OLEH :
BUDI SANTOSO
NIM. 1906111966
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
OLEH :
BUDI SANTOSO
NIM. 1906111966
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
Oleh :
BUDI SANTOSO
NIM. 1906111966
Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Program Studi Dosen Pembimbing
Agroteknologi
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan Praktek Kerja
Profesi dengan judul “PERBANYAKAN TANAMAN KELENGKENG
(Dimocarpus longan) DENGAN TEKNIK CANGKOK DI BALAI BENIH
INDUK (BBI) HORTIKULTURA PEKANBARU”. Selesainya Laporan Praktek
Kerja Profesi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan do’a dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini, ucapan terima
kasih penulis kapada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Ir. Wawan, M.P, selaku dosen pembimbing, Dr. Ir. Fifi Puspita,
M.P, selaku koordinator program studi agroteknologi yang selalu memberi
bimbingan, arahan, dorongan dan semangat kepada penulis, sehingga laporan
ini dapat diselesaikan.
2. Kepada pihak BBI Hortikultura Padang Marpoyan Pekanbaru, Bapak Muhaji,
SP selaku Kepala BBI, Bapak Joko Prayitno, SP selaku pembimbing
lapangan, kemudian kepada Bapak Ir.Sugito, Bapak Boston, Bapak Eko
Waluyo, Bapak Hasan Basri, Bapak Yanari, Pak Ngatimin, Pak Herman, Pak
Suprayono, Pak Eka Putra, Pak Fahrizal, Pak Eko Wahyu, Pak Suparman,
Pak Risandi, Pak Hadi Gunawan, Pak Roni Fajar S, Pak Henri Widodo, dan
Pak Paryono selaku pembimbing PKP yang sudah membantu penulis dalam
mengarahkan kegiatan selama PKP.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun untuk
perbaikan laporan ini sehingga dapat bermanfaat kedepannya.
Pekanbaru, November 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 20
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I PENDAHULUAN
Semua jenis tanaman perlu adanya pembiakan agar tidak terjadi kepunahan.
Pembiakan dapat berlangsung secara alami atau dengan campur tangan mahkluk
adalah pembiakan tanaman dengan menggunakan bagian organ dari tanaman itu
secara generative adalah pembiakan tanaman dengan cara menanam benih yang
keturunan yang sama dengan induknya dan mempercepat hasil yang dihasilkan
oleh tanaman yang dicangkok. Dasar dari pencangkokan adalah bila bagian tepi
atau ujung batang terkulai atau bersentuhan dengan tanah diharapkan akan
tumbuh akar vegetatif. Cangkok merupakan salah satu cara untuk memperbanyak
1
cangkok. Di antara metode tersebut, perbanyakan bibit kelengkeng yang paling
efektif dan efisien adalah dengan teknik cangkok karena dapat menghasilkan bibit
lebih banyak dan berkualitas serta lebih menghemat biaya, tenaga, dan bahan
Pekanbaru.
1.2 Tujuan
Tujuan umum:
Pekanbaru.
Tujuan khusus:
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
memiliki batang kayu yang kuat, dengan tinggi tanaman hingga dapat mencapai
(Rahmah, 2013) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Dimocarpus
Famili : Sapindaceae
Genus : Dimiocarpus
daratan Asia Tenggara dan termasuk keluarga dari buah rambutan dan leci.
2011). Tiap tangkai memiliki tiga sampai enam pasang daun. Bentuknya bulat
panjang dan ujungnya agak runcing. Kuncup daunnya berwarna kuning kehijauan,
tetapi ada pula yang berwarna merah. Perbungaan umumnya di ujung (flos 6
3
menggarpu (malai). Mahkota bunga lima helai, warna bunga tanaman Kelengkeng
kuning muda atau putih kekuningan, ukurannya sangat kecil sehingga hanya dapat
mengandung banyak air. Di tengah daging buah terdapat biji berwarna hitam atau
coklat tua (Rahmah, 2013). Daging buah Kelengkeng mengandung banyak zat
gizi yang penting untuk kesehatan dan kesegaran tubuh karena mengandung
sukrosa, glukosa, protein (nabati), lemak, vitamin A, vitamin B dan asam tartarik
syarat utama keberhasilan usaha tani. Suhu ideal yang dikehendaki tanaman
Kelengkeng bagi pertumbuhannya yaitu antara 20 sampai 330C pada siang hari
dan 15 sampai 220C pada malam hari. Mubin usman (2004) menyatakan bahwa
tanaman Kelengkeng dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada dataran
adalah antara 65 sampai 90% dengan curah hujan berkisar antara 2500 sampai
proses produksi pertanian. Jenis tanah yang cocok bagi tanaman Kelengkeng yaitu
lempung dan berpasir serta mengandung zat organik. Derajat keasaman (PH) 7
tanah yang diperlukan tanaman Kelengkeng antara 5,5 - 6,5 serta memiliki aerasi
4
2.2 Perbanyakan Vegetatif
daun, batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru
1979).
c. Beberapa tanaman lebih resisten terhadap ham dan penyakit bila mereka
5
f. Tanaman akan lebih ekonomis bila dibiakkan secara vegetatif.
beberapa kelebihan yaitu tanaman memiliki sifat yang sama dengan induknya,
dan dapat menghasilkan jumlah bibit yang banyak dan seragam. Tanaman yang
dihasilkan dari stek mempunyai keseragaman umur, ukuran, tinggi, dan dapat
diperoleh tanaman yang sempurna yaitu telah mempunyai akar, batang, dan
2.3 Cangkok
mendapatkan keturunan yang sama dengan induknya dan mempercepat hasil yang
dihasilkan oleh tumbuhan yang dicangkok. Dasar dari pencangkokan adalah bila
bagian tepi atau ujung batang bersentuhan dengan tanah diharapkan akan tumbuh
akar vegetatif. Cangkok merupakan salah satu cara untuk memperbanyak bibit
sifat sama persis dengan induknya. Namun tidak semua tanaman bisa diperbanyak
dalam mencangkok untuk menghasilkan bibit tanaman yang sempurna, harus bisa
memilih ukuran serta diameter cabang yang sehat untuk melakukan yang sama
dengan induknya. Ini di karenakan faktor genetik dari induk tetap akan diwariskan
kepada tanaman baru hasil cangkok dari tanaman induk. (Latupono, 2019).
6
Mencangkok adalah salah satu cara pembiakan tanaman dengan menguliti
bagian cabang tanaman dan membungkusnya dengan media yang biasanya berupa
tanah dengan bantuan plastik maupun sabut kelapa. Proses ini akan berhasil jika
muncul akar dan sudah banyak. Keberhasilan dalam proses mencangkok salah
satunya yaitu pengaruh media tanam, media tanam yang murah dan mudah adalah
tanah. Jika akar sudah tumbuh dan kuat maka cabang bisa dipotong(Latupono,
2019).
sebagai tanaman baru. Cara merangsang timbulnya akar tersebut adalah dengan
mengupas kulit luar cabang selanjutnya cabang yang terkupas tadi diberi media
tanah. Pohon yang dijadikan bahan cangkokan sebaiknya memiliki sifat unggul
seperti dapat tumbuh dengan baik dan sehat, cepat dan banyak dalam berbuah
diinginkan, baik pertumbuhan, kondisi sehat dan kuat maupun rasa buahnya yang
enak dan tebal.Persiapan sarana yang dilakukan yaitu mempersiapkan tanah yang
gembur, pisau tajam, lembaran plastik atau sabut kelapa dan tali pengikat. Waktu
yang tepat untuk proses pencangkokan yaitu saat musim hujan, karena proses
7
transpirasi lebih sedikit dan proses pencangkokan membutuhkan suasana lembab
tanaman. Bagian vegetative adalah bagian sel atau jarigan tanaman yang memiliki
vegetative tanaman yaitu akar, batang, dan daun. Cangkok dibuat dengan
melepaskan kulit kayu antara keratin, kemudian luka dibersihkan lendirnya, lalu
mengambil bagian – bagian vegetative tanaman seperti akar, batang, dan daun
dilakukan dan tingkat keberhasilannya tinggi. Selain itu, tanaman yang dihasilkan
dapat mewarisi 100% sifat pohon induknya. Namun, tanaman hasil cangkok
memiliki kelemahan, yaitu percabangannya tidak lebat dan tidak kompak, serta
produktivitas buahnya terbatas. Selain itu, tanaman hasil cangkok tidak memiliki
sistem perakaran yang kuat karena tidak memiliki akar tunggang, dan serabut-
serabut akarnya juga tidak rimbun. Akibatnya tanaman mudah roboh saat tertiup
angin kencang, dan tidak kuat menghadapi kekeringan pada musim kemarau.
tanaman baru dengan sifat yang sama seperti induknya serta jumlah tanaman yang
waktu agak lama dan agak rumit. Pada umumnya mencangkok biasa dilakukan
8
dengan cara melukai/menyayat hingga bersih dan menghilangkan kambium pada
cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm pada tanaman dikotil. Selain cara diatas,
ada tekhnik lain mencangkok yaitu dengan tanpa melukai batang. Mencangkok
dilakukan dengan cara melilitkan kawat pada batang yang telah memiliki kriteria
induknya. Berbeda dengan cara grafting, tanaman yang dihasilkan dengan cara
cangkok tidak mempunyai akar tunggang namun pertumbuhannya lebih cepat dan
9
BAB III METODOLOGI
yaitu jam kerja pada hari Senin - Kamis pukul 07.30 WIB – 11.00 WIB kemudian
masuk lagi pukul 12.30 WIB – 16.00 WIB. Hari jumat pukul 07.30 WIB – 12.00
WIB kemudian masuk lagi pukul 14.00 WIB – 16.30 WIB. Sedangkan pada hari
cangkok kelengkeng yaitu pisau okulasi, gunting stek, tali plastik dan plastik
bening. Sedangkan Bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktek kerja profesi
tentang cangkok kelengkeng yaitu batang induk tanamn kelengkeng, dan tanah
yang lembab.
10
di BPTP Riau. dan melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan kegiatan
jadwal dari kebijakan BBI dan pada minggu terakhir melaksanakan kegiatan
metode, yaitu metode langsung untuk data primer dan metode tidak langsung
untuk data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kerja dan
lapangan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung yang terkait
mengumpulkan data dan informasi melalui studi pustaka, studi ini dilakukan
dengan cara mencari dan mempelajari dari sumber seperti buku, jurnal dan
11
3.5 Analisis Data dan Informasi
Hasil dari kegiatan Praktik Kerja Profesi digunakan sebagai bahan untuk
penyusunan laporan kegiatan Praktik Kerja Profesi yang ditekankan pada aspek
informasi dan data mengenai segi teknis dan manajemen di BBI Hortikultura
Pekanbaru.
didokumentasikan.
12
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PKP
Marpoyan terletak antara 101°14’ – 101°34’ bujur timur dan 0°25’ - 0° 45’
lintang utara. Dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 5-50 meter.
datar.
Pekanbaru, dengan iklim panas yaitu dengan suhu 27°C sampai dengan 32°C
dengan kelembapan berkisar antara 80% sampai dengan 90%. Daerah ini beriklim
tropis basah dengan rata-rata curah hujan antara 2000 mm sampai dengan 3000
13
mm/tahun. Jenis tanah pada daerah ini umumnya yaitu Podsolik Merah Kuning
(PMK). Luas lahan Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Padang Marpoyan
terdiri dari kepala BBI yang diamanahkan kepada Muhaji, SP. Kemudian dibawah
14
pimpinan ada penanggung jawab yang diamanahkan kepada Ngatimin, dan
Herman dan Boston. keamanan di amanahkan kepada Yaneri dan rekan lainnya.
Semua posisi jabatan yang telah diuraikan diatas memiliki peran dan
organisasi yang tertata dan dapat dijalankan dengan baik maka balai benih induk
hortikultura padang marpoyan ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan bersama.
15
BAB V PELAKSANAAN KEGIATAN PKP
unit pelaksanaan teknis dari Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau yang
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pekerjaan dan kegiatan uji coba serta
Riau. Balai ini terdiri atas bagian-bagian tugas dan fungsi seperti bagian
dan Keamanan.
kultur jaringan, Balai Benih Induk Pekanbaru memiliki visi untuk menciptakan
sisitem usaha pembenihan tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Riau yang
dibutuhkan masyarakat, terutama petani. Adapun misi yang dijalankan oleh BBIH
16
5.2 Aspek Teknis
ketika sudah besar akan mudah roboh dikarenakan berakar serabut dan tidak
induk yang akan dicangkok harus yang mempunyai produksi buah tinggi dan buah
kelengkeng di mulai dengan cara mencari batang induk yang sudah cukup umur
dan mencari ranting yang lurus. Kikis batang tersebut hingga kambiumnya hilang
dan beri tanah dan diikatkan dengan plastic ataupun sabut kelapa.
lakukan pemeriksaan alat dan bahan seperti memeriksa pisau okulasi yang
digunakan. Pisau okulasi yang digunakan harus diasah hingga tajam, sehingga
saat pengupasan kulit batang hasilnya akan mulus dan tidak merusak batang. Lalu
17
persiapkan plastik dan tali rafia untung menampung dan mengikat tanah ke bagian
utama yaitu pemilihan tanaman indukan yang akan di cangkok. Kualaitas tanaman
induk sendiri harus sangat di perhatikan yang memiliki akar yang kuat buah yang
lebat dan tahan terhadap hama dan penyakit agar tujuan dari pencangkokan itu
pertumbuhan dan perkembangan yang normal yaitu bisa di lihat dari bentuk
batang, daun yang hijau dan terhindar dari hama dan penyakit karena mencangkok
menurunkan sifat asli dari induknya. Tanaman memiliki akar yang kuat, berbunga
dan tumbuh secara optimal. Memiliki buah yang manis dan laku di pasaran. Sudah
berumur 5 tahun dan sudah berbuah, toleran terhadap hama penyakit dan berumur
genjah.
yang di pilih yaitu ranting yang lurus, di kerat secara melingkar sepanjang 3-5 cm
hingga kambiumnya hilang dan mengering. Dan minimal panjang ranting dari
Media yang digunakan yaitu tanah yang subur untuk tanaman pada
umumnya hanya saja sedikit lembab. Pertama tama Siapkan lembaran plastik atau
sabut kelapa melingkar menyelubungi batang di bagian bawah keratan (1-2 cm).
18
Ikat dengan tali plastik atau rafia. Selanjutnya, bekas sayatan ditutup dengan
media cangkok, media diatur penempatannya agar rata menutupi luka keratan
Cangkokan dirawat dengan cara disiram secara rutin agar tidak kering.
Biasanya setelah 2-3 bulan pada cangkokan yang berhasil akan tumbuh akar.
Apabila akar sudah memenuhi media, hasil cangkokan dianggap berhasil. Daun
pada cabang terlihat segar. Cangkokan sudah bisa dipotong atau disapih dari
induknya.
19
BAB VI PEMBAHASAN
cangkok, sampung pucuk dan okulasi. Pelaksanaan sanitasi dilakukan dengan cara
dan ilalang lalu dikumpulkan menjadi satu dan dibenamkan ke tanah kembali.
Kegiatan sanitasi lahan berguna agar lahan yang akan digunakan bersih dan tidak
banyak gulma yang ada serta hama dari tanaman sebelumnya mati.
20
Untuk menanam padi, pengolahan lahan dilakukan dengan dua tahapan
yaitu pengolahan lahann pertama dan pengolahan lahan kedua. Pengolahan lahan
semua lahan dibajak. Kegiatan pembajakan dilakukan guna membalik tanah yang
sebelumnya telah digunakan dan terdapat bekas tanaman padi yang telah dipanen.
dan dari varietas yang sama, atau antara varietas dalam spesies. Dengan okulasi
sifat-sifat baik dari kedua tanaman (batang bawah dan mata tunas dari batang lain
(rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya
Batang atas yang digunakan adalah jeruk lemon dan diambil dari pohon
jeruk yang sudah besar dan menghasilkan di sekitaran lingkungan Balai Benih
Induk Pekanbaru. Mata tunas di ambil dari ranting yang tidak menunjukkan
gejala-gejala menguning, tidak terlalu muda dan tidak pula terlalu tua.
21
Pengambilan ranting untuk mata tunas tersebut sebaiknya dilakukan pada pagi
Batang muda yang dijadikan media tempelan di iris kurang lebih jarak 20
cm dari pangkal batang, dan kemudian mata tunas dari batang atas diiris sesuai
ukuran irisan batang bawah agar tempelan dapat menempel dengan baik.
diperhatikan yaitu bagian mata tempel jangan terlalu keras sehingga dapat
Menurut Parasha dan Arief (2009) keberhasilan dari okulasi adalah pada
saat menyisipkan mata tunas. Penyisipan atau penempelan mata tunas jangan
digunakan menggunakan tanaman yang dibibit dari biji tanaman dengan varietas
lokal. Vareitas lokal dipilih karena batang tanaman kuat dan sulit terserang hama
22
dan penyakit. Okulasi yang berhasil ditandai dengan warna pada mata entres
masih hijau ke coklatan dan menyatu dengan batang bawah. Menurut Wudianto
(2001) Jika mata tempelan masih kelihatan hijau segar dan sudah melekat dengan
manggis dan kelengkeng. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan sambung
pucuk yaitu pemilihan batang bawah tanaman dan juga pemilihan entress. Batang
bawah digunakan dari varietas lokal yang memiliki ciri-ciri kuat dan tegak. Selain
itu, pemilihan batang bawah disesuaikan dengan ukuran entress yang akan
digunakan.
Sedangkan entress diambil dari tanaman induk yang buahnya telah ada dan
berkualitas baik. Dipotong tanaman yang akan menjadi batang bawah dan
bersihkan dedaunannya (hanya tinggal bagian daun teratas sedikit). Lalu dibelah
membentuk segitiga lalu diselipkan pada belahan dibagian batang bawah yang
23
sudah dibelah tadi, lalu diikat kuat menggunakan plastik bening. Terakhir,
disungkup pucuk tanaman yang telah disambung agar air tidak masuk dan
sambung pucuk. Perbanyakan vegetatif tidak lain adalah penggabungan antara dua
jenis tanaman. Yang satu bertindak sebagai penerima (recipient) yang disebut
batang atas “entres” dan yang lain bertindak sebagai pendukung (donor) yang
dengan sifat induknya dan masa remajanya lebih pendek sehingga lebih cepat
berbuah. Oleh karena itu, dengan cara perbanyakan vegetatif ini sifat unggul
24
dengan varietas lokal berasal dari biji dan pertumbuhannya yang seragam baik
dari tinggi tanaman, dan diameter batangnya yang sudah cukup umur dan siap
untuk dijadikan batang bawah untuk sambung pucuk. Batang bawah yang
keunggulan buahnya lebat, mempunyai rasa yang enak, manis–manis masam, dan
Batang atas yang disambung pada batang bawah diambil dari pohon induk
pohon manggis yang telah berumur lebih dari 20 tahun dan telah berbuah lebih 4
musim serta sehat dan tidak terserang hama penyakit. Pengambilan entres
dilakukan dengan menggunakan gunting stek yang tajam dan steril (agar diperoleh
potongan yang halus dan tidak mengalami kerusakan) dan entres tidak
Entres yang digunakan adalah tunas pucuk yang sehat dan normal dengan
panjang 15 cm (satu ruas) dan cari entres yang mempunyai 3 cabang. Sebelum
disambung, helaian daun dipotong sebesar dua per tiga bagian. Entres yang akan
25
matahari, apabila dilakukan pagi atau siang hari akan mengurangi tingkat
Permukaannya dibagi dua sama besar dengan panjang belahan 2 cm. Selanjutnya
batang atas dipotong dengan menyisakan daun sebanyak dua sampai lima helai
dan 2/3 bagian dari lebar daunnya dihilangkan dengan tujuan untuk mengurangi
respirasi.
membentuk baji atau menyerupai huruf “V” sepanjang 2 cm. Entres dimasukkan
kecelah batang bawah dengan mengusahakan antara sisi keduanya bertemu secara
bungkusan tertutup rapat hingga dipastikan udara tidak bisa masuk. Pelaksanaan
4. Penyungkupan
kacangan yang penting kedua setelah kedelai. Kacang tanah mengandung gizi
yang baik, 452 kalori, 25,3 g protein, 42,8 g lemak, 21,1 g karbohidrat, 58 mg
kalsium (Ca), 335 mg fosfor (P), 1,3 mg besi (Fe), dan 0,3 mg vitamin B dalam
26
100 gr bijinya. Dengan kandungan gizinya ini, tidak mengherankan permintaan
meningkatkan ukuran biji sehingga dicapai peningkatan hasil polong yang tinggi.
Pemberian kapur dapat dilakukan dengan cara disebar atau diaduk dengan tanah
pada lapisan atas. Pemberian kapur harus merata agar pertumbuhan kacang tanah
merata.
Gambar 9. Pengapuran
Pada tanah yang telah disiapkan, benih kacang tanah ditanam dengan jarak
tanam yaitu (40 x x 20) cm. Lubang tanamnya sedalam 3 cm dengan cara ditugal.
Setiap lubang tanam diisi 2 benih kacang tanah. Kemudian lubang tanam yang
27
Gambar 10. Penanaman Kacang tanah
sebelumnya meliputi pencabutan sisa tanaman dan pengumpulan ajir. Setelah itu,
28
Gambar 12. Pemasangan Mulsa
Kegiatan pemasangan mulsa dibedengan yang sudah dibuat. Kegiatan ini
dan dijepit menggunakan bambu pada tanah dibedengan. Pemasangan mulsa harus
yaitu pemilihan batang tanaman, batang yang digunakan dari tanaman varietas
bibit yang dihasilkan dari kegiatan mencangkok memiliki sifat yang sama dengan
indukannya. Ukuran diameternya sekitar 0,5-2 cm, tidak lebih kecil dari ukuran
pensil. Sebaiknya warna kulit cabang coklat muda atau hijau kecoklatan
29
Gambar 13. Pemilihan batang induk
30
Kemudian, kulitnya dikelupas sehingga bagian kambium yang seperti
lendir tampak jelas. Kambium ini dihilangkan dengan cara dikerik dengan mata
bagian bawah keratan (1-2 cm). Ikat dengan tali plastik atau rafia.Selanjutnya,
bekas sayatan ditutup dengan media cangkok, media diatur penempatannya agar
rata menutupi luka keratan sampai melewati luka keratan bagian atas (1-2 cm).
31
Gambar 18. Dipasang plastik
Biasanya setelah 2-3 bulan pada cangkokan yang berhasil akan tumbuh akar.
Apabila akar sudah memenuhi media, hasil cangkokan dianggap berhasil. Daun
pada cabang terlihat segar. Cangkokan sudah bisa dipotong atau disapih dari
32
Tabel 1. Data perbanyakan cangkok di BBI
Jumlah Jumlah
Teknik Persentase
perbanyakan perbanyakan
Perbanyakan keberhasilan
yang dilakukan yang berhasil
Cangkok 30 27 90%
BBI Pekanbaru memiliki tingat keberhasilan yang tinggi yaitu 90%. Dengan
dilakukan.
kemiringan batang indukan kemiringan yang baik pada 45° – 90°, kemudian
ketajaman alat pisau yang tidak maksimal, penyayatan yang kurang baik,dan juga
pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain umur dan
ukuran batang, sifat media tanaman, suhu, kelembaban, air, dan ZPT. Makin besar
diameter batang, akar yang terbentuk juga lebih banyak, hal ini karena permukaan
bidang perakaran yang lebih luas. Umur batang sebaiknya tidak terlalu tua
fisiologis tanaman yang tepat dan kondisi lingkungan yang optimal untuk proses
pembentukan akar (Hartman et al., 1990). Pembentukan akar pada cangkok terjadi
33
karbohidrat ke arah bawah terbendung di bagian atas sayatan. Pada bagian
tersebut akan menumpuk karbohidrat dan auxin, dan dengan adanya media
perakaran yang baik karbohidrat dan auxin tersebut akan menstimulir timbulnya
akar (Rokhiman dan Harjadi, 1973). Media perakaran cangkok yang baik adalah
media yang memiliki sifat drainase, aerasi dan kandungan unsur hara yang dapat
telah dicangkok akan lebih cepat karena mengikuti sifat dari indukannya,adapun
kelamahan cangkok itu sendiri apabila ditanam di tanah maka tanaman cangkok
34
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan praktek kerja profesi diatas dapat disimpulkan bahwa:
Induk (BBI) Hortikultura Pekanbaru ada beberapa cara baik generatif maupun
Pekanbaru memiliki jumlah keberhasilan yang tinggi yaitu 90%. Banyak faktor
Pemilihan indukan yang unggul juga menjadi aspek penting sehingga dapat
7.2 Saran
pemilihan batang induk nya, serta syarat pendukung dan syarat penghambat
35
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia (UIPress).h.166
Medan.
Pustaka.
6-16.
Surakarta. Skripsi.
tanaman hutan.
Hartmann, H.T., Kester. D.E., & Davies, R.T. (1997). Plant propagation.
Hall.
36
Latupono, F.N . 2019. Pengaruh Berbagai Pembungkus Media Cangkok
Lestari, S., Fitmawati & Wahibah, N.N. 2011. Keanekaragaman durian (Durio
Parasha, S dan Arief. 2009. Agribisnis Jeruk. CV. Pustaka Grafika Bandung. 95
hal.
Raharjo, M., E. Djauharia, I. Darwati dan S.M.D. Rosita. 2013. Pengaruh Umur
Swadaya.
Swadaya.
37