Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER I/2022-2023

STRUKTUR APLIKASI/3D/STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN


Take home Test: 1 Minggu,5-12 Desember 2022
Dosen: Prof. Ir. Benyamin Sapiie, PhD/Dr. Ir. Indra Gunawan, Msc.

Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan-pertanyaan dibawah ini, pergunakan


gambar dan diagram apabila perlu (total 100 point).

1. Jelaskan konsep Palinspatic menggunakan teknik balancing cross-section? (10)


2. Jelaskan metoda Fault-Seal-Analysis dan kegunaannya? (10)
3. Jelas terminologi Wrench Fault/Wrench Tectonics termasuk mekanismenya dan
perbedaannya dengan definisi strike-slip fault? (10)
4. Jelaskan mekanisme pembentukan thrust fault dan bedanya dengan reverse fault? (10)
5. Jelaskan konsep Tectono-Stratigraphy; kenapa diperlukan konsep ini? (10)
6. Lihat lampiran 3 penampang seismik: buatlah interpretasi menggunakan metoda
Kink-fold untuk masing2 penampang (beri warna untuk tiap unit/horizon picking) dan
tentukan jenis sesar, style, serta urutan deformasinya). (30)
7. Lihat lampiran penampang seismik: buatlah interpretasi, beri warna untuk tiap
unit/horizon picking dan tentukan jenis sesar, style, serta urutan deformasinya dengan
menggunakan konsep Palinspatic Reconstruction utk satu penampang yang dipilih
dengan menggunakan metoda Kink-fold (20)

*) Cantumkan sumber referensi apabila ada dan diperlukan.

- Hasil Ujian dikumpulkan dalam bentuk pdf. dan diemailkan ke: bsapiie@geodin.net, cc:
indra.gunawan@geodin.net dengan format: nama_nim_uas3D

JAWAB

1. Rekonstruksi palinspatic menggunakan Teknik balancing cross section, adalah


rekonstruksi penampang palinspatic menggunakan prinsip balancing cross section.
Restorasi palinspastik adalah restorasi unit ke konfigurasi pra-deformasi yang
benar dengan mengembalikan secara tepat perpindahan yang membentuk struktur
(Groshong, 2006). Dengan asumsi slip/ketebalan/volume batuan yang konstan.
Biasanya rekonstruksi palinspatic menggunakan Teknik balancing cross section
digunakan mengetahui sejarah geologi ataupun memvalidasi interpretasi strukur
dsb, Asumsi yang dipakai pada teknik balancing cross-section adalah bahwa
volume batuan selama deformasi adalah konstan (Bed Length Balancing, Bed
Area Balancing, Paralel Folding [mekanisme flexural] Constant slip). Hal hal
yang harus diperhatikan ketika melakukan balancing crossection seperti, rollover
geometry, Orientation of Upper segment of the Fault, Accuracy of Depth
Conversion, Shape of Regional, Accuracy of stratigraphy Geometry an Uplift,
Erosion and Differential Component.
2. Metode Fault seal analysis bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan dari dua
reservoir yang terpisah akibat segmen sesar. Hal ini karna memengaruhi
parameter permeabilitas dan porositas dari sebuah batuan yang mengalirkan fluida
hidrokarbon ke permukaan, dimana sesar merupakan salah satu perangkap yang
baik untuk hidrokarbon. Hal ini perlu dianalisis karena sesar (pensesaran) dapat
menurunkan permeabilitas, porositas dan manaikan tekanan formasi. Mekanisme
dimana sesar dapat menyegel (seal) fluida.
• Juxtaposition dimana reservoir pasir sejajar dengan batuan yang memiliki
permeabilitas rendah seperti clay/shale dengan tekanan tinggi.
• masuknya clay smear pada bidang patahan, yang kemudian meningkatkan
tekanan sesar itu sendiri
• Cataclasitic, dimana batu pasir dihancurkan hingga butiran menghasilkan
Fault Gouge yang memiliki butir halus, sehingga memberikan tekanan
yang tinggi.
• Diagenesis / mineralization/ Alteration, terjadi sementasi dimana bidang
sesar yang permeable dapat secara parsial atau menyeluruh kehilangan
porosity, hingga akhirnya membentuk hydraulic seal
Fault seal analysis penting karena dapat membantu memahami properti zona sesar,
dapat menentukan apakah suatu sesar leaking/sealing, yang kemudian dapat
diaplikasikan seperti halnya pada perkiraan tinggi kolom hidrokarbon yang
potensial.

3. Strike slip faults merupakan sesar dengan arah pergerakan sejajar dengan strike.
sementara Wrench faults adalah terminologi struktur edngan dominan
deformational force couple, (thick-skinned) pada sesar strike slip yang vertikal
maupun hampir vertikal yang melibatkan batuan dasar (beku, metamorf maupun
pracrustal sedimentary rocks) (Moody and Hill,1956;wilcox and others, 1973;
Biddle and Christine-Blick,1985). Anderson(1951) menjelaskan mengenai
ruptures di kerak bumi yang mengalami dominan pergerakannya relatif horizontal
dari satu blok yang lain sementara bidang bidang sesarnya vertikal disebut
sebagai ”wrench faults”. Tipe deformasi dari wrench faults adalah kontraksional
(koalisil) pada batas lempeng
Atribut pada wrench faults diantaranya:
• Lateral-slip evidence (terkadang sukar dilihat)
• Melibatkan basement rocks (thick-skinned) on a regional/
continental scale (versus tear faults which are thin-skinned/sedimentary
cover faults of limited extent)
• Vertical or very steep fault plane

4. Thrust faults merupakan struktur compresional dengan pergerakan hangingwall


keatas bidang footwall dengan sudut kurang dari 30 derajat, Sementara reverse
fault merupakan sesar dengan pergerakan hangingwall keatas footwall dengan
sudut lebih curam dibanding thrust fault.
reverse fault cenderung lebih mudah diidentifikasi dari litologi karena
menyebabkan perubahan litologi, dimana litologi yang lebih tua bergerak naik
diatas litologi yang lebih mudah, hal ini dilihat sebagai perulangan litologi.
Sementara pada thrust fault lebih sulit karena sulit dilihat deformasi dan dislokasi
dikarenakan sudut yang lebih landai, apalagi ketika batuan yang sama dengan
offset yang tidak jelas pada kontak litologi. Thrust fault yang melibatkan thin-
skinned style deformasi atau disebut juga ramp-flat geometry, dapat
mememengaruhi di sepanjang zona lemah sekuen sedimen, ketika efektivitas
decollment menjadi berkurang, thrust akan cenderung memotong bagian ke
tingkat atas stratigrafi sampai mencapai zona decollment yang dapat melanjutkan
dengan sudut yang lebih landai.
5. Tektonostratigrafi merupakan konsep stratigrafi pada suatu cekungan sedimen
pada skala luas, dengan mempelajari hubungan antara unit litostratigrafi, fasies
heterogen sekuen dengan menghubungkannya pada proses tektonik yang terjadi
pada cekungan tersebut. sementara Watkinson et al., 1977 mengartikan sebagai
identifikasi mega sekuen dan interpretasi tectonic setting pada saat terakumulasi
Tectonostratigrafi diperlukan untuk

6. Duplex Thrusts Fault, Contractional

Duplex Thrust Fault and detachment Basalt, Contractional


Pull Apart Normal Fault, Extensional

Reactivation, Extenstional

7.

Anda mungkin juga menyukai