Anda di halaman 1dari 10

FIQIH MUAMALAH

SYIRKAH

Disusun oleh:
1. Rajivul Mamduh (2021010069)
2. Jupit Trianah (2021010071)
3. Muhammad Hasan (2021010084)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL QURAN JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Syirkah" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Syirkah dan ruang lingkupnya. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak KH,.Mukromin.,Alh., M.Ag. selaku dosen mata kuliah ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan saran dan kritik
yang membangun demi mendapatkan hasil makalah yang lebi baik lagi .

Wonosobo, 25 Oktober 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Syirkah
B. Rukun dan syarat syirkah
C. Macam-macam syirkah
D. Hal-hal yang membatalkan Syirkah
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai obyek hukum tidak mungkin hidup di dunia ini sendiri tanpa
hubungan sama sekali dengan manusia lainnya, guna memenuhi hajat dan kelangsungan
hidupnya termasuk masalah ekonomi yang berbudaya. Kehidupan manusia merupakan
satu kesatuan yang menimbulkan hubungan timbal balik antara manusia itu sendiri, yang
pada gilirannya akan tercipta suatu tatanan masyarakat yang kompleks, yang
memerlukan aturan-aturan hukum yang mengaturnya. Eksistensi manusia sebagai
makhluk sosial sudah merupakan fitrah yang ditetapkan Allah SWT kepada manusia.
Dalam kaitan ini, Islam datang dengan dasar-dasar dan prinsip-prinsip yang mengatur
secara baik persoalan muamalah yang dilalui oleh setiap manusia dalam kehidupan sosial
mereka. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri tanpa berinteraksi dengan manusia yang lainnya, yakni berupa pemenuhan
kebutuhan sandang, pangan, dan saling tukar menukar manfaat di semua aspek
kehidupan baik melalui bisnis, jual beli, sewa menyewa, bekerja di bidang pertanian,
industri, jasa dan yang lainnya. Hal ini yang membuat manusia berinteraksi, bersatu,
berorganisasi dan saling bantu membantu dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari.1 Manusia harus bermasyarakat dan tolong-menolong diantara
mereka dalam bermuamalah dilandaskan pada al-Qur’an surat Al Baqoroh ayat 189

‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح اَ ْن تَ ْبتَ ُغوْ ا فَضْ اًل ِّم ْن َّربِّ ُك ۗ ْم‬
َ ‫لَي‬
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu.”
Salah satu bentuk aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan sebagai pengusaha
yaitu musyarokah.  Yakni perserikatan antara dua orang atau lebih dalam usaha untuk
memperoleh keuntungan dengan hasil ditanggung bersama.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Syirkah?
2. Apa saja rukun dan syarat syirkah?
3. Apa saja Macam-macam syirkah?
4. Apa saja hal-hal yang membatalkan Syirkah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Syirkah
2. Untuk mengetahui rukun serta syarat syirkah
3. Untuk mengetahui macam-macam dari syirkah
4. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan syirkah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan,
keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan.
Syirkah juga diartikan ikhtilath karena di dalamnya terjadi percampuran harta antara
beberapa orang yang berserikat, dan harta tersebut kemudian menjadi satu kesatuan
modal bersama.
Syirikah adalah suatu bentuk partnership atau kerjasama ekonomi dan bisnis antara dua
orang atau lebih yang terikat atau tidak dalam suatu perjanjian untuk kerja bersama
secara kolektif untuk melakukan kegiatan bisnis atau proyek pekerjaan yang
dilakukan secara bersama di mana hasil dan risiko yang diperoleh dibagi, dinikmati, dan
ditanggung bersama di antara pihak bekerja sama tersebut sesuai dengan kesepakatan
perjanjian atau kebiasaan yang dibuat sebelumnya. Dengan demikian bahwa syirkah
merupakan akad untuk kerjasama dalam suatu usaha yang hasil dan keuntungan
dinikmat bersama dan munculnya kerugian atau risiko ditanggung bersama menurut
perhitungan yang telah di sepakati bersama.
Berikut adalah hadist tentang syirkah:

:‫ "قَا َل هَّللا ُ تَعالى‬:‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلّم‬ ِ ‫ع َْن َأبي هُ َريْرةَ َر‬
َ ‫ قا َل َرسُو ُل هللا‬:‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قال‬
ُ ْ‫ فَإذا َخانَ خَ َرج‬،ُ‫احبَه‬
‫ت ِم ْن بَ ْينِ ِه َما‬ َ ‫ث ال َّش ِر ْي َك ْي ِن َما لَ ْم يَ ُخ ْن َأ َح ُدهُ َما‬
ِ ‫ص‬ ُ ِ‫"َأنا ثَال‬
‫ص ّح َحهُ ْال َحا ِك ُم‬َ ‫ َر َواهُ أبو دا ُو َد َو‬.
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata: Rasulullah pernah bersabda Allah telah berfirman:
“Aku menemani dua orang yang bermitrausaha selama salah seorang dari keduanya tidak
mengkhianati yang lain. Bila salah seorang berkhianat, maka Aku akan keluar dari
kemitrausahaan mereka”.(HR. Abu Daud)
B. Rukun dan Syarat Syirkah
 Rukun Syirkah
 Sighat (lafadz akad).
 Orang (pihak-pihak yang mengadakan serikat), yaitu pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan dalam mengadakan perserikatan.
 Pokok pekerjaan (bidang usaha yang dijalankan). Dalam berserikat atau kerja
sama mereka (orang-orang yang berserikat) itu menjalankan usaha dalam bidang
apa yang menjadi titik sentral usaha apa yang dijalankan. Orang orang yang
berserikat harus bekerja dengan ikhlas dan jujur, artinya semua pekerjaan harus
berasas pada kemaslahatan dan keuntungan terhadap syirkah.
 Syarat melakukan syirkah
 Syirkah dilaksanakan dengan modal uang tunai.
 Dua orang atau lebih berserikat, menyerahkan modal, mencampurkan antara
harta benda anggota serikat, dan mereka bersepakat dalam jenis dan macam
perusahaanya.
 Dua orang atau lebih mencampurkan kedua hartanya, sehingga tidak dapat
dibedakan satu dari yang lainya.
 Keuntungan dan kerugian diatur dengan
perbandingan modal harta serikat yang diberikan
 Adapun syarat-syarat orang (pihak-pihak) yang mengadakan
perjanjian serikat yaitu :
 Orang yang berakal.
 Baligh.
 Dengan kehendak sendiri (tidak ada unsur paksaan)
 Sedangkan mengenai barang modal yang disertakan dalam
serikat dapat berupa:
 Barang modal yang dapat dihargai (lazimnya sering
disebutkan dalam bentuk uang).
 Modal yang disertakan oleh masing-masing persero
dijadikan satu, yaitu menjadi harta perseroan, dan
tidak dipersoalkan lagi dari mana asal-usul modal itu.
C. Macam-Macam Syirkah
Secara garis besar para ulama fiqih membagi syirkah
menjadi 2 macam:
1. Syirkah al-Amlak (perserikatan dalam
kepemilikan).
2. Syirkah al-‘Uqud (perserikatan berdasarkan aqad).
1. Syirkah al-Amlak

Syirkah amlak adalah persekutuan kepemilikan dua orang atau lebih terhadap
suatu barang tanpa transaksi syirkah. Syirkah hak milik ini dibagi menjadi dua,
yaitu:
 Syirkah Ikhtiyariyah.

Syirkah ikhtiyariyah, yaitu suatu bentuk kepemilikan bersama yang timbul


karena perbuatan orang-orang yang berserikat.

 Syirkah Jabariyah.

Syirkah jabariyah, yaitu suatu bentuk kepemilikan bersama yang timbul


bukan karena perbuatan orang-orang yang berserikat, melainkan harus
terpaksa diterima oleh mereka.

2. Syirkah al-‘Uqud
Syirkah 'uqud adalah transaksi yang dilakukan dua orang atau lebih untuk
menjalin persekutuan dalam harta dan keuntungan.

Macam-macam syirkah ‘uqud meliputi:

 Syirkah Al-amwal, yaitu persekutuan antara dua pihak pemodal atau


lebih dalam usaha tertentu dengan mengumpulkan modal bersama dan
membagi keuntungan dan resiko kerugian berdasarkan kesepakatan.
 Syirkah A-a’mal atau syirkah abdan, yaitu persekutuan dua pihak
pekerja atau lebih untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Hasil atau upah dari pekerjaan tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan
mereka.
 Syirkah Al-Wujuh, yaitu persekutuan antara dua pihak pengusaha untuk
melakukan kerjasama dimana masing-masing pihak sama sekali tidak
menyertakan modal. Mereka menjalankan usahanya berdasarkan
kepercayaan pihak ketiga.
 Syirkah Al-Inan, yaitu sebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya adalah tidak sama baik dalam hal
modal, pekerjaan, maupun dalam hal keuntungan dan resiko kerugian.
 Syirkah Al-Mufawadhah, yaitu sebuah persekutuan dimana posisi dan
komposisi pihak-pihak yang terlibat didalamnya adalah sama, baik dalam
hal modal, pekerjaan, maupun dalam hal keuntungan dan resiko kerugian.
 Syirkah Al-Mudharabah, yaitu persekutuan antara pihak pemilik modal
dengan pihak yang ahli dalam berdagang atau pengusaha, dimana pihak
pemodal menyediakan seluruh modal kerja. Dengan kata lain perserikatan
antara modal pada satu pihak, dan pekerjaan pada pihak lain. Keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung oleh
pihak pemodal.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Syirikah adalah suatu bentuk partnership atau kerjasama ekonomi dan bisnis antara dua orang
atau lebih yang terikat atau tidak dalam suatu perjanjian untuk kerja bersama secara kolektif untuk
melakukan kegiatan bisnis atau proyek pekerjaan yang dilakukan secara bersama di mana hasil dan
risiko yang diperoleh dibagi, dinikmati, dan ditanggung bersama di antara pihak bekerja sama
tersebut sesuai dengan kesepakatan perjanjian atau kebiasaan yang dibuat sebelumnya. Syirkah
sendiri dibagi menjadi dua yaitu syirkah amlak dan ‘uqud.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/syirkah-adalah/amp/
http://elidakusumastuti.blogspot.com/2018/01/tafsir-ayat-hadis-tentang-syirkah.html?
m=1
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6102562/syirkah-pengertian-menurut-4-
mahzab-syarat-dan-tata-caranya/amp

Anda mungkin juga menyukai