Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum, wr., wb.,
Segala puji hanya bagi Allah yang maha pengasi lagi maha penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatnya saya dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Flotasi” dengan lancar,dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk
syarat dapat melakukan praktikum selanjutnya. Tidak lupa sholawat serta salam
selalu kami haturkan kepada junjungan kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga
Allah melimpahkan rahmat kepada beliau, serta kepada keluarga, sahabat, tabi’in
dan orang-orang yang selalu mengikuti sunnahnya.
Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai mana mestinya dan
semoga dapat membantu para pembaca. Meski telah menyusun secara
maksimal penulis dapat menyadari masih ada salah dari penulisan maupun
pengucapan dalam isi laporan ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum., wr., wb.,

Bandung , 8 Mei 2019


Penyusun,

Zulian Fariz

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
M-XIII FLOTASI…………………………..…………………………..…... XIII-
1
13.1 Tujuan...................................................................................... XIII-1
13.2 Landasan Teori........................................................................ XIII-1
13.3 Alat dan Bahan......................................................................... XIII-5
13.3.1 Alat................................................................................XIII-4
13.3.2 Bahan............................................................................ XIII-
6
13.4 Prosedur................................................................................... XIII-6
13.5 Rumus yang Digunakan........................................................... XIII-6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ XIII-
8

ii
M – XIII
FLOTASI

1
13.1 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
1. Memisahkan mineral – mineral berharga dari
pengotornya berdasarkan perbedaan sifat permukaan.
2. Menentukan Recovery (perolehan) mineral
berharga.
3. Menentukan Ratio of Concentration mineral
berharga.

13.2 Landasan Teori


Flotation (flotasi) berasal dari kata float yang berarti mengapung atau
mengambang. Flotalasi dapat diartikan sebagai suatu pemisahan suatu zat dari
zat lainnya pada suatu cairan/larutan berdasarkan perbedaan sifat permukaan
dari zat yang akan dipisahkan, dimana zat yang bersifat hidrofilik tetap berada
fasa air sedangkan zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung
udara dan akan terbawa ke permukaan larutan dan membentuk buih yang
kemudian dapat dipisahkan dari cairan tersebut. Secara umum flotation
melibatkan 3 fase yaitu cair (sebagai media), padat (partikel yang terkandung
dalam cairan) dan gas (gelembung udara).
Flotasi merupakan suatu cara konsentrasi kimia fisika untuk memisahkan
mineral berharga dari yang tidak berharga, dengan mendasarkan atas sifat
permukaan mineral yaitu senang tidaknya terhadap udara.
 Flotasi dilakukan dalam media air sehingga terdapat tiga fase, yaitu :
1. Fase padat
2. Fase cair
3. Fase udara

XIII-1
XIII-2

Flotability adalah sifat kimia darimineral yaitu kekuatan mengapung


mineral yang tergantung pada senang tidaknya terhadap udara. Terdapat dua
macam jenis mineral, yaitu :
1. Polar, senang pada air (hydrofillic/aerophobic)

2
XIII-3

2. Non polar, senang pada udara (hydrophobic/aerofillic)


Dengan mendasarkan sifat mineral tersebut maka mineral yang satu dengan
lainnya dapat dipisahkan dengan gelembung udara.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam flotasi adalah :
1. Diameter partikel harus disesuaikan dengan butiran mineral
2. Persen solid yang baik 25% - 45% (pryor), 15% - 30% (gaudin)
3. Sudut kontak yang baik sekitar 60o – 90o, berarti usaha adhesinya
besar sehingga udara dapat menempel pada permukaan mineral
yang mengakibatkan mineral dapat mengapung. Sudut kontak
merupakan sudut yan dibentuk antara gelembung udara dengan
mineral pada suatu titik singgung. Sudut kontak mempengaruhi daya
kontak antara bijih dengan gelembung udara. Untuk melepaskan
gelembung dan mineral dibutuhkan usaha adhesi (Wum).
4. pH Kritis merupakan pH larutan yang mempengaruhi konsentrasi
kolektor yang digunakan dalam pengapungan mineral. Pada gambar
dibawah menunjukkan hubungan antara konsentrasi sodium diethyl
dithiophosphate dan pH kritis. Mineral yang digunakan adalah pyrite,
galena dan chalcophyrite. Konsentrasi kolektor tersebut dapat
mengapungkan chalcophyrite dari galena pada pH 7 – 9, galena dari
pyrite pada pH 4 – 6 dan chalcophyrite dari pyrite pada pH 4 – 9.
Faktor- faktor yang mempengaruhi flotation adalah ukuran partikel, pH
larutan , surfaktan, dan bahan kimia yang lain, misalnya koagulan. Ukuran
partikel yang besar membuat partikel tersebut cenderung untuk mengendap
sehingga susah untuk terflotasi. Sedangkan pH yang tinggi partkel cenderung
mengendap. Fungsi surfaktan adalah kolektor yang merupakan reagen yang
memiliki gugus polar dan gugus non polar sekaligus. Kolektor akan mengubah
sifat partikel dari hidrofil menjadi hidrofob. Sedangkan penambahan koagulan
dapat mengakibatkan ukuran partikel-partikel menjadi lebih besar. Factor lain
yang mempengaruhi flotasi adalah laju udara yang berfungsi sebagai pengikat
partikel yang memiliki sifat permukaan hidrofobik, persen padatan, untuk flotasi
pada partikel kasar dapat dilakukan dengan persen padatan yang besar
demikian sebaliknya, besar laju pengumpanan yang berpengaruh terhadap
kapasitas dan waktu tinggal. Laju udara pembilasan yang berfungsi untuk
XIII-4

mengalirkan konsentrrat ke dalam lounder. Ketebalan lapisan buih dan ukuran


gelembung udara juga mempengaruhi flotasi. 
Langkah-langkah dalam melukukan flotasi sebagai berikut:
1. Liberasi, analisis pendahuluan
Agar mineral terliberasi maka perlu dilakukan crushing atau grinding
yang diteruskan dengan pengayakan atau classifying. Ini
dimaksudkan agar ukuran butir mineral dapat seragam sehingga
proses akan lebih sukses atau berhasil. Analisis pendahuluan
dilakukan dengan menggunakan mikroskop sehingga dapat dilihat
derajat liberasinya dan kadar dari mineral tersebut. Diupayakan
dalam tahap ini juga dilakukan desliming, sebab slime akan
mengganggu proses flotasi.
2. Conditioning
Yaitu membuat suatu pulp agar nantinya pulp tersebut dapat
langsung dilakukan flotasi. Preparasi ini sebaiknya disesuaikan
dengan liberasi dalam proses basah, maka conditioning juga harus
dilakukan pada proses basah.Pada tahap pengkondisian, reagent
yang diberikan adalah modifier, collector dan terakhir frother.
3. Proses flotasi
Proses ini ditandai dengan masuknya gelembung udara ke dalam
pulp.

Sumber: Renald, 2012


Gambar 12.1
Froth Flotation
Sel flotasi berfungsi untuk menerima pulp dan dilakukan proses flotasi.
Jenis sel mendasarkan atas pemasukan udara, adalah :
XIII-5

1. Agitation Cell
Alat ini jarang digunakan, sebab adanya perkembangan dengan
diketemukannya sub aeration cell. Udara masuk ke dalam cell flotasi
karena putaran pengaduk.
2. Sub Aeration Cell
udara masuk akibat hisapan putaran pengaduk. Alat ini paling praktis
sehingga banyak digunakan.
3. Pneumatic Cell
Alat ini jarang sekali yang menggunakan, udara langsung
dihembuskan ke dalam cell
4. Vacum and Pressure Cell
Udara masuk karena tangki dibuat vakum oleh pompa penghisap dan
udara dimasukkan oleh pompa injeksi.
5. Cascade Cell
Udara masuk karena jatuhnya mineral. Syarat cell adalah :
1. Pulp tidak mengandap (dilengkapi dengan alat agitasi)
2. Ada pengatur tinggi pulp
3. Ada daerah yang relatif tenang sehingga butiran yang menempel
gelembung udara mudah naik ke permukaan
4. Konstruksi dibuat sehingga tidak terjadi short circuit
5. Mempunyai resirkulasi dan pengeluaran middling
6. Harus mempunyai penerimaan pulp dan pengeluaran busa yang
menumpuk
7. Mempunyai permukaan bebas untuk gelembung-gelembng yang
sudah mengandung mineral, sehingga tidak mempengaruhi agitasi
8. Harus dilengkapi dengan pengeluaran froth.
Proses flotasi dapat berlangsung optimal bergantung dari reagen-reagen
yang digunakan. Reagen yang digunakan juga beragam tergantung dari mineral
yang ingin kita peroleh. Reagen tersebut memiliki masing-masing kegunaan atau
saling melengkapi reagen lain. Adapun reagen – reagen kimia yang digunakan
antara lain yaitu:
1. Kolektor yang berfungsi untuk merubah sifat hidrophilik mineral
menjadi hidrophobik. Contohnya solar, sabun.
XIII-6

2. Frother yang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan air


atau menstabilkan gelembung – gelembung udara dalam air.
Contohnya detergen.
3. Depresan berfungsi untuk membantu menenggelaamkan partikel
mineral dengan caara menyelimuti permukaan partikel.
4. Dispersan berfungsi untuk menjaga partikel mineral tetap berada
tetap berada pada suspense.
5. Aktivator berfungsi untuk meningkatkan kerja kolektor pada
permukaan partikel mineral.

Sumber: Faraland, 2011


Gambar 12.2
Flotation Cell
13.3 Alat dan Bahan
13.3.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Timbangan (Neraca)
2. Spliter
3. Sendok
4. Nampan
5. Kantong plastik
6. Mikroskop/loope
7. Papan Grain Counting
8. Pan pemanas
9. Pemanas (Oven)
10. Ember
11. Gelas ukur
12. Stop Watch
13. Alat Flotasi
XIII-7

11.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah:
1. Batubara, ukuran – 200#
2. Mineral Kuarsa (SiO2)
3. Total berat kuarsa dan batuara halus sebesar 250 gr.
13.4 Prosedur Percobaan
Prosedur yang dilakukan untuk praktikum ini adalah:
1. Lakukan mixing antara batubara dan pasir kuarsa.
2. menentukan kadar batubaranya. Kemudian campur batubara dan kuarsa
dengan air dan aduk sampai merata.
3. Ukur debit air yang keluar.
4. Isi alat flotasi dengan air sampai penuh.
5. Hidupkan kompresor dan atur supaya debit udara yang keluar kurang
lebih 0.5 liter/menit.
6. Masukan feed di diatas pada feeder alat flotasi setiap 15 detik.
7. Atur kecepatan air sampai feed habis seluruhnya.
8. Tampung konsentrat (overflow) dan tailing (underflow), kemudian saring.
9. Letakan konsntrat ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 100° -
105°C sampai airnya hilang.
10. Timbang berat konsentrat. Kemudian menentukan kadar konsentrat
dengan grain counting.
11. Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t), dengan rumus Material
Balance dan Metallurgical Balance.

13.5 Rumus yang digunakan


Rumus yang digunakan dalam percobaan flotasi yaitu :
1. Material Balance
F = C + T ............................................ (12.1)

2. Metallurgical Balance
F.f = C.c + T.t........................................ (12.2)

3. Recovery (R)
XIII-8

C.c
R= x100%......................................
F. f
(12.3)

4. Ratio of Concetration (K)


F
K= ....................................................
C
(12.4)

Keterangan:

F = Berat Feed (gr)

f = Kadar Feed (%)

C = Berat Konsentrat (gr)

c = Kadar Konsentrat (%)

T = Berat Tailing (gr)

t = Kadar Tailing (%)


DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2015, ”Laporan Flotasi”. Dokumen.tips, diakses pada tanggal


7 Mei 2019 pukul 21.32

2. Dachi, Iqbal, 2015. “Flotasi Mineral Sulfida”. Academia.edu, diakses


pada tanggal 7 Mei 2019 pukul 21.15 WIB ( Referensi Internet ).

3. Renald, 2012, “Froth Flotation”. Britanica.com di akses pada tanggal


7 Mei 2019 pukul 14:42 WIB

4. Zaenal dan Tim Asisten Laboratorium Tambang, 2019. “Modul


Praktikum Pengolahan Bahan Galian”. Universitas Islam
Bandung. Bandung.

XIII-9

Anda mungkin juga menyukai