D111 21 1039
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2022
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas
rahmat dan karunia-Nya Penyusun dapat menyelesaikan Laporan Petrologi Umum yang
berjudul Batuan Sedimen Nonklastik untuk memenuhi tugas mata kulian Petrologi
Umum. Praktikum ini dilaksanakan di Lantai dasar gedung Geologi Departemen Teknik
Bapak Asran Ilyas, ST, MT, Ph.D , Dr. Ir. Irzal Nur, MT, dan Dr. Sufriadin, ST., MT
selaku dosen mata kuliah Petrologi Umum, serta kepada para asisten laboratorium
yang telah banyak memberikan bimbingan baik itu secara teknis maupun non-teknis,
sehingga laporan ini dapat Penyusun selesaikan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Penyusun berharap kiranya dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.
oleh karena itu Penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan serta kesalahan yang
terdapat pada laporan ini untuk mencapai kesempurnaan dan tercapainya sasaran
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................v
DAFTAR TABEL....................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
4.1 Hasil........................................................................................................27
4.2 Pembahasan............................................................................................28
iii
BAB V PENUTUP..............................................................................................40
5.1 Kesimpulan..............................................................................................40
5.2 Saran......................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.3 Fossoliferus......................................................................................................14
2.4 Oolitik..............................................................................................................15
2.5 Pisolitik...........................................................................................................15
2.6 concrete..........................................................................................................16
2.8 Bioherm...........................................................................................................17
2.9 Septaria...........................................................................................................17
2.10 Geode............................................................................................................18
2.11 Styolit...........................................................................................................18
3.3 Handphone.....................................................................................................21
3.5 HCl.................................................................................................................22
v
4.1 Batugamping Terumbu....................................................................................28
4.2 Batubara.........................................................................................................29
4.4 Batubara.........................................................................................................31
4.5 Batubara.........................................................................................................32
4.8 Batubara.........................................................................................................35
4.10 Batubara........................................................................................................37
4.12 Batubara........................................................................................................39
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4. 1 Hasil Praktikum..............................................................................................27
vii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Tugas Pendahuluan
B. Respon
C. Lembar Deskripsi
D. Gagal Respon
E. Laporan Sementara
F. Dokumentasi
G. Kartu Asistensi
viii
BAB I
PENDAHULUAN
atau proses terbentuknya batuan yang menyusun kulit bumi. Petrologi berasal dari dua
kata yaitu petro yang artinya batu, dan logos yang artinya ilmu. Pada dasarnya
terdapat tiga jenis lapisan penyusun atau pembentuk bumi, tetapi manusia baru
mampu menguak dan mendayagunakan lapisan bumi yang paling atas, yaitu lapisan
Batuan adalah sumber daya alam yang paling penting. Batuan dapat
dimanfaatkan langsung atau diproses untuk diambil mineralnya dan digunakan sebagai
bahan baku terhadap berbagai hal, seperti bahan kontruksi dan lain sebagainya.
Batuan dalam kerak bumi terus-menerus mengalami pelapukan, erosi, dan daur ulang.
Terdapat beberapa macam batuan yang ada di alam, yang juga merupakan bahan
penyusun kulit bumi. Batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf merupakan
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari
material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi
proses pelapukan, transportasi, dan deposisi. Proses deposisi dapat terjadi jika energi
transport sudah tidak mampu lagi mengangkut partikel tersebut. Batuan sedimen
nonklastik adalah batuan sedimen yang terbentuk melalui reaksi kimia, seperti hasil
Praktikum Petrologi Umum acara empat ini dilaksanakan agar dapat menambah
1
komposisi-komposisi mineral yang terdapat dalam batuan sedimen klastik. Ilmu yang
adalah agar praktikan dapat lebih memahami mengenai batuan sedimen nonklastik
nonklastik.
ini akan dilakukan deskripsi terhadap batuan sedimen nonklastik guna untuk
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kata sedimen berasal dari bahasa lain, yaitu sedimentum yang berarti
akumulasi atau kumpulan material batuan yang lapuk atau terurai dari batuan
induk yang terbentuk di muka bumi, kemudian diendapkan pada suatu cekungan
sebesar 7,9% dari total batuan yang menyusun kerak bumi. Hal ini sangat kecil
jenis batuan yang tersebar paling luas di muka bumi dibandingkan dengan
batuan lainnya. Persebarannya mencapai hampir 75% dari seluruh daratan bumi.
Oleh karena itu walaupun mempunyai volume yang kecil dibandingkan dengan
batuan lainnya, batuan sedimen sangat penting dalam ilmu geologi karena di
memberikan informasi yang penting dan sangat bernilai ekonomis (Elias, 2005).
3
permukaan bumi pada kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini
berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk bisa batuan beku, batuan
pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara yang
sedimen terdiri dari berbagai macam jenis tergantung dari kandungan mineral
memiliki
tua, misalnya pasir kuarsa yang dapat mengandung Silika lebih dari 99%.
permukaan bumi, kurang lebih 75% dari luas permukaan bumi, sedangkan
batuan beku dan metamorf hanya tersingkap sekitar 25% dari luas permukaan
bumi. Oleh karena itu, batuan sedimen mempunyai arti yang sangat penting,
jenis batuan ini. Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses
4
diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi (Zuhdi,
2019).
Sifat material sedimen sangat bervariasi dari sisi origin, ukuran, bentuk dan
komposisi. Material tersebut dapat berasal dari pelapukan batuan yang lebih tua, hasil
erupsi gunung api, ataupun organisme seperti filamen mikroba yang terbentuk dari
kalsium karbonat baik dalam bentuk utuh atau berupa pecahan cangkang, terumbu
karang, tulang dan sisa-sisa tanaman. Pengendapan langsung larutan mineral dalam
air juga merupakan sumber material sedimen pada kondisi tertentu. Proses
air, udara, es, dan aktivitas organisme/biologi. Sebagian besar akumulasi material
sedimen dipengaruhi oleh unsur kimia, suhu, dan karakter biologinya. Proses
batuan sedimen, baik dari struktur, ukuran, bentuk, dan distribusi material sedimennya
(Helfinalis, 2018).
Pada umumnya, sedimen yang terbawa adalah sedimen yang melayang atau
kandungan total suspended solid (TSS) di kolom air. Sedimen yang melayang tersebut
dapat memengaruhi cahaya matahari menembus air laut. Konsentrasi total suspended
solid kolom air laut yang rendah menyebabkan daya tembus sinar matahari lebih
besar, dan sebaliknya apabila konsentrasi total suspended solid tinggi maka cahaya
Pengendapan sedimen dalam kurun waktu yang lama akan membentuk lapisan
tipe struktur. Tipe struktur tersebut terbentuk tergantung dari pergerakan massa air.
Butiran halus mengendap di aliran massa air yang berenergi rendah dan butiran kasar
5
Disamping tersebut, struktur daripada sedimen juga menjadi salah satu
ciri khas dari batuan sedimen, seperti struktur silang siur atau struktur gelembur
gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari fragmen-
batuan sedimen klastik. Kandungan fosil juga menjadi penciri dari batuan
vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol
pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya gravitasi. Sedimen dapat
terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju atau gletser. Mekanisme
pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat
jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen
6
yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu
terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada
pada angin bukanlah sistem yang terbatasi seperti layaknya channel atau sungai maka
sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju
besar butir, seperti misalnya antara batupasir dan batu lempung, perbedaan
warna batuan, antara batupasir yang berwarna abu-abu terang dengan batu
sedimen, (yaitu):
1977):
Batuan sedimen klastik adalah batua sedimen yang terbentuk sebagai hasil
kimiawi atau sedimen yang berasal dari sisa-sisa organisme yang telah
mati.
7
2. Batuan sedimen berdasarkan proses pembentukannya
(Lambunraja, 2012):
terendapkan dari bongkah atau butiran besar atau karatan batuan. Batuan
ini sering disebut batuan sedimen psefit. Endapan ini juga disebut sebagai
Golongan batuan jenis ini dapat dipecah menjadi dua macam, yakni
merupakan endapan dari sisa- sisa bagian tubuh jasad hidup yang
makhluk hidup. Contoh dari batuan ini adalah batu gamping, terumbu atau
rumah binatang kerang dan juga tanah diatomea atau pengendapan unsur
silisium karena adanya karbon dioksida dalam air yang banyak diserap oleh
ganggang diatomea.
8
Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang langsung mengendap
dapur, gipsum, dan batu gamping. Jenis batuan ini terjadi karena
permukaan bumi karena pengendapan air, angin atau es. Perbedaan mendasar asal
usul batuan ini menyebabkan perbedaan sifat fisik dan kimia yang membedakan
batuan yang satu dengan yang lainnya. Meskipun lapisan juga terdapat pada beberapa
batuan vulkanik dan metamorf, batuan sedimen dicirikan terutama oleh adanya lapisan
diartikan dalam banyak arti dan dari banyak ilmuwan. Proses sedimentasi sebagai
pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut
dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut
dangkal sampai laut dalam. Proses sedimentasi ini berlangsung dalam empat tahap
Proses pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material
tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses
fisik, kimia dan atau biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal ( source)
dari batuan sedimen dan tanah ( soil). Proses pelapukan akan menghacurkan
batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi
tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Proses
9
a. Pelapukan fisik, adalah proses dimana batuan pecah menjadi kepingan
yang lebih kecil, tetapi tanpa mengalami perubahan komposisi kimia dan
dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian
bereaksi dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral
menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat
yang disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu
(Pettijohn, 1975):
b. Pengaruh air, air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada
dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain.
Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai
yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
d. Pengaruh glasier, sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang
10
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa
selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang
tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan
batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses
secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu
4. Litifikasi
mineralogi dan kimia. Proses diagenesis terdiri dari empat tahapan, yaitu
(Pettijohn, 1975):
a. Proses kompaksi
di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-
lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada.
b. Proses sementasi
itu
mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, Silika, atau kalsit diantara
batuan yang lebih keras. Batuan sedimen seperti batupasir, batu lempung,
11
dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya
semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan
bersama-sama.
c. Proses kristalisasi
Ketika air menguap, kumpulan bahan sedimen ini akan menjadi kristal yang
d. Reaksi Kimia
12
2.2 Batuan Sedimen Nonklastik
sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu
juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara
CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau
Coal (Batubara), dan lain-lain. Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi
kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah
reaksi kimia, seperti hasil aktivitas binatang dan tanaman. Pada umumnya,
teksturnya. Batuan sedimen nonklastik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang
yang bersifat karbonat (CO2), silikan (SiO2), hasil dari evaporasi yang
material kimiawi yang larut dalam air (terutama air laut). Material ini terendapkan
karena proses kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau
13
dengan bantuan proses biologi. Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat
sangat rumit, dan sulit untuk dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil
proses kimia, atau proses biologi (yang juga melibatkan proses kimia secara tak
Berbeda dengan tekstur pada batuan sedimen klastis yang terdiri dari empat
unsur (ukuran butir, pemilahan atau sortasi, kebundaran dan kemas atau fabrik)
sedangkan tekstur pada batuan sedimen nonklastik hanya langsung dibedakan menjadi
dua saja yaitu tekstur amorf dan tekstur kristalin, berikut penjelaasan dari tekstur
amorf dan tekstur kristalin pada batuan sedimen nonklastik (Tim BSE, 2014):
1. Tekstur Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak punya bentuk kristal atau amorf ( non-kristalin).
2. Tekstur Kristalin
Terdiri dari kristal kristal yang interlocking (saling mengunci) satu sama lain.
Berbutir kasar ¿2 mm
14
2.4 Struktur Batuan Sedimen Nonklastik
Struktur batuan sedimen nonklastik terbentuk dari proses reaksi kimia ataupun
kegiatan organik. Macam-macam struktur yang penting pada batuan sedimen non-
1. Struktur fossiliferous, ialah struktur yang ditunjukkan oleh adanya fosil atau
komposisi yang terdiri dari fosil (terdapat pada batuan sedimen organik).
2. Oolytic
15
Gambar 2.4 Oolitik (De Paor, 1989)
3. Pisolytic
Pisolytic merupakan struktur yang hampir sama dengan Oolitik tetapi ukura
4. Concrete
Concrete merupakan struktur yang hampir sama dengan oolytic namun tidak
konsentris.
16
Gambar 2.6 concrete (Mozley, 1996)
5. Cone in cone
6. Bioherm
17
Gambar 2.8 Bioherm (Zhang et al., 2020)
7. Septaria
8. Geode
18
Gambar 2.10 Geode (Rosenstengel & Hartmann, 2012)
9. Styolit
pelarutan.
1. Batu kapur adalah batuan sedimen nonklastik yang umum digunakan sebagai
bahan bangunan.
19
2. Dolostone sangat mirip dengan batu kapur, namun sebagian besar terdiri dari
juga digunakan sebagai substrat pada akuarium air laut untuk membantu
3. Batu garam (rock salt atau halite), banyak digunakan dalam bidang pertanian
produksi gambut.
penyusun utama dalam banyak bentuk plester, kapur tulis dan papan dinding.
dibakar untuk produksi listrik dan panas, dan juga digunakan untuk keperluan
untuk pembangkit listrik di seluruh dunia, sekaligus sebagai salah satu sumber
20
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
3.1.1 Alat
1. Buku Rocks and Minerals, sebagai referensi atau sumber acuan untuk
21
2. Lup Geologi, alat yang digunakan untuk membantu melihat mineral atau kristal
yang ada di permukaan batuan. Lup digunakan saat melihat komposisi mineral
batuan yang ukurannya sangat kecil sehingga sulit untuk dilihat dengan mata.
nonklastik.
22
4. Pembanding sampel, alat pembanding yang digunakan untuk mengetahui
sedimen nonklastik.
5. HCl, asam kuat yang digunakan untuk direaksikan dengan batu sedimen
ini.
23
Gambar 3.5 HCl
6. Pensil warna, untuk menggambar dan mewarnai sketsa dari sampel batuan
nonklastik.
7. Alat tulis, untuk mencatat data-data berupa hasil deskripsi (warna, tekstur,
24
Gambar 3.7 Alat Tulis
3.1.2 Bahan
1. Lembar deskripsi batuan sedimen non klastik, untuk mencatat hasil-hasil yang
akan diamati.
25
Gambar 3.9 Sampel Batuan Sedimen
26
Gambar 3.11 Menentukan Nama Sampel
27
BAB IV
4.1 Hasil
Sampel
Terumbu
Terumbu
Terumbu
28
29
4.2 Pembahasan
Pada stasiun pertama dengan nomor sampel SNK-02 didapati ciri fisik dari
batuan ini yaitu, memiliki warna segar Putih dengan warna lapuk cokelat. Batuan
ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah
Karbonat. Batuan tersebut terbentuk dari aktivitas coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil sedimentasi
organik.
dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk
30
sebagai hasil sedimentasi organik. Kegunaan dari batuan tersebut adalah sebagai
Pada stasiun kedua dengan nomor sampel SNK-06 didapati ciri fisik dari
batuan ini yaitu, memiliki warna segar Hitam dengan warna lapuk cokelat.
Batuan ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah
Batubara atau organik. Batuan tersebut terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba
coalification.
31
Berdasarkan deskripsi dari batuan tersebut maka dapat disimpulkan
purba yang kemudian mengendap selama jutaan tahun dan mengalami proses
Pada stasiun ketiga dengan nomor sampel SNK-05 didapati ciri fisik dari
batuan ini yaitu, memiliki warna segar colelat kemerahan dengan warna lapuk
kuning. Batuan ini memiliki struktur masif, tekstur kriptokristalin. Jenis batuan ini
adalah Silika. Batuan tersebut terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada
32
Berdasarkan deskripsi dari batuan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa batuan tersebut adalah Batuan Rijang. Terbentuk sebagai hasil perubahan
Pada stasiun empat dengan nomor sampel SNK-07 didapati ciri fisik dari
batuan ini yaitu, memiliki warna segar Hitam dengan warna lapuk cokelat. Batuan
ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah Batubara
atau organik. Batuan tersebut terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang
33
Berdasarkan deskripsi dari batuan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa batuan tersebut adalah Batubara. Kegunaan dari batuan tersebut adalah
sebagai bahan bakar. Terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang kemudian
Pada stasiun kelima dengan nomor sampel SNK-03 didapati ciri fisik dari
batuan ini yaitu, memiliki warna segar Hitam dengan warna lapuk cokelat. Batuan
ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah Batubara
atau organik. Batuan tersebut terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang
34
Gambar 4.5 Batubara
purba yang kemudian mengendap selama jutaan tahun dan mengalami proses
Pada stasiun enam dengan nomor sampel SNK-08 didapati ciri fisik dari
batuan ini yaitu, memiliki warna segar Putih dengan warna lapuk cokelat. Batuan
ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah
Karbonat. Batuan tersebut terbentuk dari aktivitas coral atau terumbu pada
35
perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil sedimentasi
organik.
bahwa batuan tersebut adalah Batugamping Fosil. Terbentuk dari aktivitas dari
coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk
sebagai hasil sedimentasi organik. Kegunaan dari batuan tersebut adalah sebagai
Pada stasiun ketuhug dengan nomor sampel SNK-04 didapati ciri fisik dari
batuan ini yaitu, memiliki warna segar Putih dengan warna lapuk cokelat. Batuan
ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah
36
Karbonat. Batuan tersebut terbentuk dari aktivitas coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil sedimentasi
organik.
dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk
sebagai hasil sedimentasi organik. Kegunaan dari batuan tersebut adalah sebagai
batuan ini yaitu, memiliki warna segar Hitam dengan warna lapuk cokelat. Batuan
37
ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah Batubara
atau organik. Batuan tersebut terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang
batuan tersebut adalah Batubara. Kegunaan dari batuan tersebut adalah sebagai
bahan bakar. Terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada pembentukan batuan
Pada stasiun sembilan dengan nomor sampel SNK-11 didapati ciri fisik
dari batuan ini yaitu, memiliki warna segar colelat kemerahan dengan warna
38
lapuk kuning. Batuan ini memiliki struktur masif, tekstur kriptokristalin. Jenis
batuan ini adalah Silika. Batuan tersebut terbentuk sebagai hasil perubahan
diagenesis.
batuan tersebut adalah Batuan Rijang. Terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi
39
Pada stasiun delapan dengan nomor sampel SNK-01 didapati ciri fisik dari
batuan ini yaitu, memiliki warna segar Hitam dengan warna lapuk cokelat. Batuan
ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah Batubara
atau organik. Batuan tersebut terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang
purba yang kemudian mengendap selama jutaan tahun dan mengalami proses
40
Pada stasiun sebelas dengan nomor sampel SNK-10 didapati ciri fisik dari
batuan ini yaitu, memiliki warna segar Putih dengan warna lapuk cokelat. Batuan
ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah
Karbonat. Batuan tersebut terbentuk dari aktivitas coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil sedimentasi
organik.
batuan tersebut adalah Batugamping Terumbu.Terbentuk dari aktivitas dari coral atau
terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil
41
sedimentasi organik. Kegunaan dari batuan tersebut adalah sebagai bahan bagunan,
Pada stasiun dua belas dengan nomor sampel SNK-09 didapati ciri fisik
dari batuan ini yaitu, memiliki warna segar Hitam dengan warna lapuk cokelat.
Batuan ini memiliki struktur fossilliferous, tekstur amorf. Jenis batuan ini adalah
Batubara atau organik. Batuan tersebut terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba
coalification.
batuan tersebut adalah Batubara. Terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang
42
kemudian mengendap selama jutaan tahun dan mengalami proses coalification.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Batuan sedimen nonklastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses
kimiawi, seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan Batuan
Rijang sebagai proses kimiawi. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung atau reaksi organik. Batuan Sedimen nonklastik ini merupakan batuan
sedimen yang terbentuk oleh organisme atau dari suatu proses kimiawi. Dalam
terbentuk dari kegiatan atau aktifitas organik dan kimiawi can dia tidak
5.2 Saran
5.2.1 Laboratorium
43
2. Menambah fasilitas yang dibutuhkan di laboratorium.
5.2.2 Praktikan
5.2.3 Asisten
3. Kiranya asisten dapat memberikan waktu yang cukup kepada praktikan untuk
44
DAFTAR PUSTAKA
Boggs, S. 2009. Petrology Of Sedimentary Rocks Second Edition. New York: Cambridge
University Press.
Coleman. 1977. Foundations of Socil Theory and Rocks: Harvard University Press.
De Paor, D. 1989. An Interactive Program for Doing Fry Strain Analysis on the
Macintosh Microcomputer. Journal of Geological Education, 37.
Pettijohn, F.J., 1975, Sedimentary Rocks, Third Edition, Franchis Pettijohn , Printed In
USA, 7,18 P.
45
Schwab, P. d., 2004. Sedimentary geology. In: an introduction to sedimentology and
stratigraphy. 2 ed. New York: Freeman & Company.
Zhang, X., Pang, X., Jin, Z., Hu, T., Toyin, A., & Wang, K. 2020. Depositional model
formixed carbonate-clastic sediments in the middle Cambrian lower Zhangxia
formation, Xiaweidian, North China. Advances in Geo-Energy Research, 4(1),
29–42.
Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Duta Pustaka Ilmu.
Mataram.
46