SESAR (FAULT)
PENDAHULUAN
Sesar (fault) atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami
pergeseran melalui bidang rekahnya. Sesar dapat berupa bidang rekahan tunggal atau
berupa suatu zona rekahan pada kerak bumi yang merupakan tempat terjadinya
pergerakan yang cukup besar sejajar dengan bidang atau zona rekahan tersebut. Sesar
memisahkan blok-blok yang saling bergerak, dan pergerakan blok yang satu akan
menyebabkan kerusakan blok lainnya pada permukaan sesar. Sesar adalah rekahan
gerus (shear fracture), dan istilah penggerusan (shearing) seringkali digunakan
sebagai sinonim untuk pensesaran (faulting). Sesar terdapat pada batuan yang paling
keras dan kuat seperti granit, pada batuan yang lebih lunak, dan pada material bumi
yang tidak seragam seperti perselingan batupasir dan batulempung.
Sesar pertama kali dikenali oleh penambang Eropa, dan ahli geologi di abad ke-19
menyebut sesar sebagai shoves, traps, heaves, shifts, breaks, throws, rents, dan clefts.
Efek sebuah sesar pada penambangan batubara dan mineral bijih menghasilkan
perdebatan yang membingungkan mengenai penamaan, klasifikasi, dan material asal,
dan akhirnya pada waktu geologi dan lingkaran penambangan (lihat Reid dkk, 1913;
Gill, 1935; Gill, 1941; Hill, 1959; dan Crowell, 1959).
Kekar dan bidang belah pada batuan merupakan rekahan namun bukan sesar,
meskipun mereka dapat memperlihatkan pergerakan yang cukup besar pada arah
tegak lurus dengan bidang rekahnya dan menghasilkan terbuka dan terpisahnya
permukaan rekahan, tetapi tidak memperlihatkan pergerakan sejajar dengan bidang
rekahnya. Kekar dan bidang belah dapat saja menghancurkan kekuatan suatu massa
batuan, namun tidak menghasilkan pergeseran pada strukturnya. Sesar memiliki
ukuran lebar yang bervariasi, dari yang mikroskopik sampai ribuan kaki, dan
mencapai panjang lebih dari puluhan atau ratusan mil (Gambar 5.1). Beberapa sesar
bahkan berdimensi kontinen, dan dipercayai memotong kerak dan memanjang
sampai ke bawah mantel. Pergerakan total sepanjang sesar berkisar dari puluhan inci
sampai ratusan mil, dan dapat melibatkan pergerakan massa material kerak hingga mil
kubik. Heterogenitas vertikal yang disebabkan oleh sesar pada struktur kerak bumi
menghasilkan penampakan goresan pada topografi, seperti fault scarps dan rift valleys.
Khusus untuk bentang darat (landscape), seperti pegunungan dan cekungan, sesar
menghasilkan kompleksitas pada dataran geologi yang sederhana, pergeseran unit
litologi ke dalam lingkungan anomali, pensejajaran (juxtaposition) yang aneh, dan
menghancurkan batuan alami dengan cara crushing dan grinding. Selain itu, sesar
seringkali berperan dalam pembentukan morfologi pegunungan.
A
Footwall
block
Hanging
wall
block
Gambar 5.2. Tiga jenis kenampakan sesar (Twiss dan Moores, 1992).
Pada umumnya sesar merupakan rekahan gerus brittle (Gambar 5.2A) atau sebuah
zona yang terdiri dari banyak rekahan gerus (Gambar 5.2B). Sesar dapat pula berupa
zona gerus ductile yang sempit, di mana deformasi diakomodasi oleh pergerakan
tanpa batuan kehilangan kohesi pada skala singkapan (Gambar 5.2C). Jalur sesar
atau zona gerus mempunyai dimensi panjang dan lebar yang beragam, dari skala
minor atau sampai puluhan kilometer (Gambar 5.1). Kekar yang memperlihatkan
pergeseran sejajar dengan bidang rekahnya dapat pula dikatakan sebagai sesar mikro
(microfault). Rekahan yang cukup besar pada permukaan akibat regangan, amblesan
(subsidence), longsor, yang disebut sebagai fissures, tidak termasuk ke dalam definisi
sesar. Sesar yang terjadi pada daerah yang cukup dalam, pada kondisi temperatur dan
tekanan tinggi, akan berkembang sebagai zona gerus ductile (Gambar 5.2C).
Goresan kecil atau striae, sering terdapat pada pergerakan permukaan, yang mungkin
mengalami penghalusan atau pemolesan menjadi cermin sesar (slickensides)
(Gambar 5.3A). Biasanya, lempung halus lunak dan lengket (gouge) terbuat dari
batuan dasar halus dan hancur berasal dari dinding, membentuk ketebalan puluhan
inci sampai puluhan kaki di sepanjang sesar. Pada saat pergerakan sesar telah sangat
intensif dan telah membentuk panas serta friksi, material dari dinding mengalami
crush, resementasi, dan bahkan di beberapa contoh leburan kadang-kadang
membentuk batuan gelas, dan seringkali banded mylonites (Gambar 5.3B).
A
Gambar 5.3. Sesar dengan cermin sesar (Fotor A) dan zona milonit (Foto B).
Sepanjang sesar terbuka, fragmen kasar sampai membundar berasal dari dinding
membentuk zona breksiasi. Ruang antara fragmen mungkin tetap terbuka,
menyebabkan adanya sirkulasi air tanah, terisi oleh material dasar yang lebih halus,
atau mungkin terisi oleh mineral seperti kuarsa atau kalsit, hasil presipitasi dari
sirkulasi air. Breksi biasanya diisi oleh mineral bijih dalam konsentrasi yang cukup
untuk membentuk cebakan/tubuh mineral bijih yang dapat dieksploitasi. Sebuah irisan
dinding batuan pada zona sesar disebut dengan horse, atau slice. Istilah slice sering
digunakan untuk massa batuan berbentuk tabular tipis yang terdapat di antara sesar-
sesar yang sejajar.
Dinding batuan sepanjang sesar dapat mengalami rekahan oleh terbentuknya kekar
dan sesar minor, dan struktur dinding batuan, seperti bidang lapisan, dapat mengalami
pembengkokan dan terdeformasi membentuk lipatan seretan (drag folds) di sepanjang
dinding sesar. Struktur minor ini berasosiasi dengan pergerakan sesar dan sering
bermanfaat dalam penentuan arah pergerakan utama sesar.
Besar pergerakan yang telah terjadi pada sesar sering direfleksikan oleh kehadiran
atau intensitas dari perkembangan terbentuknya kenampakan internal atau dinding
batuan. Sebaliknya, sesar yang terbentuk oleh pergerakan kecil menghasilkan
breksiasi yang intensif, rekahan dinding, pembentukan gouge tebal, pergerakan
mencapai puluhan mil dapat memperlihatkan deformasi sangat kecil pada dinding
atau pembentukan breksi, gouge, atau milonit. Bagian yang terakhir telah terlihat pada
batuan yang tersingkap di permukaan dan pada lubang bor kecuali bila terdapat
petunjuk lain mengenai keterdapatannya, seperti lapisan terpotong (truncated beds)
atau pensejajaran tipe batuan berbeda yang aneh (strange juxtaposition) atau massa
batuan dari umur yang amat berbeda. Secara keseluruhan, sesar merupakan zona
lemah, tidak cukup tersingkap dengan baik karena pelapukan dan erosi yang
menghancurkan singkapan permukaannya dan menutupnya dengan soil dan aluvium
kecuali pada pegunungan tinggi dan sepanjang tebing curam. Sesar sangat baik
terlihat pada singkapan buatan seperti pada potongan jalan (road cuts), penambangan
(mines), atau penggalian (quarries).
GEOMETRI SESAR
Untuk sesar yang tidak vertikal terdapat dua istilah penting yang digunakan untuk
mendeskripsi blok pada kedua bagian sesar. Definisi ini berlaku untuk sesar naik dan
sesar normal, adalah sebagai berikut (Gambar 5.4) :
1. Hangingwall adalah blok yang terletak diatas bidang sesar.
2. Footwall adalah blok yang terletak dibawah bidang sesar
Geometri tiga dimensi bidang sesar dapat sangat bervariasi antara lain :
1. Planar, sesar dengan geometri bidang yang lurus.
2. Listric, sesar dengan geometri bidang yang cekung ke atas, di mana bidang sesar
semakin landai dengan bertambahnya kedalaman).
3. Steepening downward atau cembung keatas, di mana bidang sesar semakin terjal
dengan bertambahnya kedalaman.
4. Anastomosing, sesar dengan bidang becabang-cabang yang tidak beraturan.
Secara tiga dimensi, perhentian sesar di atas ditandai oleh sebuah garis terminasi
(termination line) yang jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :
1. Tip line, adalah di mana pergeseran sesar menjadi nol. Tip line adalah garis yang
memisahkan batuan yang bergeser dan yang tidak, atau ujung dari rekahan. Tip
line membentuk loop tertutup, kecuali jika sesar memotong permukaan bumi atau
bercabang.
2. Branch line adalah garis dimana sesar berpotongan atau bercabang menjadi sesar
lain.
3. Surface trace adalah garis perpotongan antara sesar dengan permukaan bumi.
Pergeseran satu blok relatif terhadap blok lainnya membentuk vektor slip (slip vector).
Vektor ini menghubungkan dua titik yang tadinya berhubungan di salah satu sisi dari
sesar. Titik-titik ini dikenal sebagai piercing points. Sangatlah jarang kita dapat
mengamati secara langsung vektor slip di lapangan. Tetapi informasi ini bisa
didapatkan dari garis-garis atau bentuk-bentuk linier yang memotong dan telah
tergeser sepanjang bidang sesar. Kebanyakan bentuk-bentuk liniar ini terbentuk oleh
perpotongan dua bidang, antara lain :
1. Perpotongan antara intrusi (dike) dengan bidang perlapisan.
2. Perpotongan bidang tertentu di atas dan di bawah ketidakselarasan.
3. Sumbu lipatan.
Tetapi secara umum lebih mudah mengenali bentuk-bentuk planar yang tergeser oleh
sesar, di mana dalam kasus ini kita hanya membicarakan separation, bukan slip
(Gambar 5.5).
Terdapat banyak kemungkinan slip yang dapat membentuk separation planar yang
dapat diobservasi. Sebagai contoh adalah sesar pada Gambar 5.5, jika hanya melihat
bagian atas dari blok, kita akan menginterpretasi sesar tersebut sebagai sesar mendatar
(strike-slip). Jika hanya melihat dari bagian samping, kita akan menginterpretasi sesar
tersebut sebagai sesar normal. Namun sesar pada Gambar 5.5 dapat saja merupakan
kombinasi antara pergeseran mendatar dan pergeseran normal.
UNSUR-UNSUR PADA STRUKTUR SESAR
Secara umum unsur geometri sesar dapat dibagi menjadi (Gambar 5.6) :
1. Bidang sesar, yaitu bidang rekahan tempat terjadinya pergeseran, yang
kedudukannya dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.
2. Hangingwall, yaitu bagian terpatahkan yang berada diatas bidang sesar.
3. Footwall, yaitu bagian terpatahkan yang berada dibawah bidang sesar.
4. Throw, yaitu besaran pergeseran vertikal, dihitung pada bidang vertikal yang
tegak lurus jurus sesar.
5. Heave, yaitu besaran pergeseran horisontal, dihitung pada bidang vertikal yang
tegak lurus jurus sesar.
6. Slip, yaitu pergeseran relatif sebenarnya.
lip
Strike-s
Oblique-s
Di lip
p -s
lip
ne
lt pla
Fau
mponent
Horizontal co Vertical
component
Throw Di Oblique-s
p- lip
sli
p
Hea slip t
k e- n
ve Stri pone
com
Gambar 5.6. Komponen geometri pada bidang sesar (Twiss dan Moores,
1992).
KLASIFIKASI SESAR
Berdasarkan pergeseran relatifnya dan unsur-unsur geometri sesar yang telah dibahas
di atas, sesar dapat diklasifikasikan sebagi berikut.
Sesar dip slip memperlihatkan slip yang sejajar atau hampir sejajar dengan arah
kemiringan bidang sesar (Gambar 5.7a, 5.7b, 5.8d, dan 5.8e).
Sesar dip slip disebut sebagai sesar normal (normal fault) jika blok hangingwall telah
bergerak relatif turun terhadap blok footwall (Gambar 5.7a dan 5.8d). Pergerakan
sesar normal adalah regangan pada arah horizontal. Sesar normal akan menghasilkan
kontak batuan yang muda di atas batuan yang lebih tua di bawah, di mana pada urutan
yang normal seharusnya masih terdapat batuan lain di antara kedua batuan tersebut.
Sesar normal dapat diklasifikasikan menjadi dua : (i) sesar normal dengan sudut
kemiringan terjal (high-angle dip) di mana kemiringan bidang sesar lebih besar dari
45o dan (ii) sesar normal dengan sudut kemiringan landai (low-angle dip) di mana
kemiringan bidang sesar lebih kecil dari 45o.
Sesar dip slip disebut sebagai sesar naik (reverse fault) jika blok hangingwall telah
bergerak relatif naik terhadap blok footwall (Gambar 5.7b dan 5.8e). Pergerakan
sesar naik adalah kontraksi pada arah horizontal. Sesar naik akan menghasilkan
kontak batuan yang tua di atas batuan yang lebih muda di bawah. Sesar naik dapat
diklasifikasikan menjadi dua : (i) sesar naik dengan sudut kemiringan terjal (high-
angle dip) di mana kemiringan bidang sesar lebih besar dari 45o (biasa disebut
sebagai sesar naik) dan (ii) sesar naik dengan sudut kemiringan landai (low-angle dip)
di mana kemiringan bidang sesar lebih kecil dari 45o (biasa disebut sebagai sesar
anjak atau thrust fault).
Sesar Rotasi
Dalam sesar rotasi, salah satu blok bergerak berputar terhadap blok lainnya. Ini dapat
terjadi jika bidang sesar tidak lurus atau melengkung, di mana rotasi terjadi dengan
sumbu rotasi sejajar atau tegak lurus dengan bidang sesar. Sesar rotasi dengan sumbu
rotasi tegak lurus bidang sesar dinamakan sebagai scissors fault atau hinge fault
(Gambar 5.9).
BATUAN SESAR
Proses pensesaran menghasilkan batuan dengan tekstur yang khas, dan tesktur
tersebut dapa diklasifikasikan sesuai dengan mekanismenya. Dua mekanisme yang
dibicarakan dalam proses pensesaran adalah fricitional-cataclastic (mekanisme brittle)
dan mekanisme crystal-plastic.
Klasifikasi Sibson
Klasifikasi yang terkenal untuk batuan sesar adalah dari Sibson (1982). Klasifikasi
tersebut mempunyai dua kategori yaitu berfoliasi atau random (Gambar 74):
Incohesive
cataclasites 1-4 km.
Fa
Cohesive
ult
Ccataclastic cataclasites
z
on
rocks
Temperature 250º-350º C
Myloniteic Mylonites
fault
rocks
Gambar 74. Klasikasi dan Distribusi batuan sesar secara vertikal (Twiss dan
Moore, 1992)
Definisi milonit (mylonite) sampai saat ini masih mengandung kontraversi, dimana
tidak ada satu definisi umum yang dapat diterima, walaupun kurang tepat satu defini
dari batuan ini umum digunakan. Secara umum dalam literatur ada tiga definisi yang
mewakili batuan ini, yaitu:
Setiap batuan yang bersifat foliasi dimana butirannya telah diperkecil oleh
mekanisme yang bekerja dalam proses pensesaran.
Proses Pensesaran
Sebuah pertanyaan yang sangar penting adalah “bagaimana memulai sebuah sesar?”
Pengetahuan yang berkaitan proses rangkaian struktur didapatkan dari hasil
percobaan shear mengunakan lempung berlapis (Gambar 75).
Hasil percobaan diatas menyimpulkan bahwa strike-slip meblibatkan dua proses yaitu:
Struktur sebelum proses pensesaran (pre-rupture structures)
Struktur sesudah proses pensesaran (post-rupture structures)
Pre-rupture structures
Gambar 76. Sistem rekahan Riedel yang dihasilkan dari percobaan diatas.
Sudut yang membentuk sintetik dan antitetik shear dikontrol oleh koefisien friksi
dalamnya. Sudut-sudut dan geometry yang dihasilakan menyimpulkan bahwa
maksimum kompresi dan sumbu utama pemendekan (shortening) dari strain
infinitesimal, keduanya mempunyai orientasi 45o dengan batas dari zona sesar (shear
zone).
Rekahan terbuka (extension crack) akan sangat berguna karena untuk kasus tertentu
rekahan ini akan membentuk sudut 45o dengan batas dari zona sesar (Gambar 77).
Gambar 77. A) Orientasi rekahan terhadap zona sesar utama, B) rotasi dari blok
didalam zona sesar menghasil pergerakan yang berlawanan arah dengan sesar utama.
Rupture didefinisikan pada proses pensesaran atau proses dimana sesar muncul
dipermukaan. Pada saat rupture, pasangan rekahan baru terbentuk yang dinamakan
sebagai P-shears untuk simetri dari R-shear (Gambar 78). Dimana rekahan ini
mempunyai tendensi untuk bersatu dengan R-shear membentuk zona sesar yang
menerus.
Untuk mengerti kinematik dari deformasi sesar, kita harus menentukan pergerakannya
(slip). Vektor slip terdiri dari dua yaitu: (1) orientasi dari garis atau struktur linear
dalam blok yang telah bergerak, (2) arah pergerakan (sense of slip) atau pergerakan
relative blok satu dengan lainnya.
Data geologi biasanya memberikan salah satu dari bukti diatas. Urutan daftar dibawah
ini adalah bentuk struktur yang umum dijumpai dilapangan yang dapat digunakan
untuk menentukan pergerakan sesar.
Orientasi
Liniasi mineral
Rekahan Riedel shear, struktur tangga (steps), tool marks, rekahan terisi
(sigmoidal gash fractures), drag fold, curved mineral fibers.
Untuk sesar Crystal Plastic (ductile shear zone)
Sheath folds, S-C fabrics, asymmetry c-axis, mica fish, asymmetry augen,
rekahan dan mineral yang terrotasi.
Gambar 79. Analisa pergerakan untuk jenis brittle fault (Allmendinger, 2003)
Gambar 80. Analisa pergerakan untuk jenis brittle fault (Allmendinger, 2003)
Gambar 81. Analisa pergerakan untuk jenis ductile fault (Allmendinger, 2003)
Pengenalan dan Gejala Umum Sebagai Bukti Sesar
Perlu diingat bahwa proses pemebentukan sesar dari batuan yang homogen dan tidak
ada rekahan dapat digambarkan oleh lingkaran Mohr (Gambar 82) untuk stress yang
menyentuh kurva pecahnya batuan (failure envelop).
Gambar 82. Diagram Mohr yang memenggambarkan mekanisme pensesaran
Dalam kondisi dangkal, kurva pecahanya batuan akan mempunyai lereng yang
konstan yang dikenal sebagai Coulomb Failure Criteria (untuk lebih jelas lihat Bab 4)
yang hubungan matematisnya dapat digambarkan sebagai berikut:
s = So + n* , dimana = tan
Apa yang digambarkan dalam hubungan diatas adalah, dalam kondisi ini sesar harus
mempunyai sudut 45– /2 terhadap 1 (Gambar 83). Karena untuk kebanyakan
batuan, = 30o, maka sesar juga harus terbentuk 30o terhadap maksimum stress, 1.
Lebih jauh lagi lingkaran Mohr memperlihatkan bahwa dalam dua dimensi ada dua
kemungkinan orientasi sesar yang simetris pada 1 (Gambar 84).
Fault tersebut dikenal sebagai conjugate fault sets dan sangat umum dijumpai
dilapangan. Interpretasi standart adalah 1 akan membagi sudut lancip dan 3 akan
membagi dua sudut tumpul.
Teori Sesar Anderson (1951)
Anderson (1951) menyadari kepentingan dari Coulomb Failure Criteria dan lebih dari
itu, ia menyimpulkan karena permukaan bumi adalah permukaan bebas jadi tidak ada
stress yang bekerja. Sehingga, salah satu dari tiga stress utama akan tegak lurus
permukaan bumi karena sumbu stress utama (principal stress) selalu tegak lurus pada
bidang dimana shear stress tidak bekerja. Dua sumbu utama lainnya pasti akan sejajar
permukaan tersebut (Gambar 85).
Batasan ini memberikan beberapa hubungan khusus antara stress dan geometri sesar,
sebagai berikut:
1
2
3
3
2
1
2
3
1
Gambar 86. Hubungan antara jenis sesar dan stress yang bekerja
Teori Anderson (1951) telah terbukti kegunaanya tetapi perlu diingat bahwa teori ini
bukan suatu teori yang berlaku umum. Sebagai contoh, teori memprediksi bahwa kita
tidak akan pernah menjumpai sesar normal bersudut rendah dipermukaan bumi, tetapi
kenyataannya bahwa sesar jenis ini banyak dijumpai. Selain itu sesar naik sudut
tinggi juga dijumpai walaupun tidak ada dalam teori.
Anderson teori umumnya terlalu terbatas untuk banyak kasus dipermukaan bumi yang
hamper selalu mempunyai rekahan dengan orientasi yang bermacam-macam.
Sehingga pada ahli geologi struktur mengembangkan berbagai tehnik baru untuk
menganalisa populasi sesar. Ada dua cara untuk mempelajari populasi sesar:
1. Memberlakukan data sesar sebagai strain yang dihasilkan dari proses
pensesaran, kinematik analisis
2. Mempelajari populasi sesar dalam bentuk stress yang menyebabkannya atau
dinamik analisis.
Kedua metoda diatas mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-2 dan untuk
keduanya memerlukan data jenis pergerakan dari semua sesar yang akan dianalisa.
Hubungan yang praktis antara orientasi sumbu stress dan jenis struktur menurut
Anderson (1951) hanya berlaku dekat permukaan. Dikedalaman banyak faktor yang
akan mempengaruhi orientasi sumbu-2 stress, sehingga mempunyai arah yang
bervariasi yang ternyata juga merupakan orientasi dari sesar. Dalam kondisi tertentu
variasi tersebut dapat untuk menggambarkan stress trajectories yang berhubungan
dengan model teoritis seperti yang dilihat pada Gambar 88.
Gambar 88. Model teoritis berupa stress trajectories (yang berwarna) dan orientasi
sesar normal (garis terputus-putus) sebagai hasil dari pergerakan keatas dalam dua
dimensi (Park, 1989).
Variasi sudut awal sesar mungkin sudah terprediksi bahkan dalam orientasi stress
yang yang sama, dikarenakan meningkatnnya efek kebawah dari dalam tekanan
batuan (confining pressure). Perubahan ini diperlihatkan dengan oelh perubahan
lereng dari kurva Mohr failure envelop terutama ketika stress horizontal berubah dari
tensional ke compressional dengan perubahan kedalaman. Walaupun efek ini tidak
selalu menghasilkan bidang sesar yang cekung (listric). Suatu sesar waktu mulai bisa
mempunyai sudut 30º dan bergeral kepermukaan dengan sudut yang relatif sama.
Ketika batuan tertekan dalam kondisi brittle, efek strain akan bekerja sebelum batuan
tersebut terkekarkan. Peru bahaan ini penting untuk digunakan dalam memprediksi
gempabumi. Strain permulaan akan bersifat elastik, tetapi ketika shear stress
mencapai harga setengah dari kekuatan batuan, batuan akan mulai memperlihatkan
sedikit deformasi yang bersifat permanen yang diakibatkan pergerakan dan regangan
rekahan kecil dalam zona strain terbesar dimana pada akhirnya sesar terjadi.
Intensitas rekahan ini bertambah ketika mendekati nilai kekuatan shear. Bukaan dariu
rekahan menyebabkan peningkatan volume atau dilation dalam batuan yang
berasosiasi dengan peningkatan kandungan fluida ketika air tanah mengisi rekahan-
rekahan tersebut. Peningkatan tekanan fluida mempunyai efek melemahkan batuan
(efective stress).
Keterdapatan Umum :
Sifat-sifat umum:
KM
0 5 10
5
10
Hanging wall
anticline Hanging wall
Rollover
e syncline
A ve r
Roll-O
Ramp
B Hanging wall block a Hanging wall
Flat
Foot wall Ramp
Foot wall block
B Listric Fault
Detachment
C Flat
2 3
Horsetall Faults or
1 Listruc Fan
R
ID
ER
Foot wall "R Hanging wall
So R ID oo
le ER tF
Hanging wall or
Flo
au
lt"
or F
ault
s
D E
Floo
r Fa
ult Root
Fault
4
3
2 1
F Extensional Duplex
G
Gambar 88. Jenis dan geometri dari sesar normal (extensional fault). A)
Intracontinental extension, model dari Wernicke (1985), B) Geometri dari sesar
normal jenis listric, C) Sesar normal listic dengan geometri flat-ramp, D) Sesar
normal listric dengan struktur geometri collapse, E) Salah satu evolusi dari sesar
normal jenis listric, F) Sesar normal listric yang membentuk “duplex”, G) Sesar
normal dengan transfer zone (modifikasi dari Park, 1989).
Keterdapatan umum :
Hangingwall ramp
ramp
Hangingwall flat
Footwall
Footwall ramp
A B
1 2 3
3 2 1
C
D
roof thrust
pop up
3 2
non slip 1
Pergerakan sepanjang sesar geser terjadi dengan pelepasan tegasan secara lateral pada
arah sumbu tegasan normal terkecil dan pemendekan pada arah sumbu tegasan normal
terbesal, pergerakan yang terjadi berupa strike-slip/pergeseran. Anderson (1951)
menamakan sesar ini sebagai sesar transcurrent/transcurrent fault namun kemudian
istilah wrench fault yang digunakan oleh Kennedy diterima penggunaanya. Flaws dan
tear faults merupakan sinonim yang kurang lebih sama artinya. Lipatan dan thrust
diakibatkan oleh suatu bidang tegasan sebelumnya dan berbeda atau rejim yang
sebelumnya membentuk wrench fault. Pada dataran yang seperti itu, sumbu lipatan
dan thrust fault terpotong secara oblique oleh sesar wrench, sumbu lipatan dan trusts
berada pada arah sumbu tegasan normal menengah dari orientasi tegasan sebelumnya
dimana relief tegasan ke arah atas dan tidak berdampingan seperti pada rejim wrench
terakhir. Perubahan rejim tegasan seperti ini biasa terdapat di mountain-built belts
sebagai bentukan orogenic. Contoh luar biasa dari wrench faulting dapat ditemukan di
Northwest Highlands di Skotlandia dan Jura Mountain di Perancis. Sesar Semangko
di Sumatra dan San Andreas Fault di California merupakan wrench fault terbesar di
dunia.
Sifat-sifat umum :
- Sesar Transform :
Adalah sesar yang tegak yang berakhir secara mendadak pada bentuk struktur
lainnya. Sesar tersebut memotong serta menggeser pematang samudra ; gejala
strike - slip hanya terbatas pada bahagian sesar terdapat diantara kedua pematang
itu saja. Sekelompok sesar yang terdapat dilantai samudra dan tidak terdapat
kesamannya di benua. Memotong pematang dan menggesernya dengan arah
mendatar yang berlawanan dengan arah pergeseran pematang (King P.B, 1967).
Penyajian struktur sesar dalam peta tergantung dari status (tingkat keabsahannya)
1. Pasti adalah bukti-bukti cukup, arah dan jenis pergeseran dapat ditentukan.
2. Ditafsirkan / Dikerkira bukti-bukti cukup, arah dan / atau jenis pergeseran
sebenarnya belum dapat ditentukan.
3. Diduga bukti kurang, gejala ada, belum pasti tentang ada tidaknya
SYNTHETIC
STRIKE-SLIP
FAULT
S
LD
FO
NORMAL
FAULT
THRUST
OR REVERSE fault termination
FAULT
ANTITHETIC
STRIKE-SLIP
FAULT
A
B fault overlap
C
Gambar 90. Geometri dan Model Sesar Geser (Park, 1989). A) Struktur penyerta
yang terbentuk dalam sistem sesar geser menganan, B) Jenis-jenis
terminasi sistem sesar geser, C) Evolusi pembentukan zona sesar
geser, D) Jenis morfologi yang diakibatkan oleh sesar geser, E)
Struktur duplex dalam sistem sesar geser.
Teori Anderson (1951) tentang pensesaran berdasarkan pada perkiraan utama dimana
material yang mengalami tegasan tertentu bersifat homogeneous, suatu kondisi yang
sangat jarang terdapat pada kerak. Inhomogenitas terbentuk dimana-mana, perlapisan,
dike dan rekahan/patahan tua sering terdapat di setiap dataran geologi. Inhomogenitas
pada semua skala sangat universal, pada kenyataannya, ditemukan secara
mengejutkan bahwa banyak sesar memiliki strike, dip, net slip dan pola yang
konsisten dengan teori. Kebanyakan sesar normal memiliki kemiringan 60o-65o dan
sesar strike slip kemiringannya vertikal. Secara keseluruhan, terlihat bahwa
kebanyakan massa batuan dari litologi dan struktur yang berbeda bereaksi terhadap
tegasan lebih pada bentuk seragam/sama daripada secara intuitif berasal dari
pemeriksaan variasi litologi dan struktur. Pada massa lain bidang lemah yang belum
tersesarkan memiliki pengaruh pada terbentuknya sesar, dan percobaan telah
membuktikan adanya kejadian ini. Pengecualian lain memerlukan pertimbangan
khusus, tapi penjelasan, meski tidak sempurna, paling tidak telah memuaskan
pengetahuan saat ini secara sepintas. Beberapa sesar yang tidak sesuai dengan harapan
teoritis dapat dijelaskan secara mendasar bahwa deformasi berikutnya atau tilting dari
suatu sesar telah terjadi jauh setelah sesar-sesar tersebut terbentuk. Hal ini bukan
merupakan kondisi yang jarang, thrust fault secara khusus sering terlipat.
Hafner (1951) menjelaskan orientasi lain dari sesar dan slip dengan melawan
perkiraan dasar Anderson (1951) mengenai orientasi bidang tegasan dengan sumbu
tegak lurus terhadap seluruh permukaan kerak dan memiliki intensitas dan orientasi
seragam diseluruh massa kerak. Bidang tegasan secara umum sangat mungkin
bervariasi baik pada intensitas maupun orientasi diseluruh bagian kerak, dan oleh
karenanya, sumbu tegasan tidak akan benar-benar tepat horisontal dan vertikal tetapi
akan mengikuti jalur tegasan. Maka, sebagai sumbu tegasan normal terbesar yang
memiliki variasi inklinasi dari horisontal pada bidang tegasan naik (thrust stress
fields), maka kemiringan dari sesar pun akan bervariasi. Hafner telah mengerjakan
beberapa variabel teoritis bidang tegasan dan arah tegasan utama yang dapat
menjelaskan secara baik mengenai inkonsistensi kemiringan, slip atau orientasi dari
beberapa sesar, seperti contohnya upthrust atau reverse fault dengan kemiringan
curam.
Tipe sesar lain yang memerlukan penjelasan khusus diantaranya great flat-lying thrust,
overthrust, atau nappe thrust. Pada saat kekuatan dari material membentuk hanging
wall atau blok overthrust (yang mungkin memiliki lebar puluhan mil)
dipertimbangkan, maka sangat jelas bahwa blok yang sangat besar seharusnya tidak
tergeser pada ukuran jarak puluhan mil dikarenakan batuan dari blok tadi secara
sederhana tidak cukup kuat untuk meneruskan kekuatan yang mendorongnya tapi
dapat gagal disepanjang beberapa sesar tambahan, suatu kondisi yang tidak diteliti.
Hubbert dan Rubey (1959) telah menyarankan bahwa kebanyakan dari blok
overthrust mungkin telah bergerak pada jarak yang jauh dikarenakan blok thrust
benar-benar terapung secara hidrostatik pada zona tertutup jenuh air atau lapisan
batuan sedimen dan kemudian bergeser atau meluncur diatas blok dasar dengan
ringan yang dapat saja tidak mungkin terjadi bila permukaan sesar berada pada kontak
normal. Tekanan pori tinggi bisa terdapat pada bagian kerak lebih dalam secar tidak
normal. Tekanan tinggi itu mengurangi hampir sampai nol dari efektivitas tegasan
normal pada bidang datar. Pengurangan efektivitas tegasan normal pada akhirnya
menunjukkan pengurangan friksi peluncuran (sliding friction) disepanjang permukaan
sesar, oleh karena itu hanya tegasan shearing yang relatif kecil yang dihasilkan dari
pergerakan besar. Tipe lain dari low-angle fault atau nappe yang biasa terdapat
dihasilkan dari blok yang meluncur kebawah dengan lapisan sedimen yang telah
terdeformasi dibawah pengaruh gravitasi, misalnya oleh gravitasi tektonik.
Mekanisme dari Hubbert dan Ruby (1959) diterapkan secara sama/equal pada variasi
pensesaran ini.