Anda di halaman 1dari 11

MOTIVASI BELAJAR

A. Pendahuluan
Belajar menurut Slameto dalam Hamdani (2011:20) adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi sifatnya relative konstan dan
berbekas.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Salah satu cara agar seseorang bisa belajar secara efektif dibutuhkan
motivasi belajar yang tepat.
Masnur dalam Hamdani (2011: 290) menjelaskan bahwa motivasi adalah
daya atau perbuatan yang mendorong seseorang, tindakan atau perbuatan
merupakan gejala sebagai akibat dari adanya motivasi tersebut. Seorang siswa
bisa belajar dengan giat karena mendapat motivasi dari pihak luar seperti
keluarga, guru dengan cara diberikan janji atau hadiah jika dia berhasil dan
sebagainya. Namun akan lebih baik lagi jika motivasi belajar dating dari dalam
dirinya sendiri sehingga ia akan terdorong untuk belajar secara efektif dan
mendapatkan prestasi yang maksimal.
B. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu (Ngalim Purwanto dalam Hamdani, 2011:142). Motivasi atau minat
belajar merupakan hasrat untuk belajar dari seorang individu. Seorang siswa
dapat belajar lebih efisien apabila ia berusaha belajar secara maksimal. Motivasi
belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick
J.Mc.Donald dalam Nashar, 2004:39).

Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan


kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik,
berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow dalam Nashar, 2004:42).
Jadi motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang
menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan,
sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.
C. Sifat Motivasi
Motivasi menurut sifatnya dapat dibagi menjadi motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik (Dimyati dan Mudjiono, 2002:90).
1. Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu
sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu. Contoh: seorang siswa
mempelajari sebuah buku pelajaran karena ia termotivasi untuk mengetahi
isi atau bahan berupa pengetahuan yang ia dapatkan tanpa harus diminta
oleh siapapun. Jika dilihat dari kegiatan belajar yang dilakukannya, maka
dia ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu
sendiri. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang
studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai
ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak
mungkin menjadi ahli. Dorongan yang mengerakkan itu bersumber pada
suatu kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang
terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari
kesadaran diri sendiri dengan tujuan esensial, bukan sekedar simbol dan
seremonial.
2. Motivasi Ekstrinsik
Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan
yang dilakukannya. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk
rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan individu untuk
melakukan suatu aktivitas yang membawa manfaat kepada individu itu

sendiri. Motivasi ekstrinsik ini dapat dirangsang dalam bentuk-bentuk


seperti pujian, insentif, hadiah, dan nilai. Selain itu membentuk suasana dan
lingkungan yang kondusif juga dapat dikategorikan kedalam bentuk
motivasi ekstrinsik, karena hal tersebut dapat mendorong seorang pelajar
untuk lebih giat belajar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang didalamnya ada aktivitas belajar yang dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
kegiatan belajar itu sendiri. Motivasi ekstrinsik bukannya tidak penting.
Sebab kemungkinan seseorang

itu dinamis dan berubah-ubah. Dengan

adanya faktor ini maka sangat mungkin bahwa dalam diri anak terdapat halhal yang kurang menarik dirinya, sehingga harus ada dorongan dari luar. Ia
mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar, contoh: Ia belajar karena
terdorong oleh orang lain, karena takut mendapatkan hukuman.
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi siswa dalam
proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik dapat menimbulkan
semangat belajar yang tinggi. Motivasi ekstirnsik dapat berubah menjadi
intrinsik tanpa disuruh orang lain.Ia termotivasi belajar dan belajar sungguhsungguh tanpa disuruh oleh orang lain (Monks, dalam Dimyati, 2002:91).
D. Jenis Motivasi
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999) Motivasi sebagai kekuatan mental
individu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi primer dan motivasi
sekunder.
1. Motivasi primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar
yang umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia
adalah makhluk berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting
atau kebutuhan jasmaninya. Insting itu memiliki tujuan dan memerlukan

pemuasan. Tingkah laku insting dapat diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara


spontan, dan dapat diorgnisasikan.
Freud berpendapat insting memiliki empat ciri, yaitu:
a. tekanan, tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk
bertingkah laku.
b. sasaran, sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan, kepuasan
tercapai apabila tekanan energi pada insting berkurang.
c. objek, objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting, hal-hal yang
memuaskan insting tersebut dapat berasal dari luar individu atau dari
dalam individu.
d. Sumber, sumber insting adalah keadaan kejasmanian individu. Insting
manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Insting kehidupan (life instincst), bertujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seperti makan, minum, istirahat, dan memilihara
keturunan.
2) Insting kematian (death instincst), tertuju pada penghancuran.
2. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Menurut beberapa ahli,
manusia adalah makhluk sosial. Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh
faktor biologis saja, tetap juga faktor-faktor sosial. Motivasi sekunder
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial.
Perilaku manusia terpangaruh oleh tiga komponen penting seperti afektif,
kognitif, dan konatif.
a. Komponen afektif,

komponen

afektif

adalah

aspek

emosional.

Komponen ini terdiri dari motif sosial, sikap dan emosi.


b. Komponen kognitif, komponen kognitif adalah aspek intelektual yang
terkait dengan pengetahuan.
c. Komponen konatif, komponen konatif adalah terkait dengan kemauan
dan kebiasaan bertindak.
Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah
suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap (a) merupakan kecenderungan

berpikir, merasa, kemudian bertindak, (b) memiliki daya dorong bertindak,


(c) relatif bersifat tetap, (d) berkecenderungan melakukan penilaian, dan (e)
dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.
Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menunjukkan adanya sejenis
kegoncangan seseorang. Emosi memiliki fungsi sebagai (a) pembangkit
energi, (b) pemberi informasi pada orang lain, (c) pembawa pesan dalam
berhubungan dengan orang lain, (d) sumber informasi tentang diri seseorang.
Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya.
Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku.

Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan


merupakan perilaku menetap, berlangsung otomatis. Kemauan seseorang
timbul karena adanya (a) keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan, (b)
pengetahuan tentang cara memperoleh tujuan, (c) energi dan kecerdasan, (d)
pengeluaran energi yang tepat untuk mencapai tujuan.

E. Fungsi Motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan dalam menentukan
intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga
fungsi motivasi:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai
pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil
dalam rangka belajar.
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan
sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak
terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi
dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan
yang diabaikan.

Menurut Hamalik (2003:161) fungsi motivasi adalah :


1. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi
maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin
dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya
suatu pekerjaan.
Sedangkan Menurut Sardiman (2006:85) ada 3 fungsi motivasi :
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka siswa akan belajar
dengan baik dan prestasi belajar akan optimal.
F. Hal Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.Cita-cita akan
memperkuat motivasi belajar.
2. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan ini meliputi
beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya
penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.
3. Kondisi siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi siswa
yang mempengaruhi motivasi belajar di sini berkaitan dengan kondisi fisik,
dan kondisi psikologis. Seorang siswa yang kondisi jasmani dan rohani yang
terganggu, akan menganggu perhatian belajar siswa, begitu juga sebaliknya.
4. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa.
Kondisi lingkungan yang sehat, kerukuan hidup, ketertiban pergaulan perlu
dipertinggi mutunya dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan
indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadangkadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya keadaan emosi
siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.
6. Upaya guru dalam pembelajaran siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri
dalam

membelajarkan

siswa

mulai

dari

penguasaan

materi,cara

menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar


siswa, dan lain-lain. Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan
berorientasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan dapat menimbulkan
motivasi belajar siswa.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi
guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat
diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi
siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa
terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.
G. Strategi Pengembangan Motivasi Belajar
Menurut Djamarah (2002:125) ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain :
1. Memberi angka
Angka dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil akivitas belajar anak
didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan
kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan
prestasi belajar di masa mendatang.
2. Hadiah

Hadiah dapat membuat siswa termotivasi untuk memperoleh nilai yang baik.
Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau guru untuk memacu belajar
siswa.
3. Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan. Persaingan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Dengan saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat
untuk mendorong siswa belajar.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya

sebagai

tantangan

sehingga

bekerja

keras

dengan

mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga
dirinya.
5. Memberi ulangan
Ulangan bisa dijadikan

sebagai

alat

motivasi.

Siswa

biasanya

mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi


ulangan. Siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil belajarnya, akan mendorong siswa untuk giat
belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang meningkat, siswa termotivasi
untuk belajar dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.
7. Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement positif sekaligus motivasi yang baik.
Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan siswa dalam
mengerjakan pekerjaan sekolah Dengan pujian yang tepat akan memupuk
suasana menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.
8. Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika dilakukan dengan
tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang ada dalam diri siswa. Motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan agar hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi
perilaku belajar.
10. Minat

Minat dapat dibangkitkan dengan :membandingkan adanya kebutuhan,


menghubungkan dengan persoalan penggalaman yang lampau, memberi
kesempatan untuk emndapatkan hasil yang baik, menggunakan berbagai
macam metode menggajar.
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa merupakan alat
motivasi yang cukup penting. Dengan memahami tujuan yang hendak
dicapai, akan timbul gairah ntuk belajar.
H. Penutup
Motivasi belajar memang memegang peranan penting dalam suksesnya
kegiatan pembelajaran, namun keberhasilan belajar pada dasarnya terletak pada
tangan siswa sendiri. Guru hanya harus selalu berusaha meningkatkan motivasi
belajar siswa hingga muncul kesadaran dalam diri sehingga bisa berhasil dan
sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, Max. dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri.Drs. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rieneka Cipta.
Hamdani, Dr., M.A. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hamalik, Oemar. 2003. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nashar, Drs. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia press.
Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Grafindo.

MOTIVASI

BELAJAR

ARTIKEL
Disusun Guna Memenuhi

Tugas Mata Kuliah: Teori

dan Psikologi Belajar


Dosen: Dr. Muhammad Nur Wangid, M.Si.

Disusun Oleh:
Nama

: Martin Nurwida

NIM

: 15712259028

PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

Anda mungkin juga menyukai