OLEH:
D111211050
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2021
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan acara 2 yang berjudul “Batuan Beku” ini
Pembuatan laporan praktikum pada kali ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Geologi Fisik. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk memberi wawasan
tentang batuan Beku serta contohnya. Kita juga dapat memahami apa saja jenis-jenis
serta manfaat batuan. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr. Ir. Irzal Nur, MT. selaku Dosen Geologi Fisik. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan semuanya, terimakasih atas
Dalam pembuatan laporan praktikum ini, kami meminta maaf apabila ada
kesalahan, entah itu berupa kesalahan definisi ataupun data-data yang kami kutip dalam
laporan ini, serta sumber ataupun tahun penerbit buku dan jurnal yang kami kutip
kurang tepat. Oleh karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, dan kami
akan terus berkembang untuk kesempurnaan laporan ini. Kami juga sangat menyadari
bahwa, laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL…………………………………………………………………………………………i
iii
4.4 Stasiun 4 (Granit) ................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
4.3 Batu Peridotit................................................................................................ 26
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kata geologi berasal dari kata yunani, yaitu geos (berarti bumi) logos (berati ilmu).
Jadi, geologi adalah suatu studi yang mempelajari mengenai bumi dan apa saja
tentang material pembentuk bumi dan segala proses yang terjadi baik di bawah
batuan yang ada dalam kerak bumi. Di dalam kerak bumi terdapat batuan dan air yang
digunakan sehari hari. Kerak Bumi tersusun atas 2 unsur, yakni batuan dan mineral. Ilmu
Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa dalam petrologi merupakan kajian
yang mempelajari tentang batuan penyusun kerak bumi. Pembahasan mengenai batuan
merupakan hal yang cukup kompleks yang meliputi proses pembentukannya, klasifikasi,
serta hubungan dengan proses-proses geologi. Batuan adalah benda padat bentukan
alam yang merupakan agregasi atau kumpulan dari mineral-mineral baik yang sejenis
ataupun yang tak sejenis dalam perbandingan tertentu. Salah satu jenis batuan adalah
Batuan Beku terbentuk oleh pembekuan magma. Batuan Beku dibagi menjadi
batuan plutonik dan batuan vulkanik. Batuan Plutonik atau intrusif terbentuk ketika
magma mendingin dan terkristalisasi perlahan di dalam kerak bumi. Salah satu contoh
batuan Beku Plutonik adalah Granite. Sedangkan batuan Beku vulkanik atau ekstrusif
1
membeku dan terbentuk pada saat magma keluar kepermukaan bumi sebagai lava atau
Oleh karena itu, dalam melakukan praktikum ini, diharapkan untuk bisa mengenal
batuan Beku dengan lebih jelas lagi. Serta dapat mendeskripsikan dengan melakukan
observasi secara langsung kepada setiap jenis batuan Beku pada saat praktikum.
Rumusan masalah pada laporan praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Mineral Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa dengan acara ke Dua yaitu
pengenalan batuan Beku, yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 September
2021.
2
BAB II
Batuan merupakan bahan padat alamiah berupa agregat dari mineral atau
mineraloid seperti Batubara, Gelas, Opal, dan lain-lain. Sebagian besar batuan terdiri
atas berbagai macam mineral yang memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang berbeda.
Berdasarkan cara terjadinya (ganesa), batuan penyusun kerak bumi dibagi menjadi 3
yakni batuan Beku (Igneous rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks), batuan
metamorf (metamorphic rocksi). Batuan Beku merupakan batuan yang dipadatkan dari
bahan cair atau sebagian cair yang berasal dari pendinginan magma. Magma adalah
suatu larutan pijar yang terdiri atas senyawa-senyawa silikat yang terdapat di dalam
perut bumi. Magma yang mencapai dan meleleh di atas permukaan bumi disebut lava
(Chaerul, 2017).
Batuan Beku atau igneus rock berasal dari Bahasa Latin (ignis yaitu "api"). Batuan
Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan bumi yang dikenal
sebagai batuan intrusif (Plutonik) maupun di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai
batuan ekstrusif (Vulkanik). Batuan plutonik atau intrusif terbentuk ketika magma
mendingin dan terkristalisasi perlahan didalam kerak bumi. Salah satu contoh batuan
Beku Plutonik adalah Granite. Sedangkan batuan Beku Vulkanik atau extrusif memBeku
dan terbentuk pada saat magma keluar kepermukaan bumi sebagai lava atau fragment
Bekuan. Contoh batuan Beku vulkanik adalah batu Apung dan Basal. Batuan Plutonik
adalah istilah untuk setiap massa batuan intrusif yang memBeku di bawah permukaan
3
bumi. Ada tiga golongan besar bentuk struktur batuan intrusif yaitu Lakolit, Lopolit dan
Batuan Beku terbentuk oleh pemadatan lelehan. Batuan cair disebut juga dengan
magma. Magma yang paling umum adalah magma balistik yang terbentuk sebagai akibat
dari pencairan sebagian mantel bumi. Magma terbentuk dari mantel yang kemudian naik
ke permukaan bumi karena memiliki kerapatan yang lebih rendah dari pada batuan
mantel di sekitarnya. Batuan Beku yang terbentuk di permukaan bumi adalah batuan
Batuan intrusif dikategorikan sebagai batuan Plutonik jika terbentuk jauh dalam
kerak bumi, dan hypabyssal jika terbentuk pada kedalaman yang dangkal. Batuan
Plutonik dicirikan oleh kristal besar dan umumnya berbentuk besar. Secara geografis,
sebagai contoh adalah Batolit yakni batuan yang besar dengan paparan permukaan 40
mil persegi dan ketebalan sekitar 9 mil. Batolit merupakan pembentuk inti pegunungan
besar seperti Rockis dan Sierra Nevada di Amerika Utara. Sedangkan Granit,Diorit,
Batuan Beku ekstrusif atau yang disebut dengan batuan vulkanik. Jenis batuan
utama dalam kategori ini seperti basal, Obsidian, Riolit, Trasit, dan Andesit. Batuan-
batuan tersebut biasanya terbentuk dari lava magma yang tekah mengakir ke darat atau
bawah air. Contoh batuan ekstrusif kainnya seperti tufa, dan batu Apung terbentuk di
gunung berapi eksplosif letusan. Batuan piroklastik ini ini keropos akibat pemuaian buih
gas vulkanik selama pembentukannya. Basal merupakan batuan ekstrusif yang paling
umum, yang membentuk sebagian besar lautan dan dataran tinggi, seperti dataran
tinggi Deccan di India dan Columbia. Proses pembentukan batuan Beku dapat dilihat
4
Gambar 2.1 proses pembentukan batuan (Zuhdi, 2019)
Batuan dapat mengalami perubahan dari satu tipe menjadi tipe yang lainnya.
Batuan jenis apapun jika tertimbun ke dalam bumi akan mendapatkan energi panas
hingga meleleh kemudian membeku kembali, maka batuan tersebut akan menjadi
batuan Beku. Batuan jenis apapun jika mengalami pelapukan lalu transportasi dan
kemudian terendapkan kembali, maka batuan tersebut akan menjadi batuan sedimen.
Batuan jenis apapun jika mengalami pemanasan (pematangan termal) dan penekanan,
maka batuan tersebut akan berubah menjadi batuan Metamorf (Zuhdi, 2019).
Batuan Beku terjadi ketika magma naik ke permukaan melalui pipa dan celah
(fraktur) di kerak bumi. Ada tiga jenis utama magma yaknik Basal, Andesit, dan Riolit
batuan Vulkanik dan Plutonik yang dapat dilihat dari komposisinya. Dilihat dari
teksturnya batuan plutonik dapat dibedakan dari jenis batuan vulkanik. Magma panas
(700 - 1400)℃ mendingin dengan cepat di permukaan bumi dan lebih lambat di bawah
permukaan. Mineral tidak mempunyai banyak waktu untuk cukup tumbuh besar. Butir
5
individu dapat dengan mudah dilihat pada spesimen batuan Plutonik seperti Granit dan
Gabro yang berhubungan dengan kedalaman. Mineral yang hadir pada batuan Vulkanik
dan batuan Plutonik merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang sama dan
Batuan intrusif terbentuk saat magma mendingin. ini adalah proses bertahap di
mana bahan kimia yang lebih mudah menguap tetap sebagai cairan dan gas lebih lama.
Beberapa batuan intrusi sangat dekat dengan permukaan bergradasi menjadi tipe
ekstrusif yang mendingin lebih dalam adalah kristal yang lebih kasar. Magma yang
banyak mengandung besi, magnesium dan kalsium dikenal sebagai Mafik (magnesium
dan besi) atau magma bersifat basa yang menghasilkan sejumlah besar Olivin, Piroksen,
Amfibol dan Ka-Plagioklas. Batuan-batuan yang berasal dari magma Mafik ini berwarna
kelam. Magma yang banyak mengandung silika dan aluminium dikenal sebagai Sialik
atau Felsik atau magma bersifat masam dan cenderung menghasilkan lebih banyak
Batuan ekstrusif merangkul kelompok besar, anggota yang paling umum adalah
lava. Bahan cair ini mengalir keluar melalui celah dan gunung berapi. Ini menyebar dalam
aliran lava besar atau membangun kerucut. Ledakan vulkanik melemparkan pecahan ke
udara sebagai abu vulkanik atau bom vulkanik. Dalam warna batu itu sendiri mungkin
terang atau gelap. Seperti batuan intrusif, kelas ekstrusif dari yang kaya kuarsa hingga
yang tidak memiliki kuarsa sama sekali. Sebagian besar batuan berbutir halus karena
pendinginan yang cepat, dan sulit untuk diidentifikasi dan diklasifikasikan oleh orang
6
Gambar 2.2 Bowen’s Reaction Series (Chaerul, 2017).
Proses-proses yang terjadi dalam pembentukan batuan Beku serta urutan proses-
proses yang terjadi mulai dari diferensiasi, asimilasi hingga terakhir proses pencampuran
1. Diferensiasi Magma
dengan komposisi yang berbeda akibat pengaruh dari migrasi ion-ion atau
terjadi pemisahan kristal dengan cairan magma yang disebut dengan diferensiasi
akan mengkristal terlebih dahulu dan turun ke bawah permukaan sehingga terjadi
pemisahan dalam magma, dimana magma basa dibagian bawah dan magma asam
akan mengapung di atas magma basa, pemisahan inilah yang disebut diferensiasi
gravitasi.
7
2. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses reaksi atau pelarutan antara magma dan batuan di
sekitarnya yang umumnya terjadi pada intrusi magma basa terhadap batuan asam.
Misalnya proses asimilasi yang terjadi akibat adanya intrusi magma Gabroik
terhadap batuan samping Granit akan menghasilkan batuan Beku Diorit yang
bersifat intermediet.
mempertahankan keseimbangan antara fase padat dan cair. Kristal yang terbentuk
akan bereaksi dengan cairan magma dan mengalami perubahan komposisi. Reaksi
ini terjadi terus menerus pada kristalisasi mineral Plagioklas Reaksi ini disebut
(Chaerul, 2017):
Batuan Beku lelehan merupakan batuan Beku yang berasal dari hasil
Basal.
Batuan Beku gang merupakan batuan Beku yang berasal dari hasil pembekuan
magma pada daerah gang, yakni daerah yang terletak antara batuan Beku
8
c. Batuan Beku Dalam (plutonik rock )
Batuan Beku dalam merupakan batuan Beku yang terbentuk dari hasil
Batuan Beku asam memilika kandungan silika lebih dari 66%. Batuan ini
memiliki warna terang dominan putih. Ukuran butiran halus kasar menyeruoai
membentuk tubuh instrusi besar akibat kekentalan magma yang tinggi. Ciri
batuan Beku yakni kaya akan alkali contohnya Granit, Aplit, Pegmatit dan Riolit.
silika antara 52% - 66%. Kenampakan batuan ini memiliki warna agak gelap,
dapat ditemukan pada batuan Beku yang mengalami pensesaran. Ciri khas
Batuan Beku basa merupakan batuan Beku yang memiliki kandungan silika
antaranya Beku basa merupakan batuan Beku yang memiliki kandungan silika
antara 45% - 52%. Kenampakan batuan ini dapat memperlihatkan warna yang
memiliki hubungan terhadap sifat magma nya yang memiliki kekentalan celah-
9
celah sempit atau dapat berupa lelehan yang luas di permukaannya.
Temperatur pemBekuan dari magma basa sekitar 1000℃, dimana dapat terjadi
proses asimilasi dengan baik apabila wall-rocknya bersifat asam. Ciri khas
batuan Beku basa yakni kaya akan mineral Mafic dan Ca-plagioklas. Contonya
seperti, Dabro, Diabas dan Basal serta berbagai jenis batuan lainnya.
Batuan Beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Batuan ini
berwarna sangat gelap, dan mempunyai ukuran butir mineral dari halus sampai
kasar. Batuan ini tersusun dari mineral Ferromagnesium, serta mudah lapuk
terhadap air hujan. Temperatur pemBekuan batu Beku ultra basa yakni di atas
tekstur dan komposisi mineralnya. Beberapa tekstur batuan Beku yang umum adalah
Gelas, Afanitik, Fanerik, Porfiritik. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal
(Amorf). Afanitik (fine grained texture) berbutir sangat halus dan hanya dapat dilihat
dengan mikroskop. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga
merupakan tekstur yang khusus dimana terdapat campuran antara butiran-butian kasar
di dalam massa dengan butiran-butiran 14 yang lebih halus. Butiran besar yang
bentuknya relatif sempurna disebut Fenokris sedangkan butiran halus di sekitar Fenokrist
Tekstur dan struktur batuan Beku ditentukan oleh sifat dari mineral penyusunnya.
10
1. Tekstur Batuan Beku
membentuk sistem kristal, dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan
temperatur serta tekanan yang tinggi. Sehingga mineral akan memiliki ukuran
yang relatif besar dan hal inilah yang menonjolkan suatu perbedaan tekstur pada
Tekstur adalah keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai
bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk
massa dasar dari batuan. Tekstur batuan ditentukan oleh Kristalinitas, Granularitas,
bentuk kristal dan relasi antar kristal. Tekstur pada batuan Beku umumnya ditentukan
oleh tiga hal yang penting yaitu, Kristalinitas, Granularitas, bentuk kristal dan relasi antar
kristal. Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan Beku pada waktu
banyak kristal yang berbentuk dan yang tidak berbentuk, selain itu juga dapat
cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan Beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu Fanerik atau fanerokristalin
dan afanitik. Fanerik (fanerokristalin) memiliki ukuran kristal yang dapat dibedakan satu
sama lain dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi
Afanitik memiliki ukuran kristal yang tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang
sehingga diperlukan bantuan lensa pembesar. Batuan dengan tekstur 13 afanitik dapat
tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan,
11
menjadi Mikrokristalin, Kriptokristalin dan Amorf. Hubungan antar kristal atau disebut
juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal mineral yang satu dengan yang
lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu,
batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut Fenokris dan yang lain disebut
massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas (Zuhdi, 2019).
1. Kristalinitas
Kristalinitas yakni sebagai tingkat derajat kristalisasi mineral dalam suatu batuan
Beku yang digunakan sebagai patokan berapa banyak kristal yang berbentuk dan
12
2. Granularitas
Granularitas adalah derajat besar butir kristal dalam batuan. Granularitas dapat
dibedakan menjadi :
a. Faneritik, yakni kristal-kristal dari mineral penyusunnya tampak jelas dan dapat
3. Fabrik
Fabrik adalah hubungan antara kristal-kristal yang satu dengan yang lain dalam
a. Bentuk kristal dapat dilihat dalam dua bentuk yakni dua dimensi dan tiga
Tabular, Prismatik.
b. Relasi adalah hubungan antara butir kristal dengan yang lainnya dalam massa
Batuan Plutonik adalah istilah untuk setiap massa batuan intrusif yang membeku
dibawah permukaan bumi. Ada tiga golongan besar bentuk struktur batuan intrusif
13
a. Lakolit merupakan sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen,
b. Lopolit bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya
cekung ke atas. Lapolit merupakan intrusi batu Bara yang berbentuk lenticular
c. Batolit, merupakan tubuh batuan Beku dalam yang paling besar dimensinya.
mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya (Zuhdi, 2019).
Batuan Beku memiliki manfaat berdasarkan jenis batuan itu sendiri. Berikut jenis
1. Obsidian, sebagai bahan pembuatan pisau, kepala panah, mata tombak, dan
14
2. Basal, dimanfaatkan sebagai bahan dasar jalan, ataupun campuran beton. Basal
3. Andesit, dapat dijadikan sebagai bahan bangunan atau fondasi jalan. Andesit dapat
4. Granit, digunakan sebagai bahan bangunan, jembatan, pafing, ubin, dan lain lain.
15
5. Diorit, digunakan sebagai bahan pada ornamen dinding, lantai, dan pondasi. Diorit
6. Batu Apung
Batu apung digunakan untuk membuat beton ringan serta digunakan sebagai
bahan kosmetik, penghapus, dan lain-lain. Dapat dilihat pada gambar 2.8
16
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat
17
3. Paku, berfungsi sebagai alat untuk menggores mineral.
18
6. Magnet, berfungsi sebagai alat untuk menarik mineral logam.
19
8. Penggaris 30 cm, berfungsi untuk mengukur mineral observasi.
20
3.2 Bahan
21
3. Lembar Deskripsi, untuk menuliskan deskripsi batuan.
4. Melakukan deskripsi mineral sesuai dengan lembar deskripsi yang telah disediakan
(Mengamati warna segar dan warna lapuk dari suatu mineral; Menentukan
22
dengan memperhatikan fenokris dan massa dasar serta menentukan nama batuan
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Peridotit adalah batuan yang memiliki warna segar kuning cerah dan warna
lapuknya berwarna hijau kegelapan, memiliki struktur batuan masif dan derajat
Ganesa : Peridotit adalah batuan Beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil
pemBekuan magma berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari permukaan
bumi. Merupakan suatu batuan ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan suatu
tenunan crystallkine, merupakan karakteristik dari kerak samudra bagian bawah dan
pembentukan jenis batuan dengan prinsip theupper mantel. Mineral penyusun Peridotite
sebagian besar terdiri Olivin dan Piroksin. Komposisi mineralnya terdiri atas 60% Olivin,
15% Plagioklas, dan 20% Piroksin. Peridotit termasuk dalan jenis batuan Beku ultra
basa. Batu Peridotit banyak di manfaatkan sebagai perhiasan karena warnanya. Dapat
24
4.2 Stasiun 2 (Dasit)
Dasit adalah batuan yang memiliki warna segar hitam dan putih warna lapuknya
adalah abu kecoklatan, memiliki struktur batuan Amigdaloidal dan derajat kristalisasinya
samudera yang relatif muda yang menunjam di bawah lempeng benua. Saat lempeng
bersamaan dengan pembebasan air magma yang juga memfasilitasi melting batuan di
sekitarnya. Komposisi mineralnya terdiri atas 40% Kuarsa, 35% Plagioklas, 15%
Piroksen, 5% Orthoklas, serta 5% Biotit. Granit termasuk dalam jenis batuan Beku
25
4.3 Stasiun 3 (Peridotit)
Peridotit adalah batuan yang memiliki warna segar kuning cerah dan warna
lapuknya berwarna hijau kegelapan, memiliki struktur batuan masif dan derajat
Ganesa : Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil
pembekuan magma berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari permukaan
bumi. Merupakan suatu batuan ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan suatu
tenunan crystallkine, merupakan karakteristik dari kerak samudra bagian bawah dan
pembentukan jenis batuan dengan prinsip theupper mantel. Mineral penyusun Peridotite
sebagian besar terdiri Olivin dan Piroksin. Komposisi mineralnya terdiri atas 60% Olivin,
15% Plagioklas, dan 20% Piroksin. Peridotit termasuk dalan jenis batuan beku ultra basa.
Batu Peridotit banyak di manfaatkan sebagai perhiasan karena warnanya. Dapat dilihat
26
4.4 Stasiun 4 (Granit)
Granit adalah batuan yang memiliki warna segar putih kecoklatan begitupun juga
dengn warna lapuknya, memiliki struktur batuan masif dan derajat kristalisasinya yaitu
Ganesa : Granit adalah batuan Beku plutonik, yang terjadi dari hasil pemBekuan
magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Komposisi
mineralnya terdiri atas 30% Kuarsa, 25% Plagioklas, 20% proksen, 10% biotit, serta
15% hornblende. Granit termasuk dalam jenis batuan Beku asam. Kegunaan Granit
sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk bangunan Monumen, jalan dan
jembatan, sebagai batu hias (dekorasi)., sebagai bahan baku industri poles (tegel,
ornamen, dll) dan bahan bangunan (gedung, jalan , jembatan, dll), selain itu dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan aksesoris rumah seperti lantai, wastafel dan
27
4.5 Stasiun 5 (Basalt Porfiri)
Basal porfiri adalah batuan yang memiliki warna segar hitam dan warna lapuknya
adalah Inequiranular Komposisi mineral :10% Mineral Opak (MOK), 45% Mikrolit
Plagioklas, 5% Plagioklas, 15% Piroksen, 25% Massa Dasar Gelas (MDG). Granit
termasuk dalam jenis batuan Beku basa. Agregat dasit dapat dimanfaatkan sebagai
material pengisi diberbagai proyek konstruksi. Dapat dilihat pada gambar 4.5
28
4.6 Stasiun 6 (Peridotit)
Peridotit adalah batuan yang memiliki warna segar kuning cerah dan warna
lapuknya berwarna hijau kegelapan, memiliki struktur batuan masif dan derajat
Ganesa : Peridotit adalah batuan Beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil
pemBekuan magma berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari permukaan
bumi. Merupakan suatu batuan ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan suatu
tenunan crystallkine, merupakan karakteristik dari kerak samudra bagian bawah dan
pembentukan jenis batuan dengan prinsip theupper mantel. Mineral penyusun Peridotite
sebagian besar terdiri Olivin dan Piroksin. Komposisi mineralnya terdiri atas 60% Olivin,
15% Plagioklas, dan 20% Piroksin. Peridotit termasuk dalan jenis batuan Beku ultra
basa. Batu Peridotit banyak di manfaatkan sebagai perhiasan karena warnanya. Dapat
29
4.7 Stasiun 7 (Dasit)
Dasit adalah batuan yang memiliki warna segar hitam dan putih warna lapuknya
adalah abu kecoklatan, memiliki struktur batuan Amigdaloidal dan derajat kristalisasinya
samudera yang relatif muda yang menunjam di bawah lempeng benua. Saat lempeng
bersamaan dengan pembebasan air magma yang juga memfasilitasi melting batuan di
Orthoklas, serta 5% Biotit. Granit termasuk dalam jenis batuan Beku Intermediet.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan bumi
yang dikenal sebagai batuan intrusif (Plutonik) maupun di atas permukaan bumi
3. Jenis-jenis batuan Beku antara lain seperti batu Obsidian, batu Basal, batu Andesit,
batu Granit, batu Diorit, batu Apung, batu Peridotit dan lain-lain.
4. Tekstur batuan Beku yang umum adalah Gelas, Afanitik, Fanerik, Porfiritik. Gelas
(Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (Amorf). Afanitik (fine grained
texture) berbutir sangat halus dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Fanerik
massa dengan butiran-butiran 14 yang lebih halus. Struktur batuan Beku intrusif
5.2 Saran
Saran bagi asisten laboratorium, agar lebih menjelaskan secara spesifik mengenai
jenis-jenis batuan Beku dan juga proses pembentukannya melalui pendinginan magma
Zuhdi, M. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.