Anda di halaman 1dari 19

KEKAR (JOINT)

DAN
PENGKEKARAN
(JOINTING)
Bagian 2

(Dr. Ir. Yunus Ashari, MT)


Definisi dan proses Terbentuknya
1. Kekar (juga disebut rekahan ekstensional) adalah suatu
pemisahan bidang pada batuan yang tidak mengalami
perpindahan atau pergeseran;
2. Dua dinding dari bukaan yang dihasilkan biasanya bidang tetap
bersentuhan (dan serasi) tetapi ada kalanya terbuka;
3. Kekar dapat terjadi akibat:
– Tektonik Regional misalnya tekanan gaya di depan jalur gunungapi,
– Perlipatan  karena pelengkungan lapisan,
– Patahan, atau pelepasan tegangan internal selama pengangkatan atau
pendinginan.
4. Kekar-kekar tersebut sering terbentuk di bawah tekanan cairan
tinggi (misalnya tegasan efektif rendah), tegak lurus terhadap
tegasan (stres) utama minimum (σ3).
Aplikasi dan Manfaat Mempelajari Kekar
• Pertumbuhan kekar dikendalikan oleh ketebalan batuan yang terdeformasi.
• Lebar bukaan kekar adalah ruang antara dua dinding kekar yang diukur
tegak lurus terhadap jarak rata-rata antar_bidang;
• Lubang terbuka menghasilkan peningkatan permeabilitas;
• Lubang dapat tersumbat oleh semen mineral  menghasilkan
pengurangan permeabilitas;
• Kekar dengan bukaan besar (> beberapa mm) disebut rekahan atau
celahan;
• Jika celah dijumpai dalam jumlah yang cukup, kekar terbuka dapat
meningkatkan porositas dan permeabilitas sehingga batuan yang awalnya
tidak tembus air dapat menjadi reservoir yang produktif.
• Dalam penggalian, ukuran blok batuan terbesar tergantung pada frekuensi
(kerapatan) kekarnya;
• Kekar yang rapat akan mempemudah penggalian, dalam hal ini terkait
pemberaian tidak diperlukan peledakan.
Aplikasi dan Manfaat Mempelajari Kekar
5. Rekahan dapat dijumpai di setiap batuan karena sifat batuan di
kerak bumi bagian luar rapuh;
6. Rekahan menunjukkan variasi yang sangat luas tergantung asal-
usulnya, geometri dan sifat batuan;
7. Mengingat berbagai kepentingannya dalam bidang
pertambangan minerba, migas, airtanah, geothermal, CBM dan
lain-lain, maka saat ini studi studi kekar dan rekahan semakin
meluas, karena di samping kepentingan geoteknik lereng,
rekahan terbuka, baik yang alami maupun hidrolik, memberikan
permeabilitas penting untuk aliran fluida di reservoir tersebut;
8. Diperlukan pemahaman baru tentang retakan (kekar dan
rekahan) pada batuan.;
9. Sekilas akan kita akan tinjau, pertama-tama geometri dan
karakteristik kekar dan kedua, karakteristik geomekanika kekar
dan rekahan.
Karakterisasi Kekar

Berbagai jenis kekar pada struktur sesar normal konjugasi.


Dimodifikasi dari Haakon Fossen, Structural Geology (2010).
KARAKTERISASI KEKAR
Karakterisasi rekahan yang komprehensif melibatkan kegiatan
pemetaan (mapping), pengukuran, dan pendokumentasian
sejumlah parameter berikut ini:
1. Jenis kekar dan isinya (terbuka atau terisi).
2. Asosiasi rekahan dengan litologi tertentu, struktur (sesar, lipatan atau
tanpa struktur), riwayat deformasi (usia), dan medan tegangan saat ini
(in-situ).
3. Patahan batuan sistematis sering berkembang dalam satu atau lebih joint
set. Penting untuk memetakan dan mengukur joint set ini dan
menentukan usia relatifnya.
4. Sikap rekahan meliputi Tegasan atau gaya (terhadap Utara) dan sudut
kemiringan (dari 0 ° horizontal hingga 90 ° vertikal) dan arah (arah
kemiringan selalu tegak lurus terhadap arah gaya utamanya). Data ini
dapat ditampilkan pada plot stereografik (stereographic equal-area
plots). Jurus utama (dominan) kekar juga dapat diplot pada diagram
mawar atau histogram.
5. Panjang kekar menunjukkan persistensi lateral struktur. Panjang jejak
<1m adalah Kekar persistensi sangat rendah, sedangkan yang> 20m
adalah Kekar persistensi sangat tinggi.
KARAKTERISASI KEKAR
6. Jarak dari rekahan dan hubungannya dengan ketebalan lapisan atau
posisi struktur (berhubungan dengan sesar, berhubungan dengan
lipatan, atau tidak berhubungan sekali pun) adalah data penting.
Pada singkapan, jarak rekahan dapat diukur dengan meteran di
sepanjang garis pindai (scanline). Pengamatan menunjukkan bahwa
lapisan yang sangat kaku memiliki lebih banyak kekar daripada
lapisan yang sangat lunak; dan untuk litologi tertentu, lapisan yang
lebih tipis memiliki kekar yang jaraknya berdekatan.
7. Populasi: Terjadinya Kekar dapat dihitung dalam 1D (frekuensi kekar
untuk panjang tertentu), 2D (intensitas kekar untuk area tertentu),
dan 3D (kepadatan kekar untuk volume tertentu).
8. Bukaan adalah jarak tegak lurus antara dinding batuan yang
berdekatan (permukaan rekahan) dari suatu rekahan. Ini mungkin
terbuka (mengandung udara, air atau cairan lain) atau tertutup
(diisi oleh batuan patahan atau bahan injeksi lainnya). Apertur
mungkin:
a) ketat (<0,25 mm) untuk Kekar tertutup atau
b) lebar (> 10mm) untuk Kekar terbuka.
KARAKTERISASI KEKAR
9. Dinding rekahan tidak memiliki paralel yang sempurna, permukaan halus tetapi
mengandung kekasaran dan ketidakteraturan yang disebut kekasaran, yang
mengurangi permeabilitas rekahan. Beberapa pengetahuan tentang kekasaran
dapat membantu pemodelan aliran fluida yang lebih baik melalui rekahan.

Apertur akan berkurang sepanjang rekahan menuju bagian depan kekar. Bukaan
juga dapat berubah sepanjang ketinggian patahan karena kekasaran (lihat gambar
brikut). Seringkali istilah lubang 'ekuivalen', 'hidrolik', dan 'mekanis' digunakan
tergantung pada metode dan tujuan estimasinya.
KARAKTERISASI KEKAR
(Anatomi rekahan batuan)
10. Kekakuan retakan (Fracture stiffness, diukur dalam Pascal/mm)
adalah menggambarkan tegasan-deformasi dari rekahan
sehubungan dengan tegasan normal (kekakuan normal atau
ketahanan terhadap penutupan) dan tegasan geser (kekakuan
geser atau ketahanan terhadap perpindahan geser). Data tentang
kekakuan rekahan paling sulit diperoleh karena data tersebut
melibatkan laboratorium geomekanik atau eksperimen in-situ dari
batuan rekahan;
11. Konektivitas rekahan, yaitu perpotongan rekahan alami
menyediakan jaringan permeabilitas untuk fluida, sedangkan
rekahan terputus dan terisolasi tidak efektif secara hidrolik.
Kemungkinan konektivitas rekahan meningkat dengan populasi
yang lebih besar dan panjang rekahan dalam volume batuan
tertentu.
12. Sifat petrofisika dari rekahan termasuk porositas dan
permeabilitas.
Karakterisasi menurut
International Society for Rock Mechanics
(ISRM)
International Society for Rock Mechanics (ISRM) merekomendasikan
skala berikut untuk mengklasifikasikan jarak rekahan:

a) jarak sangat dekat (<0,02m);


b) jarak sangat dekat (0,02-0,06m);
c) jarak dekat (0,06-0,2m);
d) jarak sedang ( 0,2–0,6m);
e) jarak lebar (0,6–2,0m);
f) jarak sangat lebar (2,0–6,0m), dan
g) jarak sangat lebar (> 6,0m).

Frekuensi rekahan didefinisikan sebagai jumlah kekar per meter


panjangnya. Dengan demikian, ini adalah kebalikan dari jarak
antarkekar. Frekuensi Kekar sama dengan 1/jarak antarkekar.
KLASIFIKASI UMUM KEKAR
Klasifikasi Hogson (1961)
Pada tahun 1961 Buletin AAPG (Vol. 45), R.A. Hodgson menerbitkan
studinya tentang pola kekar yang ditelitinya dari batuan di Arizona dan
Utah, di mana ia membedakan antara:
a) Kekar sistematis, yaitu  kekar planar, paralel dan spasi merata, dan
membentuk 'set Kekar pervasif' tegak lurus dengan permukaan
perlapisan dan dapat dihubungkan oleh 'kekar silang'. Kumpulan Kekar
dapat berpotongan pada sudut dihedral konstan; Kekar konjugasi
memiliki sudut dihedral 30° –60°, sedangkan rekahan ortogonal berada
pada sudut siku-siku (hampir 90°).
b) Kekar non-sistematis  yang bentuk, orientasi, dan jaraknya tidak
teratur, melengkung dan sering berakhir di permukaan lapisan.
Kekar perlapisan (Bedding joints)
Hogson (1961)
Berdasarkan orientasi Kekar sehubungan dengan rekahan perlapisan
(terutama kekar) diklasifikasikan menjadi strike joint (dalam
pandangan atas, sejajar dengan strike bidang perlapisan), kekar dip
(tegak lurus terhadap perlapisan), dan kekar perlapisan (sejajar
dengan bidang perlapisan dalam tampilan tampak atas dan tampak
samping).
MODE REKAHAN
Berdasarkan pergerakan relatif permukaan rekahan, rekahan
batuan diklasifikasikan ke dalam empat 'mode'.

Berbagai 'mode’ rekahan tergantung pada


pergerakan relatif permukaan kekar.
MODE REKAHAN
• Kekar Mode I adalah Kekar tarik (bukaan) di mana dua permukaan
Kekar saling menjauh. Sendi pada dasarnya adalah patah tulang
Mode I. Sebaliknya, kekar gerus melibatkan pergerakan relatif
balok-balok batuan yang sejajar dengan permukaan rekahan.
Kekar gerus mungkin memiliki panjang:
– pada skala milimeter (mikroskopis), disebut microfaults;
– pada skala sentimeter disebut sesar minor;
– Patahan Mendatar besar (panjang meter) disebut dengan sesar. Kekar
gerus termasuk Mode ini.
• Kekar Mode II atau kekar gerus/geser, di mana gerakan relatif tegak
lurus dengan bagian depan rekahan (seperti pada sesar mendatar),
dan
• Kekar Mode III atau mode robek, di mana gerakan relatif sejajar
dengan bagian depan rekahan (seperti pada slip kesalahan). Kekar
hibrid menggabungkan gerakan tegangan (Mode I) dan geser (Mode
II atau III).
• Kekar Mode IV atau retakan penutup adalah anti-retak berskala
mineral; stylolites (larutan tekanan) adalah contoh tipikal dari mode
ini.
KEKAR GERUS VERSUS KEKAR TARIK

a) Beberapa retakan yang terlihat seperti kekar sebenarnya adalah Kekar


Gerus, yang pada dasarnya adalah patahan mikro, bukan kekar. Kekar
Gerustidak terbentuk akibat bukaan tegak lurus suatu retakan akibat
tegangan tarik, tetapi melalui kekar gerus yang menyebabkan gerakan
lateral pada permukaannya.
b) Kekar gerus dapat disalahartikan sebagai kekar, karena offset lateral dari
permukaan retakan tidak terlihat pada skala singkapan atau sampel
spesimen. Karena tidak adanya ornamen diagnostik atau kurangnya
gerakan atau offset yang terlihat, mereka dapat dibedakan dari suatu
pengekaran.
c) Sesar Mendatar terjadi pada rangkaian rekahan paralel planar dengan
sudut 60 derajat dan dapat memiliki ukuran dan skala yang sama dengan
kekar. Akibatnya, beberapa rangkaian kekar konjugasi sebenarnya
merupakan kekar gerus/retakan geser. Dalam kasus joint set seperti itu,
dimungkinkan untuk membedakan kekar tarik dari kekar gerus dengan
mencari keberadaan slickensides, yang merupakan produk dari gerakan
geser yang sejajar dengan permukaan rekahan.
d) Slickensides adalah lineasi ridge-in-groove berskala halus dan halus yang
ditemukan pada permukaan permukaan rekahan.
Perbedaan Kekar Gerus vs Kekar Tarik

Shear Fracture (SF, Kekar Gerus) dan Extension Fracture


(EF, Kekar Tarik)
BAHAN BACAAN TAMBAHAN
1) Aguilera, Roberto (1995, second ed.) Naturally Fractured Reservoirs (Pennwell)
2) Committee on Fracture Characterization and National Research Council (1996) Rock
Fractures and Fluid Flow: Contemporary Understanding and Applications (National
Academy Press, Washington D.C.)
3) Fossen, Haakon (2010) Structural Geology (Cambridge University Press)
4) Gudmundsson, Agust (2011) Rock Fractures in Geological Processes (Cambridge
University Press)
5) Narr, Wayne (2006) Naturally Fractured Reservoir Characterization (Society of
Petroleum)
6) Nelson, Ronald (2001, second ed.) Geologic Analysis of Naturally Fractured Reservoirs
(Gulf Professional Publishing)
7) Singhal, B.B.S. and Gupta, R.P. (2010, second ed.) Applied Hydrogeology of Fractured
Rocks (Springer)
8) Van Golf-Racht, T.D. (1982) Fundamentals of Fractured Reservoir Engineering (Elsevier)
BAHAN BACAAN TAMBAHAN
9. Fundamentals of Rock Mechanics, John Jaeger, N.G. Cook and
Robert Zimmerman (Wiley-Blackwell, 2007, 4th ed.)
10. Petroleum Related Rock Mechanics, by Erling Fajr, R.M. Holt,
A.M. Raaen and R. Risnes (Elsevier, 2008, 2nd ed.)
11. Reservoir Geomechanics, Mark Zoback (Cambridge
University Press, 2010)
12. Rock Joints: The Mechanical Genesis, Georg Mandl (Springer,
2005, 2010)

Anda mungkin juga menyukai