrit, seorang Peserta didik melakukan
belajar karena benar-benar ingin mendapat pengetahuan,
nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya
secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik
motivations are inherent in the learning situations and meet
pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara
mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi
dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar
ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin
pujian atau ganjaran.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Sebagai
contoh, seseorang belajar karena tahu besok pagi akan ada
ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik,
sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi,
yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui
sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik atau agar
mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan
esensi apa yang dilakukannya. Oleh karena itu motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
35
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
36
(reward), kompetensi sehat antarpeserta didik, pemberian
nasehat, dan pemberian hukuman (punishment).
37
2. Memberikan hadiah (reward)
Dengan memberikan hadiah kepada
Peserta didik dapat meningkatkan motivasi
belajar Peserta didik.
5. Memberikan hukuman
Hukuman diberikan kepada Peserta didik yang
berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.
6. Membangkitkan dorongan
kepada peserta didik untuk belajar
Dalam artian memberikan perhatian
yang maksimal kepada peserta didik.
38
7. Membentuk kebiasaan
belajar yang baik
Menanamkan pembiasaan
belajar yang baik dengan
disiplin yang terarah
sehingga peserta didik
dapat belajar dengan
suasana yang kondusif
39
Pindailah QR Code disamping, pelajari dan
pahamilah isi materi yang ada di dalamnya.
40
peserta didik, dan menimbulkan rasa puas dalam diri peserta
didik tersebut.
41
F. Komponen Model ARCS
1. Attention (Perhatian)
Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat
berkonsultasi/ pemusatan pikiran dalam menghadapi peserta
didik dalam peristiwa proses belajar mengajar di kelas.
Perhatian dapat diartikan sama dengan konsentrasi, dapat
pula menunjuk pada minat ”momentain” yaitu perasaan
tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari (WS.
Winkel, 100).
Konsentrasi/perasaan dan minat dalam belajar bisa kita
lihat dari peserta didik yang merasa senang dalam belajar
maka akan membantu peserta didik tersebut konsentrasi
dalam belajarnya. Begitupula sebaliknya peserta didik yang
merasa tidak senang dalam belajar maka akan kurang minat
belajarnya dan juga sulit untuk berkonsentrasi ketika proses
belajar berlangsung.
Gangguan belajar peserta didik ini biasanya bersumber
dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
internal yaitu faktor dari luar diri peserta didik dan faktor
internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri peserta didik.
Menurut Keller (1987) terdapat beberapa strategi untuk
menjaga dan meningkatkan perhatian peserta didik yaitu
sebagai berikut:
a) Gunakan metode penyampaian dalam proes
pembelajaran yang bervariasi (kelas, diskusi kelompok,
bermain peran, simulasi, curah pendapat, demontrasi,
studi kasus).
b) Gunakan media (media pandang, audio, dan visual)
untuk melengkapi penyampaian materi pembelajaran.
c) Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses
pembelajaran.
42
d) Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk
memperjelas konsep yang digunakan.
e) Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan peserta didik.
2. Relevance (Relevan)
Relevance yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai
keterkaitan atau kesesuaian antara materi pembelajaran
yang disajikan dengan pengalaman belajar peserta didik.
Dari keterkaitan atau kesesuaian ini otomatis dapat
menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri peserta didik,
karena peserta didik merasa bahwa materi pelajaran yang
disajikan mempunyaai manfaat langsung secara pribadi
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Motivasi peserta didik akan bangkit dan berkembang
apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu
memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai
dengan nilai yang diyakini atau dipegangnya.
Suciati dan Udin Syarifuddin Winatasyaputra (R. Angkowo
dan A. Kosasi, 2007:40-41) mengemukaan bahwa strategi
untuk menunjukan relevensi adalah sebagai berikut:
a) Sampaikan kepada peserta didik apa yang dapat
mereka peroleh dan lakukan setelah mempelajari materi
pembelajaran ini bearti guru harus menjelaskan tujuan
instruksional.
b) Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap
serta nilai yang akan dipelajari dan bagaimana hal
tersebut dapat diaplikasikan dalam pekerjaan dan
kehidupan nanti.
c) Berikan contoh, latihan atau tes yang lansung
berhubungan dengan kondisi peserta didik.
43
menganalisis, serta menterjemahkan isi materi yang bertujuan
mendorong peserta didik untuk dapat berpikir kritis dan
terjadinya belajar secara mendalam tidak hanya menghafal.
Akhirnya setelah peserta didik tamat, ia tidak bisa berbuat
apa-apa dan tidak memiliki kemampuan “problem solving” di
tengah masyarakat yang plural heterogen dan cenderung
mudah terjadi konflik, maka dalam hal ini guru harus
menggunakan strategi yang efektif untuk meningkatkan
kepercayaan diri peserta didik.
Percaya diri yang dimaksud ialah peserta didik merasa
kompeten dan mampu melakukan hal-hal tertentu atas
pengetahuan dan pengalaman yang sudah didapat selama
ia bersekolah.
Menurut Keller (1987) strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kepercayaan diri peserta didik adalah sebagai
berikut:
a) Meningkatkan harapan peserta didik untuk berhasil
dengan memperbanyak pengalaman, misal dengan
menyusun materi pembelajaran agar dengan mudah
dipahami, di urutkan dari materi yang mudah ke tingkat
lebih sulit. Dengan demikian, peserta didik merasa
mengalami keberhasilan sejak awal proses pembelajaran.
b) Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-
bagian yang lebih kecil, sehingga peserta didik tidak
dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru
yang sering kali membuat peserta didik lelah dalam
belajar.
c) Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat
dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kriteria tes pada awal pembelajaran. Hal ini akan
membantu peserta didik mempunyai gambaran yang
jelas mengenai apa yang diharapkan.
d) Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan
menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol
keberhasilan di tangan peserta didik sendiri.
e) Menumbuhkan rasa kepercayaan diri peserta didik
dengan menganggap peserta didik telah memahami
44
konsep ini dengan baik serta menyebut kelemahan
peserta didik sebagai hal-hal yang masih perlu
dikembangkan.
f) Berilah umpan balik yang relevan selama proses
pembelajaran agar peserta didik mengetahui sejauh
mana pemahaman dan prestasi belajar mereka.
4. Satisfaction (Kepuasan)
Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan
gembira, perasaan ini dapat menjadi positif yaitu akan
muncul jika orang mendapatkan penghargaan terhadap
dirinya.
Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan percaya
diri peserta didik nantinya dengan membangkitkan semangat
belajar diantaranya dengan:
a) Mengucapkan “baik”, “bagus” dan seterusnya bila
peserta didik menjawab /mengajukan pertanyaan.
b) Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman,
anggukan dan pandangan yang simanatik atas partisipasi
peserta didik.
c) Memberi tuntunan pada peserta didik agar dapat
memberi jawaban yang benar. Memberi pengarahan
sederhana agar peserta didik memberi jawaban yang
benar. (Keller, 1987).
45
merasa tertarik serta termotivasi untuk memperoleh
pengetahuan yang baru yaitu materi pelajaran yang akan
disajikan.
46
4. Menggunakan contoh-contoh yang konkrit (A dan R)
Pada langkah ini, guru memberikan contoh-contoh yang
nyata serta ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik sehingga peserta didik merasa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran. Hal ini dilakukan agar peserta didik
mudah memahami materi yang disajikan dan mudah
mengingat materi tersebut. Tujuan penggunaan contoh yang
konkrit ini adalah untuk menumbuhkan atau menjaga
perhatian peserta didik (attention) dan memberikan
kesesuaian antara pembelajaran yang disajikan dengan
pengalaman belajar peserta didik ataupun kehidupan sehari-
hari peserta didik (relevance).
47
hal ini juga dapat menumbuhkan
ataupun meningkatkan rasa percaya
diri peserta didik dan akhirnya
menimbulkan rasa puas di dalam diri
peserta didik karena merasa ikut terlibat dalam
proses pembelajaran tersebut.
48
LATIHAN
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
49
RANGKUMAN
50
TES FORMATIF
Pilihlah dan berikan tanda silang (x) pada jawaban yang menurut
Anda benar!
51
6. Fungsi motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut,
kecuali ….
a. Sebagai kebutuhan ego d. Sebagai penyeleksi
b. Sebagai daya penggerak perbuatan
c. Sebagai penentuan e. Sebagai pemberian gairah
perbuatan
7. Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa pedagogik
untuk....
a. Penguatan motivasi d. Penyusun desain
b. Penghayatan pembelajaran
motivasi e. Penilai kegiatan
c. Perolehan pembelajaran
pengalaman
52
Periksa jawaban Anda dan cocokkan dengan kunci jawaban.
Apabila Anda memperoleh nilai lebih dari 70, silakan
melanjutkan ke materi belajar selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
53