a. Waktu, yaitu masa di mana jalannya cerita d. Sudut pandang orang ketiga-sebagai
sedang berlangsung. Secara garis besar pengamat
misalnya saja, pada musim kemarau, musim Pada sudut pandang ini pengarang
hujan, siang hari, malam hari, hari minggu, menempatkan dirinya sebagai pengamat
dan lain sebagainya. cerita saja. Sehingga pengarang hanya
menyampaikan yang dia lihat, dengar, dan
b. Tempat, yaitu lokasi di mana jalannya rasakan, kemudian disimpulkan ke dalam
cerita tersebut berlangsung. Misalnya saja cerita saja. Dengan kata lain pengarang
secara umum seperti di terminal Bekasi, di terbatas posisinya meski ada dalam cerita.
Stadion, dan lain sebagainya. Sedangkan
secara khusus seperti di ujung jalan mawar, 6. Gaya Bahasa
di rumah Anton dan lain sebagainya. Gaya bahasa adalah suatu corak dalam
pemilihan bahasa yang digunakan oleh
c. Suasana, yaitu kondisi latar secara penulis di dalam cerita novel. Gaya bahasa ini
menyeluruh dan emosi yang kuat. berguna untuk menciptakan suasana atau
nada untuk mengajak. Selain itu juga dapat
d. Sosial budaya, yaitu pergaulan yang
berguna untuk merumuskan dialog yang bisa
secara status sosial. Ini berhubungan dengan
menggambarkan hubungan atau interaksi
latar tempat, sebab status sosial sangat erat
yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam
hubungannya dengan tempat bergaul.
cerita.
e. Keadaan lingkungan, lingkungan dari
tokoh-tokoh dalam cerita akan memunculkan 7. Amanat
konflik batin dalan jalannya cerita. Amanat merupakan pesan dari pengarang ke
pada pembacanya yang terkandung di dalam
5. Sudut Pandang / Point of View cerita novel. Dalam menyampaikan maksud
Sudut pandang merupakan cara pandang pesannya, sang penulis biasanya
pengarang dalam menempatkan dirinya pada mengungkapkannya secara tersirat ataupun
cerita atau cara pengarang menempatkan tersurat.
dirinya dalam cerita. Sudut pandang ini dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: Tersirat , adalah amanat yang cara
penyampaiannya secara langsung.
a. Sudut pandang orang pertama-sebagai Tersurat, adalah amanat yang cara
pelaku utama penyampaiannya secara tidak
Pengarang dalam sudut pandang ini berperan langsung, atau pembaca perlu
sebagai tokoh utama dalam cerita. Kalimat membaca cerita dari awal hingga
yang digunakan biasanya menggunakan akhir untuk bisa menemukan pesan
kalimat dalam bentuk aktif, dan pengarang dari penulis.
menggunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”.
2. Unsur Sosial
Novel Berdasarkan Isi dan Tokohnya
Unsur sosial sangat erat hubungannya dengan
kondisi masyarakat ketika karya itu dibuat. Novel Teenlit : Novel yang dibuat untuk
Misalnya saja dibuat ketika masa orde baru. para remaja.
Pada waktu itu kondisi masyarakat sedang Novel Chicklit : Novel ini menceritakan
dalam keadaan kacau dan keadaan mengenai wanta muda dan segala
pemerintahan pun acak-acakan, sehingga permasalahan yang dihadapinya.
karya yang dibuat pada waktu itu adalah Novel Songlit : Noovel yang dibuat dari
novel yang berisi sindiran-sindiran terhadap sebuah lagu/musik.
masyarakat. Novel Dewasa : novel yang ditujukan untuk
orang-orang dewasa (18+)
3. Unsur Nilai
Novel Berdasarkan Kebenaran Cerita
Unsur nilai dalam puisi berkaitan dengan
Novel Fiksi : Novel yang berisi tentang hal
pendidikan, ekonomi, politik, sosial, budaya,
fiktif atau khayalan saja.
adat-istiadat, hukum, seni, dan lain
Novel non-Fiksi : Novel yang bercerita
sebagainya. Nilai yang ada dalam puisi
mengenai kejadian nyata dari kisah sejaraj
menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca,
ataupun pengalaman pribadi seseorang.
dan juga cukup mempengaruhi baik tidaknya
puisi tersebut.
Ciri-ciri Novel
• Struktur novel (Segitiga)
Ceritanya panjang daripada cerpen, tapi
1. Abstrak : Inti/ringkasan dari novel yang banyak kalimat yang diulang-ulang.
menjadi gambaran awal sebuah cerita. Sebuah cerpen memiliki jumlah kata lebih
2. Orientasi : Bagian penjelas berkaitan dari 35 ribu kata.
dengan waktu, tempat dan suasana. Novel terdiri dari setidaknya 100 halaman.
3. Komplikasi : Bagian yang berisi urutan Waktu membaca sebuh novel memerlukan
kejadian yang dihubungkan dengan sebab setidaknya 2 jam atau 120 menit.
dan akibat. Ceritanya lebih dari satu impresi, emosi,
4. Evaluasi : Bagian dimana konflik yang dan efek.
terjadi pada tahap kompikasi terarah Alur cerita dari novel cukup kompleks.
menuju suatu titik tertentu.
5. Resolusi : Bagian yang memunculkan
solusi atas konflik yang terjadi. Kaidah/Ciri Kebahasaan Novel
6. Koda : Bagian akhir cerita atau penutup Berusaha untuk menghidupkan perasaan
dalam novel atau menggugah emosional pembaca.
Dipengaruhi oleh subjektivitas penulisnya.
Macam genre novel: Bahasa bermakna denotatif (makna
→ Novel Romantis : Novel yang sebenarnya) juga konotatif, asosiatif
menceritakan kisah-kisah percintaan. (makna tidak sebenarnya), ekspresif
→ Novel Misteri : Novel yang menceritakan (memberi bayangan suasana pribadi
kisah-kisah mister dan membuat pembaca penulis), sugestif (memengaruhi pembaca),
menjadi penasaran karena ceritanya penuh dan plastif (menggugah perasaan pembaca).
dengan teka-teki. Melibatkan gaya bahasa sindiran atau ironi.
→ Novel Komedi : Novel yang memuat Melibatkan gaya bahasa sinisme, sindiran
unsur humor, guyonan sehingga pembaca lebih kasar dari ironi untuk mencemooh.
menjadi terhibur. Melibatkan gaya bahasa sarkasme, sindiran
→ Novel Horor : Novel yang mempunyai yang sangat tajam dan kasar bahkan sampai
efek menegangkan bagi pembaca. Cerita menyakitkan hati seseorang yang
yang diangkat biasanya kisah-kisah seram, menerimanya.
hal-hal ghaib atau mistis.
Catatan tambahan menggunakan dua pendekatan yakni dengan
pendekatan deduktif dan pendekatan
KRITIK induktif.
A. Pengertian Kritik
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, 1997 : 531 ), disebutkan kritik
adalah kecaman atau tanggapan, kadang-
kadang disertai uraian dan pertimbangan baik
buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat,
dan sebagainya.
B. Ciri-ciri Kritik
1) Bertujuan menilai karya.
2) Penilaian didasarkan pada kriteria tertentu.
3) Mengungkapkan kelebihan dan kekurangan
karya yang dikritik.
4.)Terdapat kesimpulan penilaian kritikus
terhadap karya yang dikritik
F. Fungsi kritik
a Membina dan mengembangkan sastra.
Melalui kritik sastra, kritikus berusaha
menunjukkan struktutr sebuah karya sastra,
memberikan penilaian, menunjukkan
kekuatan dan kelemahannya,
serta memberikan alternatif untuk
pengembangan karya sastra tersebut.
b Pembinaan apresiasi sastra. Para kritikus
berusaha membantu para peminat karya
sastra memahami sebuah karya sastra.
Kritikus berusaha mengungkap daerah-
daerah yang lemah yang terdapat dalam karya
sastra. Analisis struktur sastra, kmentar dan
interprestasi, menjelaskan unsur-
unsurnya,serta menunjukan unsur-unsur
yang tersirat dan tersurat, akan dapat
menuingkatkan apresiasi sastra.
c Menunjang dan mengembangkan ilmu
sastra. Kritik sastra merupakan wadah
analisis karya sastra, analisis struktur cerita,
gaya bahasa, dan teknik penceritaan. Hal ini
merupakan sumbangan pula untuk para ahli
sastra dalam mengembangkan teri sastra.
Para pengarang pun dapat belajar melalui
kritik sastra dalam memperluas
pandangannya, sehingga ciptaannya lebih
berkembang. Untuk membuat kritik dan esai
terhadap karya sastra, penulis dapat