Anda di halaman 1dari 8

Materi

Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel

Novel merupakan karya sastra berbentuk prosa dengan cerita yang panjang.


Unsur pembangun novel adalah unsur yang menjadi poin penting agar novel
tersebut bisa disebut dengan novel yang bagus.
Novel yang bagus adalah novel yang dibuat dengan cermat dan dengan
proses yang panjang. Proses pembuatannya diawali dengan kerangka dasar sampai
proses penulisan naskah. Dan proses dasar yang sangat penting yaitu unsur-unsur
pembangun novel.

Unsur Pembangun Novel ada 2, yaitu:


A.Unsur intrnsik
Unsur intrinsik novel adalah unsur utama pembangun novel dari dalam. Dapat
dikatakan kalau unsur ini adalah unsur dalam cerita novel itu sendiri.

Yang termasuk unsur intrinsik, yaitu :


1.Tema
Tema adalah ide atau gagasan utama dari novel. Tema mengandung gambaran luas
mengenai kisah yang akan diangkat sebagai ceritanya, sehingga sangat penting
untuk memilih tema yang tepat sebelum memulai membuat sebuah novel. Sebab
tema yang bagus akan menghasilkan cerita yang bagus pula.
Tema dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.Tema Utama (tema mayor), yaitu tema yang merupakan pokok cerita yang
menjadi pondasi utama penceritaan.
b.Tema Turunan (tema minor), yaitu tema yang berfungsi sebagai penguat tema
utama.

Contoh :
Tema utama: Pernikahan.
Tema minornya : cinta, persahabatan, kepura-puraan, dll.
Beberapa contoh Tema
 Ketika astronot mendarat di bulan, dia merasakan kesepian. Berpikir tidak
ada orang lain, dia menjadi sedikit sedih, meskipun pemandangan Bumi
sangat indah.(Tema kesepian)
 Para pengembara luar angkasa bepergian ke bulan, ketika pesawat ruang
angkasa mereka tiba-tiba kehabisan bahan bakar. Mereka semua takut
mengetahui bahwa mereka tidak akan bisa kembali ke Bumi, dan hanya bisa
mendarat di bulan.
(Tema ketakutan)
 .Bus itu melaju dengan sangat cepat ketika dihentikan oleh sekelompok
perampok. Para penumpang diperintahkan untuk keluar, meninggalkan
barang-barang berharga mereka di dalam bus. (Tema ketakutan)
 Upacara pernikahan mereka berlangsung di sebuah hotel besar. Semua orang
terkemuka kota diundang, alasan perayaan itu sangat baik. (Tema
kebahagiaan)

2. Tokoh dan Penokohan


Sama seperti cerpen, novel juga memiliki unsur tokoh dan penokohan.
Sebenarnya, terdapat perbedaan diantara kedua unsur ini. Tokoh merupakan
pemeran atau seseorang yang menjadi pelaku dalam cerita novel. Sedangkan
penokohan merupakan karakter atau watak yang ditampilkan oleh tokoh yang ada
dalam cerita novel tersebut.

Berdasarkan peranannya dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tokoh utama (tokoh sentral)
Tokoh utama sangat memegang peran penting dalam cerita dan paling bayak
diceritakan, selalu berhubungan dengan tokoh lain, serta sangat memegang peran
penting dalam menentukan jalannya cerita. Kalau tokoh utama dihilangkan dari
cerita maka ceritannya juga akan hilang.

2. Tokoh tambahan /tokoh sampingan/ tokoh pembantu


Tokoh ini tidak memegang peran penting seperti tokoh utama pada cerita,tidak
selalu diceritakan, dan tidak sangat menentukan jalannya cerita. Kalau tokoh
sampingan dihilangkan dari cerita maka pokok ceritanya masih bisa dipertahankan.

Berdasarkan karakternya, tokoh dibagi menjadi tiga yaitu :


 Tokoh protagonis, merupakan tokoh utama yang digambarkan sebagai
seseorang yang baik disetiap situasi. Selain itu, tokoh utama ini menjadi pusat
perhatian didalam novel.
 Tokoh antagonis, merupakan tokoh yang digambarkan dengan seseorang yang
memiliki sifat yang jahat atau buruk, tidak bersahabat dan selalu menimbulkan
konflik.
 Tokoh tritagonis, merupakan tokoh yang digambarkan dengan seseorang yang
memiliki sifat dan sikap netral. Akan tetapi, tokoh tritagonis ini dapat berpihak
kepada tokoh antagonis, terkadang bisa berpihak kepada tokoh protagonis.
Walaupun begitu, tokoh ini diasumsikan sebagai pelerai antara tokoh antagonis dan
protagonis ketika terjadinya konflik.

Adapun cara yang dilakukan oleh penulis untuk menentukan penokohan itu sendiri,
antara lain sebagai berikut.

a. Analitik atau langsung yaitu penulis menggambarkan penokohan melalui


uraian langsung atau pengarang langsung menceritakan sifat atau watak
tokohnya, seperti sombong, pemalas, kejam, suka menolong, dsb. sehingga
pembaca bisa langsung mengetahui watak dari tokoh tersebut.
b. Dramatik atau tidak langsung yaitu penulis mengungkapkan penokohan
berdasarkan hal-hal yang berhubungan dengan tokoh, bisa berupa tingkah
laku, gaya bicara atau dialog tokoh lain, bentuk fisik,lingkungansekitar
tokoh, jalan pikiran tokoh,bahasa tokoh, reaksi tokoh lain,dsb.

3. Alur (Plot)
Alur (Plot) merupakan serangkaian peristiwa-peristiwa yang membentuk sebuah
jalannya cerita pada novel. Secara umum alur pada novel dibedakan menjadi 3
macam, antara lain:
a. Alur maju (Progresif), merupakan alur peristiwa-peristiwa atau kejadian dalam
cerita yang bergerak secara urut dari awal hingga akhir dan memiliki jalan cerita
yang rapi. Biasanya alur maju ini digunakan pada novel autobiografi dan biografi.
b. Alur mundur (Regresif), merupakan alur peristiwa-peristiwa atau kejadian
dalam cerita yang bergerak secara terbalik atau dari yang sudah berlalu. Pada alur
ini cerita tidak diawali dengan pengantar.
c. Alur campuran, adalah perpaduan antara alur maju (Progresif) dengan alur
mundur (Regresif ) namun kadang jalannya alur secara acak dan tidak rapi. Alur
ini biasanya digunakan untuk novel misteri atau novel fantasi.
Untuk alur cerita sendiri terdiri dari beberapa tahapan yang akhirnya menjadi cerita
yang menarik, tahapan-tahapan tersebut di antaranya:
a. Pengenalan (Eksposisi), pada tahapan ini pengarang akan mengenalkan tokoh-
tokoh yang terdapat pada cerita novel, serta karakter-karakternya beserta
lingkungannya.
b. Pertentangan (Konflik), pada tahapan ini tokoh utama mulai mengalami
masalah atau konflik dengan tokoh antagonis, tokoh lain, lingkungan tempat
tinggalnya, maupun dengan dirinya sendiri.
c. Peningkatan Konflik, pada tahapan ini biasanya konflik yang terjadi semakin
melebar dan menjadi lebih meninggi tingkatannya, serta konflik terjadi dengan
beberapa tokoh dalam cerita.
d. Klimaks atau puncak konflik, pada tahapan ini terjadi ketegangan dari puncak
masalah dan konflik sehingga memunculkan kejutan-kejutan yang tidak diduga-
duga oleh pembaca.
e. Antiklimaks atau penurunan konflik, pada tahapan ini konflik atau masalah
berangsur terselesaikan, sehingga konflik mereda.
f. Ending, pada tahapan ini munculah penyelesaian masalah dari konflik yang
terjadi, sehingga konflik yang dialami oleh tokoh utama terselesaikan. Ada dua
penyelesaian dalam cerita novel, yaitu happy ending (berakhir dengan bahagia),
dan sad ending (berakhir dengan kesedihan).
4. Latar atau Setting
Latar atau setting yaitu tempat dan waktu yang melatarbelakangi terjadinya
kejadian dan peristiwa dalam cerita. Latar atau setting ini merupakan salah satu
unsur pembangun novel yang penting untuk menciptakan suasana dalam cerita.
Latar atau setting terdiri dari beberapa macam, di antaranya:
a. Waktu, yaitu masa di mana jalannya cerita sedang berlangsung. Latar atau
setting waktu ini bisa digambarkan secara garis besar ataupun secara terperinci.
Secara garis besar misalnya saja, pada musim kemarau, musim hujan, siang hari,
malam hari, hari minggu, dan lain sebagainya.
b. Tempat, yaitu lokasi di mana jalannya cerita tersebut berlangsung. Latar atau
setting tempat ini digambarkan secara umum dan khusus, misalnya saja secara
umum seperti di terminal Bekasi, di Stadion, dan lain sebagainya. Sedangkan
secara khusus seperti di ujung jalan mawar, di rumah Anton dan lain sebagainya.
c. Suasana, yaitu kondisi latar secara menyeluruh dan emosi yang kuat.
d. Sosial budaya, yaitu pergaulan yang secara status sosial. Ini berhubungan
dengan latar tempat, sebab status sosial sangat erat hubungannya dengan tempat
bergaul.
e. Keadaan lingkungan, lingkungan dari tokoh-tokoh dalam cerita akan
memunculkan konflik batin dalan jalannya cerita.
5. Sudut Pandang / Point of View
Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang dalam menempatkan dirinya
pada cerita atau cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita. Sudut pandang
ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Sudut pandang orang pertama-sebagai pelaku utama
Pengarang dalam sudut pandang ini berperan sebagai tokoh utama dalam cerita.
Sehingga apa yang diceritakan merupakan kisah pengalaman yang dapat dirasakan
saat membaca cerita.
Kalimat yang digunakan biasanya menggunakan kalimat dalam bentuk aktif, dan
pengarang menggunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”.
b. Sudut pandang orang pertama-sebagai pelaku sampingan
Pengarang dalam sudut pandang ini sebagai pelaku di luar tokoh utama. Pengarang
seperti menceritakan atau mengungkapkan tanggapannya atau sebagai pencerita
apa yang dilihatnya dari tokoh utama.
Pada sudut pandang ini pengarang berperan ganda. Namun posisinya sebagai
pencerita cenderung terbatas.
c. Sudut orang ketiga-serba tahu
Pada sudut pandang ini pengarang menempatkan dirinya menjadi pelaku cerita
sekaligus penciptanya. Pengarang bisa mengarahkan, membuat, mengomentari,
bahkan melakukan dialog dengan tokoh-tokoh dalam cerita. Bisa dikatakan posisi
ini merupakan posisi sebebas-bebasnya.
d. Sudut pandang orang ketiga-sebagai pengamat
Pada sudut pandang ini pengarang menempatkan dirinya sebagai pengamat cerita
saja. Sehingga pengarang hanya menyampaikan yang dia lihat, dengar, dan
rasakan, kemudian disimpulkan ke dalam cerita saja. Dengan kata lain pengarang
terbatas posisinya meski ada dalam cerita.
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah suatu corak dalam pemilihan bahasa yang digunakan oleh
penulis di dalam cerita novel. Gaya bahasa ini berguna untuk menciptakan suasana
atau nada untuk mengajak. Selain itu juga dapat berguna untuk merumuskan dialog
yang bisa menggambarkan hubungan atau interaksi yang dilakukan oleh tokoh-
tokoh dalam cerita.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan dari pengarang ke pada pembacanya yang terkandung di
dalam cerita novel. Dalam menyampaikan maksud pesannya, sang penulis
biasanya mengungkapkannya secara tersirat ataupun tersurat.

 Tersirat , adalah amanat yang cara penyampaiannya secara langsung


sehingga pembaca bisa langsung menemukannya.
 Tersurat, adalah amanat yang cara penyampaiannya secara tidak langsung,
atau pembaca perlu membaca cerita dari awal hingga akhir untuk bisa
menemukan pesan dari penulis.

Amanat merupakan salah satu unsur yang paling penting dari sebuah karya sastra.
Amanat dapat berupa nasehat, ajakan, kritik sosial, protes, dan lain sebagainya.

B.Unsur ekstrinsik novel


Unsur entrinsik novel merupakan unsur pembangun novel yang barasal dari luar.
Jadi unsur ekstrinsik ini tidak dapat kita temukan di dalam novel tersebut. Unsur
ekstrinsik novel ini meski tidak ada di dalam novel, namun sangat berpengaruh
terhadap hasil sebuah karya sastra.
Berikut ini adalah beberapa unsur ekstrinsik novel:
1. Unsur Biografi
Unsur biografi merupakan unsur tentang latar belakang penulis, diantaranya seperti
tempat tinggal penulis, keluarganya, latar belakang pendidikannya, lingkungannya,
dan lain sebagainya.
Latar belakang cukup berpengaruh dalam penulisan puisi, misalnya saja penulis
yang latar belakangnya dari keluarga miskin, maka ia akan dapat membuat puisi
yang sangat menyentuh hati orang yang membacanya.
2. Unsur Sosial
Unsur sosial sangat erat hubungannya dengan kondisi masyarakat ketika novel
dibuat. Misalnya saja novel tersebut dibuat ketika masa orde baru. Pada waktu itu
kondisi masyarakat sedang dalam keadaan kacau dan keadaan pemerintahan pun
acak-acakan, sehingga novel yang dibuat pada waktu itu adalah novel yang berisi
sindiran-sindiran terhadap masyarakat.
3. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat berkaitan dengan kondisi masyarakat ketika novel
dibuat. Misalnya saja, penulis hidup ditengah masyarakat yang kental akan
kehidupan tradisionalnya, kemungkinan besar akan berdampak pada penulisan
novel yang akan dibuat dimana menceritakan tentang kehidupan masyarakat saat
itu.

4. Nilai-Nilai Kehidupan
Unsur ekstrinsik yang terakhir adalah nilai yang terkandung didalam novel
tersebut. Biasanya, penulis akan mengangkat suatu novel berdasarkan nilai-nilai
kebaikan yang akan dibagikan kepada masyarakat, bisa berupa nilai agama, nilai
sosial, nilai budaya , nilai moral, pendidikan, ekonomi, politik, adat-istiadat,
hukum, seni,
Nah, itulah penjelasan dari masing-masing unsur-unsur yang terkandung didalam
novel. Semoga artikel diatas dapat menambah wawasan Anda dan terima kasih.

Kaidah / Ciri Kebahasaan Novel


Kaidah kebahasaan atau ciri bahasa dalam penulisan novel adalah sebagai berikut.
1. Diksi, bahasa dalam novel pada umumnya penuh makna dan menimbulkan efek
estetik.
2. Idiom, yakni konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna
unsurnya
3. Berusaha untuk menghidupkan perasaan atau menggugah emosional pembaca.
4. Biasanya berbentuk tulisan karya ilmiah dan ilmiah populer, laporan,
artikel,skripsi, makalah dan lain sebagainya.
5. Dipengaruhi oleh subjektivitas penulisnya.
6. Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf objektivitas yang tinggi, berusaha
untuk menarik dan menggugah pikiran pembaca.
7. Bahasa bermakna denotatif (makna sebenarnya) juga konotatif, asosiatif (makna
tidak sebenarnya), ekspresif (memberi bayangan suasana pribadi penulis),
sugestif (memengaruhi pembaca), dan plastif (menggugah perasaan pembaca).
8. Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertiannya yang sudah
terbatas dan tidak bermakna ganda.
9. Melibatkan gaya bahasa sindiran atau ironi.
10.Melibatkan gaya bahasa sinisme, sindiran lebih kasar dari ironi untuk
mencemooh.
11.Melibatkan gaya bahasa sarkasme, sindiran yang sangat tajam dan kasar bahkan
sampai menyakitkan hati seseorang yang menerimanya.
12.Penggunaan bahasa asing yang telah memiliki padanan kata dalam bahasa
Indonesia.
Catatan:
1. Untuk memperjelas materi ini silakan buka dan pelajari materi bab 4,
halaman 117 sampai dengan 124.
2. Tugas Individu
Jawablah pertanyaan nomor 1,3,4, dan 5 yang ada pada kegiatan 1
(Menganalisis isi novel berdasarkan unsur intrinsiknya) halaman 120
sampai dengan 121pada buku paket.
3. Waktu mengerjakan satu minggu, mulai Senin, 4 sampai dengan 11
Desember 2020.

Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai