TUGAS
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
Topik :
Pengelolaan B3
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan anugrah dan rahmat-Nya tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktu
yang diharapkan.
Penulisan tugas makalah ”Pengelolaan Limbah B3” ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas dari dosen pengajar Mata Kuliah Analasis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) untuk menambah pengetahuan mengenai mata kuliah
tersebut. Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada :
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................
...................................................................
...........................................
..................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................
.................................................................
........................................
.................. 1
1.3 Tujuan............................................
..................................................................
............................................
....................................
.............. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Limbah B3 .............................................
....................................................................
................................
......... 2
2.1.1 Karakteristik Limbah B3 ..........................................
...............................................................
..................... 2
2.2 Proses Pengelolaan Limbah B3 ..........................................
...............................................................
..................... 5
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk berhasil mengelola Limbah B3, tidak cukup hanya memenuhi baku
mutunya saja, tapi juga cara mengelola Limbah B3 seperti identifikasi, pencatatan,
pencatat an,
penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan baik yang dilakukan
sendiri oleh perusahaan maupun yang dilakukan oleh pihak 3 harus juga memenuhi
m emenuhi
peraturan yang berlaku.
Dalam tuntutan hukum, Limbah B3 tergolong dalam tuntutan yang bersifat
formal. Artinya, seseorang atau perusahaan dapat dikenakan tuntutan perdata dan
pidana lingkungan karena cara mengelola Limbah B3 yang tidak sesuai dengan
peraturan, tanpa perlu dibuktikan bahwa perbuatannya tersebut telah mencemari
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Limbah B3.
2. Untuk Mengetahui Proses Pengelolaan B3.
3. Untik Mengetahui Proses Pengolahan B3.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Limbah adalah bahan sisa dari suatu kegiatan atau prosuksi, baik dalam skala
kecil (rumah tangga) maupun skala besar (pabrik). Dalam PP 18/1999 Jo. PP
85/1999, Pasal 1 (ayat 2) dijelaskan pengertian Limbah B3. Limbah bahan
berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun karena sifat
konsentrasi atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkanatau merusak lingkungan hidup, dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lain.
Contoh limbah B3 adalah logam berat, spt Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pd, Mn, Hg, dan
Zn serta zat kimia, seperti pestisida, sianida, sulfide dan fenol. Cd dihasilkan
dari lumpur dan limbah industry kimia tertentu. Hg dihasilkan dari industry
klor-alkali, industry cat, kegiatan pertambangan, industry kertas, dan
pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam
hit am dan
accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam
konsentrasi rendah. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber, uji
karakteristik, dan uji toksikologi.
2.1.1 Karakteris
Karakteristik
tik Limbah B3
2
3
yang tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah ini mempunyai sifat-sifat
berikut:
Pada keadaan normal, tidak stabil dan dapat menyebabkan
perubahan tanpa peledakan
Dapat bereaksi hebat dengan air
Apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilakn gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan
li ngkungan
Merupakan limbah sianida, sulfide, atau amoniak yang pada
kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap, atau
asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan
Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar
(25oC, 760mmHg)
Menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen
atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
Contohnya ; barang terkontaminasi hidrokarbon, limbah hidrogen
peroksida.
4. Menyebabka
Menyebabkan
n infeksi
Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang
terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit,
4
2.2 Proses Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengelolaan dan
penimbunan limbah B3.Berikut
B3.Berikut ini adalah pengertian masing-masing kegiatan
dalam pengelolaan limbah B3 :
1. Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatan pada penghasil untuk
mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3,
sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan. Penyimpanan adalah kegiatan
penyimpanan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil dan/atau
pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun
limbah B3 dengan maksud menyimpan sematara.
2. Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari
penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum
diserahkan kepada pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun
limbah B3.
3. Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3
dari penghasil dan/atau dari pengumpul dan/atau dari pemanfaat dan/atau
5
6
7
8
Jenis limbah yang menggunakan simbol ini adalah sludge cat, lumpur
beroli, limbah medis padat, battery bekas (aki), catridge tinta,
household baterai, limbah laboratorium padat, limbah kimia padat,
serat asbes, dan silica glass.
9
Jenis limbah yang menggunakan simbol ini adalah drum bekas, kaleng
cat, wadah (container)B3, dan pestisida.
10
2. Label
Label memiliki fungsi untuk memberikan informasi mengenai limbah
B3 yang dihasilkan. Dalam pengelolaan limbah B3, ukuran label yang
digunakan 15 cm x 20 cm.
cm. Dasar warna label yang akan digunakan
adalah warna kuning dengan tulisan dan garis tepi berwarna hitam.
Selain itu tulisan PERINGATAN akan diberi warna merah. Setiap
wadah yang digunakan dalam proses pengemasan akan dipasang label
pada sesuai dengan karakteristik limbanya. Berikut ini
i ni adalah desain
label identitas limbah B3 yang akan digunakan :
Untuk label limbah lainnya, cara penulisan label sama seperti yang di
atas namun disesuaikan dengan karakteristik limbah, jenis
je nis limbah dll.
2.3.2 Pengemasan
Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah
yang bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa
kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat
dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan
limbah yang disimpan di dalamnya. Tujuan pengemasan adalah agar
setiap jenis limbah sebelum disimpan telah ditandai dengan sistem label
yang sesuai dengan jenis karakteristik limbah, serta telah ditempatkan
11
12
2.3.3 Penyimpanan
Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan apabila tidak dapat dilakukan
pengolahan B3 dengan segera.Tujuan dari kegiatan
kegiatan penyimpanan adalah
untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi
bahaya terhadap manusia dan lingkungan dapat dihindarkan. Masing-
masing jenis limbah berikut dihitung jumlah kemasan yang dibutuhkan
dengan mengetahui jumlah limbah dan volume kemasan yang digunakan.
Untuk densitas massa limbah diasumsikan sendiri berdasarkan literatur
yang mendukung.
1. Jumlah Kemasan
Limbah Kimia Padat
Jumlah Limbah = 2 kg/hari
Kapasitas Kemasan = 200 L
Waktu Penyimpanan = 90 hari
Densitas = 0,2
Maka :
Jumlah kemasan =
2 / 90
=
0,2 ⁄ 200
180
=
0,2 ⁄ 200
13
untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm dan lebar gang untuk lalu
lintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan
pengoperasiannya.
Penumpukan kemasan limbah B3 harus mempertimbangkan
kestabilan tumpukan kemasan. Untuk kemasan drum logam isi 200
liter, tumpukan sebanyak 3 (tiga) lapis dengan tiap lapis dialasi palet
(setiap palet mengalasi 4 drum). Untuk kemasan yang drum plastik
menggunakan rak.
Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar
terhadap atap (lampu penerangan) dan dinding bangunan
penyimpanan adalah 1 (satu) meter.
Jumlah blok per jenis limbah
⁄4
14
15
f. Sistem dan ukuran saluran yang ada harus dibuat sebanding
dengan kapasitas maksimum limbah B3 yang tersimpan sehingga
cairan yang masuk ke dalamnya dapat mengalir dengan lancar ke
tempat penampungan yang telah disediakan.
g. Khusus untuk jenis drum bekas dan wadah B3 tidak disimpan
pada ruang penyimpanan. Karena pengangkutannya
menggunakan kontainer.
2.3.4 Pengangkutan
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup
reduksi, pewadahan penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan,
pengangkutan, pengolahan dan penimbunan. Pengangkutan B3 adalah
kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain menggunakan
sarana angkutan. Persyaratan pengangkutan limbah B3 adalah sebagai
berikut :
a. Memiliki rekomendasi dan izin Pengangkutan
b. Jenis dan karateristik limbah yang diangkut sesuai dengan izin.
c. Dilengkapi Dokumen Limbah B3 / Manifest
d. Persyaratan alat angkut :
Alat angkut dan kemasan sesuai dengan karateristik limbah
Alat angkut dalam kondisi baik
Simbol dan label (Kepka No. Kep-02/Bapedal/09/1995)
e. Operator yang terlatih
f. Memiliki Emergency Response System
g. Memiliki SOP berupa bongkar muat, route/tujuan pengangkutan, dan
jadwal.
h. Melakukan Pelaporan pengangkutan limbah B3
a. Seperti contohnya limbah medis dari klinik perusahaan/industry dapat
diolah dengan teknologi insenerasi, namun di balik itu alat tersebut
juga mengeluarkan abu dari hasil pembakarannya, sehingga abu y
yang
ang
dihasilkan dari proses insenerasi ini yang akan dikirim ke PPLI.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3. Drum plastik open top 200 liter : limbah bersifat korosif dan padat
4. Drum plastik banghole 200 liter : limbah bersifat korosif dan cair
5. Kontainer 20 m3 : limbah berbentuk padat namun tidak terkompaksi
Penyimpanan limbah dilakukan selama 90 hari dan pola penyimpanan
kemasan limbah dibuat dengan sistem blok. Setiap blok terdiri atas 2 x 2
kemasan. Lebar gang untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm dan lebar
gang untuk lalu lintas kendaraan pengangkut disesuaikan dengan kelayakan
pengoperasiannya.
Pengolahan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran serta kerusakan lingkungan yang diakibatkan
dia kibatkan oleh limbah B3.
Pengolahan limbah PT. Indominco Mandiri berbeda –
berbeda – beda
beda tergantung dari
jenis limbahnya.
17
3.2 Saran
Proses pengelolaan Limbah B3 harus benar-benar diperhatikan dengan baik,
terkadang masih ada beberapa perusahaan yang membuang Limbah B3 begitu saja
ke perairan atau lahan terbuka. Ada juga yang ditimbun/ditampung dalam kontainer
yang mudah rusak menyebabkan limbah tersebut masuk ke tanah
t anah atau terbawa oleh
aliran hujan ke sistem air permukaan dan air bawah tanah. Sementara limbah yang
dibakar secara tidak terkendali, menimbulkan uap/gas beracun di udara. Oleh
karena itu diperlukan penanganan yang tepat dampak limbah yng dihasilkan
terhadap lingkungan dapat di minimalisir.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://candraning.wordpress.com/2013/09/28/makalah-limbah-b3/
Diakses pada tanggal 24 September 2016
https://www.academia.edu/5071765/MAKALAH_B3_BUAT_PAK_WELY?auto
=download
Diakses pada tanggal 25 September 2016
https://prezi.com/_i4x4y8xizfp/pengelolaan-limbah-b3-dengan-studi-kasus/
Diakses pada tanggal 25 September 2016
19