net/publication/365489611
CITATION READS
1 1,768
1 author:
Abdul Wahab
Universitas Muhammadiyah Surabaya
9 PUBLICATIONS 62 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Abdul Wahab on 18 November 2022.
Buku Ajar
HUKUM
Buku Ajar HUKUM EKONOMI SYARIAH
EKONOMI
SYARIAH
www.zahirpublishing.com
BUKU AJAR
HUKUM EKONOMI SYARIAH
Diterbitkan oleh:
ZAHIR PUBLISHING
Kadisoka RT. 05 RW. 02, Purwomartani,
Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571
e-mail: zahirpublishing@gmail.com
Anggota IKAPI D.I. Yogyakarta
No. 132/DIY/2020
Penulis
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan definisi ekonomi syariah.
2. Menjelaskan konsep dan sistem ekonomi syariah
3. Menganalisa karakteristik konsep dan sistem ekonomi syariah.
Daftar Pustaka
Al Assal, Ahmad Muhammad dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem
Ekonomi Islam, Prinsip-prinsip dan Tujuan-tujuannya, Surabaya.
PT. Bina Ilmu, 1980.
Al-Arif, M Nur Rianto, Amalia Euis, Teori Mikro Ekonomi: Suatu
Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional,
Jakarta. Kencana, 2010.
Al-Arif, M Nur Rianto, Teori Makroekonomi Islam: Konsep, Teori dan
Analisis. Bandung: Alfabeta, 2010.
Ghofur, Abdul, Pengantar Ekonomi Syariah: konsep dasar, paradigma,
pengembangan ekonomi syariah, Rajawali Pers. 2017.
Jogiyanto, HM., Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta.
Andi Offset, 2009.
Karim, Adiwarman A. , Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: IIIT, 2002.
KBBI, 2020. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). {online}. http://
kbbi.web.id/konsep. (Diakses 04 November 2020)
Kemenag, Alquran dan terjemahnya, surat At-Ma’idah ayat 3.
Shalihin, Ahmad Ifham, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Susanto, Azhar, Sistem Informasi Akuntansi: Struktur Pengendalian
Resiko Pengembangan. Bandung. Lingga Jaya, 2013.
M.A. Mannan, Ekonomi Islam, Jakarta. Intermasa, 1992.
Churiyah, Madziatul, Mengenal Ekonomi Syariah, Surya Pena
Gemilang, 2011.
Sutarman, Pengantar Teknologi Infomasi, Jakarta. Bumi Aksara, 2013.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan baik dan
benar.
1. Jelaskan definisi ekonomi syariah?
2. Jelaskan konsep ekonomi syariah?
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan definisi hukum ekonomi syariah.
2. Menjelaskan ruang lingkup hukum ekonomi syariah.
Daftar Pustaka
Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani bekerja sama dengan Tazkia Cendekia, 2009.
Dasuki, HA. Hafizh. “Hukum”. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT
Ichtiar Baru van Hoeve, 1997.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar.
1. Jelaskan definisi hukum ekonomi syariah?
2. Sebutkan ruang lingkup hukum ekonomi syariah menurut KHI?
3. Sebutkan ruang lingkup hukum ekonomi syariah menurut UU
No 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama (PA)?
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu
1. menjelaskan pengertian Koperasi Syariah
2. menjelaskan tujuan Koperasi Syariah
3. menjelaskan fungsi Koperasi Syariah
4. menjelaskan landasan Koperasi Syariah
5. menjelaskan prinsip Koperasi Syariah
6. menjelaskan produk Koperasi Syariah
7. menganalisa perbedaan dan persamaan Koperasi Syariah dan
Koperasi Syariah
Daftar Pustaka
Sugono, Dendy. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. 2008.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Naufal, Zaenudin A. . Fikh Muamalah Klasik & Kontemporer.Bogor:
Ghalia Indonesia, 2012.
Ninik, Widyanti. Koperasi dan Perekonomian Indonesia.PT BINA ADI
AKSARA, 2003
Muhammad dan Dwi. Akuntansi Perbankan Syariah.Yogyakarta:Trust
Media, 2010.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo,
2002.
Mufid, Moh. Ushul Fiqh Ekonomi dan Keuangan Kontemporer.
Jakarta: Prenada Media, 2002.
Zainul, Arifin. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta:Azkia
Publisher, 2009.
https://duitologi.com/articles/2021/06/28/apa-perbedaan-
koperasi-syariah-dan-koperasi-konvensional/
http://Saktirangkuti.blogspot.com/2013/02/
http://www.koperasisyariah.com/landasan-azas-dan-prinsip-
koperasi-syariah/
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian perseroan.
2. Menjelaskan konsep perseroan dalam Islam.
3. Menjelaskan bentuk-bentuk perseroan.
A. Pengertian Perseroan
Dari segi bahasa, Perseroan dapat diartikan sama dengan
syirkah dalam bahasa arab.Adapun menurut istilah syara’ ialah kerja
sama antara dua orang atau lebih dalam bidang usaha atau ekonomi
perdagangan dan pada harta benda untuk memperoleh keuntungan
bersama dengan syarat dan ketentuan tertentu yang telah disepakati
bersama.Transaksi perseroan tersebut mengharuskan adanya ijab
Kabul sebagimana layaknya transaksi yang lain. Risiko rugi dan laba
dibagi secara seimbang dengan penyertaan modal.
Syarat sahnya suatu perseroan sangat tergantung kepada
sesuatu yang diperjanjikan. Pada umumnya, segala sesuatu
yang bisa dikelola dan dapat menguntungkan bagi mereka yang
melakukan perseroan terhadap sesuatu yang dilarang oleh syara’,
misalnya perseroan dalam bidang produksi minuman keras atau
penternakan babi dan sejenisnya. Hukum perseroan dalam Islam
adalah Mubah, sebab ketika Nabi Muhammad SAW diutus menjadi
Rasul, banyak orang yang telah mempraktikkan perseroan ini dalam
berbagai kegiatan ekonomi dan terhadap hal ini Rasulullah SAW
yang mendiamkan tindakan perseroan itu, penduduk Kota Madinah
menjadikan dasar pembenaran terhadap praktik perseroan tersebut.
C. Bentuk-Bentuk Perseroan
1. Perseroan ‘Inan (Syirkatul ‘Inan)
Mayoritas ulama fikih mendefinisikan perseroan ‘Inan (syirkatul
‘Inan) adalah persekutuan dalam lebih bentuk modal, usaha dan
keuntungan. Kerjasama antara dua orang atau lebih dengan modal
yang mereka miliki bersama untuk membuka usaha yang dilakukan
sendiri, lalu membagi keuntungan yang diperoleh secara bersama
dengan prinsip keadilan dan kebersamaan. Modal dan usaha berasal
dari mereka, kemudian keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan.
Perseroan ‘Inan pada dasarnya adalah perseroan dalam bentuk
penyertaan modal kerja/usaha, dan tidak disyaratkan agar para
anggota perseroan harus menyetor modal yang sama besar,
demikian pula dalam hal wewenang pengurusan dan keuntungan
yang diperoleh. Dalam perseroan inan dapat saja para pihak
menyertakan modalnya lebih besar daripada modal yang disertakan
oleh pihak yang lain, dan juga boleh dilakukan salah satu pihak
sebagai penanggungjawab usaha (pesero pengurus), sedangkan
yang lain tidak (hanya sebagai persero komanditer). Di samping
tidak disyaratkan agar nilai kekayaan kedua belah pihak harus berupa
satu macam. Hanya saja kekayaan kedua belah pihak harus dinilai
dengan nilai (standar) yang sama, sehingga keduanya bisa melebur
menjadi satu. Sebab disyaratkan investasi perseroan tersebut harus
Daftar Pustaka
A. Masadi, G.,FIqh Muamalah Kontekstual. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.2002.
Haroen, N. Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.2007.
Manan, A. Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta: Raja Grafindo, 2012.
Saripudin, U. (n.d.). Aplikasi Akad Syirkah Dalam Lembaga Keuangan
Syariah. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah,
Yusanto, M. I., Pengantar Ekonomi Syariah. Bogor: Al-Azhar Press, 2009.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar
1. Jelaskan pengertian perseroan syariah?
2. Jelaska konsep perseroan dalam Islam?
3. Sebutkan macam syirkah?
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian hukum investasi syariah.
2. Menjelaskan tujuan tujuan investasi syariah.
3. Menjelaskan jenis-jenis investasi syariah.
Daftar Pustaka
Ahmad, Kamaruddin, Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan
Porrofolio, Rineka Cipta, Jakarta, 2004.
https://nidanusaibatul.wordpress.com/2014/01/17/investasi-syariah/
http://proteksi-syariah.blogspot.co.id/2009/11/hukum-investasi-
dalam-islam.html
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI No:20/DSN-MUI/IV/2001
tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
Fatwa DSN MUI No:40/DSN-MUI/X/2003 tentang Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal.
Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah.
DSN MUI pada fatwa No: 03/DSN-MUI/XII/2000 tentang Deposito.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian saham syariah.
2. Menjelaskan dasar hukum saham syariah.
3. Menjelaskan macam-macam saham syariah.
4. Menjelaskan macam akad dalam saham syariah.
5. Menjelaskan perbedaan antara saham syariah dengan saham
konvensional.
6. Menjelaskan mekanisme screening saham yang masuk kategori
syariah.
7. Menjelaskan teknis jual beli dalam saham syariah
b. Q.s Al-Maidah: 1
“Hai orang-orang beriman penuhilah akad-akad itu...”
Daftar Pustaka
Arthesa, Ade dan Edia Handiman. Bank dan Lembaga Keuangan
Bukan Bank, Jakarta: Indeks. 2009.
Billah, Mohd Ma’sum, Penerapan pasar modal islam. Terj, Jakarta:
PT Ina Publikatama, 2010.
Burhanudin, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010.
Hartono, Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE, 2016.
H. Sam. M Ichwan, dkk. Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan
Syariah Nasional MUI., Jakarta, Penerbit Erlangga, 2014.
https://doseninvestor.com/cara-membeli-saham-syariah-online
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:
Kencana. 2009.
Syusanti, Jeni, Pengelolaan lembaga keuangan syariah, Malang,
Empat Dua, 2016.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar
1. Jelaskan pengertian saham syariah?
2. Jelaskan macam-macam saham syariah?
3. Sebutkan akad yang digunakan dalam saham syariah?
4. Apa yang dimaksud dengan murabahah?
5. Bagaimana teknis jual beli saham syariah?
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian obligasi syariah.
2. Menjelaskan dasar hukum obligasi syariah.
3. Menjelaskan karakteristik obligasi syariah.
4. Menjelaskan perbedaan obligasi syariah dan konvensional.
A. Pengertian Obligasi
Obligasi adalah istilah dalam pasar modal untuk menyebut surat
pernyataan utang penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi.
Ringkasnya, penerbit obligasi adalah pihak yang berutang dan
pemegang obligasi adalah pihak yang berpiutang. Dalam obligasi,
dituliskan jatuh tempo pembayaran utang beserta bunganya (kupon)
yang menjadi kewajiban penerbit obligasi terhadap pemegang
obligasi. Jangka waktu obligasi yang berlaku di Indonesia umumnya
1 hingga 10 tahun.
Diterbitkannya obligasi dilatarbelakangi upaya menghimpun
dana dari masyarakat yang akan digunakan sebagai sumber
pendanaan. Bila ditinjau dari sudut pandang pebisnis, obligasi bisa
dimanfaatkan untuk mendapatkan dana segar demi berjalannya usaha.
Sementara Negara memandang obligasi sebagai sumber
pendanaan untuk membiayai sebagian defisit anggaran belanja
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).Tak jauh
berbeda dengan saham, obligasi juga bisa diperjualbelikan. Kalau
ingin membeli saham hanya tinggal mencari tahu di Bursa Efek
Indonesia (BEI), berbeda dengan obligasi yang transaksi jual belinya
tidak dilakukan di BEI. Itu berarti obligasi didapatkan dari pihak
penerbit yang sepakat melakukan jual beli dengan pembeli.
Daftar Pustaka
Diakses pada hari Sabtu, 20 Desember 2020.
https://www.cermati.com/artikel/apa-itu-obligasi-inilah-
penjelasanlengkapnya
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002
Ibnu Qudamah, al-Mughni, Jilid V, Riyadh: Maktabah al-Riyadh
alHaditsah, t.t.
Ibnu Juza, al-Qawanin al-Fiqhiyyah, Fez: Mathba’ah al-Nadhahah, t.t
Al-Kasani, Badai’ al-Shanai’ fi Tartibi al-syarai’, juz VI, Beirut: Dar
al-Fikr, 1996.
Antonio, Muhammad Syafi’i, “Adakah ‘Obligasi’ Syariah? dalam
REPUBLIKA, Senin, 04 November 2002.
Rahardjo, Sapto, Panduan Investasi Obligasi, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2003.
Zubair, Muh. K., “obligasi dan sukuk dalam perspektif Keuangan
Islam”. Asy Syirah urnal Ilmu Syariah dan Hukum, Voume 46
(1) Januari-Juni 2012.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian Reksadana.
2. Menjelaskan pengertian Reksadana Syariah.
3. Menjelaskan bentuk-bentuk Reksadana Syaraiah.
4. Menjelaskan perbedaan Reksadana Syariah dan Reksadana
Konvensional.
A. Pengertian Reksadana
Reksadana (mutual fund) berasal dari kata “reksa” yang berarti
jaga atau pelihara dan dana yang berarti uang. Menurut Undang-
undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 disebutkan
bahwa, “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi”.
Secara bebas, reksadana bisa diartikan sebagai sejumlah dana
yang dihimpun dari masyarakat untuk dikelola oleh manajer investasi
dalam portofolio surat berharga seperti saham, obligasi, instrumen
pasar uang, deposito, uang kas, atau kombinasi dari instrumen-
instumen diatas. Apabila anda membeli bagian reksadana tersebut,
berarti anda juga memiliki bagian kepemilikan dari investasi tersebut.
Apabila investasi tersebut bertumbuh, dana anda dalam reksadana
tersebut juga ikut bertumbuh, begitupula sebaliknya.
Daftar Pustaka
Anshori, Abdul Ghofur, Aspek Hukum Reksadana Syariah di Indonesia,
Bandung, PT Refika Aditama, 2008.
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemannya, Jakarta, Almahira,
2016
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar
Modal Syariah, Jakarta, Kencana, 2007.
Muhamad, Dasar-dasar Keuangan Islami, Yogyakarta, Ekonisia, 2004.
Iman, Nofie, Panduan Singkat dan Praktis Memulai Investasi Reksa
Dana, Jakarta, Elex Media Komputindo, 2008.
Soemitra, Andi, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta,
Kencana, 2009.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian Perbankan Syariah
2. Menjelaskan tujuan dan fungsi Perbankan Syariah
3. Menjelaskan prinsip dasar Bank Syariah
4. Menjelaskan produk-produk Bank Syariah
5. Menjelaskan mekanisme pembiayaan di Bank Syariah
2. Dasar Hukum
ّۗ الش ْي ٰط ُن ِم َن ْال َم َّ ُ ُ َّ َ َ َ ْ َّ ُ ْ ُ َ َ َ َّ الرٰبوا َل َي ُق ْو ُم ْو َن ّ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َّ َ
س ِ ِال كما يقوم ال ِذي يتخبطه ِ ال ِذين يأكلون
ۤ َ ۗ ّ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ ُ ّٰ َّ َ َ َ ۘ ٰ ّ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ َّ ْٓ ُ َ ْ ُ َّ َ َ ٰ
الرٰبوا ف َم ْن َجا َء ٗه ِ الربوا واحل الله البيع وحرم ِ ذ ِلك ِبانهم قالوا ِانما البيع ِمثل
َ ۤ ٰ ُ َ ّٰ ٓ َ ۗ
ْ َم ْوع َظ ٌة ّم ْن َّرّب ٖه َف ْان َت ٰهى َف َل ٗه َما َس َلف َوا ْم ُر ٗه ِالى الله ۗ َو َم ْن َع َاد فاول ِٕىك ا
َ َ َ
ص ٰح ُب ِ ِ ِ ِ
ََّ ُ ْ ْ َ ٰ ُ ْ ن
الن ِارۚ هم ِفيها خ ِلدو
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.” (Q.S Al-Baqarah 2:275)
2. Tujuan Pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan
pembiayaan untuk tingkat mikro.
Secara makro dijelaskan bahwa pembiayaan bertujuan:
• Peningkatan ekonomi umat,
• Meningkatkan produktivitas,
• Membuka laangan kerja baru,
• Terjadinya distribusi pendapatan,
Adapun secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk:
• Upaya memaksimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka
memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha.
• Upaya meminimalkan risiko,artinya usaha yang dilakukan agar
mampu menghasilkan laba maksimal.
• Pendayagunaan sumber ekonomi,artinya sumber daya ekonomi
dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber
daya alam dengan sumber daya manusia sertaa sumber daya modal.
• Penyaluran kelebihan dana, artinya: dalam kehidupan
masyarakat ada pihak yang kelebihan dana, sementara ada
pihak yang kekurangan dana.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar
1. Jelaskan pengertian perbankan syariah?
2. Sebutkan prinsip-prinsip perbankan syariah?
3. Jelaskan tujuan perbankan syariah?
4. Sebutkan produk-produk bank syariah?
5. Jelaskan mekanisme pembiayaan di bank syariah?
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan Pengertian Asuransi Syariah
2. Menjelaskan Prinsip Dasar Asuransi Syariah
3. Menjelaskan Mekanisme Pengelolaan Dana AsuransiSyariah
4. Menjelaskan Pengertian Reasuransi Syariah (Retakaful)
5. Menjelaskan Landasan Hukum Asuransi dan Reasuransi Syariah
Daftar Pustaka
Ansori, Abdul Ghofur. 2007. Asuransi Syariah di Indonesia. UII:
Yogyakarta. https://yodytistanto07.wordpress.com/2015/12/07/
asuransi-dan-reasuransi-syariah/ diakses pada 28 November 17:53
https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2015/12/makalah-hukum-
asuransi-danreasuransi.html diakses pada 28 November 17:53
http://repository.radenintan.ac.id/1199/3/BAB_II.pdf diakses
pada 28 November 17:59.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar.
1. Jelaskan Pengertian Asuransi Syariah?
2. Jelaskan Prinsip Dasar Asuransi Syariah?
3. Jelaskan Mekanisme Pengelolaan Dana AsuransiSyariah?
4. Jelaskan Pengertian Reasuransi Syariah?
5. Jelaskan Landasan Hukum Asuransi dan Reasuransi Syaria
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan Pengertian Jaminan?
2. Jelaskan Kegunaan Jaminan?
3. Jelaskan jenis-jenis jaminan?
4. Jelaskan aspek hukum jaminan dalam bank syariah.
Pengertian Jaminan
Jaminan adalah suatu perikatan antara kreditur dengan debitur,
dimana debitur memperjanjikan sejumlah hartanya untuk pelunasan
utang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku
apabila dalam waktu yang ditentukan terjadi kemacetan pembayaran
utang si debitur 1 Jaminan adalah aset pihak peminjaman yang
dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam tidak dapat
mengembalikan pinjaman tersebut. jaminan merupakan salah satu
unsur dalam analisis pembiayaan.
Oleh karena itu, barang-barang yang diserahkan nasabah
harus dinilai pada saat dilaksanakan analisis pembiayaan dan
harus berhati-hati dalam menilai barang-barang tersebut karena
harga yang dicantumkan oleh nasabah tidak selalu menunjukkan
harga yang sesungguhnya (harga pasar pada saat itu). Dengan
kata lain, nasabah kadang-kadang menaksir barang-barang yang
digunakannya diatas harga yang sesungguhnya.
Penilaian yang terlalu tinggi bisa berakibat lembaga keuangan
berada pada posisi yang lemah.jika likuiditas/penjualan barang
agunan tidak dapat dihindarkan, keadaan tersebut dapat membawa
lembaga keuangan kepada kerugian karena hasil penjualan agunan
biasanya akan lebih rendah dari pada harga semula maupun harga
A. Kegunaan Jaminan
Kegunaan jaminan adalah untuk:
1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapat
pelunasan dari agunan apabila debitur melakukan janji, yaitu
untuk membayar kembali utangnya pada waktu yang telah
ditetapkan dalam perjanjian.
2. Menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi
untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk
meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri
sendiri atau perusahaannya dapat dicegah atau sekurang-
kurangnya untuk berbuat demikian dapat diperkecil.
3. Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi
janjinya khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai
dengan syarat-syarat yang telah disetujuhi agar debitur dan
atau pihak ketiga yang ikut menjamin tidak kehilangan kekayaan
yang telah dijaminkan kepada bank.
B. Jenis-Jenis Jaminan
1. Jaminan berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Jaminan kebendaan Jaminan berupa harta kekayaan, baik
benda maupun hak kebendaan,yang diberikan dengan
cara pemisah bagian dari harta kekayaan baik dari debitur
kepada pihak kreditur,apabila debitur yang bersangkutan
cedera janji. Jaminan kebendaan terdiri dari:
1) Kebendaan berwujud yang terbagi menjadi:
a) Benda bergerak seperti logam mulia, kendaraan,
deposito, persediaan barang, dan mesin.
b) Benda tidak bergerak, seperti tanah/bangunan.
2) Kebendaan tak berwujud misalnya hak tagih, yaitu
suatu piutang atau tagihan yang dimiliki oleh debitur
Daftar Pustaka
Ahmad, Khursid,, Studies in Islamic Economis, United Kingdom: The
Islamic Foundation, 1981.
Al Qur’an dan Terjemahnya hadiah dan Khadim al Haramain asy
Syarifain, Fand ibn `Abd al `Aziz
Al Sa’ud, Saudi Arabia: Madinah, 1990.
An-Nabhany, T. An-Nizam Al-Iqtishadi Fil Islam, Beirut: Darul
Ummah, 1990
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Syariah: Suatu Pengantar,
Yogyakarta: EKONSIA, 2002.
Karmen A. Perwataatmadja, Upaya Memurnikan Pelayanan Bank
Syariah, Khusus Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah di
Indonesia, Artikel, Jakarta, 2002.
Pradjoto and Associates, Pembiayaan dalam Perbankan Syariah,
Makalah, Desember 2007.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar
1. Jelaskan Pengertian Jaminan?
2. Jelaskan Kegunaan Jaminan?
3. Jelaskan jenis-jenis jaminan?
4. Jelaskan aspek hukum jaminan dalam bank syariah?
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan penyelesaian sengketa melalu alternative dispute
resolution (ADR).
2. Menjelaskan Penyelesaian sengketa melalui jalur Arbitrase.
3. Menjelaskan Penyelesaian sengketa melalui jalur Litigasi.
Mekanisme penyelesaian sengketa ekonomi syariah yang
bersifat perdata secara umum dapat diselesaikan melalui 3 alternatif,
pertama melalui lembaga arbitrase syariah, kedua, ditempuh melalui
perdamaian atau yang dikenal dengan sistem ADR (Alter-native Dispute
Resolution). Ketiga, melalui jalur litigasi (proses peradilan di Pengadilan
Penulis akan menjelaskan ketiga alternatif tersebut sebagai berikut:
B. Arbitrase
Istilah Indonesia “arbitrase” diserap dari bahasa Belanda arbitrase,
yang secara harfiah berarti (1) penengahan, perwasitan, dan (2)
perhitungan harga barang di berbagai tempat. Secara terminologi
para ahli membuat definisi dan rumusan berbeda mengenai
arbitrase, meskipun inti dan maksud umum dari berbagai definisi itu
sama. Subekti mendefinisikan arbitrase sebagai, “pemutusan suatu
sengketa oleh seorang atau beberapa orang yang ditunjuk oleh
para pihak yang bersengketa sendiri di luar hakim atau pengadilan.”
Arbitrase adalah salah satu bentuk penyelesaian sengketa di
luar jalur pengadilan dengan maksud untuk mempercepat dan
mempermudah proses penyelesaiannya. Di samping itu diharapkan
pula bahwa melalui arbitrase biaya penyelesaian sengketa yang harus
dikeluarkan oleh para pencari keadilan dapat lebih murah. Tetapi
harus diakui bahwa biaya murah dan proses cepat itu tidak selalu
merupakan kenyataan. Melalui arbitrase pihak-pihak bersengketa
menyepakati untuk menyerahkan penyelesaian sengketa mereka
kepada arbiter atau arbiter-arbiter yang akan memeriksa dan
kemudian memberikan keputusan mengikat terhadap para pihak.
Biasanya dalam kontrak bisnis sudah disepakati dalam kontrak
yang dibuatnya untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi di
kemudian hari di antara mereka. Usaha penyelesaian sengketa
dapat diserahkan kepada forum.-forum tertentu sesuai dengan
kesepakatan. Ada yang langsung ke lembaga Pengadilan atau
ada juga yang melalui lembaga di luar Pengadilan yaitu arbitrase
(choice of forum/choice of jurisdiction). Di samping itu, dalam klausul
yang dibuat oleh para pihak ditentukan pula hukum mana yang
Daftar Pustaka
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktek,
Gema Insani, Jakarta, 2004.
A.W. Munawir, Kamus al Munawir, Yogyakarta: Pondok Pesantren
Al Munawir, 1984.
Manan, Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan
Peradilan Agama, Jakarta: Kencana, 2000.
Yunari, Afrik, Alternative Dispute Resolution (Adr) Sebagai Penyelesaian
Sengketa Non Litigasi, Jurnal Inovatif, Vol. 2: 1, Februari: 2016.
Bambang Sutiyono, Penyelesaian Sengketa Bisnis, Yogyakarta: Citra
Media, 2006.
Basir, Cik, Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Pengadilan
Agama dan Mahkamah Syar’iyah, Kencana, Jakarta, 2009.
Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa, Jakarta: Sinar
Grafika, 2013.
H. M. Tahir Azhary, Bunga Rampai Hukum Islam, IND-HILL-CO,
Jakarta. Mardani, “Penyelesaian Sengketa Pada Lembaga
Keuangan Syariah”, 1992.
Emirizon, Joni, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan:
Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi dan Arbitrase, Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar
1. Sebutkan 3 jalur penyelesaian sengketa ekonomi syariah?
2. Apa yang dimaksud dengan alternative dispute resolution (ADR)?
3. Jelaskan mekanisme Penyelesaian sengketa melalui jalur Arbitrase?
4. Menjelaskan Penyelesaian sengketa melalui jalur Litigasi sederhana
RIWAYAT PENDIDIKAN
S1-PT : Tarbiyah FIAI UMSurabaya
S2-PT : Ekonomi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya
S3-PT : Ekonomi Islam UINSA Surabaya
RIWAYAT PEKERJAAN
1. Ketua Program Studi S1 Akhwal Al-Syakhsiah FAI UMSurabaya
2013-2014.
2. Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah FAI UMSurabaya
2014-2015.
3. Wakil Dekan II FAI UMSurabaya 2014-2015.
4. Wakil Dekan II FAI UMSurabaya 2015-2017.
5. Wakil Dekan I FAI UMSurabaya 2017-2021.
PENGALAMAN ORGANISASI
No Organisasi Jabatan Tahun
K1. SEMA Tarbiyah Ketua Umum 1994
2. IMM Komisariat FIAI Ketua Bidang Dakwah 1995
3. SMPT UNMUH Sekretaris Umum 1996
4. LDK UNMUH Ketua Umum 1995
5. Lembaga Kerjasama Ketua Divisi Timur 2015 -2020. Dan
PWM Jawa Timur Tengah 2020-2022.